Seharusnya kau berani memilih
-anjana
"sebenernya hubungan kita itu apa sih kal" batin arutala
gadis itu sedikit kecewa dengan perilaku kala yang mengejar nadhira dan meninggalkannya sendiri tapi di sisi lain ia juga sadar kalau tidak berhak atas kala
"tapi tadi nadhira manggil kala dengan sebutan askara" arutala memegang dadanya yang terasa nyeri
gadis itu berdecak kesal dan meminum obat yang selalu ia bawa di saku nya
anjana menghela napas lelah saat menyadari arutala memaksakan dirinya untuk tetap berdiri tegak
"lo diem aja" arutala mengangguk patuh mendengar perkataan tegas dari anjana
dari kejauhan rain menatap arutala dengan iba,pria itu ingin membantu tapi ia takut arutala merasa risih akan kehadirannya
tapi saat melihat tatapan tajam gadis itu,rian tersenyum lebar dan berlari menghampiri gadis itu
"anjanaaa" teriak rain dengan semangattt
"diam,atau arutala akan ngusir lo" rain hanya terkekeh geli mendengar jawaban ketus anjana
rain mengamati setiap inci wajah anjana,ia tersenyum miris melihat begitu banyak memar di wajah gadis itu
"kenapa arutala bisa terluka?" tanya rian
anjana tersenyum sinis dan menatap rain tajam
"ternyata lo udah tau tentang gue,arutala dan adelia" kata anjana kesal
rain hanya tersenyum tipis dan mengoles kan salep ke memar di wajah arutala dengan lembut
"kenapa arutala terluka?" tanya rain lagi
"di pukul bayu sama kala" jawab anjana sekenanya saja
"lo gak nganggap tala gila?" lagi lagi rain tersenyum dan mengusap lembut pipi anjana
"tidak,saya seorang psikolog dan saya jamin arutala tidak gila,hanya sedikit sakit" jawab rain dengan diselingi sedikit gurauan
"bantuin tala supaya bisa sembuh ya rain" ucap anjana lirih
rain hanya tersenyum dan mengacak acak rambut hitam anjana dengan lembut
"saya usahakan" jawab rain
"ayo saya bantu kamu jalan,kamu mau pulang kan?" anjana mengangguk sebagai jawaban
dengan senang hati rain memapah arutala yang sedang setengah sadar itu
Dihari minggu yang cerah hidayah kerajinan arutala turun.gadis mungil itu berlari mengelilingi taman beberapa putaran.tumben sekali seorang arutala mau ber olahraga
arutala menghela napas panjang saat seseorang mendorongnya dengan keras
"lo apa apaan sih nad?" tanya arutala sedikit kesal
nadhira
wanita cantik dan seksi itu menatap arutala seperti menatap musuhnya
bahkan wanita cantik itu menyiram arutala dengan air mineral membuat arutala semakin kesal saja
Takk…
arutala menendang kaki nadhira dengan keras hingga wanita cantik itu terjatuh dan mengaduh kesakitan
"jalang sialannnnnn" teriak nadhira kesal
sedangkan arutala memutar bola matanya dengan malas dan membersihkan baju nya dari debu
"kenapa lo ngatain gue jalang?" tanya arutala sesopan mungkin
"yaa karna lo emang jalang,cewek kayak lo ini banyak noh yang jualan di pinggir jalan.semalamnya cuma 300 ribu tuh"kata nadhira dengan tampangnya yang seperti babi gila itu
"dari mana lo tau kalau harga bokingannya 300 ribu?lo pernah jualan di sana juga nad?" nadhira mengepalkan tangannya dengan penuh amarah
melihat wajah santai arutala saat ia memelototi gadis remaja itu,nadhira semakin marah
ia merasa harga dirinya terkoyak habis
"lo yang jalang,lo tuh miskin dan untuk menuhin semua kebutuhan lo yang banyak itu,lo pasti goda laki laki supaya bisa dapat uang banyak,ngaku deh lo jangan munafik"cerca nadhira
arutala menghela napas lelahnya
"haduhh nad nad,mana ada jalang sesopan dan sebaik gue.lo tuh yang cocok menyandang gelar jalang.biar apa noh lo pake baju seseksi ini ke taman di saat banyak laki laki yang lagi joging?mau pamer kalau dada lo besar,pantat lo semok,kulit lo putih mulus?emang harga dada lo sebelah nya berapaan nad?ada diskon 11 11 nya gak?atau bayar satu gratis kemaluan lo gitu?"
nadhira yang sudah tak tahan mendengar cacian arutala pun menampar pipi gadis itu hingga meninggalkan bekas merah di sana
mata arutala memerah menahan amarah,arutala menatap nadhira dengan tajam,bahkan sangat tajam
baru saja nadhira akan menampar arutala lagi,dengan cepaf gadis mungil itu menyemprot mata nadhira dengan semprotan merica membuat nadhira berteriak histeris
"arrghhhh,perihh,sialan lo jalanggg" kata nadhira
arutala hanya cuek dan tertawa melihat nadhira yang menahan perih di matanya
"nadhiraaaa" teriak kala yang panik nya
arutala hanya bisa terkekeh sinis saat nadhira memeluk kala dengan erat
"arutala,apa yang kau lakukan haaa" arutala hanya menutup telinganya mendengar teriakkan kala yang full volume itu
"lo gak berhak bentak gue bangsat" teriak arutala penuh amarah
kala yang mendapat bentakkan dari arutala pun merasa semakin marah
"minta maaf sekarang sama nadhira atau…" arutala terkekeh sinis mendengar ancaman kala
"minta maaf buat apa sih babi?" tanya arutala dengan nada mengejek
dan yang arutala katakan berhasil membuat emosi kala meledak
"lo berani ngebantah gue?" tegas sandyakala
ada rasa sesak dan amarah di hati arutala saat kala lebih membela nadhira dari pada dirinya
"sebelumnya gue mau nanya sama lo kal" kata arutala
"sebenernya hubungan kita itu apa?" dan kali ini kala yang tertawa bagai orang kesetanan
bahkan nadhira sampai merinding mendengarnya
"your'e mine,tapi bukan berarti lo spesial buat gue.lo cuma budak gue" jawab kala
"hahahaha,shit.lo emang bangsat kal" kata arutala yang bahkan masih tertawa keras
baik kala dan nadhira sama sama terdiam mendengar tawa hambar arutala
"binatang tetap aja binatang,lo gak mau berusaha jadi manusia aja kal?" tangan sandyakala mengepal kuat
" diem la,gue gak mau ngelukain lo"lirih kala tapi penuh peringatan
"gue gak mau tuh" jawab arutala tegas
karna sudah kepalang emosi kala mendorong arutala dengan keras
ehh??
arutala heran saat tubuhnya tak mengentuh tanah
"lo gapapa?" mata arutala terbelalak saat melihat bayu menahan tubuhnya agar tak jatuh ke bawah
dan yang lebih mencengangkan lagi bayu merangkul pundah arutala dengan erat
tangan kala terkepal kuat melihat bayu yang tengah merangkul bahu arutala tepat didepan matanya
"lo siapa?" tanya kala emosi
tanpa arutala duga bayu tersenyum sinis
"temen seumur hidupnya arutala" jawab bayu dengan santai
bahkan mata arutala terbelalak saking kagetnya
"lo.." bisik arutala
"lo diem aja bisa gak sih" bisik bayu
"gak bisa" jawab arutala dengan semangattt
bayu berdecak kelas dan menyentil dahi arutala dengan gemas
tak tau kah bayu kalau kini kala menatapnya dengan sinis
"jauhkan tangan lo dari dia" bentak kala
bayu terkekeh sinis dan semakin merangkul arutala dengan erat
sedangkan arutala hanya mendengus kesal karna ia sudah berusaha menyingkir dari bayu tapi selalu ditahan oleh bayu
"aru milik gue"tekan bayu
sandyakala menggeram dan memukul wajah bayu
dan akhirnya perkelahian pun terjadi
bahkan nadhira dan arutala berusaha memisahkan keduanya hingga arutala dan nadhira tak sengaja terkena pukulan nyasar kedua pria berbeda usia itu
" nadhira" teriak kala saat melihat nadhira yang terjatuh karna tidak sengaja terdorong oleh bayu
sedangkan arutala memegangi hidungnya yang ditinju oleh kala
"anjing" gumam arutala kesal
"ini semua salahmu arutala,kalau terjadi apa apa sama nadhira kamu bakal tau akibatnya" teriak kala yang tengah menunjuk nunjuk kepala arutala yang masih tertunduk
dengan emosi yang masih di puncak,bayu menepis tangan kala dengan kasar membuat kala menatap remaja tampan itu dengan tajam
"jangan nunjuk nunjuk dia" tekan bayu penuh peringatan
kala hanya tertawa nyaring dan menendang kaki arutala
"gak usah pura pura sakit" bentak kala
Duakk…
dengan napas tersengal arutala menatap kala dengan nyalang
gadis malang itu memegang dadanya yang terasa nyeri dan menendang kaki kala dengan keras
"gue yang luka anjing,gue yang menderita,gue juga yang sakit,tapi gue juga sasaran amarah kalian bangsat.kalau kalian gak suka sama gue anggap aja gue udah mati.gue bakal mati kok lo semua gak perlu nyiksa gue supaya gue mati" teriak arutala dengan air mata dan darah yang menetes dari hidungnya
bayu dan kala membelalakkan mata mereka saat melihat wajah arutala yang sudah pucat pasi
"arutala"teriak kala dan bayu saat melihat arutala pingsan
bayu menepis tangan kala dengan kasar saat pria itu ingin menyentuh arutala
" lo apa apaan anjing"bentak kala geram
"lo yang apa apaan bangsat,dia punya gue.lo udah punya dia jadi jangan berani dekatin milik gue" tekan bayu
kala hanya bisa mengepalkan tangannya menahan amarah yang sudah mulai memuncak kembali
"sakitt" lirih arutala
dengan wajah penuh rasa khawatir bayu membopong gadis mungil itu menjauh dari kala dan nadhira
"tuhan,kapan tala mati.rasanya sakittt" batin gadis malang itu
Tidak perlu menyuruhku segera mati,karna aku juga tidak berminat untuk hidup didunia yang sama denganmu