Loading...
Logo TinLit
Read Story - Lazy Boy
MENU
About Us  

Meskipun berkali-kali aku menenangkan diri, tetap saja kedua telapak tanganku berkeringat dingin. Aku tahu ini ulah siapa, tapi apa cukup hanya membela diri? Bahkan aku saja belum sempat melihat wujud isi kertas ujian tersebut.

 

Davina hanya meneriakiku, "She's cheating, Miss."

 

Aku kira dia hanya membual. Ternyata saat pengawas datang menghampiriku, dia mendapatkan selembar kertas dari kolong meja. Aku nggak sempat memeriksa kolong meja.

 

Setelah datang ke sekolah, aku sibuk belajar di area dekat kolam renang. Di situ sepi. Kalau nggak salah, aku sempat melihat siluet seorang cowok. Saat cowok itu melihatku, dia pergi ke area belakang. Mungkin ke tempat latihan wushu.

 

Terus aku masuk ke kelas ketika semua teman-teman sudah hampir semuanya duduk rapi di dalam. Bahkan pengawas datang tepat di belakangku.

 

"Saya heran, kenapa bisa soal ujian bocor sampai ke murid? Formatnya persis dengan soal yang dibagikan hari ini. Bahkan ada kop Russelia di atasnya. Bukannya setiap PIC memberikan soal ke panitia ujian?" Pak David menaruh lembaran sontekan tersebut ke atas mejanya.

 

"Saya PIC yang membuat soal Math dan nggak pernah membocorkan soal kepada murid, Pak. Lagi pula soal ujian ada di komputer saya di ruang guru. Sepertinya nggak mungkin ada siswa yang berani mengutak-atiknya," terang Mrs. Shelly.

 

"Apa mungkin Mrs. Shelly memberikan les atau privat kepada Kinan? Bukannya saya menuduh, tapi tahun lalu sempat ada kejadian seperti ini di Elementary. Ada guru yang privat dengan salah satu muridnya dan memberikan latihan soal persis dengan soal Final Test," ungkap Pak David.

 

Wajah Mrs. Shelly merah padam. Namun setelah itu dia berdeham dan berlagak merapikan baju atasan putih yang dikenakannya.

 

"Kinan itu salah satu murid saya yang paling pintar, Pak. Dia nggak perlu privat, karena dia sudah bisa mengikuti pelajaran saya dengan baik. Memang dia sempat gagal olimpiade tahun lalu. Cuma Kinan pernah bilang ke saya waktu itu ibunya sedang sakit. Jadi konsentrasinya buyar. Tapi bukan menjustifikasi bahwa kemampuannya menurun."

 

"Lalu kenapa kertas soal ujian bisa bocor ke tangan murid?" Pak David mengusap wajahnya dengan gusar. Kumis tipisnya diusap-usapnya sambil terus menghela napas.

 

"Bisa saya lihat kertasnya, Pak?" pinta Mrs. Shelly. Lalu Miss. Ratna yang menjadi pengawas turut memberikan kertas ujianku kepada Mrs. Shelly.

 

Selagi Mrs. Shelly meneliti kertas tersebut, aku memberanikan diri untuk mengangkat tangan. "Pak, boleh saya berbicara?"

 

"Silakan, Kinan."

 

"Saya hari ini masuk ke kelas telat, karena belajar terlebih dahulu di area kolam renang. Di sana sepi. Terus saya datang ke kelas telat bertepatan dengan Miss. Ratna masuk. Saya nggak sempat mengecek kolong meja. Semua barang punya saya dimasukkan ke loker dan saya hanya membawa tempat pensil ke dalam."

 

"Tapi memangnya ada bukti kalau kamu nggak menyelipkan sebelumnya?" Aku nggak suka dengan tatapannya pria yang umurnya nggak jauh dari Papa ini. Kalau saja orangtuaku pejabat yang berpengaruh dan Pak David ditelepon, selesai urusannya. Sudah menjadi rahasia umum kalau beliau adalah penjilat para wali murid yang kaya.

 

"Kalaupun saya menyelipkannya di tempat pensil, pasti kertas itu dalam keadaan lecek, Pak. Saya aja belum sempat lihat kertas itu. Ini hari pertama ujian, Pak. Misalkan saya menaruhnya di kolong meja hari sebelumnya, bisa jadi dibuang oleh panitia yang membereskan ruang ujian. Lalu kenapa Bapak nggak mencurigai murid yang datang duluan di kelas atau bahkan yang meneriaki saya menyontek? Padahal saya sama sekali nggak melihat ke kolong, tapi kenapa Davina bisa yakin ada kertas di kolong saya? Kan ketutup badan saya."

 

Pak David membeku. Mulutnya terbuka, tapi sepertinya dia nggak yakin dengan ucapannya yang akan keluar.

 

"Kalau saya bisa mencari orang yang ngelihat saya di area kolam renang, apa Bapak bisa mengecek Davina? Kenapa dia bisa tahu ada kertas di kolong saya?" protesku lagi.

 

Mrs. Shelly membenarkan letak kacamatanya dan berkali-kali kedua alisnya bertaut.

 

"Pak, di kertas ini kunci jawabannya diketik memakai komputer. Pada bagian pilihan ganda, jawaban yang benar ditebalkan hurufnya. Terus bagian isian singkat dan essay ditulis langsung jawabannya saja." Mrs. Shelly menyodorkan kertas tersebut kepada Pak David.

 

"Lucunya, Pak, pada bagian essay ada kunci jawaban yang salah. Bagaimana bisa Kinan menyontek, tapi jawaban dia yang benar, dan sontekan ini yang salah. Terus saya menyuruh anak-anak untuk menulis caranya pada bagian essay, bukan hanya hasil akhirnya. Kinan menuliskan caranya beserta jawaban yang benar." Mrs. Shelly kembali menyodorkan kertas ujianku.

 

"Kalau mau saya bisa menuliskan ulang caranya tanpa melihat jawaban milik saya. Atau Mrs. Shelly memberikan soal dengan angka yang berbeda. Saya juga bisa menjelaskan dan bahkan mempresentasikan bagaimana saya mendapatkan hasil seperti itu, Pak," imbuhku.

 

Sekakmat! Pak David hanya bisa merespon dengan embusan napas, dan membolak-balik kertas di hadapannya. Lalu dia mengizinkanku untuk keluar dari ruangan.

 

"Saya tetap ingin ada saksi bahwa kamu tidak di kelas sebelum ujian," katanya.

 

What? Bukannya bisa ditanyakan ke teman sekelas? Asli, nyebelin!

 

Ketika aku keluar dari ruangan Pak David yang terletak di gedung satu, di lantai paling bawah, Dayana menghambur memelukku. Kemudian Ibra datang di belakangnya.

 

Aku mengajak mereka untuk pergi ke rumah. Soalnya aku risi menjadi tontonan satu sekolah. Sekelebat aku melihat Ray di antara kerumunan. Namun lagi-lagi dia menghilang seperti hantu.

 

Sesampaiku di rumah, aku menceritakan semuanya kepada Dayana dan Ibra. Mama dan Papa belum pulang. Hanya ada kami bertiga.

 

"Gue yakin itu si Davina! Lihat aja dia gagal olimpiade, kan? Ngasih sontekan aja salah!" seru Dayana sambil menunjuk-nunjuk seakan Davina ada di hadapannya. Malah hampir terkena wajah Ibra.

 

"Gue juga gagal olimpiade, Day."

 

"Ya, tapi kan karena waktu itu Tante masuk rumah sakit, Ki. Siapa lagi coba yang bisa punya akses masuk ke sekolah di hari libur? Kalau kita ke sekolah di hari libur dan nggak lagi ada kegiatan di sana, biasanya kan mencolok. Kalau Davina ya santai-santai aja. Lah, keluarganya yang punya sekolah. Biasa bolak-balik. Tinggal minta OB buat ngasih kunci ruang guru. OB mau apa coba, kalau misalkan nolak? Takut dipecat-lah!"

 

Ibra mengusap punggungku dan merangkulku. "Tenang aja. Gue udah bilang sama Papi soal ini. Kalau masih diperpanjang, Papi bakal nelepon ke Pak David."

 

"Bagus itu! Paling Pak David langsung ketar-ketir dapet telepon dari Pak Walikota. Mana berani dia?" sahut Dayana.

 

Aku tertawa sambil berusaha melepas rangkulan Ibra.

 

"Gue pamit dulu kali ya ke rumah. Ganggu orang pacaran soalnya." Dayana terkikik.

 

Buru-buru aku mencegahnya. "Jangan! Gimana kalau kita belajar bareng? Gue gorengin pizza goreng, mau nggak? Mama baru beli kemaren." Aku menarik tangan Dayana.

 

"Ah, elo mah. Baru aja kelar ujian, udah belajar lagi. Tapi gue mau deh pizza goreng." Dayana menyengir lebar.

 

"Gue pesenin makanan lain juga sekalian. Kalian mau apa?" tanya Ibra yang lekas membuka aplikasi untuk memesan makanan.

 

Untung saja ada pizza goreng untuk mencegah Dayana pergi. Jadi di hari libur kemarin, Ibra kembali datang ke rumah di saat Mama dan Papa pergi kondangan. Alasannya ingin belajar bersama. Papa enggak marah, karena Dayana datang setelah aku menyuruhnya ke rumah. Pas banget, Dayana datang, Papa dan Mama juga datang. Dayana telat, karena keponakannya merengek untuk bermain bersamanya.

 

Sebenarnya aku agak takut ditinggal berdua saja dengan Ibra. Soalnya sewaktu aku berduaan saja dan Dayana belum datang ... Ibra ... dia terus duduk sambil merangkul pundakku selama belajar. Lantas dia ... ingin menciumku. Namun aku bergegas bangkit dengan alasan kebelet pipis.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
ETHEREAL
1787      791     1     
Fantasy
Hal yang sangat mengejutkan saat mengetahui ternyata Azaella adalah 'bagian' dari dongeng fantasi yang selama ini menemani masa kecil mereka. Karena hal itu, Azaella pun incar oleh seorang pria bermata merah yang entah dia itu manusia atau bukan. Dengan bantuan kedua sahabatnya--Jim dan Jung--Vi kabur dari istananya demi melindungi adik kesayangannya dan mencari sebuah kebenaran dibalik semua ini...
Cinta Butuh Jera
1418      912     1     
Romance
Jika kau mencintai seseorang, pastikan tidak ada orang lain yang mencintainya selain dirimu. Karena bisa saja itu membuat malapetaka bagi hidupmu. Hal tersebut yang dialami oleh Anissa dan Galih. Undangan sudah tersebar, WO sudah di booking, namun seketika berubah menjadi situasi tak terkendali. Anissa terpaksa menghapus cita-citanya menjadi pengantin dan menghilang dari kehidupan Galih. Sementa...
Bifurkasi Rasa
138      118     0     
Romance
Bifurkasi Rasa Tentang rasa yang terbagi dua Tentang luka yang pilu Tentang senyum penyembuh Dan Tentang rasa sesal yang tak akan pernah bisa mengembalikan waktu seperti sedia kala Aku tahu, menyesal tak akan pernah mengubah waktu. Namun biarlah rasa sesal ini tetap ada, agar aku bisa merasakan kehadiranmu yang telah pergi. --Nara "Kalau suatu saat ada yang bisa mencintai kamu sedal...
The War Galaxy
12888      2622     4     
Fan Fiction
Kisah sebuah Planet yang dikuasai oleh kerajaan Mozarky dengan penguasa yang bernama Czar Hedeon Karoleky. Penguasa kerajaan ini sungguh kejam, bahkan ia akan merencanakan untuk menguasai seluruh Galaxy tak terkecuali Bumi. Hanya para keturunan raja Lev dan klan Ksatrialah yang mampu menghentikannya, dari 12 Ksatria 3 diantaranya berkhianat dan 9 Ksatria telah mati bersama raja Lev. Siapakah y...
Asrama dan Asmara
513      370     0     
Short Story
kau bahkan membuatku tak sanggup berkata disaat kau meninggalkanku.
Drifting Away In Simple Conversation
436      303     0     
Romance
Rendra adalah seorang pria kaya yang memiliki segalanya, kecuali kebahagiaan. Dia merasa bosan dan kesepian dengan hidupnya yang monoton dan penuh tekanan. Aira adalah seorang wanita miskin yang berjuang untuk membayar hutang pinjaman online yang menjeratnya. Dia harus bekerja keras di berbagai pekerjaan sambil menanggung beban keluarganya. Mereka adalah dua orang asing yang tidak pernah berpi...
Love after die
471      321     2     
Short Story
"Mati" Adalah satu kata yang sangat ditakuti oleh seluruh makhluk yang bernyawa, tak terkecuali manusia. Semua yang bernyawa,pasti akan mati... Hanya waktu saja,yang membawa kita mendekat pada kematian.. Tapi berbeda dengan dua orang ini, mereka masih diberi kesempatan untuk hidup oleh Dmitri, sang malaikat kematian. Tapi hanya 40 hari... Waktu yang selalu kita anggap ...
Cute Monster
669      383     5     
Short Story
Kang In, pria tampan yang terlihat sangat normal ini sebenarnya adalah monster yang selalu memohon makanan dari Park Im zii, pekerja paruh waktu di minimarket yang selalu sepi pengunjung. Zii yang sudah mencoba berbagai cara menyingkirkan Kang In namun selalu gagal. "Apa aku harus terbiasa hidup dengan monster ini ?"
Sahabat Selamanya
1203      735     2     
Short Story
cerpen ini bercerita tentang sebuah persahabatan yang tidak ernah ada akhirnya walaupun mereka berpisah jauh
Dia & Cokelat
581      411     3     
Short Story
Masa-masa masuk kuliah akan menjadi hal yang menyenangkan bagi gue. Gue akan terbebas dari segala peraturan semasa SMA dulu dan cerita gue dimulai dengan masa-masa awal gue di MOS, lalu berbagai pertemuan aneh gue dengan seorang pria berkulit cokelat itu sampai insiden jari kelingking gue yang selalu membutuhkan cokelat. Memang aneh!