Read More >>"> Janji-Janji Masa Depan (Cahaya Baru (Bagian 2)) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Janji-Janji Masa Depan
MENU
About Us  

Keesokan hari dan seterusnya, setiap pagi aku mulai kebiasaan baru, tetap berangkat keluar rumah, mandi dengan air dingin, memberi makan ayam, dan menebeng motor Nurdin.

Namun, kali ini tujuannya bukan lagi perempatan dekat Berdikari, melainkan halte bus angkutan umum.

Aku sedikit rindu dengan toko yang harus selalu rapi itu, pagi, siang, sore, dan beberapa malamku dahulu tak lepas dari sana.

Aku pergi ke mana saja yang aku bisa, mengunjungi rumah teman-teman SMP dahulu, mengantar Ibu membeli bibit, membantu Nurdin di tempat kerjanya, mungkin lebih tepatnya merepotkan, aku belum pernah punya pengalaman memotong dan menguliti hewan, apalagi menggilingnya.

Hal lain yang membuatku tidak mau melakukannya lagi adalah bau apek dari daging hewan potong yang macet di baju bahkan setelah dicuci berkali-kali.

Sejak saat itu aku mulai menjauhkan diri dari maniak daging kambing, ada rasa pusing dan perut yang seperti di-unyel-unyel ketika mencium baunya.

Sebelum sibuk berangkat mencari kesibukan, aku mengantar Laila ke rumah sakit tempatnya bekerja. Hanya mengantar, ia tak mau aku ikut dia bekerja.

Pernah sekali aku membantunya, bukannya terima kasih ia malah mengomeliku habis-habisan.

Seisi kantor jadi tahu cerita tentang Nurdin yang naksir berat padanya karena mulutku, tak sengaja aku menodongnya dengan ejekan Bebeb Nurdin karena ia tak mau memberitahuku cara membaca resep tulisan dokter.

Aku juga kerap menawarkan diri untuk mengantar pesanan jahitan yang sudah jadi ke pelanggan Bu Widi.

Warung dan rumah itu kini tak sama lagi semenjak Zahwa pergi. Taman dan pekarangannya memang hijau, tapi aku tidak melihat ada satu bunga pun yang mekar.

Di lain kesempatan aku suka membantu Ibu dan Paman di ladang jika sedang ada pekerjaan.

Apa pun kulakukan agar aku terus sibuk dan tidak merasa sendirian. Menganggur adalah sumbu yang mengerikan bagi orang yang tengah patah hati.

Ia bisa merangsang pikiran dan perasaan buruk untuk datang, dan aku tak mau itu terjadi.

Kini aku juga sedang menjalani kesibukan baruku setiap jumat dan sabtu, yaitu menjaga toko baju milik kerabatnya Pak Leo yang tinggal di Primavera, sebuah perumahan kelas atas di kawasan kota kabupaten.

Mengapa hanya jumat dan sabtu? Karena karyawannya yang telah bekerja di situ bertahun-tahun sedang punya anak balita yang tidak bisa ditinggal, daripada resign, ia lebih memilih untuk membagi hari denganku.

Mulai kuceritakan pada Ibu tentang ke mana sebenarnya aku pergi akhir-akhir ini.

Ibu tidak pernah menaruh curiga padaku, aku tak pernah macam-macam.

Kata orang, sebagai bujang hidupku lempeng-lempeng saja, tapi siapa peduli, yang lempeng begini saja masalah tidak ada selesainya, apalagi yang nyeleweng dan aneh-aneh.

“Lain kali, kalau kamu mau berkunjung ke rumah Pak Bah lagi, bawalah sesuatu agar tanganmu tak kosong melompong.”

“Bawa apa Bu?” Terus terang, bukannya aku tidak mau, hanya saja bingung dengan benda macam apa yang bisa kubawa karena Pak Bah adalah orang yang berkecukupan.

“Sayur atau buah dari ladang, mungkin.”

“Bu, Pak Bah itu sepuh yang tinggal sendiri. Beliau sungkan untuk masak atau sekadar menghangatkan air di kompor dapur.”

“Oh, kalau begitu, bawa saja masakan Ibu.”

Aku menimbang-nimbang sejenak. “Bisa, tapi ia bukan orang asli Jawa, bisa jadi selera lidahnya berbeda. Pak Bah suka memanggilku dengan sebutan kau, rasanya agak sedikit asing di telingaku.”

Sebuah rasa syukur yang melimpah karena pegunungan ini tak pernah libur dengan air meskipun kemarau tengah menyiksa daratan di kota-kota sana.

Sungai kecil belakang rumah masih tetap mengalir meski tak sederas bulan-bulan di musim hujan.

Di tanganku sudah ada dua rantang makanan yang harus kuantar. Satu ke rumah Bu Widi dan satunya akan kubawa ke rumah Pak Bah.

Bu Widi tengah memotong kain panjang berwarna candramawa. Sepertinya ia tengah sibuk.

Dilan sepertinya sedang tidak ada di rumah, kuperhatikan motor Zahwa tak ada, mungkin sedang dibawa oleh Dilan.

Yang menyambutku di ambang pintu adalah Pak Akbar. “Waalaikumsalam, Nadif.”

Aku berusaha bersikap sesopan mungkin padanya. Aku hendak bertanya mengapa Pak Akbar tidak berangkat kerja.

Tapi sebelum itu terjadi, ia sudah lebih dahulu menjelaskan.

“Beruntung sekali kami punya tetangga sepertimu, Dif. Aku sedang kurang sehat, Dilan sibuk dengan pekerjaan barunya, dan bisa kamu lihat sendiri, Ibu banyak pesanan. Punjungan yang seperti ini menyenangkan sekali,” ucapnya sambil tertawa dan mengelus kumisnya yang lebat.

“Ah, tidak begitu. Kami juga beruntung punya tetangga seperti keluarga ini, Pak.” Dan aku dipersilakan masuk.

Dengan langkahnya yang pelan, Bu Widi menghampiriku dan mengucapkan terima kasih atas kirimannya. “Salam buat ibumu ya,” tambahnya.

Sebelum aku meninggalkan rumah itu, Bu Widi juga berpesan, “Semalam Zahwa menelepon ke rumah, katanya ibu suruh bilang padamu terima kasih atas suratnya. Zahwa sudah baca dan menyukainya.”

Demi mendengar hal itu, perasaanku mengembang bukan main, hampir saja jantung naik ke kerongkongan.

Ini berita paling segar yang aku terima setelah berminggu-minggu. Hawa sejuk kembali masuk dalam sukmaku dan menyapa sel-selnya yang sempat kering.

“Zahwa juga memintamu agar jangan berganti nomor hp dulu, ia akan menghubungimu setelah punya simcard sendiri yang resmi di Jepang. Anak itu memang neko-neko sekali,” kata Bu Widi sambil tersenyum.

Senyumku pun sama mengembangnya, atau mungkin lebih lebar. Senyum itu bertahan di wajahku setelah 10 meter kakiku meninggalkan halaman rumah keluarga Zahwa.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (3)
  • mesainin

    I wish I can meet Nadif & Pak Bah in real life :'

    Comment on chapter Epilog
  • cimol

    ayoo !!!

    Comment on chapter Prolog
  • wfaaa_

    next chapter!

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags
WEIRD MATE
1411      674     10     
Romance
Syifa dan Rezeqi dipertemukan dalam kejadian konyol yang tak terduga. Sedari awal Rezeqi membenci Syifa, begitupun sebaliknya. Namun suatu waktu, Syifa menarik ikrarnya, karena tingkah konyolnya mulai menunjukkan perasaannya. Ada rahasia yang tersimpan rapat di antara mereka. Mulai dari pengidap Post Traumatic Stress Disorder (PTSD), pengguna narkoba yang tidak diacuhkan sampai kebencian aneh pa...
Who Is My Husband?
13695      2526     6     
Romance
Mempunyai 4 kepribadian berbeda setelah kecelakaan?? Bagaimana jadinya tuh?! Namaku.....aku tidak yakin siapa diriku. Tapi, bisakah kamu menebak siapa suamiku dari ke empat sahabatku??
Ibu
507      297     5     
Inspirational
Aku tau ibu menyayangiku, tapi aku yakin Ayahku jauh lebih menyayangiku. tapi, sejak Ayah meninggal, aku merasa dia tak lagi menyayangiku. dia selalu memarahiku. Ya bukan memarahi sih, lebih tepatnya 'terlalu sering menasihati' sampai2 ingin tuli saja rasanya. yaa walaupun tidak menyakiti secara fisik, tapi tetap saja itu membuatku jengkel padanya. Dan perlahan mendatangkan kebencian dalam dirik...
Bullying
542      328     4     
Inspirational
Bullying ... kata ini bukan lagi sesuatu yang asing di telinga kita. Setiap orang berusaha menghindari kata-kata ini. Tapi tahukah kalian, hampir seluruh anak pernah mengalami bullying, bahkan lebih miris itu dilakukan oleh orang tuanya sendiri. Aurel Ferdiansyah, adalah seorang gadis yang cantik dan pintar. Itu yang tampak diluaran. Namun, di dalamnya ia adalah gadis rapuh yang terhempas angi...
When You're Here
2049      944     3     
Romance
Mose cinta Allona. Allona cinta Gamaliel yang kini menjadi kekasih Vanya. Ini kisah tentang Allona yang hanya bisa mengagumi dan berharap Gamaliel menyadari kehadirannya. Hingga suatu saat, Allona diberi kesempatan untuk kenal Gamaliel lebih lama dan saat itu juga Gamaliel memintanya untuk menjadi kekasihnya, walau statusnya baru saja putus dari Vanya. Apa yang membuat Gamaliel tiba-tiba mengin...
Love Arrow
390      256     2     
Short Story
Kanya pikir dia menemukan sahabat, tapi ternyata Zuan adalah dia yang berusaha mendekat karena terpanah hatinya oleh Kanya.
Beasiswa untuk yang Mengandungku
518      362     0     
Short Story
perjuangan seorang wanita untuk ibunya. belajar untuk beasiswa prestasi yang dia dambakan demi melanjutkan kuliahnya yang biayanya beigtu mahal. beasiswa itu untuk ibunya.
REASON
8839      2142     10     
Romance
Gantari Hassya Kasyara, seorang perempuan yang berprofesi sebagai seorang dokter di New York dan tidak pernah memiliki hubungan serius dengan seorang lelaki selama dua puluh lima tahun dia hidup di dunia karena masa lalu yang pernah dialaminya. Hingga pada akhirnya ada seorang lelaki yang mampu membuka sedikit demi sedikit pintu hati Hassya. Lelaki yang ditemuinya sangat khawatir dengan kondi...
SERENITY
48      48     1     
Romance
Tahun ini adalah kesempatan terakhir Hera yang berusia 20 tahun untuk ikut Ujian Nasional. Meskipun guru konselingnya mempertemukannya dengan seorang tutor, namun gadis ini menolak mentah-mentah. Untuk apa? Ia pun tidak memiliki gairah dan tujuan hidup. Sampai akhirnya ia bertemu Daniel, seorang pemuda yang ia selamatkan setelah terjadi tawuran dengan sekolah lain. Daniellah yang membuat Hera me...
Arloji Antik
354      221     2     
Short Story
"Kalau langit bisa dikalahkan pasti aku akan ditugaskan untuk mengalahkannya" Tubuh ini hanya raga yang haus akan pengertian tentang perasaan kehidupan. Apa itu bahagia, sedih, lucu. yang aku ingat hanya dentingan jam dan malam yang gelap.