Read More >>"> Lazy Boy (32. Ray) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Lazy Boy
MENU
About Us  

“Mau ke mana, Bray?” tanya gue saat melihat wajah paniknya.

“Kinan katanya pingsan di toilet waktu ganti baju pas pelajaran renang. Gue mau ke klinik,” jawab Cutbray.

“Gue ikut!”

Kinan terkena serangan panik. Dia terkulai lemas di atas ranjang.

“Lo stres kayaknya, Ki. Gara-gara kabar dari Oxford ini pasti,” ujar Dayana.

Di saat Dayana pergi untuk membeli makanan, gue mendekatkan kursi ke samping ranjang.

“Bener apa kata Dayana? Jangan terlalu dipikirin, Pret. Gue beneran janji bakal nerusin kontrak privat kita. Udah lupain Oxford.”

“Sewaktu gue di toilet, di depan ada Ibra dan Cello. Gue tiba-tiba keringetan, perut kram, sakit kepala, dan mual.”

Gue mengepalkan tangan dengan keras. Seharusnya si cowok bajingan itu yang merasakan ini! Tapi kenapa malah Kinan yang merasa dihantui?!

Kalau si cowok Korea nggak bisa mendapatkan karma, gue yang akan kasih pelajaran. Iya, nanti sore gue akan melayangkan broadcast foto itu. Foto dia bersama Bunga bangkai. Miss. Deli, tunggu surat cinta dari gue.

***

Udahlah cemen suka mainin perempuan, beraninya keroyokan. Setelah gue mengirim broadcast foto itu dengan nomor ponsel yang sengaja baru gue beli, gue diseret si cowok Korea ke tempat latihan wushu.

Satu tinju melayang tepat di pipi gue.

“Lo kan yang ngirim pesan broadcast itu?!” teriaknya.

“Lo punya bukti?”

Salah satu temannya mengunci tangan gue. Udah deh, gue jadi samsak. Gue nggak masalah babak belur. Cuma gue khawatir sama Emak. Nanti dia nangis melihat gue begini kan gue nggak tega.

“Woy!”

Ah, si bokerman kenapa sok mau jadi pahlawan sih? Udah tahu kita sama-sama lemah.

“Miss. Deli mau ke sini! Sama Coach Liam!”

Gue tertawa dalam hati. Cerdas juga si bokerman. Ternyata dia nggak sebodoh yang gue pikir. Mana berani mereka sama Coach Liam yang sadisnya minta ampun. Apalagi dia bakal melihat anak emasnya mengeroyok bukan anak emasnya. Apalah gue.

Akhirnya kami semua berakhir di ruangan konselor. Kami diberikan surat untuk orangtua kami masing-masing. Lalu Coach Liam membawaku ke klinik untuk diobati. Tapi yang membuat gue terenyuh, Kinan datang dengan napas tersengal menghampiri gue. Eh, nggak jadi terenyuh. Dia malah memukul gue.

“Lo mau bikin gue tambah babak belur?”

Et dah, dia malah nangis lagi.

“Lo nggak perlu bales dendam buat gue, Ray.”

“Mana bisa gue diem aja ngelihat cewek yang gue suka ditindas begitu aja.”

“Hah?”

Mampus! Gue keceplosan! Saatnya kabuurrr!

***

Gue bisa menghindari Kinan, tapi malah masuk ke kandang singa. Bapak’e membuka sidang besar-besaran untuk gue dan Bunga di rumah gedong mereka. Saat Bunga dimarahi habis-habisan, gue tertawa dengan puas.

“Kamu beraninya tertawa, Ray?! Kalian beruntung nggak diskors, karena udah kelas dua belas dan bentar lagi ujian.”

Gue langsung bungkam.

“Ayah juga dapat laporan dari Miss. Deli. Kamu yang mengirim foto itu, kan? Mau sampai kapan kalian nggak akur begini? Kalian itu saudara!”

“Ray nggak sudi.”

“Ray!” Bapak’e melotot.

Gue berdiri. “Ayah kira Ray bakal sudi berdamai dengan keluarga yang merampas kebahagiaan Bunda?”

“Jaga omonganmu! Apa yang Ayah dan bunda kamu putuskan, nggak ada hubungannya dengan Bunga dan ibunya.”

“Ayah nggak tahu kan kalau Ray melihat Bunda menangis diam-diam sambil melihat foto keluarga kita dulu? Ray juga nyaksiin Bunda membuat kue tart untuk anniversary pernikahan kalian dan duduk sambil menangis. Ayah mengharapkan Ray bisa berdamai begitu aja?”

Bapak’e tertegun.

“Sebenarnya Ray bisa aja berkelakuan bebas kayak anak cewek kesayangan Ayah itu. Tapi Ray nggak pernah keluar malam, karena harus jagain Bunda. Ray tahu kalau Bunda kesepian, dia bakal males makan. Ray memutuskan untuk menerima tawaran ke Jerman supaya Ray bisa sukses. Bunda nggak usah kerja lagi. Ayah nggak tahu itu, kan? Atau emang nggak mau tahu?”

Saat Bapak’e mencekal tangan gue, gue menghempaskannya kuat-kuat. Lalu yang membuat gue tambah muak, malamnya Bapak’e datang ke rumah. Gue sempat mendengar dia meminta maaf sama Emak. Buat apa, hah?

Dan suara ketukan pintu yang udah gue prediksi. Pasti Emak mau menceramahi gue.

“Ray, kamu nggak seharusnya seperti itu. Biarkan ayahmu bahagia sama keluarga barunya. Kamu nggak berhak untuk menghakiminya. Nggak sepenuhnya salah ayahmu. Bunda juga turut andil dalam perpisahan ini. Terus Bunda baru tahu kalau kamu melihat Bunda nangis.”

Gue nggak berani menatap Emak.

“Kamu seharusnya bisa menjadi saudara yang baik buat Bunga. Bunda tahu kalau Bunga itu nggak terlalu diperhatiin sama orangtuanya. Ayahmu pasti sibuk. Ibunya juga. Makanya dia menjadi seperti itu.”

“Nggak bisa, Bun. Jangan paksa Ray buat akur sama dia.”

“Oke, oke. Tapi setidaknya kamu harus berbaikan sama Ayah ya? Besok dia ke sini lagi. Bagaimanapun, Ayah itu peduli sama kamu. Asal kamu tahu, Bunda yang memaksa untuk berpisah, padahal ayah kamu masih tetap ingin bertahan demi kamu. Seharusnya kamu marah sama Bunda. Bukan ke Ayah.”

Gue terkejut. “Oke, besok Ray akan minta maaf sama Ayah. Demi Bunda. Ray juga akan berusaha nggak terlalu ketus sama Bunga. Tapi jangan harap Ray bersikap manis ya.”

Emak memeluk gue. Biasanya gue akan melepasnya, tapi nggak apa-apa-lah sekali-kali.

“Lagian foto itu sebenarnya bukan buat nyerang Bunga, tapi buat balas dendam ke Ibra. Ray nggak bisa diam aja. Kinan sampai pingsan karena trauma, Bun.”

“Bunda tahu. Makanya tadi Bunda bilang ke ayahmu. Malah ayahmu berniat untuk menolong Kinan dan bersedia menyewakan pengacara. Kami berdua sangat berterimakasih sama Kinan. Kamu bisa berubah menjadi lebih baik berkat usaha Kinan.”

“Percuma, Bun. Kinan aja nggak mau cerita sama orangtuanya.”

“Soal itu, mamanya Kinan tadi datang ke sini dan … Bunda terpaksa menceritakannya. Mamanya curiga sewaktu kita mengantarkan Kinan pulang. Katanya Kinan sering mengurung diri di dalam kamar dan di malam hari mamanya terbangun karena mendengar Kinan berteriak di tengah tidurnya.”

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Let Me Go
2354      986     3     
Romance
Bagi Brian, Soraya hanyalah sebuah ilusi yang menyiksa pikirannya tiap detik, menit, jam, hari, bulan bahkan tahun. Soraya hanyalah seseorang yang dapat membuat Brian rela menjadi budak rasa takutnya. Soraya hanyalah bagian dari lembar masa lalunya yang tidak ingin dia kenang. Dua tahun Brian hidup tenang tanpa Soraya menginvasi pikirannya. Sampai hari itu akhirnya tiba, Soraya kem...
Praha
270      165     1     
Short Story
Praha lahir di antara badai dan di sepertiga malam. Malam itu saat dingin menelusup ke tengkuk orang-orang di jalan-jalan sepi, termasuk bapak dan terutama ibunya yang mengejan, Praha lahir di rumah sakit kecil tengah hutan, supranatural, dan misteri.
Kala Saka Menyapa
10769      2614     4     
Romance
Dan biarlah kenangan terulang memberi ruang untuk dikenang. Sekali pun pahit. Kara memang pemilik masalah yang sungguh terlalu drama. Muda beranak begitulah tetangganya bilang. Belum lagi ayahnya yang selalu menekan, kakaknya yang berwasiat pernikahan, sampai Samella si gadis kecil yang kadang merepotkan. Kara butuh kebebasan, ingin melepas semua dramanya. Tapi semesta mempertemukannya lag...
When Magenta Write Their Destiny
4200      1298     0     
Romance
Magenta=Marina, Aini, Gabriella, Erika, dan Benita. 5 gadis cantik dengan kisah cintanya masing-masing. Mereka adalah lima sahabat yang memiliki kisah cinta tak biasa. Marina mencintai ayah angkatnya sendiri. Gabriella, anak sultan yang angkuh itu, nyatanya jatuh ke pelukan sopir bus yang juga kehilangan ketampanannya. Aini dengan sifat dingin dan tomboynya malah jatuh hati pada pria penyintas d...
STORY ABOUT THREE BOYS AND A MAN
13237      2674     34     
Romance
Kehidupan Perkasa Bagus Hartawan, atau biasa disapa Bagus, kadang tidak sesuai dengan namanya. Cintanya dikhianati oleh gadis yang dikejar sampai ke Osaka, Jepang. Belum lagi, dia punya orang tua yang super konyol. Papinya. Dia adalah manusia paling happy sedunia, sekaligus paling tidak masuk akal. Bagus adalah anak pertama, tentu saja dia menjadi panutan bagi kedua adiknya- Anggun dan Faiz. Pan...
Archery Lovers
3850      1819     0     
Romance
zahra Nur ramadhanwati, siswa baru yang tidak punya niat untuk ikut ekstrakulikuler apapun karena memiliki sisi trauma saat ia masih di SMP. Akan tetapi rasa trauma itu perlahan hilang ketika berkenalan dengan Mas Darna dan panahan. "Apakah kau bisa mendengarnya mereka" "Suara?" apakah Zahra dapat melewati traumanya dan menemukan tempat yang baik baginya?
Tinta Buku Tebal Riri
500      323     0     
Short Story
Cerita ini hanyalah fiktif belaka, apabila ada kesamaan kejadian, nama dan tempat hanyalah kebetulan semata. NB : picture from Pixabay.com
Pupus
398      258     1     
Short Story
Jika saja bisa, aku tak akan meletakkan hati padamu. Yang pada akhirnya, memupus semua harapku.
Kejutan
415      220     3     
Short Story
Cerita ini didedikasikan untuk lomba tinlit x loka media
Mencari Pangeran Yang Hilang
2716      1122     3     
Romance
Naru adalah seorang cowok yang sempurna. Derajat, kehidupan, dan juga kemewahan layaknya seorang pangeran telah dia terima sejak lahir ke dunia. Orang tuanya seorang pengusaha kaya sejagat raya yang selalu muncul di TV. Namun ternyata dia yang merasa hidupnya terkekang oleh orang tuanya membuatnya tak memiliki satu pun teman. Dia pun benci tinggal di rumah. Dia ingin bebas. Ketika memasuki SMA,...