Air atau api?untuk apa memilih,bukankah kedua nya juga akan membunuhmu
-anjana
"lo ngerasa hebat karna nolak nirwana?" lagi lagi arutala menghela napas panjang,mau apa lagi bayu menghampirinya
"lo gak punya mulut buat jawab?" bentak bayu
arutala memberikan sebotol air pada bayu
tentu saja pria itu kebingungan
"buat lo,cuci mata lo kayaknya mata lo ketutupan dosa sampai gak bisa liat apa yang seharusnya lo liat.gue nolak nirwana bukan karna merasa hebat,gue cuma males nambah beban hidup"
lihat lah,tatapan bayu semakin sini menatap arutala
"cihh,murahan lo" teriak bayu
sedangkan arutala hanya menjulurkan lidahnya untuk mengejek bayu,dan itu membuat bayu semakin kesal
"ih anjir lahh,kenapa sih tuh guru guru rapat,kan gue makin lama di rumah,sepi banget anjayyy" gerutu arutala
gadis itu menendang nendang batu saking kesalnya,sedangkan di seberang jalan seorang pria ber jas coklat terkekeh dan geleng geleng kepala melihat arutala yang ngereog saking kesalnya
"syukur lah,sang rembulan sudah mulai gila" arutala menatap orang itu dengan tajam tapi sedetik kemudian ia meringis melihat tatapan lawannya yang lebih tajam
"hehe,lo kal.gue pikir siapa hehe" sandyakala hanya berdecih,ia tau watak arutala yang emosian tapi ia juga tau kalau gadis itu takut kepadanya
"tumben lo udah pulang sekolah?" pria itu menunduk untuk menatap mata gadis didepannya,ia tidak suka dibohongi
arutala menghela napas panjang,dan menatap kala dengan tatapan mengiba
sedangkan kala menaikkan sebelah alisnya,pria tampan itu merasa bingung dengan tatapan mata arutala yang mirip seperti anjing kelaparan,pikirnya
"guru gue rapat kal,gue bosen di rumah.anjir gak tuh" bukannya merasa iba sandyakala malah terkekeh kencang
"lo mau gue ajak jalan jalan ke mana hmm?"
lagi lagi kala terkekeh dengan ekspresi arutala yang kali ini malah mirip monyet ketika diberi makanan
"ke ancollllll" teriak arutala dengan semangattt 45
arutala berlari ke sana kemari saat mereka tiba di pantai ancol,arutala sangat menyukai pantai,ia sangat sangat suka pantai,dan kala tau itu saat melihat tatapan binar arutala saat menatap ombak pantai
"lo suka?" arutala mengangguk kuat
sandyakala tersenyum dan mengacak rambut arutala dengan gemas
"bagus,lain kali gue bakal ajak lo ke puncak" kata kala
Arutala menatap kala dengan mata berbinar,membuat pria tampan itu menyeringai iblis
"kita camping?" tanya arutala senang
"enggak,gue mau dorong lo ke jurang supaya lo bisa liat pantai yang lebih indah di akhirat" arutala menggertakkan giginya dengan kesal
"babi" celutuk gadis itu dan dihadiahi jitakkan dari tangan mulus kala
"apa sihh" gumam arutala dengan kesal
"jangan maki gue,mau mulut lo gue jahit pake besi karatan bukannya merasa bersalah arutala malah mengikuti kata kata kala tanpa suara,terkesan mengejek kala
kala yang mulai kesal menjentil bibir arutala dengan gemas sendiri
"anjing lo anjing,babi lo babi,bangsat lo bangsat"teriak arutala yang sudah berlari menghindari amukkan sandyakala
Hari ini seharian penuh arutala habiskan dengan jalan jalan bersama sandyakala
"makasih ya kal udah ajak gue jalan jalan,gue beruntung punya temen kayak lo" sandyakala terkekeh sinis mendengar perkataan arutala barusan
"temen?gue bukan temen lo" arutala menautkan kedua alisnya bingung
"lo gak nganggap gue temen?jadi lo anggap gue musuh lo?" kala terkekeh sinis mendengar pertanyaan tak berguna arutala
"lo lebih dari temen atau sahabat bagi gue,tapi lo gak lebih berharga dari nadhira"
baru saja arutala akan berucap handphone sandyakala berdering
setelah melihat siapa yang menelponnya,senyum lebar nan menawan menghiasi wajah tampan sandyakala membuat arutala sedikit tertegun
"anjirrr,ganteng parah ni manusia" batin gadis itu
"halo nad,kenapa nelpon aku?kamu mau nyuruh aku jemput kamu?atau kamu mau ajak aku makan malem bareng?" tanya pria itu dengan antusias
"Kamu tadi ke apartemen aku?" raut wajah kala terlihat tidak baik baik saja,dan arutala dapat melihat nya dengan jelas
"aku tadi ada urusan di luar nad makanya gak ada di apartemen,gimana kalau aku aja yang ke apartemen kamu ya?" raut wajah ceria sandyakala yang mulanya terlihat bahagia berubah menjadi tegang dan rahangnya mengeras
pria tampan itu berteriak kencang dan melempar handphone yang ia genggam hingga hancur tak berbentuk
"lo" arutala terkejut bukan main saat kala tiba menunjuk wajahnya dengan mata melotot tajam
"gue?" arutala merutuki dirinya sendiri yang dengan berani menjawab perkataan kala yang tengah dikuasai amarahnya
"Ini semua gara gara lo bangsat,kalau gue gak pergi sama lo nadhira gak bakal semakin marah sama gue anjing,lo memang bener bener gak tau diri yaa" teriak sandyakala
arutala hanya menganga tak percaya,bukan kah pria ini yang mengajaknya pergi,ia tidak mengajak apalagi memaksa pria didepannya itu,lantas kenapa malah ia yang di salahkan
"kok lo malah nyalahin gue sih.kan lo yang ngajak,gue gak pernah minta lo bawa gue jalan jalan apalagi maksa lo dan itu artinya itu semua kemauan lo,kalau pun harus ada yang disalahkan,bukan kah lo yang pantas untuk di salah kan?jangan melempar kesalahan lo sama orang lain deh kal" mata kala semakin memerah mendengar jawaban arutala yang mengatakan kalau ia lah yang salah
"lo nyalahin gue?hahhh,lo nya aja yang pembawa masalah.dasar pembawa sial" mata arutala memerah bahkan tangan gadis itu sudah terkepal kuat
"lo yang anjing,lo yang pembawa sial,lo yang gak bisa perjuangin cewek lo,dan lo itu pecundang,sialan" Jawab arutala tak kalah emosi
Arutala melangkah kan kaki nya dengan cepat menuju rumahnya,ia benar benar kesal dengan sandyakala yang dengan seenaknya menyalahkan ia atas apa yang kala lakukan sendiri
"lo kenapa la?" ketika mendengar suara anjana entah kenapa arutala tak bisa menahan air matanya lagi
gadis malang itu menangis sambil terus berjalan dengan cepat
"lo kenapa la?" tanya anjana lagi
"i-itu na,si kala bilang gue pembawa sial.padahal gue gak salah apa apa na" jawab arutala dengan masih sesengukkan
anjana menghela napas berat
"orang gila lo tangisin,yang namanya orang gila gak bakal pake pikiran sebelum ngomong la" arutala menghapus air matanya sambil mengangguk membenarkan
"Anjanaaa"
anjana memutar bola matanya dengan malas saat melihat rain tersenyum lebar didepannya,ntah kenapa ia merasa kesal saat melihat rain tersenyum seperti itu padanya
"apa sihh" rain malah semakin tersenyum saat mendengar suara indah milik anjana
Sedangkan arutala hanya memutar bola matanya malas
"saya rindu kamu anjana" kata rain dengan tulus
arutala membulatkan matanya tak percaya mendengar jawaban rain
"gila,lo berani bilang gitu ke anjana.behh bakalan habis lo di tonjok anjana" kata arutala menggebu gebu
Sedangkan rain?pria tampan ber jas putih kebanggaannya menatap anjana dengan heran,bahkan pria itu mempunyai berbagai macam pemikiran sendiri mendengar perkataan anjana barusan
Anjana yang sadar akan ucapan spontan arutala hanya bisa menghela napas panjang
"arutala,lo bisa diem dulu gak sih.gue sama dia lagi ngomong" arutala hanya mengangguk patuh
lagi lagi rain menatap anjana dengan tatapan sulit di artikan
"anjana,kamu…"
Lihat lah sekelilingmu banyak manusia yang tidak bisa di terima akal sehatmu