Read More >>"> Dunia Tanpa Gadget (Pak Kampono) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Dunia Tanpa Gadget
MENU
About Us  

 

              Guru Geografi kami dijuluki Pak Kampono. Sedari ia masuk kelas untuk yang pertama kalinya, ia sudah membuat murid-murid ciut nyalinya. Dengan tegas, ia berkata, “Semua murid harus serius saat mengikuti pelajaran saya. Tidak boleh ada yang bercanda, bicara, dan tidur. Kalau tidak, akan saya beri hukuman yang tidak akan pernah bisa kalian lupakan seumur hidup.”

              Maka, murid-murid mengikuti pelajaran seperti tentara yang sedang apel pagi sampai jam pelajaran Pak Kampono berakhir. Sesekali beberapa murid membolos, tetapi Pak Kampono tidak menyadarinya.

              Pak Kampono biasa berceloteh panjang lebar tentang topik-topik yang terdapat di dalam buku pegangan. Murid-murid diharuskan mencatat semua perkataannya itu. Lia dan Ena termasuk murid yang paling rajin mencatat perkataan Pak Kampono. Sementara itu, banyak yang meragukan perkataan Pak Kampono, karena semuanya mirip angka 1, sementara yang di buku pegangan mirip angka 0, benar-benar berbeda.

              Tiba-tiba, seorang siswa bertubuh kurus menjatuhkan bolpoinnya yang menggelinding ke depan kelas, menimbulkan bunyi yang terasa menegakkan bulu roma di tengah-tengah suasana kelas yang sunyi mencekam. Tanpa berpikir panjang, siswa itu segera berdiri, maju ke depan, dan membungkuk untuk memungut bolpoinnya. Lalu, ia kembali duduk di bangkunya.

              Pak Kampono tampak terkejut dan tidak berkata apa-apa, tetapi kemudian ia membentak. “Taruh bolpoin itu di tempatnya semula! Kamu belum izin. Berani-beraninya mengambil bolpoin itu.”

              Mau tidak mau, siswa itu menaruh kembali bolpoinnya di lantai depan kelas. Lalu, ia kembali duduk di bangkunya. Pak Kampono menghardik. “Sekarang, izin!”

              “Saya minta izin mengambil bolpoin saya, Pak,” pinta murid itu.

              “Ambil!”

              Maka, murid itu maju ke depan dan mengambil bolpoinnya. Ia duduk kembali di bangkunya dengan kikuk.

              Satu jam pelajaran, yaitu empat puluh lima menit berlalu. Murid-murid mulai terserang rasa bosan dan kantuk. Meskipun demikian, mereka tetap bertahan.

              Tiba-tiba, mereka dikejutkan oleh segerombolan kakak kelas cowok yang melewati kelas mereka dan berhenti di depan pintu. Cowok-cowok itu berteriak sekencang-kencangnya ke arah Pak Kampono. “Logika! Logika! Logika! Huuu…!”

              Terperanjat dan marah, Pak Kampono langsung berdiri dan menghampiri cowok-cowok itu yang segera berlari kencang. Pak Kampono segera berlari untuk mengejar mereka. Murid-murid menghampiri jendela dan memperhatikan mereka yang berkejar-kejaran seperti T*m dan J*rry.

              Cowok-cowok itu menghilang di tikungan bangunan laboratorium di seberang kelas, jauh di depan Pak Kampono. Pak Kampono yang ternyata tidak sanggup berlari secepat mereka, mulai kehabisan tenaga. Ia memutuskan untuk kembali ke kelas. Murid-murid serentak kembali ke bangku masing-masing segera setelah melihat Pak Kampono berjalan ke arah kelas. Mereka sudah berhasil duduk di bangku masing-masing sebelum Pak Kampono melewati ambang pintu.

              Pak Kampono tampak terengah-engah. Ia mencoba untuk mengatur nafasnya dan duduk kembali di depan meja guru yang di tengahnya terdapat vas kaca berisi sekuntum bunga anggrek. Setelah nafasnya kembali teratur, ia menumpahkan kekesalannya kepada seisi kelas.

              “Dasar anak-anak kurang ajar! Semuanya harus pakai logika! Tidak salah kalau saya mengajar pakai logika!”

              Pertemuan berikutnya, ulangan Geografi. Pak Kampono mewanti-wanti agar tidak ada yang menyontek. Kalau sampai ketahuan, maka akan langsung diberi nilai tiga dan disuruh keluar.

              Ena mengerjakan ulangan seperti menulis buku harian, karena ia sudah menghafalkan semua yang tertulis di buku catatannya. Lia hanya hafal sedikit karena waktu belajarnya kurang. Ia melihat buku catatannya dengan cepat pada saat ulangan sehingga ia tidak ketahuan. Banyak murid yang tidak bisa mengerjakan soal-soal Geografi itu karena mereka yang tidak percaya kepada Pak Kampono tidak mencatat perkataannya di buku catatan. Jadi, mereka hanya belajar dari buku pegangan atau malah tidak belajar sama sekali. Sementara itu, soal-soalnya tidak ada hubungannya dengan buku pegangan.

              Seminggu kemudian, kertas-kertas ulangan dibagikan. Hanya beberapa yang mendapatkan nilai di atas enam. Sebagian besar mendapatkan nilai di bawah enam, bahkan ada yang mendapatkan nilai dua dan satu.

              Ulangan berikutnya, beberapa murid mencoba mengerjakan sambil membuka-buka buku pegangan. Malang, Pak Kampono memergoki seorang siswa menundukkan kepalanya terus-menerus. Ia mendekati siswa itu dan siswa itu ketahuan sedang menyontek buku pegangan.

              Tidak peduli isi buku pegangan tidak sama dengan perkataan Pak Kampono sehingga jawaban akan tidak akan benar jika tidak sama persis dengan perkataannya, ia segera membubuhkan angka tiga di kertas siswa itu dan menyuruhnya keluar. Siswa itu terlihat sumringah dan segera keluar kelas. Setelah ulangan selesai, ia berkata, “Kalau aku tidak ketahuan nyontek, aku malah mendapatkan angka satu. Tapi sekarang, lumayan, aku bisa dapat tiga.”

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • kapijogja

    Nice story

    Comment on chapter Chapter 1
Similar Tags
Teman Berbagi
2469      995     0     
Romance
Sebingung apapun Indri dalam menghadapi sifatnya sendiri, tetap saja ia tidak bisa pergi dari keramaian ataupun manjauh dari orang-orang. Sesekali walau ia tidak ingin, Indri juga perlu bantuan orang lain karena memang hakikat ia diciptakan sebagai manusia yang saling membutuhkan satu sama lain Lalu, jika sebelumnya orang-orang hanya ingin mengenalnya sekilas, justru pria yang bernama Delta in...
Gunay and His Broken Life
5484      2022     0     
Romance
Hidup Gunay adalah kakaknya. Kakaknya adalah hidup Gunay. Pemuda malang ini telah ditinggal ibunya sejak kecil yang membuatnya secara naluri menganggap kakaknya adalah pengganti sosok ibu baginya. Hidupnya begitu bergantung pada gadis itu. Mulai dari ia bangun tidur, hingga kembali lagi ke tempat tidur yang keluar dari mulutnya hanyalah "kakak, kakak, dan kakak" Sampai memberi makan ikan...
Dandelion
4520      1358     0     
Romance
Kuat, Cantik dan Penuh Makna. Tumbuh liar dan bebas. Meskipun sederhana, ia selalu setia di antara ilalang. Seorang pemuda yang kabur dari rumah dan memilih untuk belajar hidup mandiri. Taehyung bertemu dengan Haewon, seorang gadis galak yang menyimpan banyak masalah hidup.
Si Neng: Cahaya Gema
106      95     0     
Romance
Neng ialah seorang perempuan sederhana dengan semua hal yang tidak bisa dibanggakan harus bertemu dengan sosok Gema, teman satu kelasnya yang memiliki kehidupan yang sempurna. Mereka bersama walau dengan segala arah yang berbeda, mampu kah Gema menerima Neng dengan segala kemalangannya ? dan mampu kah Neng membuka hatinya untuk dapat percaya bahwa ia pantas bagi sosok Gema ? ini bukan hanya sede...
Seharap
5079      2125     0     
Inspirational
Tisha tidak pernah menyangka, keberaniannya menyanggupi tantangan dari sang kakak untuk mendekati seorang pengunjung setia perpustakaan akan menyeretnya pada sebuah hubungan yang meresahkan. Segala kepasifan dan keteraturan Tisha terusik. Dia yang terbiasa menyendiri dalam sepi harus terlibat berbagai aktivitas sosial yang selama ini sangat dihindari. Akankah Tisha bisa melepaskan diri dan ...
Langit Indah Sore Hari
99      85     0     
Inspirational
Masa lalu dan masa depan saling terhubung. Alka seorang remaja berusia 16 tahun, hubungannya dengan orang sekitar semakin merenggang. Suatu hari ia menemukan sebuah buku yang berisikan catatan harian dari seseorang yang pernah dekat dengannya. Karena penasaran Alka membacanya. Ia terkejut, tanpa sadar air mata perlahan mengalir melewati pipi. Seusai membaca buku itu sampai selesai, Alka ber...
Dear N
3462      1410     18     
Romance
Dia bukan bad boy, tapi juga bukan good boy. Dia hanya Naufal, laki-laki biasa saja yang mampu mengacak-acak isi hati dan pikiran Adira. Dari cara bicaranya yang khas, hingga senyumannya yang manis mampu membuat dunia Adira hanya terpaku padanya. Dia mungkin tidak setampan most wanted di buku-buku, ataupun setampan dewa yunani. Dia jauh dari kata itu. Dia Naufal Aditya Saputra yang berhasil m...
Cinta Sebelum Akad Itu Palsu
102      74     1     
Inspirational
Hayy dear...menurut kalian apa sih CINTA itu?? Pasti kalian berfikir bahwasanya cinta itu indah, menyenangkan dan lainnya. Namun, tahukah kalian cinta yang terjadi sebelum adanya kata SAH itu palsu alias bohong. Jangan mudah tergiur dan baper dengan kata cinta khususnya untuk kaum hawa niii. Jangan mudah menjatuhkan perasaan kepada seseorang yang belum tentu menjadi milikmu karena hal itu akan ...
Edelweiss: The One That Stays
1427      613     1     
Mystery
Seperti mimpi buruk, Aura mendadak dihadapkan dengan kepala sekolah dan seorang detektif bodoh yang menginterogasinya sebagai saksi akan misteri kematian guru baru di sekolah mereka. Apa pasalnya? Gadis itu terekam berada di tempat kejadian perkara persis ketika guru itu tewas. Penyelidikan dimulai. Sesuai pernyataan Aura yang mengatakan adanya saksi baru, Reza Aldebra, mereka mencari keberada...
Orange Haze
351      244     0     
Mystery
Raksa begitu membenci Senja. Namun, sebuah perjanjian tak tertulis menghubungkan keduanya. Semua bermula di hutan pinus saat menjelang petang. Saat itu hujan. Terdengar gelakan tawa saat riak air berhasil membasahi jas hujan keduanya. Raksa menutup mata, berharap bahwa itu hanyalah sebuah mimpi. "Mata itu, bukan milik kamu."