Loading...
Logo TinLit
Read Story - Samudra di Antara Kita
MENU
About Us  

              Ada dua hal yang sangat disukai Mama, di samping Papa, Amos dan aku, tentunya. Dua hal itu adalah sepatu dan jam tangan. Susah bagiku untuk membelikannya sepatu karena seleranya sangat spesifik dan dia harus mencoba mengenakan sepasang sepatu selama sedikitnya lima belas menit sebelum memutuskan itu cocok atau tidak. Dan karena ia 14,000 kilometer jauhnya, memang lebih mudah jika aku membelikannya jam tangan saja. Tidak, aku bukan sedang membelikan hadiah ulang tahun untuknya. Ulang tahunnya masih lama. Aku membelikannya jam tangan dengan harapan itu akan membuatnya lebih tenang ketika aku memperkenalkan Dayton saat aku pulang musim panas ini. Tentu saja ini tidak masuk akal. Apapun oleh-oleh dariku, tidak peduli semahal apapun, itu tidak akan mengubah Dayton menjadi sosok calon menantu ideal. Jam tangan ini hanya pengalihan perhatian, sebuah bahan percakapan tambahan saat suasana jadi terlalu canggung. Dan aku tahu pasti bahwa suasana akan menjadi canggung.

              Tidak mudah juga memilihkan sebuah jam tangan untuk mama karena dia sudah punya banyak. Tapi mata-mataku Amos mengatakan bahwa ia baru saja melihat-lihat jam tangan kulit Bvlgari Serpenti tapi tidak jadi membelinya karena toko di Jakarta hanya punya yang berwarna hitam dan merah sedangkan ia memerlukan yang berwarna hijau supaya serasi dengan gaun malam barunya. Jadi di sinilah aku, di counter Bvlgari di Neiman Marcus, melihat-lihat Serpenti berwarna hijau ketika aku melihatnya.

              Izzy, sepupu Dayton, berjalan melewatiku.

              “Izzy?” panggilku. Ia menoleh dan terkejut melihatku di sana.

              “Anna?” tanyanya. Aku menangguk.

              “Apa kabar?” tanyaku.

              “Baik,” katanya sambil maju untuk memelukku. Lalu ia memandang ke arah beberapa jam tangan di atas counter yang sedang kulihat. “Sudah bosan dengan ... jam Rolex mu?” tanyanya.

              “Oh, ini bukan untukku. Aku sedang mencarikan jam tangan untuk mamaku,” kataku. Ia memandangku dan aku tidak tahu apakah itu pandangan terkesima atau bingung.

              “Apakah...apakah kau mau minum teh?” tanyanya. Aku cukup kaget atas ajakan itu karena kami toh tidak dekat. Tadinya kukira dia hanya akan mengucapkan beberapa kalimat tentang cuaca dan lalu pergi.

              “Baiklah. Tapi aku harus membayar ini lebih dahulu. Kau mau menunggu sebentar?” tanyaku.

              “Tidak masalah. Aku juga perlu membeli sesuatu di counter Estee Lauder. Bagaimana jika kita bertemu di NM limabelas menit lagi?” tanyanya. NM adalah cafe kecil di dalam Neiman Marcus yang menjual minuman dan makanan ringan.

              “Ok,”kataku.

              Aku yang tiba di NM lebih dulu dan Izzy datang lima menit kemudian. Setelah kami menyebutkan pesanan kami pada pelayan, kami pun ditinggal berdua dan aku mulai merasa canggung. Tapi sebelum keheningan itu menjadi terlalu panjang, ia mulai berbicara. Ia bercerita tentang suaminya, tentang Luke, anaknya. Kebanyakan tentang anaknya. Aku dapat merasakan betapa ia mencintai anaknya itu. Lalu ia menceritakan sedikit tentang masa kecil Dayton dan tentang ayah Dayton yang petugas pemadam kebakaran. Namun tiba-tiba saja, di tengah muffinku dan croissannya, ia terdiam. Lalu ia mulai berterima kasih padaku.

              “Anna, aku... aku benar-benar ingin berterima kasih padamu karena sudah mau jadi kekasih Dayton,” katanya.

              “Oh... tidak perlu berterima kasih,” kataku.

              “Oh harus! Kau tidak sadar bahwa itu amat berarti bagi Dayton, lebih berarti dari yang kau kira,” katanya dengan suara rendah. Ia lalu mengedarkan pandangannya berkeliling seolah untuk memastikan bahwa tidak orang yang duduk cukup dekat sampai dapat mendengarkan apa yang akan dikatakannya padaku. Setelah ia yakin, ia memajukan tubuhnya ke arahku. “Biar kuberitahu rahasia ini. Ini adalah rahasia keluarga kami,” katanya. Lalu ia menjelaskan sesuatu yang terdengar begitu aneh tentang aturan pembagian warisan Grandma Qing dan bagaimana tanpa kusadari aku telah membantu Dayton untuk memastikan dia mendapatkan bagiannya.

              “Oh, tapi aku bukan tunangannya,” kataku dengan cepat.

              “Yah, saat ini memang belum,” katanya sambil mengedipkan sebelah matanya seolah tahu bahwa keadaan tidak akan terus seperti ini. Tapi aku tahu dia salah. Ya, Dayton dan aku memang saling mencintai. Tapi kami berdua tahu bahwa jalan kami masih panjang. Belum waktunya bagi kami untuk memikirkan pernikahan. Dan aku tahu Dayton. Ia tidak akan menggunakan diriku untuk mencari keuntungan finansial.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • mprilla

    One of my favorite authors / writers

    Comment on chapter opening page
Similar Tags
Dikejar Deretan Mantan
480      295     4     
Humor
Dikejar Deretan Mantan (Kalau begini kapan aku bertemu jodoh?) Hidup Ghita awalnya tenang-tenang saja. Kehidupannya mulai terusik kala munculnya satu persatu mantan bak belatung nangka. Prinsip Ghita, mantan itu pantangan. Ide menikah muncul bagai jelangkung sebagai solusi. Hingga kehadiran dua pria potensial yang membuatnya kelimpungan. Axelsen, atau Adnan. Ke mana hati berlabuh, saat ken...
My Teaser Devil Prince
6069      1474     2     
Romance
Leonel Stevano._CEO tampan pemilik perusahaan Ternama. seorang yang nyaris sempurna. terlahir dan di besarkan dengan kemewahan sebagai pewaris di perusahaan Stevano corp, membuatnya menjadi pribadi yang dingin, angkuh dan arogan. Sorot matanya yang mengintimidasi membuatnya menjadi sosok yang di segani di kalangan masyarakat. Namun siapa sangka. Sosok nyaris sempurna sepertinya tidak pernah me...
Antara Depok dan Jatinangor
317      211     2     
Romance
"Kan waktu SMP aku pernah cerita kalau aku mau jadi PNS," katanya memulai. "Iya. Terus?" tanya Maria. Kevin menyodorkan iphone-nya ke arah Maria. "Nih baca," katanya. Kementrian Dalam Negeri Institut Pemerintahan Dalam Negeri Maria terperangah beberapa detik. Sejak kapan Kevin mendaftar ke IPDN? PrajaIPDN!Kevin × MahasiswiUI!Maria
NADA DAN NYAWA
14705      2730     2     
Inspirational
Inspirasi dari 4 pemuda. Mereka berjuang mengejar sebuah impian. Mereka adalah Nathan, Rahman, Vanno dan Rafael. Mereka yang berbeda karakter, umur dan asal. Impian mempertemukan mereka dalam ikatan sebuah persahabatan. Mereka berusaha menundukkan dunia, karena mereka tak ingin tunduk terhadap dunia. Rintangan demi rintangan mereka akan hadapi. Menurut mereka menyerah hanya untuk orang-orang yan...
Manuskrip Tanda Tanya
4839      1538     1     
Romance
Setelah berhasil menerbitkan karya terbaru dari Bara Adiguna yang melejit di pasaran, Katya merasa dirinya berada di atas angin; kebanggaan tersendiri yang mampu membawa kesuksesan seorang pengarang melalui karya yang diasuh sedemikian rupa agar menjadi sempurna. Sayangnya, rasa gembira itu mendadak berubah menjadi serba salah ketika Bu Maya menugaskan Katya untuk mengurus tulisan pengarang t...
Dialektika Sungguh Aku Tidak Butuh Reseptor Cahaya
457      329     4     
Short Story
Romantika kisah putih abu tidak umum namun sarat akan banyak pesan moral, semoga bermanfaat
A Day With Sergio
1512      708     2     
Romance
START
281      185     2     
Romance
Meskipun ini mengambil tema jodoh-jodohan atau pernikahan (Bohong, belum tentu nikah karena masih wacana. Hahahaha) Tapi tenang saja ini bukan 18+ 😂 apalagi 21+😆 semuanya bisa baca kok...🥰 Sudah seperti agenda rutin sang Ayah setiap kali jam dinding menunjukan pukul 22.00 Wib malam. Begitupun juga Ananda yang masuk mengendap-ngendap masuk kedalam rumah. Namun kali berbeda ketika An...
A CHANCE
1696      770     1     
Romance
Nikah, yuk!" "Uhuk...Uhuk!" Leon tersedak minumannya sendiri. Retina hitamnya menatap tak percaya ke arah Caca. Nikah? Apa semudah itu dia mengajak orang untuk menikah? Leon melirik arlojinya, belum satu jam semenjak takdir mempertemukan mereka, tapi gadis di depannya ini sudah mengajaknya untuk menikah. "Benar-benar gila!" 📌📌📌 Menikah adalah bukti dari suatu kata cinta, men...
Hyeong!
165      143     1     
Fan Fiction
Seok Matthew X Sung Han Bin | Bromance/Brothership | Zerobaseone "Hyeong!" "Aku bukan hyeongmu!" "Tapi—" "Seok Matthew, bisakah kau bersikap seolah tak mengenalku di sekolah? Satu lagi, berhentilah terus berada di sekitarku!" ____ Matthew tak mengerti, mengapa Hanbin bersikap seolah tak mengenalnya di sekolah, padahal mereka tinggal satu rumah. Matthew mulai berpikir, apakah H...