Dia merasa putus asa, setelah melalui banyaknya pergolakan batin dia memutuskan mati adalah pilihan yang terbaik.
Dia adalah gadis yang beberapa bulan lagi akan menginjak umur dua puluh tiga tahun. Namanya Kanaya, gadis sederhana yang mengidamkan kehidupan bebas tanpa utang. Awalnya dia mengira hidupnya akan baik-baik saja, tapi lama-kelamaan, utang yang tak pernah habis itu membuatnya lelah. Kanaya kehilangan harapan, merasa sendirian dan tak ada sandaran.
Malam itu, Kanaya memutuskan untuk bunuh diri. Uang yang ia dapatkan dari hasil meminjam pun lenyap karena aplikasi penipuan. Di tengah kebimbangan itu, dia bertemu dengan seorang laki-laki misterius. Laki-laki itu memegang sebilah pisau di tangannya dan berkata bahwa dia ingin membunuh Kanaya.
Awalnya gadis itu takut, tapi dia lega setelahnya. Kanaya yang kehilangan akal sehat beranggapan bahwa laki-laki itu adalah sebuah kesempatan yang di berikan Tuhan padanya, kesempatan untuk mati. Namun, manusia memang hanya bisa berencana. Alih-alih mati, pertemuan itu malah menjadi awal perubahan pada hidup Kanaya dan laki-laki itu. Ada banyak hal yang terjadi, hingga perasaan aneh itu tumbuh. Namun, ada satu masalah, laki-laki itu tak memercayai cinta.