Loading...
Logo TinLit
Read Story - Lazy Boy
MENU
About Us  

Sebenarnya gue kepingin banget kabur dari acara Assembly. Ini kenapa Bapak'e minta gue buat merekam si Bunga bangkai main piano? Cuma gara-gara dia nggak bisa datang. Katanya takut mengecewakan dia lah, bla bla bla, pret!

 

Waktu gue bilang, "Kenapa nggak minta tolong temennya Bunga?"

 

"Kan kamu anaknya Ayah. Sama siapa lagi Ayah minta tolong?"

 

"Perasaan sama anaknya sendiri nggak gitu-gitu amat," sindir gue.

 

"Masalahnya kamu nggak pernah mau tampil di depan umum, Ray."

 

Kena sekakmat deh gue. Lagian gue mau tampil apa? Nyanyi? Lebih baik kalian tutup telinga kalau mau selamat dunia dan akhirat. Main musik? Main suling sama pianika aja banyak yang salah. Tadinya gue berharap bisa tampil wushu taolu di acara-acara sekolah. Ya, sayang aja gue nggak pernah kepilih.

 

Gue berniat setelah merekam si Bunga bangkai, gue bakal kabur ke sarang favorit gue. Bodo amat videonya nge-blur. Bapak'e paling ngomel. Tinggal gue silent aja. Terus gue kirim pesan ke Bunga bangkai.

 

Gue udah rekamin lo sesuai request Ayah. Sori, HP gue eror. Jadi suruh aja temen lo.

 

Baru aja gue mau bersiul sambil berjalan menuju gedung satu, si kutu kupret menghalangi jalan gue.

 

"Kenapa lagi sih?" protes gue.

 

"Gue mau nyoba ngajarin lo lagi," ujar Kinan. "Inget, lo masih punya utang nurutin kemauan gue."

 

"Bukannya lo udah nyerah sampe mau nonjok gue?”

 

“Kinanthi Sekar Arumdani pantang menyerah. Kita ke musala aja, biar kalau gue meledak, gue langsung baca Qur’an.”

 

Cih, sok alim.

 

“Kita nggak dituduh pacaran kan kalau berduaan di musala?” tanya Kinan sambil membuka pintu dan menjulurkan kepalanya ke dalam musala.

 

“Dih, gue nggak sudi pacaran sama lo.”

 

“Ih, emangnya gue sudi?! Gue punya kriteria ya buat calon suami gue.”

 

“Lo nggak seharusnya menghina calon klien lo.”

 

Gue melihat Kinan mengeluarkan buku catatan kecil dari tas kecil yang suka dibawa-bawa sama dia. Eh, kenapa gue jadi hafal? Terus dia membuka-buka tiap lembaran halamannya.

 

"Apaan tuh?" tanya gue.

 

"Ini beberapa trik untuk memahami Math. Jadi kalau kita hanya hafal rumus, itu nggak efektif. Kalau ketemu permasalahan yang kompleks, bisa bingung. Makanya gue punya trik tersendiri dalam memahami soal. Sini, gue ajarin.”

 

“Lo yakin bisa bikin gue paham?”

 

“Gue udah pernah olimpiade. Masa naklukin lo nggak bisa.”

 

“Tapi kalah,” cibir gue.

 

“Eh, tapi pas SMP gue menang. Lo nggak percaya?!”

 

“Ingat, Bu Guru nggak boleh galak.”

 

Nggak gue sangka. Setelah Kinan pergi untuk berwudu, dia berubah jadi sebaik malaikat. Gue melihat Kinan lebih sabar dari kemarin. Walaupun sewaktu gue kebablasan tidur, dia langsung teriak dan menyuruh gue wudu. Katanya biar setan di tubuh gue keluar. Terus waktu gue ngantuk lagi, dia menaruh ponselnya dekat telinga gue. Tahu nggak yang diputar video apa? Ceramahnya Mamah Dedeh tentang siksa kubur! Sedeng tuh cewek!

 

“Gue agak paham sih. Tapi pelan-pelan ya. Lo tuh ngajarin orang harus sabar. Jangan nganggep semua orang kecepatan otaknya sama kayak lo.”

 

Kinan menggaruk kepala. “Ternyata ngajarin orang susah ya. Ah, gue jadi pesimis bisa lolos tantangan dari Mrs. Shelly. Apa gue nyerah aja ya? Belum tentu Mrs. Shelly nepatin janjinya. Daftar Jardine dan Oxford aja deh. Terus salat tahajud yang rajin biar diterima. Tadinya mau ke Jerman. Soalnya kuliah di sana gratis. Eh, tapi les bahasa Jerman-nya mahal. Tetep aja living cost di sana mahal.”

 

"Kalau lo mau, sambil ngumpulin duit, lo belajar sama om gue. Paling nggak, nanti kalau lo udah bisa les di Goethe, lo bisa lebih mantep ilmunya. Lagian lo bisa les waktu udah lulus nanti. Nggak masalah kalau nggak langsung masuk kuliah setelah lulus sekolah, kan?"

 

Eh, si Kinan malah berkaca-kaca sambil melihat gue. Terus dia mengelap air matanya dengan lengan bajunya. "Kok lo tiba-tiba baik sama gue? Padahal sebelumnya lo nipu gue."

 

Gue nggak bisa menahan buat nggak ketawa. "Sori yang waktu itu. Habisnya kita kan nggak saling deket. Lo juga fitnah gue. Terus tiba-tiba lo bar-bar datengin gue. Gimana gue nggak parno?"

 

"Sampe gue dikira naksir lo?" tukasnya.

 

Gue mengedikkan bahu. “Gue juga nggak mau banyak orang tahu kalau gue mau kuliah di luar negeri. Makanya gue pagi-pagi dateng ke Mrs. Zalina. Eh, ketahuan sama lo.”

 

“Emang kenapa dirahasiain?”

 

“Gue males aja di-judge. Apalagi guru-guru sering marahin gue, ‘Gimana kamu bisa lulus kalau tidur kayak gini?’ Ya, kayak ngeremehin gue. Gue aja disumpahin nggak lulus, apalagi mau kuliah di luar negeri? Cuma Mrs. Zalina yang bisa gue percaya.”

 

“Iya, Mrs. Zalina itu super baik. Tapi lo jangan pesimis gitu. Orang-orang nggak berhak buat ngeremehin lo. Yang nentuin lo layak apa nggak kuliah di luar negeri itu admission kampusnya. Kalau nyatanya lo diterima, mereka mau bilang apa?”

 

“Lo baru aja bilang pesimis. Kok sok nasehatin gue?”

 

“Gue itu berusaha realistis, Ray. Daftar beasiswa Jardine itu lebih realistis ketimbang tutorin lo. Bukan gue ngeremehin lo, tapi lo itu kemauan belajarnya kurang. Terus belum tentu gue sabar. Jadi gue nggak yakin berhasil. Belum lagi kalau Mrs. Shelly nggak nepatin janjinya.”

 

“Gimana kalau gue bayar lo? Daripada gue privat sama guru-guru di sini. Gue muak dinasehatin dan diremehin. Hitung-hitung lo bisa nabung kalau misi ini gagal. Lumayan buat tabungan ke Jerman. Lo juga udah gue kasih les gratis sama om gue.”

 

Kinan terdiam.

 

“Lo pasti ragu karena gue anak angkot? Lo pasti tahu berita kalau ayahnya Bunga itu pengusaha, kan? Itu ayah gue. Gue emang hidup pas-pasan sama emak gue, tapi semua kebutuhan gue itu dari ayah gue.”

 

Lalu gue memamerkan jam tangan.

 

“Wih, itu harganya setara uang jajan gue dua bulan!” seru Kinan.

 

“Biasanya gue tutupin pake tas kalau naik angkot. Takut dicopet.”

 

Lalu kita berdua berjabat tangan. Kita saling tukar nomor ponsel. Gue mengiriminya lokasi rumah Om Brian.

 

***

 

Kinan mengajak gue untuk makan bersama di rooftop. Mungkin dia kasihan waktu dia tahu selama ini gue makan di lorong sendirian. Awalnya gue malas. Lagian kita belum sedekat itu. Gue cuma sedikit terharu doang sama kata-kata dia tadi. Baru kali ini ada orang yang percaya sama gue, selain Emak.

 

Namun berhubung gue mau menelepon Om Brian, sinyal lebih kuat di rooftop. Gue harus mengabari Om Brian. Jangan tahu-tahu bawa murid tambahan. Bisa diomelin gue.

 

Gue melihat Kinan melambaikan tangan saat gue berjalan menuju salah satu gazebo dekat dengan kebun hidroponik.

 

"Nggak sama Cutbray?" tanya gue.

 

Kinan mengernyitkan kening.

 

“Gue manggil Dayana Cutbray, karena rambutnya mirip sama model celana Emak.”

 

Kinan tergelak. "Dia masih ngumpul sama anak-anak choir dari habis Assembly. Lo udah ngambil konsumsi dari Assembly?"

 

Gue menggeleng. Kinan langsung berinisiatif mengambilkan kotak konsumsi buat gue. Sambil menunggu dia, gue mencoba untuk menelepon Om Brian.

 

Di tengah-tengah gue nelepon Om Brian, gue mendengar keributan di tengah dining room. Beberapa murid memakan konsumsi Assembly di sana. Kebetulan aula yang dipakai untuk acara Assembly ada di lantai lima juga. Nggak jauh dari perpustakaan.

 

Dari arah gue berdiri, gue bisa melihat kalau ada dua orang cewek yang sedang adu mulut. Dari kunciran salah satu cewek, mirip sama Kinan. Setelah gue mendekat, ternyata satunya lagi Davina.

 

Waktu gue melihat Davina mau menampar Kinan, entah insting dari mana, gue menghampiri mereka. Ternyata Davina nggak jadi menampar Kinan. Soalnya ada cowok—aduh, gue lupa siapa namanya! Pokoknya yang jago wushu—menahan tangan Davina.

 

Gue melihat Kinan diam saja diperlakukan seperti itu. Bajunya basah. Lagi-lagi entah insting dari mana, gue mengambil tangan Kinan dan membawanya menjauh dari mereka.

 

Kalau Gamal melihat ini, pasti dia berkomentar, "Cool, man! Lo udah kayak bad boy yang di novel-novel."

 

Entah apa yang merasuki gue.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Danau Toba and My English Man
613      385     0     
Romance
Tentang Nara dan masa lalunya. Tentang Nara dan pria di masa depan.
Gantung
709      460     0     
Romance
Tiga tahun yang lalu Rania dan Baskara hampir jadian. Well, paling tidak itulah yang Rania pikirkan akan terjadi sebelum Baskara tiba-tiba menjauhinya! Tanpa kata. Tanpa sebab. Baskara mendadak berubah menjadi sosok asing yang dingin dan tidak terjamah. Hanya kenangan-kenangan manis di bawah rintik hujan yang menjadi tali penggantung harapannya--yang digenggamnya erat sampai tangannya terasa saki...
An Angel of Death
349      222     1     
Short Story
Apa kau pernah merasa terjebak dalam mimpi? Aku pernah. Dan jika kau membaca ini, itu artinya kau ikut terjebak bersamaku.
Love is Possible
142      132     0     
Romance
Pancaroka Divyan Atmajaya, cowok angkuh, tak taat aturan, suka membangkang. Hobinya membuat Alisya kesal. Cukup untuk menggambarkan sosok yang satu ini. Rayleight Daryan Atmajaya, sosok tampan yang merupakan anak tengah yang paling penurut, pintar, dan sosok kakak yang baik untuk adik kembarnya. Ryansa Alisya Atmajaya, tuan putri satu ini hidupnya sangat sempurna melebihi hidup dua kakaknya. Su...
Fallen Blossom
545      350     4     
Short Story
Terkadang, rasa sakit hanyalah rasa sakit. Tidak membuatmu lebih kuat, juga tidak memperbaiki karaktermu. Hanya, terasa sakit.
Our Different Way
4562      1734     0     
Romance
Novel ini mengisahkan tokoh utama bernama Haira, seorang siswa SMA berusia tujuh belas tahun yang baru saja rujuk kembali dengan pacarnya, Gian. Mereka berdua tentu senang karena bisa kembali merajut kasih setelah tidak pernah bertemu lebih dari setahun akibat putus. Namun, di tengah hubungan yang sedang hangat-hangatnya, mereka diterpa oleh permasalahan pelik yang tidak pernah mereka bayangk...
Hatimu jinak-jinak merpati
570      380     0     
Short Story
Cerita ini mengisahkan tentang catatan seorang gadis yang terlalu berharap pada seorang pemuda yang selalu memberi kejutan padanya. Saat si gadis berharap lebih ternyata ...
Bimasakti dan Antariksa
183      141     0     
Romance
Romance Comedy Story Antariksa Aira Crysan Banyak yang bilang 'Witing Tresno Jalaran Soko Kulino'. Cinta tumbuh karena terbiasa. Boro terbiasa yang ada malah apes. Punya rekan kerja yang hobinya ngegombal dan enggak pernah serius. Ditambah orang itu adalah 'MANTAN PACAR PURA-PURANYA' pas kuliah dulu. "Kamu jauh-jauh dari saya!" Bimasakti Airlangga Raditya Banyak yang bila...
Thantophobia
1313      748     2     
Romance
Semua orang tidak suka kata perpisahan. Semua orang tidak suka kata kehilangan. Apalagi kehilangan orang yang disayangi. Begitu banyak orang-orang berharga yang ditakdirkan untuk berperan dalam kehidupan Seraphine. Semakin berpengaruh orang-orang itu, semakin ia merasa takut kehilangan mereka. Keluarga, kerabat, bahkan musuh telah memberi pelajaran hidup yang berarti bagi Seraphine.
Peran Pengganti; Lintang Bumi
1450      680     10     
Romance
Sudah banyak cerita perjodohan di dunia ini. Ada sebagian yang akhirnya saling jatuh cinta, sebagian lagi berpisah dengan alasan tidak adanya cinta yang tumbuh di antara mereka. Begitu juga dengan Achala Annandhita, dijodohkan dengan Jibran Lintang Darmawan, seorang pria yang hanya menganggap pernikahannya sebagai peran pengganti. Dikhianati secara terang-terangan, dipaksa menandatangani su...