Loading...
Logo TinLit
Read Story - Janji-Janji Masa Depan
MENU
About Us  

Aku menunduk dalam melihat air mata lelaki itu jatuh secara terang-terangan di depanku.

Aku lelaki dan tahu bagaimana rasanya jika sebuah air mata yang jarang terlihat, tiba-tiba muncul tanpa diminta.

Air itu pasti berasal dari luapan perasaan yang tidak bisa dibendung lagi.

Tiba-tiba di luar hujan, aku segera menghambur keluar menyelamatkan komponen-komponen mesin yang sedang dijemur untuk dikeringkan.

Cuaca kadang memang tidak selalu menepati janji, tadi pagi ia menghadirkan hangatnya sinar matahari, tapi siangnya ia malah menciptakan awan dan menurunkan hujan untuk menutupi sinar tadi.

Cuaca memang kadang labil sekali.

"Duduklah kemari, Nak. Akan aku ceritakan sedikit kisah masa mudaku, dan beberapa hal yang membuat hal-hal ini dapat terjadi."

Tanpa mengucapkan apa pun, aku segera duduk di kursi yang berada di depan meja kerja Pak Bah yang telah kembali duduk di sana.

"Sena adalah anakku yang kedua, ia punya satu kakak dan adik laki-laki. Kau mungkin bertanya-tanya, bagaimana bisa Sena memeluk kepercayaan yang berbeda denganku. Sekitar dua puluh tahun yang lalu, aku bekerja di sebuah pulau yang cukup besar, butuh tiga minggu lebih untuk bisa menyambangi dari wilayah paling barat hingga ke yang paling timur. Seperti yang pernah aku katakan padamu, aku sangat suka bergerak, berjalan, dan bepergian. Aku tinggal di sana bersama istri dan anak pertamaku. Saat anakku masih satu, aku masih bisa membawanya ke mana pun aku mampu, dan istriku yang manis itu selalu berkata, bawa kami sejauh engkau bersedia. Dia adalah perempuan yang paling mengerti diriku. Namun saat hamil anak kedua, yaitu Sena. Istriku sakit-sakitan dan tidak memungkinkan untuk aku ajak pergi dan berpindah terus-menerus. Akhirnya kami memutuskan untuk menetap di pulau tersebut, membeli rumah yang bisa dibilang cukup mewah dan berada di pusat keramaian kota."

"Dari dahulu sampai detik ini aku masih sangat mencintai istriku. Meskipun kini ia telah bertemu dengan damainya terlebih dahulu, semenjak itu aku sadar, mau bagaimana pun aku menyukai bepergian, mati adalah alamat pulang paling pasti. Ia meninggal saat melahirkan adik Sena. Keduanya tidak tertolong dan itu terjadi ketika aku tidak di rumah. Aku tidak bisa menyaksikan dan menemani saat-saat terakhir manusia yang paling aku cintai di seluruh muka bumi ini. Tidak hanya itu, harta bendaku juga tandas kugunakan untuk melakukan apa pun yang aku bisa untuk menyelamatkan istriku. Tapi lagi-lagi kita tidak bisa melawan kehendak Yang Maha Kuasa."

"Dari situlah kehidupanku mulai hampa, aku tidak bisa mengurus anakku yang hanya dua. Aku tidak bisa memasak, mencuci baju, dan melakukan pekerjaan rumah lain. Tahun pertama berlangsung menyedihkan. Pekerjaan yang terus menuntutku untuk melakukan banyak hal, membuatku tidak selalu bisa menemani kedua anakku. Keadaan hidup yang semakin sulit dan keadaan ekonomiku yang tambah merosot membuatku memutar otak berkali-kali. Hingga akhirnya aku membuat keputusan yang amat kusesali sampai sekarang. Aku memutuskan untuk membawa serta anak pertama dan meninggalkan Sena di rumah kerabatku. Sena tak pernah mendapatkan kasih sayangku secara utuh, mungkin di ingatannya hanya tersisa sosok ayah yang keras, menyeramkan dan suka marah-marah. Aku tidak tahan sekali jika ia dulu rewel dan tidak jelas maunya apa."

"Saat itu usianya masih belum genap tiga tahun, harusnya dalam usia itu ia tengah tumbuh dengan pesat, dengan pipi yang gembil dan cara bicara yang menggemaskan, tapi aku menyia-nyiakan masa-masa itu. Aku menitipkannya kepada seorang kerabat yang keadaan ekonominya tidak lebih baik dariku. Hingga setahun kemudian, kudengar kabar bahwa Sena akhirnya di pondokkan di sebuah rumah belajar. Aku setuju-setuju saja, saat itu aku tidak terlalu memikirkannya. Hal yang ingin aku cari saat itu hanyalah uang."

"Bertahun-tahun berlalu, aku hanya sesekali menengoknya di sebuah pondok hunian dengan bangunan yang nyaman dan para pengasuh yang ramah-ramah. Aku selalu mengirim uang bulanan untuk biaya Sena. Semakin lama, semakin jarang aku menengoknya, kadang lima belas bulan sekali, atau dua tahun sekali. Dan seiring berjalannya waktu ia tumbuh sebagai gadis yang rajin, cerdas, dan penurut. Hingga tak terasa tahun telah menjelma dekade, dan aku melihat putriku telah remaja, terus tumbuh tanpa merasakan kasih sayang orang tua."

"Saat itu ponsel masih sangat langka, tapi aku sudah membelikan Sena benda itu. Supaya ia bisa menghubungiku. Waktu itu usiaku sudah masuk 60 tahun, aku mulai merasa tua, apa pun yang aku cari di dunia ini tidak ada artinya. Aku masih merasa hampa dengan harta benda yang selama ini aku cari siang dan malam. Entah apa yang aku cari selama ini, aku tidak pernah merasa cukup dengan diriku sendiri. Aku selalu menuntut ini dan itu padahal ketika aku telah mendapatkannya, aku masih akan menginginkan yang lain lagi. Seperti itu terus tidak ada ujungnya. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk membeli sebuah rumah di dataran tinggi, yang sunyi, sepi, dan udaranya menenangkan. Inilah rumah itu, Nak. Aku belanjakan uang-uangku untuk membeli mobil, tanah, toko, dan barang-barang yang bisa menjagaku hingga tua. Aku hanya peduli dengan diriku sendiri."

"Baru ketika Sena lulus dari Sekolah Menengah Atas-nya, ia memintaku untuk datang ke tempat ia belajar. Dan saat itulah aku baru mengerti di mana sebenarnya putri kesayanganku berada. Untuk pertama kalinya aku diajak olehnya berkeliling melihat tempatnya bertumbuh selama ini, mengunjungi Wihara, membasuh muka di sungai yang mereka anggap suci, membedakan wewangian dupa. Semua itu baru aku sadari dalam waktu yang belum lama ini. Aku sama sekali tidak mengira bahwa saat usianya tiga tahun dulu, ia dititipkan ke rumah belajar yayasan buddha."

"Entah ke mana saja pikiranku selama tujuh belas tahun itu, sampai-sampai tidak menyadari bahwa putri sendiri telah menyeberang ke lautan lain dan aku biarkan ia menyelam di sana hingga ajaran-ajaran yang tidak aku mengerti telah menyatu dengan darahnya. Sungguh, aku ingin bunuh diri saja waktu itu, anak pertamaku telah sukses dan hidupnya melenggang dalam jalur lintas negara bahkan benua, ia tumbuh sebagai lelaki tangguh seperti apa yang aku ajarkan. Sementara anak keduaku, aku tak kuasa untuk memintanya menghabiskan masa mudanya untuk menemaniku yang telah renta ini. Aku dulu tak pernah ada untuknya, bagaimana sekarang aku harus memintanya agar ada untukku? Kalaupun bisa aku akan sangat merasa bersalah dan egois jika melakukannya. Hidupku benar-benar miskin cinta, Nak. Bahkan dari anak sendiri. Mereka yang tidak tahu kisah hidupku mungkin memandangku sebagai orang hebat yang disegani banyak orang, berwibawa ketika menghadiri forum-forum bersama orang-orang besar, memiliki putri yang cantik dan seorang putra yang patut dibanggakan. Tapi mereka tidak melihat kekosongan dalam diriku. Sebab itulah aku selalu menyibukkan diriku, kapan pun dan di mana pun…"

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (3)
  • mesainin

    I wish I can meet Nadif & Pak Bah in real life :'

    Comment on chapter Epilog
  • cimol

    ayoo !!!

    Comment on chapter Prolog
  • wfaaa_

    next chapter!

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags
Salted Caramel Machiato
14231      4449     0     
Romance
Dion seorang mahasiswa merangkap menjadi pemain gitar dan penyanyi kafe bertemu dengan Helene seorang pekerja kantoran di kafe tempat Dion bekerja Mereka jatuh cinta Namun orang tua Helene menentang hubungan mereka karena jarak usia dan status sosial Apakah mereka bisa mengatasi semua itu
40 Hari Terakhir
803      546     1     
Fantasy
Randy tidak pernah menyangka kalau hidupnya akan berakhir secepat ini. Setelah pertunangannya dengan Joana Dane gagal, dia dihadapkan pada kecelakaan yang mengancam nyawa. Pria itu sekarat, di tengah koma seorang malaikat maut datang dan memberinya kesempatan kedua. Randy akan dihidupkan kembali dengan catatan harus mengumpulkan permintaan maaf dari orang-orang yang telah dia sakiti selama hidup...
In Her Place
1000      657     21     
Mystery
Rei hanya ingin menyampaikan kebenaran—bahwa Ema, gadis yang wajahnya sangat mirip dengannya, telah dibunuh. Namun, niat baiknya disalahartikan. Keluarga Ema mengira Rei mengalami trauma dan membawanya pulang, yakin bahwa dia adalah Ema yang hilang. Terjebak dalam kesalahpahaman dan godaan kehidupan mewah, Rei memilih untuk tetap diam dan menjalani peran barunya sebagai putri keluarga konglomer...
Babak-Babak Drama
476      331     0     
Inspirational
Diana Kuswantari nggak suka drama, karena seumur hidupnya cuma diisi itu. Ibu, Ayah, orang-orang yang cuma singgah sebentar di hidupnya, lantas pergi tanpa menoleh ke belakang. Sampai menginjak kelas 3 SMP, nggak ada satu pun orang yang mau repot-repot peduli padanya. Dian jadi belajar, kepedulian itu non-sense... Tidak penting! Kehidupan Dian jungkir balik saat Harumi Anggita, cewek sempurna...
Arloji Antik
405      265     2     
Short Story
"Kalau langit bisa dikalahkan pasti aku akan ditugaskan untuk mengalahkannya" Tubuh ini hanya raga yang haus akan pengertian tentang perasaan kehidupan. Apa itu bahagia, sedih, lucu. yang aku ingat hanya dentingan jam dan malam yang gelap.
"Mereka" adalah Sebelah Sayap
476      337     1     
Short Story
Cinta adalah bahasan yang sangat luas dan kompleks, apakah itu pula yang menyebabkan sangat sulit untuk menemukanmu ? Tidak kah sekali saja kau berpihak kepadaku ?
Premium
Adopted
2543      1142     1     
Romance
Yogi Ananda dan Damar Raditya dua pemuda yang terlihat sempurna dan mempunyai keluarga yang utuh dan bahagia. Mereka bertemu pertama kali di SMA dengan status sebagai kakak dan adik kelas. Terlahir dengan wajah tampan, dikaruniai otak cerdas, memiliki perangai baik sehingga banyak orang menyukai mereka. Walau berasal dari orang tua kalangan kelas menengah tidak menghentikan langkah mereka untuk m...
ATMA
327      233     3     
Short Story
"Namaku Atma. Atma Bhrahmadinata, jiwa penolong terbaik untuk menjaga harapan menjadi kenyataan," ATMA a short story created by @nenii_983 ©2020
Daniel : A Ruineed Soul
577      339     11     
Romance
Ini kisah tentang Alsha Maura si gadis tomboy dan Daniel Azkara Vernanda si Raja ceroboh yang manja. Tapi ini bukan kisah biasa. Ini kisah Daniel dengan rasa frustrasinya terhadap hidup, tentang rasa bersalahnya pada sang sahabat juga 'dia' yang pernah hadir di hidupnya, tentang perasaannya yang terpendam, tentang ketakutannya untuk mencintai. Hingga Alsha si gadis tomboy yang selalu dibuat...
Bintang Sang Penjaga Cahaya
75      67     2     
Inspirational
Orang bilang, dia si penopang kehidupan. Orang bilang, dia si bahu yang kuat. Orang bilang, dialah pilar kokoh untuk rumah kecilnya. Bukan kah itu terdengar berlebihan walau nyatanya dia memanglah simbol kekuatan?