Read More >>"> Samudra di Antara Kita (Seratus dua puluh sembilan - Anna) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Samudra di Antara Kita
MENU
About Us  

              Aku berdiri di sana, di ambang pintunya, seperti waktu pertama kali aku hendak memasuki ruang kantornya di Foothill bertahun-tahun silam. Kejadian yang sepertinya terjadi di kehidupan yang lain tapi di saat yang sama juga terasa seperti kemarin. Dia sedang bersiap-siap untuk pergi tapi langsung terdiam saat melihatku seolah diriku sesuatu yang tidak dapat dipercaya. Aku tersenyum. Tidak, aku tidak akan melangkah masuk ke dalam ruang kelas itu sampai ...

              “Apakah kau hanya akan berdiri di sana seperti patung atau akan masuk?” tanyanya. Itu yang kutunggu-tunggu. Aku masuk dan melangkah ke mejanya. “Apa yang kau lakukan di sini?” tanyanya.

              “Memangnya aku harus punya alasan baru boleh datang ke ruang kelasmu?” tanyaku.

              “Karena kau bukan lagi muridku, tentu saja harus ada alasan,” katanya.

              “Tapi kau sering datang ke kantorku tanpa alasan. Kau baru melakukannya kemarin!” kataku. Ia tersenyum.

              “Tapi setiap kali aku datang itu aku selalu punya alasan,” katanya.

              “Apa?” tanyaku.

              “Aku kangen kamu,” katanya.

              “Tapi kita toh bertemu beberapa kali seminggu,” kataku.

              “Memangnya ada batasan waktu? Harus selama apa waktu berlalu sebelum aku boleh kangen dirimu?” tanyanya. Sejujurnya, aku datang ke sana dengan alasan yang sama. “Kau tahu, sebenarnya aku sedang bersiap-siap untuk pergi ke kantormu,” tambahnya.

              “Benarkah?” tanyaku. Ia menangguk.

              “Ya. Dan kali ini aku punya alasan tambahan. Aku punya sesuatu untukmu!” katanya. Ia lalu membuka tas ranselnya dan mengeluarkan sebuah kotak. Bukan, itu bukan kotak perhiasan. Kami berdua tahu bahwa belum tiba waktunya bagi sebuah kotak perhiasan berisi cincin untuk muncul. Ia membuka kotak itu dan mengeluarkan sebuah ... mistletoe. Hanya yang terbuat dari plastik karena pastinya susah mencari mistletoe sungguhan di Indonesia. Tapi itu benar-benar mistletoe dengan daun hijau dan beberapa buah merah kecil. Dan tiba-tiba aku tahu apa yang ada di benaknya. Jantungku berdetak lebih cepat. Kulitku seolah digelitik. Seluruh tubuhku menghangat. “Ingat ciuman pertama kita?” bisiknya. Tentu saja aku ingat. Saat itu aku bahkan bukan kekasih sungguhannya. Walaupun demikian, aku tahu ciuman singkat di bawah mistletoe itu sebuah ciuman sungguhan. Setiap sel pada tubuhku bergetar karena harapan. Udara di ruang itu begitu tebal dengan antisipasi sampai dunia terlihat melengkung seolah dilihat dari balik seonggok agar-agar. Mungkin ini konyol karena kami toh sudah sering berciuman sebelumnya. Tapi itu sudah begitu lama. Tidak, aku belum mencium Dayton sejak ia pindah ke Jakarta karena sepertinya itu bukan sesuatu yang benar untuk dilakukan. Namun sekarang karena semua rahasia kami sudah terbuka, rupanya ia berpikir beda. Dayton mengenyahkan jarak di antara kami. Aku memandang mistletoe yang ada di tangannya. Ia mengangkatnya ke atas kepala kami. “Anna,” bisiknya. Aku memandang wajahnya. “Kurasa sudah waktunya untuk ciuman pertama kita yang kedua,” katanya. Aku tidak menjawab. Kami berdua diam seolah waktu sendiri sedang membeku. Lalu tidak jelas siapa yang bergerak lebih dulu. Tapi kami berdua bereaksi cepat. Begitu bibirku menemukan bibirnya, ia sudah meletakkan kedua tangannya pada tubuhku, memelukku dengan erat dan aku sudah meletakkan kedua tanganku di belakang lehernya untuk memastikan dia tidak ke mana-mana. Dua puluh satu tahun, tiga bulan dan dua puluh empat hari telah berlalu sejak terakhir kali kami berciuman tapi tubuh kami ingat. Kami berciuman untuk bilang bahwa kami tidak akan pergi ke mana-mana lagi. Kami berciuman untuk bilang bahwa tidak pernah ada rasa sesal. Kami berciuman untuk bilang bahwa kali ini, ini untuk selamanya. Dan mungkin ruang kelas sekolah bukan tempat paling romantis di dunia tapi kami berdua tahu bahwa yang penting memang bukan di mana kita berada, tapi dengan siapa.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • mprilla

    One of my favorite authors / writers

    Comment on chapter opening page
Similar Tags
Po(Fyuh)Ler
786      412     2     
Romance
Janita dan Omar selalu berangan-angan untuk jadi populer. Segala hal telah mereka lakukan untuk bisa mencapainya. Lalu mereka bertemu dengan Anthony, si populer yang biasa saja. Bertiga mereka membuat grup detektif yang justru berujung kemalangan. Populer sudah lagi tidak penting. Yang harus dipertanyakan adalah, apakah persahabatan mereka akan tetap bertahan?
Call Me if U Dare
3469      1167     1     
Mystery
Delta Rawindra: 1. Gue dituduh mencuri ponsel. 2. Gue gak bisa mengatakan alibi saat kejadian berlangsung karena itu bisa membuat kehidupan SMA gue hancur. 3. Gue harus menemukan pelaku sebenarnya. Anulika Kusumaputri: 1. Gue kehilangan ponsel. 2. Gue tahu siapa si pelaku tapi tidak bisa mengungkapkannya karena kehidupan SMA gue bisa hancur. 3. Gue harus menuduh orang lain. D...
Bilang Pada Lou, Aku Ingin Dia Mati
892      480     4     
Horror
Lou harus mati. Pokoknya Lou harus mati. Kalo bisa secepatnya!! Aku benci Lou Gara-gara Lou, aku dikucilkan Gara-gara Lou, aku dianggap sampah Gara-gara Lou, aku gagal Gara-gara Lou, aku depression Gara-gara Lou, aku nyaris bunuh diri Semua gara-gara Lou. Dan... Doaku cuma satu: Aku Ingin Lou mati dengan cara mengenaskan; kelindas truk, dibacok orang, terkena peluru nyasar, ketimp...
Lily
1183      553     4     
Romance
Apa kita harus percaya pada kesetiaan? Gumam Lily saat memandang papan nama bunga yang ada didepannya. Tertulis disana Bunga Lily biru melambangkan kesetiaan, kepercayaan, dan kepatuhan. Lily hanya mematung memandang dalam bunga biru yang ada didepannya tersebut.
Bukan Bidadari Impian
71      57     2     
Romance
Mengisahkan tentang wanita bernama Farhana—putri dari seorang penjual nasi rames, yang di jodohkan oleh kedua orang tuanya, dengan putra Kiai Furqon. Pria itu biasa di panggil dengan sebutan Gus. Farhana, wanita yang berparas biasa saja itu, terlalu baik. Hingga Gus Furqon tidak mempunyai alasan untuk meninggalkannya. Namun, siapa sangka? Perhatian Gus Furqon selama ini ternyata karena a...
Mencari Malaikat (Sudah Terbit / Open PO)
4675      1718     563     
Action
Drama Malaikat Kecil sukses besar Kristal sang artis cilik menjadi viral dan dipujapuja karena akting dan suara emasnya Berbeda dengan Viona yang diseret ke luar saat audisi oleh mamanya sendiri Namun kehidupan keduanya berubah setelah fakta identitas keduanya diketahui Mereka anak yang ditukar Kristal terpaksa menyembunyikan identitasnya sebagai anak haram dan mengubur impiannya menjadi artis...
Behind The Scene
1170      484     6     
Romance
Hidup dengan kecantikan dan popularitas tak membuat Han Bora bahagia begitu saja. Bagaimana pun juga dia tetap harus menghadapi kejamnya dunia hiburan. Gosip tidak sedap mengalir deras bagai hujan, membuatnya tebal mata dan telinga. Belum lagi, permasalahannya selama hampir 6 tahun belum juga terselesaikan hingga kini dan terus menghantui malamnya.
DELUSION
4025      1403     0     
Fan Fiction
Tarian jari begitu merdu terdengar ketika suara ketikan menghatarkan sebuah mimpi dan hayalan menjadi satu. Garis mimpi dan kehidupan terhubung dengan baik sehingga seulas senyum terbit di pahatan indah tersebut. Mata yang terpejam kini terbuka dan melihat kearah jendela yang menggambarkan kota yang indah. Badan di tegakannya dan tersenyum pada pramugari yang menyapanya dan menga...
Little Spoiler
874      540     0     
Romance
hanya dengan tatapannya saja, dia tahu apa yang kupikirkan. tanpa kubicarakan dia tahu apa yang kuinginkan. yah, bukankah itu yang namanya "sahabat", katanya. dia tidak pernah menyembunyikan apapun dariku, rahasianya, cinta pertamanya, masalah pribadinya bahkan ukuran kaos kakinya sekalipun. dia tidak pernah menyembunyikan sesuatu dariku, tapi aku yang menyembunyikan sesuatu dariny...
Arloji Antik
334      201     2     
Short Story
"Kalau langit bisa dikalahkan pasti aku akan ditugaskan untuk mengalahkannya" Tubuh ini hanya raga yang haus akan pengertian tentang perasaan kehidupan. Apa itu bahagia, sedih, lucu. yang aku ingat hanya dentingan jam dan malam yang gelap.