Loading...
Logo TinLit
Read Story - LUKA TANPA ASA
MENU
About Us  

Sudah beberapa hari ini kak Haru menolak untuk menerima sarapan dariku. Ia juga tidak nyeletuk lagi dengan apa yang aku bicarakan seperti sebelumnya. Auranya semakin suram. Dia duduk tidak jauh dariku di kelas. Tetapi aku bisa melihat aura di sekitarnya tampak menghitam. Aku menjadi teringat diriku yang dulu. Di kelas, keberadaanku lah yang paling suram. Orang-orang yang seharusnya aku anggap teman-teman sekelas begitu tidak menyukaiku. Mereka membenci wujudku yang seperti seorang nenek karena rambut kelabuku dan bau alkohol yang timbul di seragamku kian menyeruak.

Setiap jam olah raga, ada saja yang menginjak-injak dan membuang seragam olah ragaku ke tempat sampah. Jadi tubuhku terasa berbau menyengat setiap saat. Kalaupun mereka duduk di bangku yang tidak jauh dariku, mereka segera menutup hidung. Guru juga bertanya, kenapa tubuhku begitu bau di depan banyak siswa di kelas. Namun aku tidak mengatakan apa-apa. Sebagian dari mereka diam-diam menertawakanku. Pernah juga sepatuku yang berada di dalam loker sepatu diolesi dengan kotoran kucing dan tepung.

“Ayo, marah dong! Marah!” seru mereka yang sedang asiknya melihatku tertunduk lemas sembari memegang kedua sepatuku yang kotor. Mereka mengikutiku sampai ke kamar mandi. Ku coba untuk membilas sepatuku sebersih mungkin. Tetapi mereka malah semakin berani menarik rambutku dari belakang dengan kasar.

“Aah, sakiiitttt,” kataku hampir tidak bersuara.

“HEI, NENEK PEMABUK! KENAPA DIAM SAJA?! AYO MARAH!”

“NANGIS! NANGIS! NANGIS! Huahahahaa....,”

Rambutku ditarik hingga terjerembab di lantai yang basah. Seperti tidak terasa apa-apa, aku bangkit berdiri dan mengambil sepatuku yang tergeletak di lantai. Mereka menelan ludah sesaat melihatku menghadap mereka dengan tatapan kosong.

“Kerasukan ya dia?” gumam mereka.

“Tolong jangan lakukan ini lagi. Aku hanya ingin bersekolah dengan tenang.”

“Hee.. apa yang dia katakan tadi? Hahahaaa,” mereka malah menertawakanku. Lantas salah satu dari mereka menarik rambutku lagi dan mendorongku hingga terjatuh dan menabrak pintu kamar mandi. “DASAR NENEK DUNGU! SUDAH AH NGGAK ASIK! AYO BUBAR!”

“Hana. Hana. Hana,” seseorang menyenggol lenganku. Aku pun tersadar dari lamunan. Zuna menatapku dengan heran. “Kenapa sih sedari tadi kamu melihat Haru terus?”

“Hah, terlihat sekali ya, Zuna?” tanyaku dengan wajah memerah.

“Eh, aku sebenarnya kagum loh sama kamu, Han. Seberapa besar kamu ditolak Haru, tapi kamu tetap berjuang untuk terus berada di dekatnya. Aku ajah tidak pernah mengerti dirinya setelah ia menjauhiku dan kak Zeno. Padahal kami bertiga dekat dengannya sedari kami lahir. Tapi dia malah menjauhi kami.”

“Menjauhi?” ulangku.

“Iya. Bahkan menjauhi teman-teman sekelas juga. Ia seperti hidup di dunia yang berbeda. Dia juga mengusir orang-orang yang duduk di sebelah bangkunya. Sebenarnya aku sedih banget melihat dia hidup sendirian seperti itu. Padahal dulu Haru tuh ceria banget orangnya, pintar bergaul dan banyak yang ngefans sama dia!”

“Apa yang sudah terjadi kepada kak Haru?” pertanyaanku membuat Zuna melihat ke arah Haru yang masih tertidur di bangkunya. Lantas ia menelungkupkan tubuhnya di meja sembari menghadapkan wajahnya ke arah Hana. Zuna menarikku untuk melakukan hal yang sama. Aku pun juga ikut menelungkupkan tubuhnya sembari menatap Zuna dengan wajah penasaran.

“Sebenarnya aku tidak bisa cerita ini terlalu lantang. Bisa bahaya kalau kedengaran anak lain,” Zuna menghembuskan nafasnya. Kemudian bercerita lagi, “Saat almarhumah ibunya meninggal karena kecelakaan ditabrak truk, Haru berada disana. Ibunya hendak menghampirinya di seberang jalan. Tapi ternyata ibunya tertabrak dan meninggal tepat di depan matanya. Haru begitu terpukul. Aku dan kak Zeno berusaha menghiburnya, tetapi Haru malah semakin depresi. Tidak keluar kamar maupun sekolah.”

“Kak Haru pasti begitu menderita,” gumamku. Ternyata penderitaan yang kak Haru alami tidak sebanding dengan apa yang pernah aku alami. Aku merasakan empati pada nasib kak Haru. Ia pasti merasakan rasa sakit setiap harinya karena tidak lagi melihat ibunya berada di sisinya. Sedangkan aku berusaha untuk tetap kuat dan bertahan hidup demi mama. Andai saja kehidupan kak Haru terjadi padaku, aku merasa tidak akan kuat menanggung ngerinya kehidupan ini lagi.

“Hingga suatu hari dia keluar kamar. Tubuhnya sangat kurus dan tidak terawat. Kami segera membantunya. Kak Zeno membantunya membersihkan diri dan aku memasak untuknya. Aku ingat betul, dia makan dengan lahap. Lalu papanya pulang ke rumah dan memeluknya. Tapi Haru malah menolak pelukan dari papanya. Dia malah berteriak, ‘INI SEMUA SALAHMU! KEMBALIKAN IBUKU! KEMBALIKAN IBUKU!’ Aku kira pasti sudah terjadi sesuatu sebelum kecelakaan itu terjadi. Mungkin suatu pertengkaran?”

“Kak Haru..,” diriku menggumamkan namanya sembari melihat ke arahnya yang masih terlelap. Ternyata kejadian meninggalnya ibu kak Haru menimbulkan penderitaan padanya sampai ia juga memutuskan lari dari kehidupannya yang bahagia sebelumnya.

Aku pun baru menyadari bahwa kehadiranku dengan mama malah semakin memperburuk kehidupan kak Haru. Seharusnya kami berdua tidak muncul di dalam kehidupannya juga papanya. Tidak. Seharusnya tidak akan pernah. Aku tidak ingin membiarkan hal ini terjadi. Aku merasa bertanggung jawab untuk mengembalikan kehidupan kak Haru agar ia kembali hidup dengan kebahagiaan. Papa telah memberikanku kehidupan yang baru, keluar dari kehidupan yang membosankan. Ini saatnya aku harus membalas budinya. Aku akan terus berada di sisi kak Haru dan membuatnya tersenyum. Membuatnya memiliki alasan untuk bertahan hidup sepertiku. Kak Haru, kak Haru...

“Tapi aku agak kaget loh saat tahu kalau kamu yang menggantikan Haru menjadi vokalis band. Apa nggak apa-apa nih?”

“Aa.. apa?” aku terperangah mendengar ucapan Zuna barusan.

***

Pada saat jam pulang sekolah, Zeno mengajakku latihan band di dalam studio sekolah bersama dengan anggota band lainnya. Sebenarnya aku masih tidak menyangka kalau sebelumnya kak Haru adalah anggota band ini. Zeno juga tidak pernah mengatakan apapun tentang itu. Aku juga tidak pernah bertanya sih. Kak Haru pasti akan semakin membenciku jika tahu kalau aku yang menggantikannya.

“Hana, kok sedari tadi bengong ajah?” aku pun mengernyitkan dahi tidak mengerti pertanyaan yang dilontarkan Zeno.

“Bengong?” tanyaku balik. Ia tertawa kecil melihat kebingunganku.

“Melamun, maksudnya. Ya udah, ayo kita latihan lagu ini. Kita sepakat ya menggunakan lagu Kanade dari Sukima Switch. Kamu sudah berlatih kan?”

“Su.. sudah.” Jawabku agak canggung.

Aku tidak pernah menduga jika Zeno memiliki hobi menonton anime dan mendengarkan lagu-lagu Jepang. Aku sering pergi ke rumahnya untuk menonton anime bersama. Lalu dia merekomendasikan film Isshukan Friends versi live actionnya. Karena menyukai anime sekaligus film live action-nya, aku mengenal lagu Sukima Switch dan ingin menyanyikannya di pensi sekolah. Zeno menyuruhku untuk berlatih di rumah. Aku pun bersemangat dan sudah membayangkan bagaimana aku tampil nantinya. Namun setelah mengetahui bahwa kak Haru adalah vokalis sebelumnya membuatku merasa bersalah karena telah menggantikan posisinya. Aku sayang kak Haru. Aku tidak ingin menyakitinya lebih dari ini.

“Zeno, kenapa vokalis sebelumnya tidak nyayi lagi?” tanyaku dengan nada hati-hati. Kulihat Zeno mulai menunjukkan raut wajah aneh. Ia tampak tidak ingin membahasnya.

“Dia mengundurkan diri dengan cara yang tidak baik. Dia egois. Tidak peduli dengan anggotanya lagi.”

“Apa yang sudah dilakukannya?”

“Dia marah dan memukul kami tanpa alasan,” aku hampir tidak percaya kak Haru yang melakukannya. Apakah yang dilakukan oleh kak Haru semata-mata karena ingin sendirian? Sampai hati menyakiti dan menjauhi orang-orang yang baik dan peduli padanya.

Usai berlatih, aku langsung meminta ijin untuk pulang duluan. Zeno hendak pulang bersamaku. Tetapi aku melarangnya dan ingin pulang sendirian. Sepanjang perjalanan pulang diriku terus saja menitikkan air mata di atas angkutan umum. Entah kenapa rasa sakit yang dirasakan oleh kak Haru terus menghantuiku. Rasanya diriku turut merasakan penderitaannya. Ingin rasanya aku segera memeluknya. Setelah sampai di rumah, aku segera menaiki lantai atas dan berpapasan dengan mama yang baru saja meletakkan hidangan makanan di depan pintu kamar Haru. Aku pun menyalami tangannya. Lalu hendak mengetuk pintu kamar kak Haru.

“Kemana saja kamu, Hana? Sore begini baru pulang, sayang,” aku tidak jadi mengetuk dan berbalik ketika mama berbicara padaku.

“Oh, tadi aku berlatih band dengan Zeno, ma.”

“Wah, sekarang kamu ikut band?” mama memegang kedua pundakku sembari menatapku dengan wajah sumringah. Sepertinya beliau senang melihatku semakin bisa berbaur dengan orang-orang di sekolah.

“Saya bagian vokalisnya, ma.”

“Menyanyi lagu Indonesia, Inggris, atau Jepang?

“Lagu Je..,”

“Eh, Haru!” aku terkejut saat mama melihat dimana kak Haru sedang mengambil hidangan makanan di bawah lantai. Apa sedari tadi kak Haru mendengarkan pembicaraanku dengan mama? Apa dia akan marah padaku? Ku beranikan diri untuk menatap matanya. “Nee.. nee.. dengar deh, sekarang Hana jadi anggota band dengan Zeno loh. Padahal Hana biasanya merajut. Mama kaget kalau ternyata dia juga bisa bernyanyi.”

Raut wajah kak Haru menunjukkan ekspresi terkejut. Namun hanya sekejap. Setelah itu ia menatapku dengan tatapan seperti biasanya. Ya, tatapan tidak suka padaku. Perasaan dibenci olehnya membuatku semakin ingin menangis.

“Selamat ya,” ucapnya kemudian. Giliran aku yang terkejut dengan perkataannya. Apakah dia baru saja memberikan ucapan selamat padaku? Berarti dia tidak marah padaku? “Hebat sekali si muka dua ini!” setelah mengatakan hal itu, ia kembali memasuki kamarnya dengan pintu tertutup.

“Sayang, perkataan kakakmu jangan dimasukkan ke dalam hati ya,” aku masih terpaku pada pintu kamar kak Haru yang tertutup. Lantas menoleh ke mama dengan wajah penuh tanya. Ingin rasanya bertanya padanya, namun aku tahu bahwa aku harus mencarinya sendiri. Setelah mama turun ke lantai bawah, aku segera mencari kata ‘itu’ di kolom pencarian. Kak Haru sering sekali mengatakan kata itu padaku. Tapi aku tidak pernah memahami apa yang dikatakannya.

"Muka dua? Apa itu 'muka dua'?! HAH!"

Aku segera menutup kedua mulutku. Ponselku terpelanting ke lantai dalam sekejap. Dadaku berdegup kencang tidak karuan setelah membaca beberapa barisan kalimat dari ponselku. ‘Orang munafik dan tidak jujur, yang selalu memakai topeng karena motifnya yang egois. Mereka menampilkan 'satu wajah' pada satu waktu dan wajah lain pada saat lain dan merupakan pembohong. Mereka tidak pernah jujur dengan teman, pekerjaan, atau dalam hubungan. 'Apakah aku terlihat seperti itu? Apakah selama ini kak Haru melihatku seperti itu? Berarti kak Haru benar-benar semakin membenciku.'

***

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Melihat Tanpamu
141      115     1     
Fantasy
Ashley Gizella lahir tanpa penglihatan dan tumbuh dalam dunia yang tak pernah memberinya cahaya, bahkan dalam bentuk cinta. Setelah ibunya meninggal saat ia masih kecil, hidupnya perlahan runtuh. Ayahnya dulu sosok yang hangat tapi kini berubah menjadi pria keras yang memperlakukannya seperti beban, bahkan budak. Di sekolah, ia duduk sendiri. Anak-anak lain takut padanya. Katanya, kebutaannya...
Drama untuk Skenario Kehidupan
10483      2131     4     
Romance
Kehidupan kuliah Michelle benar-benar menjadi masa hidup terburuknya setelah keluar dari klub film fakultas. Demi melupakan kenangan-kenangan terburuknya, dia ingin fokus mengerjakan skripsi dan lulus secepatnya pada tahun terakhir kuliah. Namun, Ivan, ketua klub film fakultas baru, ingin Michelle menjadi aktris utama dalam sebuah proyek film pendek. Bayu, salah satu anggota klub film, rela menga...
I\'m Too Shy To Say
464      318     0     
Short Story
Joshua mencintai Natasha, namun ia selalu malu untuk mengungkapkannya. Tapi bagaimana bila suatu hari sebuah masalah menimpa Joshua dan Natasha? Akan masalah tersebut dapat membantu Joshua menyatakan perasaannya pada Natasha.
Rewrite
9187      2670     1     
Romance
Siapa yang menduga, Azkadina yang tomboy bisa bertekuk lutut pada pria sederhana macam Shafwan? Berawal dari pertemuan mereka yang penuh drama di rumah Sonya. Shafwan adalah guru dari keponakannya. Cinta yang bersemi, membuat Azkadina mengubah penampilan. Dia rela menutup kepalanya dengan selembar hijab, demi mendapatkan cinta dari Shafwan. Perempuan yang bukan tipe-nya itu membuat hidup Shafwa...
Sebuah Kisah Tentang Dirinya
1063      612     0     
Romance
Setiap orang pernah jatuh cinta dan mempunya ekspetasi tinggi akan kisah percintaannya. Namun, ini adalah kehidupan, tak selalu berjalan terus seperti yang di mau
Shane's Story
2518      983     1     
Romance
Shane memulai kehidupan barunya dengan mengubur masalalunya dalam-dalam dan berusaha menyembunyikannya dari semua orang, termasuk Sea. Dan ketika masalalunya mulai datang menghadangnya ditengah jalan, apa yang akan dilakukannya? apakah dia akan lari lagi?
Fighting!
559      390     0     
Short Story
Kelas X IPA 3 merupakan swbuah kelas yang daftar siswanya paling banyak tidak mencapai kkm dalam mata pelajaran biologi. Oleh karena itu, guru bidang biologi mereka memberikan tantangan pada mereka supaya bisa memenuhi kkm. Mereka semua saling bekerja-sama satu sama lain agar bisa mengenapi kkm.
Untold
1359      630     4     
Science Fiction
Tujuh tahun lalu. Tanpa belas kasih, pun tanpa rasa kemanusiaan yang terlampir, sukses membuat seorang dokter melakukan percobaan gila. Obsesinya pada syaraf manusia, menjadikannya seseorang yang berani melakukan transplantasi kepala pada bocah berumur sembilan tahun. Transplantasi dinyatakan berhasil. Namun insiden kecil menghantamnya, membuatnya kemudian menyesali keputusan yang ia lakukan. Imp...
Play Me Your Love Song
4494      1599     10     
Romance
Viola Zefanya tidak pernah menyangka dirinya bisa menjadi guru piano pribadi bagi Jason, keponakan kesayangan Joshua Yamaguchi Sanjaya, Owner sekaligus CEO dari Chandelier Hotel and Group yang kaya raya bak sultan itu. Awalnya, Viola melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan tuntutan "profesionalitas" semata. Tapi lambat laun, semakin Viola mengenal Jason dan masalah dalam keluarganya, sesu...
Hey, I Love You!
1176      506     7     
Romance
Daru kalau ketemu Sunny itu amit-amit. Tapi Sunny kalau ketemu Daru itu senang banget. Sunny menyukai Daru. Sedangkan Daru ogah banget dekat-dekat sama Sunny. Masalahnya Sunny itu cewek yang nggak tahu malu. Hobinya bilang 'I Love You' tanpa tahu tempat. Belum lagi gayanya nyentrik banget dengan aksesoris berwarna kuning. Terus Sunny juga nggak ada kapok-kapoknya dekatin Daru walaupun sudah d...