Loading...
Logo TinLit
Read Story - Samudra di Antara Kita
MENU
About Us  

              Tidak, aku tidak mengajak Anna ke rumah makan mahal yang romantis, tidak juga ke Twin Peaks, tempat yang dibilang paling romantis di San Francisco karena pemandangannya yang indah. Aku mengajaknya ke Foothill college. Itu karena di tempat itulah kami pertama kali bertemu tapi selain itu, aku melakukannya karena di belakang kolese itu ada sebuah Observatory dengan sebuah teleskop Schmidt-Cassegrain berukuran 16 inch otomatis. Aku sebenarnya bukan penggemar astronomi tapi aku sempat makan siang beberapa kali dengan Profesor Fraknoi yang merupakan kepala jurusan astronomi di Foothill. Jadi mungkin entusiasme yang dimilikinya atas segala hal yang berbau ruang angkasa tertular padaku.

              “Kenapa kita ke Foothill? Kukira kita akan makan?” tanya Anna sewaktu melihat kami melewati jalanan mendaki Los Altos Hills yang berkelak kelok ke arah kampus.

              “Memang iya,” kataku.

              Langit belum gelap sempurna saat kami tiba. Tapi saat kami tiba di tempat parkir belakang di sebelah Observatory, Anna langsung tahu rencanaku.

              “Apakah kita akan menggunakan teleskopnya?” tanyanya. Matanya terbuka lebar.

              “Betul sekali! Kau sudah pernah naik ke atas sana?” tanyaku.

              “Belum. Tapi hari ini bukan hari Jumat. Bukankah Observatory hanya buka hari Jumat?” tanyanya.

              “Observatory buka untuk umum hari Jumat malam. Kita bukan orang umum,” kataku.

              “Apakah kau sedang akan menyalahgunakan hakmu sebagai dosen?” tanyanya. Aku hanya tersenyum.

              Aku memarkir mobilku dan mengambil keranjang piknik dari bangku belakang. Anna menaikkan alisnya. Ia tidak melihat keranjang itu sebelumnya. Aku mengulurkan tanganku yang satu lagi dan ia menyambutnya. Bersama-sama kami mendaki lereng bukit menuju gedung observatory. Aku membuka pintunya. Tidak dikunci. Fraknoi memang sudah meminta salah seorang staf nya untuk membiarkannya tidak terkunci untukku malam ini. Untuk berterima kasih padanya, aku akan mentraktirnya minggu depan. Kami naik ke lantai atas tempat teleskop itu berada. Sebagian dari langit-langit terbuka, memamerkan langit malam. Udaranya sejuk, tapi tidak sedingin di musim dingin. Dan lagi kami berdua siap dengan jaket kami. Aku menebarkan selimut piknik di lantai dan Anna mulai mengeluarkan makanan dari dalam keranjang. Ia memperhatikan sandwich yang kubeli lalu langsung mengulurkan yang berisi daging kepadaku tanpa harus bertanya dan mengambil yang berisi ayam untuknya sendiri. Dan aku begitu senang karena menyadari kami telah menjadi begitu dekat akhir-akhir ini. Aku bahkan tidak tahu lagi bagaimana aku menjalani hidupku sebelum bertemu dirinya.

              Kami mulai membicarakan perjalanan kami ke Jakarta yang akan datang. Aku belum pernah ke Indonesia sebelumnya dan ia sudah punya banyak rencana untukku. Setelah kami menghabiskan sandwichnya, langit sudah gelap dan seolah membuka dirinya hanya untuk kami. Aku membantunya berdiri dan kami berjalan ke arah teleskop. Aku menunjukkan konstelasi Cassiopeia dan Ursa Minor padanya.

              “Maaf, pengetahuan astronomiku sangat minim,” kataku padanya karena aku tidak mampu yang lain lagi selain dua itu.

              “Tidak apa-apa. Ini... ini semua begitu indah, Dayton. Bintang-bintang ini menakjubkan,”  katanya.

              “Salah satu mahasiwa Fraknoi bilang padaku bahwa kita sebenarnya bisa melihat Venus malam ini dan ia menunjukkannya padaku. Tapi aku lupa yang mana,” kataku sambil meringis. Anna menoleh dan memandangku seolah aku ini seorang astronomer yang baru memenangkan hadiah nobel. Mungkin karena kami nyaman dengan sandwich dan teh hangat di perut kami. Mungkin juga itu karena caranya memandang diriku. Mungkin itu karena semua bintang yang sedang menerangi kami seolah mereka semua senang kami sedang bersama-sama. Aku tidak bisa tidak menariknya ke dalam pelukanku. Merasakan kehangatan dirinya pada tubuhku, aku sadar aku belum pernah merasa sebahagia ini seumur hidupku.

              “Aku mencintaimu,” kataku.

              “Aku juga mencintaimu,” katanya. Aku mempererat pelukannya dan menciumnya. Saat itu, bahkan bila ada sebutir meteor raksasa yang sedang meluncur ke arah bumi sekalipun, aku tidak ingin berada di mana pun selain di sini.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • mprilla

    One of my favorite authors / writers

    Comment on chapter opening page
Similar Tags
SEMPENA
4377      1401     0     
Fantasy
Menceritakan tentang seorang anak bernama Sempena yang harus meraih harapan dengan sihir-sihir serta keajaiban. Pada akhir cerita kalian akan dikejutkan atas semua perjalanan Sempena ini
Anything For You
3361      1355     4     
Humor
Pacar boleh cantik! Tapi kalau nyebelin, suka bikin susah, terus seenaknya! Mana betah coba? Tapi, semua ini Gue lakukan demi dia. Demi gadis yang sangat manis. Gue tahu bersamanya sulit dan mengesalkan, tapi akan lebih menderita lagi jika tidak bersamanya. "Edgar!!! Beliin susu." "Susu apa?' "Susu beruang!" "Tapi, kan kamu alergi susu sayang." &...
Ketika Kita Berdua
38166      5475     38     
Romance
Raya, seorang penulis yang telah puluhan kali ditolak naskahnya oleh penerbit, tiba-tiba mendapat tawaran menulis buku dengan tenggat waktu 3 bulan dari penerbit baru yang dipimpin oleh Aldo, dengan syarat dirinya harus fokus pada proyek ini dan tinggal sementara di mess kantor penerbitan. Dia harus meninggalkan bisnis miliknya dan melupakan perasaannya pada Radit yang ketahuan bermesraan dengan ...
If Is Not You
10835      2218     1     
Fan Fiction
Kalau saja bukan kamu, mungkin aku bisa jatuh cinta dengan leluasa. *** "Apa mencintaiku sesulit itu, hmm?" tanyanya lagi, semakin pedih, kian memilukan hati. "Aku sudah mencintaimu," bisiknya ragu, "Tapi aku tidak bisa melakukan apapun." Ia menarik nafas panjang, "Kau tidak pernah tahu penderitaan ketika aku tak bisa melangkah maju, sementara perasaank...
Berawal dari Hujan (the story of Arumi)
1141      613     1     
Inspirational
Kisah seorang gadis bernama Arumi Paradista, menurutnya hujan itu musibah bukan anugerah. Why? Karena berawal dari hujan dia kehilangan orang yang dia sayang. Namun siapa sangka, jika berawal dari hujan dia akan menemukan pendamping hidup serta kebahagiaan dalam proses memperbaiki diri. Semua ini adalah skenario Allah yang sudah tertulis. Semua sudah diatur, kita hanya perlu mengikuti alur. ...
Manuskrip Tanda Tanya
5758      1734     1     
Romance
Setelah berhasil menerbitkan karya terbaru dari Bara Adiguna yang melejit di pasaran, Katya merasa dirinya berada di atas angin; kebanggaan tersendiri yang mampu membawa kesuksesan seorang pengarang melalui karya yang diasuh sedemikian rupa agar menjadi sempurna. Sayangnya, rasa gembira itu mendadak berubah menjadi serba salah ketika Bu Maya menugaskan Katya untuk mengurus tulisan pengarang t...
Rewrite
9662      2792     1     
Romance
Siapa yang menduga, Azkadina yang tomboy bisa bertekuk lutut pada pria sederhana macam Shafwan? Berawal dari pertemuan mereka yang penuh drama di rumah Sonya. Shafwan adalah guru dari keponakannya. Cinta yang bersemi, membuat Azkadina mengubah penampilan. Dia rela menutup kepalanya dengan selembar hijab, demi mendapatkan cinta dari Shafwan. Perempuan yang bukan tipe-nya itu membuat hidup Shafwa...
Alumni Hati
555      252     0     
Romance
SINOPSIS Alumni Hati: Suatu Saat Bisa Reuni Kembali Alumni Hati adalah kisah tentang cinta yang pernah tumbuh, tapi tak sempat mekar. Tentang hubungan yang berani dimulai, namun terlalu takut untuk diberi nama. Waktu berjalan, jarak meluas, dan rahasia-rahasia yang dahulu dikubur kini mulai terangkat satu per satu. Di balik pekerjaan, tanggung jawab, dan dunia profesional yang kaku, ada g...
Jawaban
383      243     3     
Short Story
Andi yang digantung setelah pengakuan cintanya dihantui penasaran terhadap jawaban dari pengakuan itu, sampai akhirnya Chacha datang.
REGAN
10316      3071     4     
Romance
"Ketika Cinta Mengubah Segalanya." Tampan, kaya, adalah hal yang menarik dari seorang Regan dan menjadikannya seorang playboy. Selama bersekolah di Ganesha High School semuanya terkendali dengan baik, hingga akhirnya datang seorang gadis berwajah pucat, bak seorang mayat hidup, mengalihkan dunianya. Berniat ingin mempermalukan gadis itu, lama kelamaan Regan malah semakin penasaran. Hingga s...