Read More >>"> Samudra di Antara Kita (Sembilan puluh - Justin) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Samudra di Antara Kita
MENU
About Us  

 

              Aku memutar otakku, mencoba memikirkan semua kemungkinan bagaimana Anna sampai bisa tahu rahasia yang satu itu. Tapi yang lebih penting lagi, apa yang dapat kulakukan untuk membereskan ini.

              “Anna, dengarkan aku,” aku memulai. Hanya untuk memperpanjang waktu. Karena aku masih juga belum tahu harus bilang apa. Tapi mungkin aku tahu. Dan mungkin memang aku harus memberitahunya ini sejak permulaan. Karena bukankah tidak ada yang lebih baik untuk dikatakan selain kebenarannya?

              “Itu benar? Apakah aku hanya bagian dari sebuah perusahaan yang sedang kau beli?” tanyanya.

              “Itu... memang benar bahwa keluargaku, terutama kakak-kakakku, tidak menginginkan transaksi ini jika kita tidak menikah,” kataku. Dan aku melihat kekalahan pada wajahnya. Dan air mata yang mulai mengalir pada pipinya. Aku meraih lengannya tapi ia menghindar. Ia berjalan ke kamar mandi dan menutup pintunya. Pastinya dia sedang begitu kesal padaku sampai tidak ingin berada di dalam ruangan yang sama denganku. Aku berjalan ke arah pintu kamar mandi dan mengetuknya.

              “Anna, bisakah kita bicarakan ini?” tanyaku. Ia tidak menjawab. Aku mendengar suara isakan dari dalam. Apakah dia tahu aku akan memberikan apapun untuk bisa memeluknya dan menghapus air mata itu? Apakah dia tau setiap isakannya menghancurkan sekeping dari hatiku? “Anna, tolong beri aku kesempatan untuk menjelaskan ini,” kataku. “Tolong buka pintunya. Aku janji aku akan cerita semuanya,” kataku. Ia diam saja. Aku duduk di lantai di luar pintu kamar mandinya. Aku lapar. Makanan terakhir yang kumakan adalah yang di pesawat. Tadi aku sempat terpikir untuk pergi beli makanan dulu karena dengan baby monitor di dalam buket, sebenarnya aku tidak harus menunggu Anna di depan pintu kamarnya. Aku dapat menunggu di mana saja. Di kamarku sendiri atau di cafe karena begitu ia kembali ke kamarnya, aku akan dapat mendengarnya melalui baby monitor. Tapi aku ingin bertemu dengannya secepatnya jadi akhirnya aku memilih untuk menunggunya. Kupikir aku bisa memesan makanan dari kamar nanti. Tapi sekarang, walaupun perutku berbunyi, aku tidak punya napsu makan. “Anna, ingat bagaimana papamu tidak mau membiarkan perusahaan multinational untuk masuk karena dia tidak ingin kehilangan kendali? Ini sama seperti itu, Anna. Keluargaku berpikir, jika sekarang mereka mengambil 45% kepemilikan, lalu setelah kau nanti menikah dengan seseorang, dan saat papamu tidak ada lagi, jadi akan banyak ketidakpastian,” aku mulai menjelaskan. “Dan mereka tahu aku sangat mencintaimu. Jadi itu dianggap solusi yang tepat untuk memastikan bahwa hanya keluarga kita berdua yang dapat memegang kendali kedua perusahaan. Kau ingat bahwa kau juga akan menjadi pemegang saham minoritas di Awan, bukan? Jadi bila kau menikah dengan seseorang, kecuali kalian menandatangani perjanjian pranikah, orang itu juga otomatis menjadi pemegang saham Awan. Kau bisa mengerti bahwa keluargaku tentu tidak ingin ada campur tangan orang yang bukan anggota keluarga, bukan? Anna? Apakah kau mendengarkanku?” tanyaku. Ia tidak menjawab. Semoga dia memang sedang mendengarkan dan semoga semuanya masuk akal. “Dan bila kau bertanya-tanya apakah orang tuamu terlibat di dalam rencana ini, biar kuberitahu bahwa mereka tidak terlibat dan juga tidak tahu. Di mata mereka, pernikahan kita dan rencana jual beli perusahaan adalah hal yang tidak berhubungan,” kataku. Lalu aku mendengarnya bergerak. Aku berdiri. Ia membuka pintunya. Aku begitu lega melihatnya.

              “Mereka.. tidak tahu?” tanyanya.

              “Tidak,” kataku. Aku meraih jemarinya. Kali ini ia tidak menariknya. Aku menariknya ke arah tempat tidur supaya kami berdua bisa duduk di sana.

              “Anna, maaf karena keluargaku lebih rumit dari keluargamu. Tapi jika seorang papa punya empat anak laki-laki, memang ada lebih banyak opini yang harus didengar dan lebih banyak kepala yang harus diyakinkan. Tapi aku harus mengatakan ini padamu. Kau dapat melakukan apa saja yang kau mau tentang hal ini. Kau dapat membatalkan jual beli perusahaannya. Aku tidak peduli. Kau juga dapat membatalkan pernikahan kita. Tapi aku bersumpah aku tidak akan pergi ke mana-mana. Aku tidak menikah denganmu supaya bisa mendapatkan perusahaanmu. Aku tidak peduli pada perusahaanmu. Dan yang sebenarnya adalah kebalikannya. Aku menggunakan perusahaanmu untuk dapat menikah denganmu. Kupikir jika Awan membantu Goodlife, tentunya akan lebih sulit bagi papamu untuk bilang tidak saat aku minta ijin untuk melamarmu. Dan kau harusnya sudah tahu bahwa aku memang akan melakukan hal gila apapun untuk bisa bersama dirimu. Hal gila seperti meninggalkan segalanya untuk mengejarmu ke seberang samudra. Hal gila seperti memasukkan alat tracking dan baby monitor ke dalam buket besar bunga lily untuk mencarimu.”

              “Kau apa?” tanyanya. Aku berdiri dan berjalan ke meja untuk mengeluarkan alat tracking dan baby monitor dari dalam buket.

              “Ini caraku mencari ruanganmu,” kataku sambil menunjukkan alat itu. Aku melihat sedikit senyum pada sudut mulutnya. Hatiku melompat. Aku meletakkan alat-alat itu di meja dan kembali ke sisinya. “Anna tahukah kau saat .. aku tahu bahwa kau sudah pergi, aku begitu takut kau sudah terbang kembali ke Amerika untuk... kembali padanya,” kataku. Aku meraih kedua tangannya dan meletakkannya pada dadaku. “Anna, terserah bagaimana kau menikahiku, dengan atau tanpa jual beli perusahaan. Terserah kapan kau akan menikahiku. Tahun ini, tahun depan atau bahkan sepuluh tahun lagi. Aku bahkan tahu bahwa cintamu padaku tidak sebesar cintaku padamu. Tapi aku dapat menjamin satu hal. Aku sangat mencintaimu dan bahkan jika kau tidak mencintaiku sama sekali pun, cinta yang kurasakan ini pasti cukup untuk kita berdua. Jadi tolong... pilih.. aku.” Ia memandangku. Ia tidak mengatakan apa-apa dan aku mulai mencari-cari kalimat bermakna apa lagi yang dapat kukatakan padanya.  Lalu, untuk pertama kalinya, ia menciumku. Yah, kami memang sudah sering berciuman tapi setiap kali, selalu aku yang mencium dirinya, selalu aku yang memulai. Tapi kali ini, dia yang menciumku. Itu hanya ciuman mungil tapi efeknya pada tubuhku seperti sebuah gempa. Aku sudah begitu lama menantikan hal ini sampai-sampai saat ciuman ini tiba, aku hanya tercengang. Aku memandangnya. Ia terlihat tersipu. Aku meraih pinggangnya dan mendekatkan diri. Aku begitu ingin menciumnya tapi aku menahan diri. Aku ingin ia menciumku lagi. Dan ia melakukannya. Dan kali ini aku tak dapat menahan diriku lagi. Aku menciumnya dengan gairah seratus gunung api. Aku menciumnya dengan kekuatan seribu matahari. Aku menciumnya dengan segenap masa laluku, seluruh saat ini dan semua masa depanku untuk memberitahunya aku tidak akan pernah membiarkan dirinya meninggalkanku.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • mprilla

    One of my favorite authors / writers

    Comment on chapter opening page
Similar Tags
Po(Fyuh)Ler
786      412     2     
Romance
Janita dan Omar selalu berangan-angan untuk jadi populer. Segala hal telah mereka lakukan untuk bisa mencapainya. Lalu mereka bertemu dengan Anthony, si populer yang biasa saja. Bertiga mereka membuat grup detektif yang justru berujung kemalangan. Populer sudah lagi tidak penting. Yang harus dipertanyakan adalah, apakah persahabatan mereka akan tetap bertahan?
Call Me if U Dare
3469      1167     1     
Mystery
Delta Rawindra: 1. Gue dituduh mencuri ponsel. 2. Gue gak bisa mengatakan alibi saat kejadian berlangsung karena itu bisa membuat kehidupan SMA gue hancur. 3. Gue harus menemukan pelaku sebenarnya. Anulika Kusumaputri: 1. Gue kehilangan ponsel. 2. Gue tahu siapa si pelaku tapi tidak bisa mengungkapkannya karena kehidupan SMA gue bisa hancur. 3. Gue harus menuduh orang lain. D...
Bilang Pada Lou, Aku Ingin Dia Mati
892      480     4     
Horror
Lou harus mati. Pokoknya Lou harus mati. Kalo bisa secepatnya!! Aku benci Lou Gara-gara Lou, aku dikucilkan Gara-gara Lou, aku dianggap sampah Gara-gara Lou, aku gagal Gara-gara Lou, aku depression Gara-gara Lou, aku nyaris bunuh diri Semua gara-gara Lou. Dan... Doaku cuma satu: Aku Ingin Lou mati dengan cara mengenaskan; kelindas truk, dibacok orang, terkena peluru nyasar, ketimp...
Lily
1183      553     4     
Romance
Apa kita harus percaya pada kesetiaan? Gumam Lily saat memandang papan nama bunga yang ada didepannya. Tertulis disana Bunga Lily biru melambangkan kesetiaan, kepercayaan, dan kepatuhan. Lily hanya mematung memandang dalam bunga biru yang ada didepannya tersebut.
Bukan Bidadari Impian
71      57     2     
Romance
Mengisahkan tentang wanita bernama Farhana—putri dari seorang penjual nasi rames, yang di jodohkan oleh kedua orang tuanya, dengan putra Kiai Furqon. Pria itu biasa di panggil dengan sebutan Gus. Farhana, wanita yang berparas biasa saja itu, terlalu baik. Hingga Gus Furqon tidak mempunyai alasan untuk meninggalkannya. Namun, siapa sangka? Perhatian Gus Furqon selama ini ternyata karena a...
Mencari Malaikat (Sudah Terbit / Open PO)
4675      1718     563     
Action
Drama Malaikat Kecil sukses besar Kristal sang artis cilik menjadi viral dan dipujapuja karena akting dan suara emasnya Berbeda dengan Viona yang diseret ke luar saat audisi oleh mamanya sendiri Namun kehidupan keduanya berubah setelah fakta identitas keduanya diketahui Mereka anak yang ditukar Kristal terpaksa menyembunyikan identitasnya sebagai anak haram dan mengubur impiannya menjadi artis...
Behind The Scene
1170      484     6     
Romance
Hidup dengan kecantikan dan popularitas tak membuat Han Bora bahagia begitu saja. Bagaimana pun juga dia tetap harus menghadapi kejamnya dunia hiburan. Gosip tidak sedap mengalir deras bagai hujan, membuatnya tebal mata dan telinga. Belum lagi, permasalahannya selama hampir 6 tahun belum juga terselesaikan hingga kini dan terus menghantui malamnya.
DELUSION
4025      1403     0     
Fan Fiction
Tarian jari begitu merdu terdengar ketika suara ketikan menghatarkan sebuah mimpi dan hayalan menjadi satu. Garis mimpi dan kehidupan terhubung dengan baik sehingga seulas senyum terbit di pahatan indah tersebut. Mata yang terpejam kini terbuka dan melihat kearah jendela yang menggambarkan kota yang indah. Badan di tegakannya dan tersenyum pada pramugari yang menyapanya dan menga...
Little Spoiler
874      540     0     
Romance
hanya dengan tatapannya saja, dia tahu apa yang kupikirkan. tanpa kubicarakan dia tahu apa yang kuinginkan. yah, bukankah itu yang namanya "sahabat", katanya. dia tidak pernah menyembunyikan apapun dariku, rahasianya, cinta pertamanya, masalah pribadinya bahkan ukuran kaos kakinya sekalipun. dia tidak pernah menyembunyikan sesuatu dariku, tapi aku yang menyembunyikan sesuatu dariny...
Arloji Antik
334      201     2     
Short Story
"Kalau langit bisa dikalahkan pasti aku akan ditugaskan untuk mengalahkannya" Tubuh ini hanya raga yang haus akan pengertian tentang perasaan kehidupan. Apa itu bahagia, sedih, lucu. yang aku ingat hanya dentingan jam dan malam yang gelap.