Loading...
Logo TinLit
Read Story - After Feeling
MENU
About Us  

Kanaya membuka mata saat mendapati matahari sudah meninggi. Ia bisa mengetahuinya karena suasana yang terang dari balik jendela kamarnya. Kedua matanya memicing, berkedip-kedip sebentar setelah akhirnya ia memutuskan untuk beranjak. Kanaya membetulkan ujung-ujung seprainya yang sedikit berantakan, melipat selimut polkadot itu lalu bercermin sebentar. Baru pukul tujuh pagi, Kanaya mengambil dompetnya yang ia taruh di bawah bantalnya, pergi ke dapur untuk mengambil sebuah mangkuk plastik dan terakhir, ia pergi keluar menunggu tukang bubur kacang hijau datang.

Tak perlu menunggu lama, karena belum ada lima menit Kanaya menunggu, tukang bubur itu pun telah datang.

“Pak, kacang hijaunya sedikit saja, tapi tolong bubur ketannya di banyaki.”

Tukang bubur yang memakai handuk di pundaknya itu mengangguk. Kanaya jarang menghirup udara pagi seperti ini. Jika bukan karena ingin sarapan bubur, dia tak akan keluar. Dia lebih memilih untuk rebahan sembari memainkan ponsel di dalam kamarnya.

Setelah menghabiskan semangkuk bubur yang manis sesuai seleranya, dia bergegas mandi. Hari ini dia tidak boleh terlambat. Pikirannya sedang jernih, kepalanya sedang segar-segarnya. Dia bertaruh suasana hatinya hari ini berkaitan dengan apa yang terjadi tadi malam. Biasanya, sejak pagi Kanaya akan merasa rongseng karena pesan-pesan tagihan yang masuk secara beruntun. Dia akan pusing dan mulai berpikir keras bagaimana cara mendapatkan uang untuk membayarnya. Setelah tahu bahwa dia tak bisa mendapatkan uang itu, dia akan mulai lemas dengan pikiran tak berdaya.

Di rambut cokelatnya yang panjang, tetesan air sisa ia mandi masih berjatuhan. Kaus cokelat mudanya jadi basah, terutama bagian pundak dan punggung. Sudah pukul 08:25, ia mulai berdandan ala kadar. Hampir tidak ada yang berbeda dari rutinitas ia setiap hari, hanya saja, senyum tipis di bibir Kanaya tampak mengembang bahkan sedari ia terbangun.

Biasanya dia hanya akan membaca setiap pesan tagihan yang merujuk ke ponselnya, lalu pusing sendiri, tapi kali ini dia membalasnya satu per satu. Memberi pengertian bahwa dia akan mencicil angsurannya yang menunggak itu sedikit demi sedikit. Ya, walaupun balasan dari debt collector online itu tidak mengenakan, anehnya Kanaya tidak terganggu dengan itu.

Kejadian tadi malam seolah-olah telah menghasilkan sesuatu. Hal itu telah melahirkan Kanaya dalam versi yang baru. Walau begitu, tak bisa dipungkiri bahwa rasa takut dan getir itu masih bisa ia rasakan.

Kini, dia sudah siap, dengan kaus cokelat polos dilapisi jaket blus berwarna hitam dan jins hitam ketat yang sangat cocok dengannya. Dia siap pergi bekerja hari ini. Setelah mengunci pintu, sesuatu hal menyadarkannya, membuat Kanaya berdecak sembari mendesah kasar. Hari ini toko sedang libur. Itu karena Ibunya Adelia sedang berangkat ke luar kota. Itu pula yang menjadi alasan mengapa kemarin toko tutup lebih cepat.

“Ais, aku lupa.” Kanaya bergumam sembari membuka kembali kunci pintu rumahnya.

Kanaya melempar tasnya asal, mungkin tergeletak begitu saja di atas tempat tidur. Jika dia ingat, dia mungkin masih tertidur saat ini. Sejujurnya dia mengantuk, tadi malam dia tak bisa tidur setelah memakan nasi goreng yang di beli oleh Vincent. Dia jadi mengingat laki-laki itu terus menerus. Tanpa melepas jaket blusnya, dia melemparkan tubuhnya di atas kasur, merentangkan kedua tangan dan kaki sambil menatap ke langit-langit kamar.

Barusan ia mengecek ponselnya dan mendapati panggilan tak terjawab dari si rentenir. Dia mungkin ingin menagih utang lagi. Padahal, Kanaya sudah bilang kalau dia akan membayarnya saat gajian tiba. Kanaya pun mengetik sebuah pesan, memberi tahu bahwa dia akan membayar akhir bulan nanti. Jika tidak seperti itu, kemungkinan dia akan datang sendiri menemui Kanaya. Lagi-lagi Kanaya teringat mantan suami ibunya yang berengsek. Jantungnya berdegup kencang, walau ia sudah menahannya sebaik mungkin. Kanaya menghela napas, cukup panjang. Lagi-lagi ia teringat akan perkataan Vincent padanya. Jalani saja, walau sulit. Kata-kata itu bagai patokan bagi Kanaya saat dia ingin pasrah dan menyerah. Kanaya tahu, belum ada titik terang pada kehidupannya. Dia mungkin harus bertahan seperti ini, dalam kurun waktu yang belum di tentukan. Itu berarti, dia belum juga menemukan di mana ujungnya. Kanaya tak percaya dia sekarang menjadi gadis menyedihkan yang terlilit utang. Itu pun gara-gara mantan ayah tirinya. Ibunya tak mengetahui hal ini, setidaknya tentang dia yang memiliki beberapa pinjaman di aplikasi online.

Dia tak bisa bergerak lagi. Tak ada lagi lubang yang bisa ia gali. Mau mengajukan pinjaman di bank, itu sudah pasti tidak bisa, data Kanaya sudah pasti masuk daftar hitam. Jika ini adalah Kanaya yang dulu, Kanaya yang belum bertemu Vincent, mungkin dia sudah berpikir untuk bunuh diri. Ya, jatuh cinta ternyata ada juga manfaatnya.

Kanaya terkesiap, ia bangun dan menatap kipas angin kecil yang berputar itu dengan pikiran yang ke mana-mana. “Aku tidak menyangka, aku jatuh cinta sungguhan.” Kanaya mengulum bibir, menahan senyum, jantungnya jadi berdebar tiba-tiba. Lalu, gadis itu kembali berbaring, “mari kita lupakan sejenak tentang utang dan berkhayal tentang laki-laki itu.”

***

Kanaya menopang dagu, memperhatikan kanan dan kirinya. Adelia yang duduk di hadapannya terlihat sibuk memainkan ponsel. Kipas angin besi yang berputar menghadap mereka itu menjadikan udara jadi sedikit sejuk, pasalnya di luar cuaca sedang terik-teriknya.

Menu di tempat makan ini tak terlalu banyak, semuanya terbuat dari ayam. Sesuai dengan nama kedainya. Menu andalannya adalah ayam goreng pedas yang baru-baru ini di sukai oleh Kanaya. Walau begitu, pengunjungnya termasuk ramai. Tempatnya juga lumayan, bersih dan penataannya bagus.

Kanaya sengaja mengajak Adelia makan di restoran ini selagi toko roti libur. Restoran ayam ini menjadi pilihan bukan tanpa alasan. Adelia mengetahui hal itu, tapi ia malas berkomentar. Sejak Kanaya yang antusias bercerita tentang apa yang terjadi padanya tadi malam, Adelia sangat mengerti bahwa Kanaya sungguh menyukai laki-laki itu. Sebagai gantinya, Adelia pun mau-mau saja saat di ajak Kanaya ke sini.

Sebenarnya, Kanaya sedikit banyak menaruh harapan hari ini. Saat seorang laki-laki berkaca mata yang membawa nampan berisi pesanan dua gadis itu datang, mata Kanaya pun langsung berbinar. Vincent meletakkan makanan itu.

“Ayam goreng pedas level empat dan ayam goreng pedas level dua, dua gelas es jeruk. Selamat menikmati,” ujarnya dengan wajah datar lalu melenggang pergi.

“Ah, tunggu,” ujar Kanaya.

Vincent berbalik, menatapnya dengan malas. “Ada tambahan?”

“Tidak ada, sih, aku hanya ingin mengucapkan terima kasih untuk yang semalam.”

Vincent mengernyit dari balik kaca matanya. “Mari membicarakan itu lain kali, aku sedang bekerja. Jika tidak ada yang dibutuhkan lagi, aku akan pergi.”

Vincent berbalik dan kembali bekerja, mengantar pesanan di meja-meja yang lain. Sementara Kanaya menatapnya sambil tersenyum, Adelia malah terlihat bingung.

“Hei, sepertinya dia tidak menyukaimu. Sikapnya dingin sekali. Ya, dia memang tampan, tapi dia terlalu cuek.” Adelia berkata sambil mengunyah ayam pedasnya.

“Begitukah? Apa di matamu dia terlihat tidak menyukaiku? Apa aku sebegitu jeleknya?”

Adelia menyesap es jeruknya perlahan. “Bukan seperti itu. Kau mungkin bukan seleranya, daripada kau sakit hati nantinya, lebih baik kau mundur saja."

Kanaya menelan ayam yang sudah ia kunyah beberapa kali, lalu membulatkan kedua matanya. “Kenapa aku harus mundur. Selera, kan bisa berubah.”

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Well The Glass Slippers Don't Fit
1450      657     1     
Fantasy
Born to the lower class of the society, Alya wants to try her luck to marry Prince Ashton, the descendant of Cinderella and her prince charming. Everything clicks perfectly. But there is one problem. The glass slippers don't fit!
The Legend of the Primrose Maiden
1035      550     1     
Fantasy
Cinta dan kasih sayang, dua hal yang diinginkan makhluk hidup. Takdir memiliki jalannya masing-masing sehingga semua orang belum tentu bisa merasakannya. Ailenn Graciousxard, salah satu gadis yang tidak beruntung. Ia memiliki ambisi untuk bisa mendapatkan perhatian keluarganya, tetapi selalu gagal dan berakhir menyedihkan. Semua orang mengatakan ia tidak pantas menjadi Putri dari Duke Gra...
(Un)Dead
877      459     0     
Fan Fiction
"Wanita itu tidak mati biarpun ususnya terburai dan pria tadi一yang tubuhnya dilalap api一juga seperti itu," tukas Taehyung. Jungkook mengangguk setuju. "Mereka seperti tidak mereka sakit. Dan anehnya lagi, kenapa mereka mencoba menyerang kita?" "Oh ya ampun," kata Taehyung, seperti baru menyadari sesuatu. "Kalau dugaanku benar, maka kita sedang dalam bahaya besar." "...
Noterratus
415      290     2     
Short Story
Azalea menemukan seluruh warga sekolahnya membeku di acara pesta. Semua orang tidak bergerak di tempatnya, kecuali satu sosok berwarna hitam di tengah-tengah pesta. Azalea menyimpulkan bahwa sosok itu adalah penyebabnya. Sebelum Azalea terlihat oleh sosok itu, dia lebih dulu ditarik oleh temannya. Krissan adalah orang yang sama seperti Azalea. Mereka sama-sama tidak berada pada pesta itu. Berbeka...
Ikhlas Berbuah Cinta
1428      911     0     
Inspirational
Nadhira As-Syifah, dengan segala kekurangan membuatnya diberlakukan berbeda di keluarganya sendiri, ayah dan ibunya yang tidak pernah ada di pihaknya, sering 'dipaksa' mengalah demi adiknya Mawar Rainy dalam hal apa saja, hal itu membuat Mawar seolah punya jalan pintas untuk merebut semuanya dari Nadhira. Nadhira sudah senantiasa bersabar, positif thinking dan selalu yakin akan ada hikmah dibal...
FaraDigma
1631      769     1     
Romance
Digma, atlet taekwondo terbaik di sekolah, siap menghadapi segala risiko untuk membalas dendam sahabatnya. Dia rela menjadi korban bully Gery dan gengnya-dicaci maki, dihina, bahkan dipukuli di depan umum-semata-mata untuk mengumpulkan bukti kejahatan mereka. Namun, misi Digma berubah total saat Fara, gadis pemalu yang juga Ketua Patroli Keamanan Sekolah, tiba-tiba membela dia. Kekacauan tak terh...
Premium
Inisial J (500 Tahun Lagi Kita Bertemu) (Sudah Terbit / Open PO)
4602      1392     0     
Romance
Karena muak hidup dalam bayang kemiskinan dan selalu terhina akhirnya Jo terjerumus ke jalan kegelapan Penyelundupan barang mewah pembunuhan berkolusi dengan para politikus kotor dan segala jenis kejahatan di negara ini sudah pasti Jo terlibat di dalamnya Setelah menjalani perjodohan rumit dengan sahabat masa kecil yang telah lama berpisah itu akhirnya Nana menerima lamaran Jo tanpa mengetahui...
(Un)perfect Marriage
727      496     0     
Romance
Karina Tessa Ananda : Tak tau bagaimana, tiba-tiba aku merasakan cinta begitu dalam pada pria yang sama sekali tak menginginkanku. Aku tau, mungkin saja pernikahanku dan dia akan berakhir buruk. Tetapi--entah kenapa, aku selalu ingin memperjuangkan dan mempertahankannya. Semoga semua tak sia-sia, dan semoga waktu bisa membalik perasaannya kepadaku sehingga aku tak merasakan sakitnya berjuang da...
Renjana: Part of the Love Series
262      215     0     
Romance
Walau kamu tak seindah senja yang selalu kutunggu, dan tidak juga seindah matahari terbit yang selalu ku damba. Namun hangatnya percakapan singkat yang kamu buat begitu menyenangkan bila kuingat. Kini, tak perlu kamu mengetuk pintu untuk masuk dan menjadi bagian dari hidupku. Karena menit demi menit yang aku lewati ada kamu dalam kedua retinaku.
Nightmare
448      308     2     
Short Story
Malam itu adalah malam yang kuinginkan. Kami mengadakan pesta kecil-kecilan dan bernyanyi bersama di taman belakang rumahku. Namun semua berrubah menjadi mimpi buruk. Kebenaran telah terungkap, aku terluka, tetesan darah berceceran di atas lantai. Aku tidak bisa berlari. Andai waktu bisa diputar, aku tidak ingin mengadakan pesta malam itu.