Read More >>"> Lazy Boy (8. Ray) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Lazy Boy
MENU
About Us  

Sebenarnya gue kepingin banget kabur dari acara Assembly. Ini kenapa Bapak'e minta gue buat merekam si Bunga bangkai main piano? Cuma gara-gara dia nggak bisa datang. Katanya takut mengecewakan dia lah, bla bla bla, pret!

 

Waktu gue bilang, "Kenapa nggak minta tolong temennya Bunga?"

 

"Kan kamu anaknya Ayah. Sama siapa lagi Ayah minta tolong?"

 

"Perasaan sama anaknya sendiri nggak gitu-gitu amat," sindir gue.

 

"Masalahnya kamu nggak pernah mau tampil di depan umum, Ray."

 

Kena sekakmat deh gue. Lagian gue mau tampil apa? Nyanyi? Lebih baik kalian tutup telinga kalau mau selamat dunia dan akhirat. Main musik? Main suling sama pianika aja banyak yang salah. Tadinya gue berharap bisa tampil wushu taolu di acara-acara sekolah. Ya, sayang aja gue nggak pernah kepilih.

 

Gue berniat setelah merekam si Bunga bangkai, gue bakal kabur ke sarang favorit gue. Bodo amat videonya nge-blur. Bapak'e paling ngomel. Tinggal gue silent aja. Terus gue kirim pesan ke Bunga bangkai.

 

Gue udah rekamin lo sesuai request Ayah. Sori, HP gue eror. Jadi suruh aja temen lo.

 

Baru aja gue mau bersiul sambil berjalan menuju gedung satu, si kutu kupret menghalangi jalan gue.

 

"Kenapa lagi sih?" protes gue.

 

"Gue mau nyoba ngajarin lo lagi," ujar Kinan. "Inget, lo masih punya utang nurutin kemauan gue."

 

"Bukannya lo udah nyerah sampe mau nonjok gue?”

 

“Kinanthi Sekar Arumdani pantang menyerah. Kita ke musala aja, biar kalau gue meledak, gue langsung baca Qur’an.”

 

Cih, sok alim.

 

“Kita nggak dituduh pacaran kan kalau berduaan di musala?” tanya Kinan sambil membuka pintu dan menjulurkan kepalanya ke dalam musala.

 

“Dih, gue nggak sudi pacaran sama lo.”

 

“Ih, emangnya gue sudi?! Gue punya kriteria ya buat calon suami gue.”

 

“Lo nggak seharusnya menghina calon klien lo.”

 

Gue melihat Kinan mengeluarkan buku catatan kecil dari tas kecil yang suka dibawa-bawa sama dia. Eh, kenapa gue jadi hafal? Terus dia membuka-buka tiap lembaran halamannya.

 

"Apaan tuh?" tanya gue.

 

"Ini beberapa trik untuk memahami Math. Jadi kalau kita hanya hafal rumus, itu nggak efektif. Kalau ketemu permasalahan yang kompleks, bisa bingung. Makanya gue punya trik tersendiri dalam memahami soal. Sini, gue ajarin.”

 

“Lo yakin bisa bikin gue paham?”

 

“Gue udah pernah olimpiade. Masa naklukin lo nggak bisa.”

 

“Tapi kalah,” cibir gue.

 

“Eh, tapi pas SMP gue menang. Lo nggak percaya?!”

 

“Ingat, Bu Guru nggak boleh galak.”

 

Nggak gue sangka. Setelah Kinan pergi untuk berwudu, dia berubah jadi sebaik malaikat. Gue melihat Kinan lebih sabar dari kemarin. Walaupun sewaktu gue kebablasan tidur, dia langsung teriak dan menyuruh gue wudu. Katanya biar setan di tubuh gue keluar. Terus waktu gue ngantuk lagi, dia menaruh ponselnya dekat telinga gue. Tahu nggak yang diputar video apa? Ceramahnya Mamah Dedeh tentang siksa kubur! Sedeng tuh cewek!

 

“Gue agak paham sih. Tapi pelan-pelan ya. Lo tuh ngajarin orang harus sabar. Jangan nganggep semua orang kecepatan otaknya sama kayak lo.”

 

Kinan menggaruk kepala. “Ternyata ngajarin orang susah ya. Ah, gue jadi pesimis bisa lolos tantangan dari Mrs. Shelly. Apa gue nyerah aja ya? Belum tentu Mrs. Shelly nepatin janjinya. Daftar Jardine dan Oxford aja deh. Terus salat tahajud yang rajin biar diterima. Tadinya mau ke Jerman. Soalnya kuliah di sana gratis. Eh, tapi les bahasa Jerman-nya mahal. Tetep aja living cost di sana mahal.”

 

"Kalau lo mau, sambil ngumpulin duit, lo belajar sama om gue. Paling nggak, nanti kalau lo udah bisa les di Goethe, lo bisa lebih mantep ilmunya. Lagian lo bisa les waktu udah lulus nanti. Nggak masalah kalau nggak langsung masuk kuliah setelah lulus sekolah, kan?"

 

Eh, si Kinan malah berkaca-kaca sambil melihat gue. Terus dia mengelap air matanya dengan lengan bajunya. "Kok lo tiba-tiba baik sama gue? Padahal sebelumnya lo nipu gue."

 

Gue nggak bisa menahan buat nggak ketawa. "Sori yang waktu itu. Habisnya kita kan nggak saling deket. Lo juga fitnah gue. Terus tiba-tiba lo bar-bar datengin gue. Gimana gue nggak parno?"

 

"Sampe gue dikira naksir lo?" tukasnya.

 

Gue mengedikkan bahu. “Gue juga nggak mau banyak orang tahu kalau gue mau kuliah di luar negeri. Makanya gue pagi-pagi dateng ke Mrs. Zalina. Eh, ketahuan sama lo.”

 

“Emang kenapa dirahasiain?”

 

“Gue males aja di-judge. Apalagi guru-guru sering marahin gue, ‘Gimana kamu bisa lulus kalau tidur kayak gini?’ Ya, kayak ngeremehin gue. Gue aja disumpahin nggak lulus, apalagi mau kuliah di luar negeri? Cuma Mrs. Zalina yang bisa gue percaya.”

 

“Iya, Mrs. Zalina itu super baik. Tapi lo jangan pesimis gitu. Orang-orang nggak berhak buat ngeremehin lo. Yang nentuin lo layak apa nggak kuliah di luar negeri itu admission kampusnya. Kalau nyatanya lo diterima, mereka mau bilang apa?”

 

“Lo baru aja bilang pesimis. Kok sok nasehatin gue?”

 

“Gue itu berusaha realistis, Ray. Daftar beasiswa Jardine itu lebih realistis ketimbang tutorin lo. Bukan gue ngeremehin lo, tapi lo itu kemauan belajarnya kurang. Terus belum tentu gue sabar. Jadi gue nggak yakin berhasil. Belum lagi kalau Mrs. Shelly nggak nepatin janjinya.”

 

“Gimana kalau gue bayar lo? Daripada gue privat sama guru-guru di sini. Gue muak dinasehatin dan diremehin. Hitung-hitung lo bisa nabung kalau misi ini gagal. Lumayan buat tabungan ke Jerman. Lo juga udah gue kasih les gratis sama om gue.”

 

Kinan terdiam.

 

“Lo pasti ragu karena gue anak angkot? Lo pasti tahu berita kalau ayahnya Bunga itu pengusaha, kan? Itu ayah gue. Gue emang hidup pas-pasan sama emak gue, tapi semua kebutuhan gue itu dari ayah gue.”

 

Lalu gue memamerkan jam tangan.

 

“Wih, itu harganya setara uang jajan gue dua bulan!” seru Kinan.

 

“Biasanya gue tutupin pake tas kalau naik angkot. Takut dicopet.”

 

Lalu kita berdua berjabat tangan. Kita saling tukar nomor ponsel. Gue mengiriminya lokasi rumah Om Brian.

 

***

 

Kinan mengajak gue untuk makan bersama di rooftop. Mungkin dia kasihan waktu dia tahu selama ini gue makan di lorong sendirian. Awalnya gue malas. Lagian kita belum sedekat itu. Gue cuma sedikit terharu doang sama kata-kata dia tadi. Baru kali ini ada orang yang percaya sama gue, selain Emak.

 

Namun berhubung gue mau menelepon Om Brian, sinyal lebih kuat di rooftop. Gue harus mengabari Om Brian. Jangan tahu-tahu bawa murid tambahan. Bisa diomelin gue.

 

Gue melihat Kinan melambaikan tangan saat gue berjalan menuju salah satu gazebo dekat dengan kebun hidroponik.

 

"Nggak sama Cutbray?" tanya gue.

 

Kinan mengernyitkan kening.

 

“Gue manggil Dayana Cutbray, karena rambutnya mirip sama model celana Emak.”

 

Kinan tergelak. "Dia masih ngumpul sama anak-anak choir dari habis Assembly. Lo udah ngambil konsumsi dari Assembly?"

 

Gue menggeleng. Kinan langsung berinisiatif mengambilkan kotak konsumsi buat gue. Sambil menunggu dia, gue mencoba untuk menelepon Om Brian.

 

Di tengah-tengah gue nelepon Om Brian, gue mendengar keributan di tengah dining room. Beberapa murid memakan konsumsi Assembly di sana. Kebetulan aula yang dipakai untuk acara Assembly ada di lantai lima juga. Nggak jauh dari perpustakaan.

 

Dari arah gue berdiri, gue bisa melihat kalau ada dua orang cewek yang sedang adu mulut. Dari kunciran salah satu cewek, mirip sama Kinan. Setelah gue mendekat, ternyata satunya lagi Davina.

 

Waktu gue melihat Davina mau menampar Kinan, entah insting dari mana, gue menghampiri mereka. Ternyata Davina nggak jadi menampar Kinan. Soalnya ada cowok—aduh, gue lupa siapa namanya! Pokoknya yang jago wushu—menahan tangan Davina.

 

Gue melihat Kinan diam saja diperlakukan seperti itu. Bajunya basah. Lagi-lagi entah insting dari mana, gue mengambil tangan Kinan dan membawanya menjauh dari mereka.

 

Kalau Gamal melihat ini, pasti dia berkomentar, "Cool, man! Lo udah kayak bad boy yang di novel-novel."

 

Entah apa yang merasuki gue.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Yang Terindah Itu Kamu
7569      2932     44     
Romance
Cinta pertama Aditya Samuel jatuh pada Ranti Adinda. Gadis yang dia kenal saat usia belasan. Semua suka duka dan gundah gulana hati Aditya saat merasakan cinta dikemas dengan manis di sini. Berbagai kesempatan juga menjadi momen yang tak terlupakan bagi Aditya. Aditya pikir cinta monyet itu akan mati seiring berjalannya waktu. Sayangnya Aditya salah, dia malah jatuh semakin dalam dan tak bisa mel...
SIREN [ RE ]
571      304     5     
Short Story
nyanyian nya mampu meluluhkan hati. namanya dan suara merdunya mengingatkanku pada salah satu makhluk mitologi.
Chloe & Chelsea
7048      1532     1     
Mystery
30 cerita pendek berbentuk dribble (50 kata) atau drabble (100 kata) atau trabble (300 kata) dengan urutan acak, menceritakan kisah hidup tokoh Chloe dan tokoh Chelsea beserta orang-orang tercinta di sekitar mereka. Menjadi spin off Duo Future Detective Series karena bersinggungan dengan dwilogi Cherlones Mysteries, dan juga sekaligus sebagai prekuel cerita A Perfect Clues.
Hoping For More Good Days
449      304     7     
Short Story
Kelly Sharon adalah seorang gadis baik dan mandiri yang disukai oleh banyak orang. Ia adalah gadis yang tidak suka dengan masalah apapun, sehingga ia selalu kesulitan saat mengahadapinya. Tapi Yuka dan Varel berhasil mengubah hidup Sharon menjadi lebih baik dalam menghadapi segala rintangan.Jujur dan saling percaya, hanya itu kunci dari sebuah tali persahabatan..
The Flower And The Bees
2645      1305     9     
Romance
Cerita ini hanya berkisah soal seorang gadis muda keturunan Wagner yang bersekolah di sekolah milik keluarganya. Lilian Wagner, seorang gadis yang beruntung dapat lahir dan tumbuh besar dilingkungan keluarga yang menduduki puncak hierarki perekonomian negara ini. Lika-liku kehidupannya mulai dari berteman, dipasangkan dengan putra tunggal keluarga Xavian hingga berujung jatuh cinta pada Chiv,...
Until The Last Second Before Your Death
431      308     4     
Short Story
“Nia, meskipun kau tidak mengatakannya, aku tetap tidak akan meninggalkanmu. Karena bagiku, meninggalkanmu hanya akan membuatku menyesal nantinya, dan aku tidak ingin membawa penyesalan itu hingga sepuluh tahun mendatang, bahkan hingga detik terakhir sebelum kematianku tiba.”
Hamufield
26025      2975     13     
Fantasy
Kim Junsu: seorang pecundang, tidak memiliki teman, dan membenci hidupnya di dunia 'nyata', diam-diam memiliki kehidupan di dalam mimpinya setiap malam; di mana Junsu berubah menjadi seorang yang populer dan memiliki kehidupan yang sempurna. Shim Changmin adalah satu-satunya yang membuat kehidupan Junsu di dunia nyata berangsur membaik, tetapi Changmin juga yang membuat kehidupannya di dunia ...
SI IKAN PAUS YANG MENYIMPAN SAMPAH DALAM PERUTNYA (Sudah Terbit / Open PO)
4030      1532     8     
Inspirational
(Keluarga/romansa) Ibuk menyuruhku selalu mengalah demi si Bungsu, menentang usaha makananku, sampai memaksaku melepas kisah percintaan pertamaku demi Kak Mala. Lama-lama, aku menjelma menjadi ikan paus yang meraup semua sampah uneg-uneg tanpa bisa aku keluarkan dengan bebas. Aku khawatir, semua sampah itu bakal meledak, bak perut ikan paus mati yang pecah di tengah laut. Apa aku ma...
In Your Own Sweet Way
387      270     2     
Short Story
Jazz. Love. Passion. Those used to be his main purpose in life, until an event turned his life upside down. Can he find his way back from the grief that haunts him daily?
Secret Love
301      194     3     
Romance
Cerita ini bukan sekedar, cerita sepasang remaja yang menjalin kasih dan berujung bahagia. Cerita ini menceritakan tentang orang tua, kekasih, sahabat, rahasia dan air mata. Pertemuan Leea dengan Feree, membuat Leea melupakan masalah dalam hidupnya. Feree, lelaki itu mampu mengembalikan senyum Leea yang hilang. Leea senang, hidup nya tak lagi sendiri, ada Feree yang mengisi hari-harinya. Sa...