Read More >>"> LUKA TANPA ASA (22| Pernyataan Cinta) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - LUKA TANPA ASA
MENU
About Us  

Sepanjang di rumah kuhabiskan waktu saling mengirim kabar dengan Yumi-chan melalui email. Dia juga tidak menyangka dan turut bersedih atas kejadian yang menimpa diriku. Kami pun melakukan video call dan saling melepas kangen.

Yumi mengatakan bahwa dia ingin sekali menemuiku disini dan memelukku erat. Yumi, kamu tidak berubah. Kamu tetaplah Yumi-chan yang aku kenal. Kamu lah teman pertamaku yang selalu mendukungku di kala susah dan senang. Aku bahagia sekali sudah mengenalmu dan menjadi temanmu. Selamanya kita akan tetap mendukung satu sama lain ya.
Pada akhirnya hari itu tiba juga. Hari dimana diriku kembali ke sekolah yang ku cintai. Tidak hanya sekolah saja. Aku juga begitu merindukan sosok teman-teman di sekolah. Terutama Zuna, Reta, dan Kusniyah.

Tetapi apa daya mungkin aku tidak bisa mengobrol lagi atau bahkan merangkul salah satu sahabatku itu, Zuna. Benar tebakanku. Orang tua ku dan kak Haru sudah lama menyembunyikan hal itu cukup lama. Aku malah mengetahuinya secara langsung melalui kak Zeno. Bagaimanapun juga Zuna itu teman terdekatku. Aku tidak tahan jika harus sengaja menghindarinya.

Sebelum berangkat ke sekolah, mama memberikan pesan padaku untuk tidak lagi memiliki hubungan dengan Zuna. Seperti yang Zeno katakan sebelumnya, kedua orang tua ku dan Zuna telah menandatangani surat perjanjian hitam di atas putih yang berisikan tidak adanya lagi kontak antara pelaku dengan korban. Menurut papa itu adalah jalan terbaik untuk kami berdua. Bukan. Menurutku itu hanyalah diperuntukkan sebagai jalan terbaik untukku.

“Hana,” aku pun tersadar dari lamunanku. Aku baru menyadari kendaraan yang ku kendarai dengan kak Haru sudah sampai di parkiran sekolah. Dengan segera aku turun dari motor. Tak kusangka Kusniyah dan Reta sudah berada disampingku. Mereka berdua menyambutku dengan senyum merekah.

“Selamat datang kembali, Hana.”

“Duh, Reta, Kusniyah. Buat aku kaget saja.”
“Yee.. siapa suruh ngelamun ajah dari tadi. Haru sampai manggil kamu lima kali loh!” seru Reta sembari menunjukkan kelima jarinya di depan wajahku. Aih, Reta. Konyol seperti biasanya. “Kamu sudah bisa jalan kan, Han? Apa perlu aku papah sampai di kelas?”

Ku gelengkan kepala dengan mantap.
“Makasih, Ta. Tapi aku benar-benar sudah bisa jalan sendiri kok. Tubuhku sudah pulih kembali. Makanya hari ini aku kembali ke sekolah.”

“Oh ya, Han. Kamu masuk dulu dengan mereka ya. Aku ada urusan sebentar,” tanpa mendengar apa yang ingin ku katakan, kak Haru sudah bergegas pergi. Reta menggandeng lengan kanan ku dan Kusniyah menggandeng lengan kiri ku. Kami pun berjalan beriringan.

“Han, rambutmu kok berwarna hitam? Bukannya biasanya warnanya abu-abu ya?” tanya Kusniyah. Punggung Kusniyah langsung digeplak Reta. Aku tahu tatapan Reta mengatakan bahwa Kusniyah tidak harus bertanya hal yang sensitif seperti tentang rambutku ini. Aku pun tertawa kecil.

“Tidak apa-apa kok, Reta. Jadi begini, kemarin aku meminta kak Haru untuk mengecat rambutku. Aku hanya ingin suasana baru saja. Ingin juga sih sebenarnya bagaimana pandangan orang-orang awam kalau melihat aku yang seperti orang normal lainnya.”

“Ish, ngomong apa sih, Han? Kamu normal tahu!”

“Iya! Kita berteman sama kamu juga karena apa adanya kamu. Rambut kelabumu itu nggak pernah sekalipun mengusik kami. Jadi kamu nggak perlu mengkhawatirkan hal itu ya?!”

Langkahku pun terhenti. Aku langsung memeluk mereka berdua. Rasa syukur yang tiada tara ku teriakkan dalam lubuk hatiku yang terdalam. Aku tidak pernah menyangka bisa memiliki kebahagiaan sebesar ini. Tanpa sadar aku menitikkan beberapa bulir air mata.

“Sudah, sudah. Jangan mewek gitu dong. Yuk ke kelas. Sebentar lagi bel masuk nih!” Reta menghapus air mata yang mengalir di pipiku. Kami pun kembali berjalan bersama hingga memasuki ruangan kelas. Teman-teman menyambutku dengan tangan terbuka. Mereka tampak begitu senang sekali melihat kehadiranku kembali. Namun aku tidak melihat keberadaan Zeno. Reta dan Kusniyah mengantarkanku di bangku dimana aku dan Zuna duduk. 

Tetapi hari ini terasa lain. Sekarang disampingku ada tas kak Haru. Secara spontan mataku mengarah ke tempat dimana bangku kak Haru yang dulu. Benar saja! Aku melihat keberadaan Zuna disana. Dia duduk bersama dengan Zeno. Kenapa mereka berdua duduk di bangku pojok paling belakang? Padahal kan Zeno biasanya duduk di bangku paling depan karena ia terbiasa fokus dengan penjelasan guru di depan kelas. Apalagi penglihatannya kan juga kurang baik.

Lantas kenapa Zuna yang kini duduk disana? Apakah semua ini karena salahku? Musibah yang aku alami membuat keadaan kedua teman terdekatku menjadi berubah total. Aku bisa melihat keduanya kini tengah menatapku dengan tersenyum. Namun aku bisa melihat kesedihan masih tersisa dari wajah mereka.

Ku beranikan diri untuk melambaikan tangan sembari tersenyum. Zeno dan Zuna membalas lambaianku. Aku agak terkejut karena Zuna menatakan sesuatu dengan hanya menggerakkan bibirnya dengan perlahan. Kupikir dia mengatakan dua kata, ‘Maaf ya’. Aku menganggukkan kepala dengan tersenyum tulus.

“Hana, nanti jam istirahat jangan kemana-mana dulu ya. Nanti aku mau ajak ke suatu tempat istimewa,” ucap Reta.

“Dimana itu?” tanyaku penasaran.

“Di kantin!” celetuk Kusniyah.

“Hush!” Reta menggeplak punggung Kusniyah lagi. Aku tertawa kecil melihat kepolosan Kusniyah. 

“Memangnya apa istimewanya dengan kantin sih?” tanyaku sambil terkekeh.
Reta mengerlingkan matanya.

“Ada deh! Pokoknya kantin akan menjadi tempat istimewa untukmu nanti.”

***


Saat bel istirahat berbunyi, Reta dan Kusniyah segera menyeretku menuju kantin. Aku pun hanya pasrah menerima kejutan apa yang akan diberikan oleh mereka. Rasa penasaranku mengalahkan segalanya.

Kedua mataku ditutup oleh kedua tangan Kusniyah sesaat setelah kami terus berjalan memasuki aula kantin. Terdengar suara kasak-kusuk, seakan-akan seperti ada banyak orang di sekeliling. Langkahku terhenti mengikuti Kusniyah yang menghentikan langkahnya.

Kusniyah mulai membuka kedua tangannya. Sinar cahaya mulai menerangi mataku. Aku agak terkejut melihat kak Haru, Iwan, Ridwan, dan Eldo berada dihadapanku. Mereka berdiri dengan memegang alat musik masing-masing. Beberapa siswa lainnya tepuk tangan dengan meriah di barisan sebelah kanan-kiri mereka.


“Selamat datang kembali, Hana Asuka. This song for you,” gaya kak Haru yang menunjukku dengan tatapan teduh membuatku berdebar seketika. 


Alunan musik mulai terdengar. Kak Haru menutup matanya beberapa detik seakan-akan ia telah meresapi lagunya. Sepatunya mengetuk-ngetuk di lantai mengikuti irama yang dimainkan oleh anggota band-nya. Semua siswa yang berada disana bersorak seketika. Termasuk Reta dan Kusniyah. Tentu saja aku juga sangat senang melihat kak Haru menyanyikan lagu untukku.


Looking into your eyes
I see myself holding close to you
Wherever I go
I will never find someone like you
So much in love tonight
I know that it feels so right
So special you and I
You make my world go round and round


Mataku terbelalak mendengar nyanyian itu. Apakah selama ini kak Haru juga memiliki perasaan yang sama denganku? Aku menahan diri untuk tidak menangis karena terharu. Rasanya ini seperti mimpi. Tidak mungkin kak Haru memendam perasaan yang sama sepertiku. Tapi apakah mungkin kak Haru akan menyatakan perasaannya padaku sekarang?


Falling to you
I’m falling to you
All I ever want is to be with you
Love is for you    
My love is for you
You are my everything in my life
Falling to you
You’re the only one
My Love is for you


Kak Haru berhenti bernyanyi dalam sesaat. Terdengar suara nyanyian lagi yang melanjutkan lirik lagu itu. Musik pun kembali terdengar. Kami semua mencari asal dari sumber suara tersebut. Rupanya Zeno hadir di belakangku sambil menyanyi dengan michrophone. Aku agak terkejut saat dia mengulurkan tangannya. Ia memberikan sinyal untuk menerima uluran tangannya. Aku pun memegang tangannya dan Zeno langsung mengajakku menari sambil bernyanyi. 

Every time I dream
I dream about us dancing with stars
Whenever I awake
Just thinking about you makes me smile
So much in love tonight
I know that it feels so right
So special you and I
You make my world go round and round
Falling to you
I’m falling to you
All I ever want is to be with you
Love is for you
My love is for you
You are my everything in my life
Falling to you...

    Memang suara Zeno tidak sebagus suara kak Haru. Tetapi aku menghargai keduanya karena telah memberikan kejutan yang begitu membahagiakanku hari ini. Semua siswa bertepuk tangan usai lagu selesai dinyanyikan. Mataku mengarah kembali dimana kak Haru berdiri. Namun aku tidak lagi melihat sosoknya disana.


“Hana,” aku meihat ke arah Zeno lagi. Kini ia menekuk sebelah kakinya di lantai dan memberikan sekuntum bunga melati  seakan-akan seperti cerita sebuah romansa. Aku agak terkejut kenapa Zeno melakukan hal itu. Apa jangan-jangan kejutan ini maksudnya...


“Izinkan aku dengan segala perasaan yang dititipkan oleh Tuhan untuk membuat pengakuan. Kamu adalah alasanku untuk tersenyum. Kamu lah perempuan yang selalu ku pikirkan kala malam tiba. Sudah sejak lama diri ini menyimpan rasa suka yang sangat besar. Aku sudah menunggu saat ini untuk waktu yang sangat lama. Untuk mengatakan ini, aku butuh banyak waktu. Mempertimbangkan segala hal yang mungkin terjadi. Kata orang, cinta adalah sebuah penyakit yang bisa disembuhkan. Maukah kamu jadi penyembuh rasa sakitku ini, Hana Asuka?”


***

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Secret Love
301      194     3     
Romance
Cerita ini bukan sekedar, cerita sepasang remaja yang menjalin kasih dan berujung bahagia. Cerita ini menceritakan tentang orang tua, kekasih, sahabat, rahasia dan air mata. Pertemuan Leea dengan Feree, membuat Leea melupakan masalah dalam hidupnya. Feree, lelaki itu mampu mengembalikan senyum Leea yang hilang. Leea senang, hidup nya tak lagi sendiri, ada Feree yang mengisi hari-harinya. Sa...
Kenangan Terakhir Bersama Seorang Sahabat
846      496     2     
Short Story
Kisah ini mengingatkanku, ketika kita pertama kali bertemu denganmu. tapi pada akhirnya kau...
Sekotor itukah Aku
343      257     4     
Romance
Dia Zahra Affianisha, Mereka memanggil nya dengan panggilan Zahra. Tak seperti namanya yang memiliki arti yang indah dan sebuah pengharapan, Zahra justru menjadi sebaliknya. Ia adalah gadis yang cantik, dengan tubuh sempurna dan kulit tubuh yang lembut menjadi perpaduan yang selalu membuat iri orang. Bahkan dengan keadaan fisik yang sempurna dan di tambah terlahir dari keluarga yang kaya sert...
Stuck On You
286      231     0     
Romance
Romance-Teen Fiction Kisah seorang Gadis remaja bernama Adhara atau Yang biasa di panggil Dhara yang harus menerima sakitnya patah hati saat sang kekasih Alvian Memutuskan hubungannya yang sudah berjalan hampir 2 tahun dengan alasan yang sangat Konyol. Namun seiring berjalannya waktu,Adhara perlahan-lahan mulai menghapus nama Alvian dari hatinya walaupun itu susah karena Alvian sudah memb...
Anything For You
2959      1186     4     
Humor
Pacar boleh cantik! Tapi kalau nyebelin, suka bikin susah, terus seenaknya! Mana betah coba? Tapi, semua ini Gue lakukan demi dia. Demi gadis yang sangat manis. Gue tahu bersamanya sulit dan mengesalkan, tapi akan lebih menderita lagi jika tidak bersamanya. "Edgar!!! Beliin susu." "Susu apa?' "Susu beruang!" "Tapi, kan kamu alergi susu sayang." &...
Sebuah Jawaban
365      258     2     
Short Story
Aku hanya seorang gadis yang terjebak dalam sebuah luka yang kuciptakan sendiri. Sayangnya perasaan ini terlalu menyenangkan sekaligus menyesakkan. "Jika kau hanya main-main, sebaiknya sudahi saja." Aku perlu jawaban untuk semua perlakuannya padaku.
Unsuitable
1136      516     6     
Romance
Bagi Arin tak pernah terpikirkan sekalipun bersekolah dalam jerat kasus tak benar yang menganggapnya sebagai pelacur. Sedangkan bagi Bima, rasanya tak mungkin menemukan seseorang yang mau membantunya keluar dari jerat tuduhan yang telah lama menimpanya. Disaat seluruh orang memilih pergi menjauh dari Bima dan Arin, tapi dua manusia itu justru sebaliknya. Arin dan Bima dipertemukan karena...
DREAM
643      404     1     
Romance
Bagaimana jadinya jika seorang pembenci matematika bertemu dengan seorang penggila matematika? Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah ia akan menerima tantangan dari orang itu? Inilah kisahnya. Tentang mereka yang bermimpi dan tentang semuanya.
Potongan kertas
696      333     3     
Fan Fiction
"Apa sih perasaan ha?!" "Banyak lah. Perasaan terhadap diri sendiri, terhadap orang tua, terhadap orang, termasuk terhadap lo Nayya." Sejak saat itu, Dhala tidak pernah dan tidak ingin membuka hati untuk siapapun. Katanya sih, susah muve on, hha, memang, gegayaan sekali dia seperti anak muda. Memang anak muda, lebih tepatnya remaja yang terus dikejar untuk dewasa, tanpa adanya perhatian or...
When I Found You
2669      884     3     
Romance
"Jika ada makhluk yang bertolak belakang dan kontras dengan laki-laki, itulah perempuan. Jika ada makhluk yang sanggup menaklukan hati hanya dengan sebuah senyuman, itulah perempuan." Andra Samudra sudah meyakinkan dirinya tidak akan pernah tertarik dengan Caitlin Zhefania, Perempuan yang sangat menyebalkan bahkan di saat mereka belum saling mengenal. Namun ketidak tertarikan anta...