Loading...
Logo TinLit
Read Story - Luka Dan Perkara Cinta Diam-Diam
MENU
About Us  

Tidak ada tempat yang paling aku curigai selain kampus. Maka setelah mendengar kabar bahwa Mentari tidak menampakan batang hidungnya di kafe, aku pun bergegas ke sana. Kakiku langsung berlari masuk ke wilayah fakultas. Seperti orang kesurupan menelusuri setiap sudut kampus, tidak peduli dengan tiap pasang mata yang memandang. Di lantai paling bawah masih ramai mahasiswa yang berkeliaran karena mayoritas digunakan untuk sekre atau ruangan serbaguna untuk rapat ataupun mengerjakan tugas. Sementara itu, di lantai atas yang merupakan ruang mengajar sudah banyak lampu ruangan yang mati dan nyaris tidak ada orang di sana. Aku benar-benar teliti mencari sampai ke sudut ruangan bahkan di setiap toilet yang FRSD punya. Keringat sudah membasahi sekujur tubuhku, namun bayangan wajah Mentari membuat aku tidak pantang menyerah.

Di kantin sudah gelap gulita. Aku nyaris gila karena tidak berhasil menemukan keberadaan Mentari. Namun, setelah sempat mendaratkan bokong di kursi kantin, pikiranku tertuju pada ruangan yang jarang dilewati orang, misalnya gudang. Biasanya, anak-anak pembully di series yang aku tonton akan melalukan aksinya di sana. Aku pun berlari menuju gudang yang letaknya paling ujung fakultas.

Sunyi dan dingin, tidak ada bedanya dengan komplek pemakaman di malam hari. Hanya itu pemandangan yang aku lihat. Untung saja nyaliku lebih besar daripada rasa takut yang sudah semestinya di rasakan oleh manusia normal ketika melihat pemandangan seperti ini. Dibantu dengan senter dari posel untuk menunjukan jalan, aku melangkahkan kaki dengan hati-hati menelusuri area ini.

Gudang tua itu masih terkunci dengan rantai yang mulai karatan dan lumayan berdebu. Kemungkinan Gudang ini sudah tidak digunakan, tidak ada juga jejak kaki manusia selain jejak kaki diriku sendiri. Jadi sudah dipastikan bahwa Mentari tidak ada di sekitar sini. 

Suara burung gagak membuat suasana makin mencekam, tetapi aku tidak menyerah begitu saja. Entah mengapa aku yakin sekali bahwa Mentari masih ada di sini atau kemungkinsnnya aku bisa menemukan petunjuk di sini.

Ketika ingin putar arah, suara erangan terdengar dari samping Gudang yang sudah penuh dengan tumpukan kursi dan meja yang sudah rusak tak terpakai lagi. Jantungku hampir mau copot karena gemetar setengah mati. Tetapi untung saja otakku masih berpikir jernih untuk tidak lari. Dengan mengumpulkan keberanian, aku berjalan mendekat ke sumber suara. Makin dekat, aku makin familiar dengan suaranya.

Tanganku menggeser tumpukan kursi rusak, lalu menyenter lampu ke sela-selanya dalamnya. Betapa terkejutnya aku ketika melihat Mentari sudah tidak berdaya, tubuhnya di tali ke pohon randu besar, dan hanya suara erangannya saja yang masih bisa kudengar. Buru-buru aku menggeser tumpukan kursi dan meja itu. Namun, karena tak sabaran, aku menendanginya seperti orang gila, tidak peduli kalau kakiku sakit bahkan berdarah.

“Tari …” Aku menepuk lembut pipinya, berusaha mati-matian mengatur suaraku agar tak bergetar karena menahan tangis. “Maaf kalau aku datang terlambat.” Kemudian buru-buru membuka ikatan tali yang sejak tadi sudah menahan tubuh gadis itu.

Mentari perlahan berusaha membuka matanya. Ketika melihatku, bibirnya langsung begetar hebat, suara tangisnya sudah tak mampu lagi ia tahan dan meluap-luap. Tanganku memeluknya ke dalam pelukanku. Ia menangis tersedu, begitu pula denganku.

“Aku benci hidup seperti ini, Kak.”

Hanya itu kata yang aku dengar, setelahnya ia menangis lagi. Semakin menggebu dan semakin kencang.

 

**

Aksa mengepal tangannya erat. Rupanya ia sudah tak mampu lagi membendung air mata yang berontak ingin keluar saat melihat adiknya terbaring di kamar kosanku. Bahunya naik turun seirama dengan deru napasnya yang menggebu. Aku yakin betul bahwa ia sedang mati-matian menahan amarah.

Tak lama, Ethan datang dengan penampilan yang tak lebih buruk. Ia masih mengenakan piyama tidur, serta rambut acak-acakan sebab menerjang angin malam mengendarai motornya.

“Siapa manusia kejam yang berani melakukan itu pada Mentari?” begitu ucapan Ethan pertama kali. Ia sampai geleng-geleng kepala sebab tak percaya jika ada manusia yang kelakukannya seperti binatang.

“Dia bukan manusia!” sahut Aksa dengan nada penuh penekanan. “Mereka iblis. Bahkan Binatang pun masih saling mengasihi.”

Kalimat yang Aksa lontarkan terdengar seperti kutukan tidak biasa. Aku tak bisa membuat alibi yang masuk akal jika Mentari tak pulang ke rumah dan suaraku tak cukup stabil jika harus berbohong pada Aksa mengenai keadaan adiknya itu. Maka, aku menyerah untuk mengatakan yang sejujurnya.

“Lo nggak lagi menutupi sesuatu kan dari gue?”

Aku menggeleng lemah. Demi janjiku pada Mentari, aku harus merahasikan apa yang aku lihat tempo lalu.

“Belakangan ini sikap Mentari kayak berubah gitu nggak, Sa?” tanya Ethan yang tak kalah penasaran.

“Sikapnya memang beda belakangan ini.”

“Beda bagaimana?”

“Mentari lebih ceria. Dia juga lebih banyak tersenyum.”

“Mu—mungkin itu karena keadaan Babeh yang membaik.” Aku menimpali, berusaha bersikap netral agar mereka tidak curiga bahwa aku sedang menutupi sesuatu.

“Mungkin. Entahlah … Mentari terlalu rumit untuk gue pahami. Tapi satu hal yang pasti, gue nggak akan biarin orang yang melakukan ini padanya bisa makan enak dan tidur nyenyak.”

“Tapi menurut gue … setelah Mentari siuman, lo tahan dulu rasa pensaran lo, Sa. Biarin dia tenang dulu. Kalau bisa lo jangan tanya apa pun. Orang yang habis kena perundungan, mentalnya belum stabil. Yang perlu kita lakukan adalah mensupport Mentari agar pulih dulu dari rasa sedih dan trauma-nya. Gue yakin, pelan-pelan diam mau terbuka sama lo.” Itu adalah kalimat terpanjang yang aku katakan. Aku mengatakannya dengan sungguh-sungguh. Melihat sorot mata kesedihannya, dan mengingat betapa ia menahan semua kesedihannya seorang diri selama ini agar keluarganya tak tahu, pasti berat rasanya.

Mentari sudah mengatakan alasan mengapa perempuan berambut pink itu merundungnya dan kenapa ia tidak melawan atau melaporkannya ke pihak kampus. Aku bisa memahami sebagai orang yang tidak memiliki power apa pun dan tidak ingin membuat keluarganya kepikiran. Apalagi sekarang keadaan Babeh sedang kurang baik. Tapi aku berjanji, selama aku mengetahui segalanya, aku tak akan tinggal diam. Namun, pada kenyataannya aku tidak bisa menepati janjiku. Aku terlambat untuk menolongnya.

“Lo bener, Niel. Makasih ya. Lo emang yang terbaik. Lagi-lagi lo udah nolongin keluarga gue. Gue nggak tahu harus bales bagaimana.”

Bibirku tersenyum kaku, bingung membalas dengan ekspresi yang pas. Karena ternyata sebenarnya, aku  tidak sebaik itu. Aku adalah seorang sahabat yang sedang menyembunyikan sebilah pisau, yang kapan saja bisa menghujaninya dan mengkhianati kepercayaannya. Di hatiku paling dalam, aku sedang meringis, mengutuk diriku sendiri.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Luka atau bahagia?
4820      1405     4     
Romance
trauma itu sangatlah melekat di diriku, ku pikir setelah rumah pertama itu hancur dia akan menjadi rumah keduaku untuk kembali merangkai serpihan kaca yang sejak kecil sudah bertaburan,nyatanya semua hanyalah haluan mimpi yang di mana aku akan terbangun,dan mendapati tidak ada kesembuhan sama sekali. dia bukan kehancuran pertama ku,tapi dia adalah kelanjutan dari kisah kehancuran dan trauma yang...
START
297      199     2     
Romance
Meskipun ini mengambil tema jodoh-jodohan atau pernikahan (Bohong, belum tentu nikah karena masih wacana. Hahahaha) Tapi tenang saja ini bukan 18+ πŸ˜‚ apalagi 21+πŸ˜† semuanya bisa baca kok...πŸ₯° Sudah seperti agenda rutin sang Ayah setiap kali jam dinding menunjukan pukul 22.00 Wib malam. Begitupun juga Ananda yang masuk mengendap-ngendap masuk kedalam rumah. Namun kali berbeda ketika An...
Melody untuk Galang
517      319     5     
Romance
Sebagai penyanyi muda yang baru mau naik daun, sebuah gosip negatif justru akan merugikan Galang. Bentuk-bentuk kerja sama bisa terancam batal dan agensi Galang terancam ganti rugi. Belum apa-apa sudah merugi, kan gawat! Suatu hari, Galang punya jadwal syuting di Gili Trawangan yang kemudian mempertemukannya dengan Melody Fajar. Tidak seperti perempuan lain yang meleleh dengan lirikan mata Gal...
KataKu Dalam Hati Season 1
5734      1503     0     
Romance
Terkadang dalam hidup memang tidak dapat di prediksi, bahkan perasaan yang begitu nyata. Bagaikan permainan yang hanya dilakukan untuk kesenangan sesaat dan berakhir dengan tidak bisa melupakan semua itu pada satu pihak. Namun entah mengapa dalam hal permainan ini aku merasa benar-benar kalah telak dengan keadaan, bahkan aku menyimpannya secara diam-diam dan berakhir dengan aku sendirian, berjuan...
Gray November
3668      1286     16     
Romance
Dorothea dan Marjorie tidak pernah menyangka status 'teman sekadar kenal' saat mereka berada di SMA berubah seratus delapan puluh derajat di masa sekarang. Keduanya kini menjadi pelatih tari di suatu sanggar yang sama. Marjorie, perempuan yang menolak pengakuan sahabatnya di SMA, Joshua, sedangkan Dorothea adalah perempuan yang langsung menerima Joshua sebagai kekasih saat acara kelulusan berlang...
Pacarku Arwah Gentayangan
5783      1736     0     
Mystery
Aras terlonjak dari tidur ketika melihat seorang gadis duduk di kursi meja belajar sambil tersenyum menatapnya. Bagaimana bisa orang yang telah meninggal kini duduk manis dan menyapa? Aras bahkan sudah mengucek mata berkali-kali, bisa jadi dia hanya berhalusinasi sebab merindukan pacarnya yang sudah tiada. Namun, makhluk itu nyata. Senja, pacarnya kembali. Gadis itu bahkan berdiri di depannya,...
Selepas patah
203      167     1     
True Story
Tentang Gya si gadis introver yang dunianya tiba-tiba berubah menjadi seperti warna pelangi saat sosok cowok tiba-tiba mejadi lebih perhatian padanya. Cowok itu adalah teman sebangkunya yang selalu tidur pada jam pelajaran berlangsung. "Ketika orang lain menggapmu tidak mampu tetapi, kamu harus tetap yakin bahwa dirimu mampu. Jika tidak apa bedanya kamu dengan orang-orang yang mengatakan kamu...
Cinta Pertama Bikin Dilema
5016      1383     3     
Romance
Bagaimana jadinya kalau cinta pertamamu adalah sahabatmu sendiri? Diperjuangkan atau ... diikhlaskan dengan kata "sahabatan" saja? Inilah yang dirasakan oleh Ravi. Ravi menyukai salah satu anggota K'DER yang sudah menjadi sahabatnya sejak SMP. Sepulangnya Ravi dari Yogyakarta, dia harus dihadapkan dengan situasi yang tidak mendukung sama sekali. Termasuk kenyataan tentang ayahnya. "Jangan ...
Mr.Cool I Love You
133      117     0     
Romance
Andita harus terjebak bersama lelaki dingin yang sangat cuek. Sumpah serapah untuk tidak mencintai Andrean telah berbalik merubah dirinya. Andita harus mencintai lelaki bernama Andrean dan terjebak dalam cinta persahabatan. Namun, Andita harus tersiksa dengan Andrean karena lelaki dingin tersebut berbeda dari lelaki kebanyakan. Akankah Andita bisa menaklukan hati Andrean?
Aku Biru dan Kamu Abu
795      471     2     
Romance
Pertemuanku dengan Abu seperti takdir. Kehadiran lelaki bersifat hangat itu benar-benar memberikan pengaruh yang besar dalam hidupku. Dia adalah teman curhat yang baik. Dia juga suka sekali membuat pipiku bersemu merah. Namun, kenapa aku tidak boleh mencintainya? Bukannya Abu juga mencintai Biru?