Read More >>"> KILLOVE (1.3 Banyak yang Terjadi) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - KILLOVE
MENU
About Us  

=====
Kejadian sarapan pagi tidak berakhir dengan baik dan sekarang mereka semua berada di rumah sakit. Mai segera dilarikan ke unit darurat untuk diberikan penanganan seharusnya dan sang ibu dengan setia menunggu dengan hati yang terluka. 

Masih ada beberapa waktu sebelum upacara kelulusan Rosetta dan sang ayah kini membawanya ke dokter kenalan di rumah sakit sana. Itu adalah seorang psikiater. Ayahnya tak langsung memasuki ruangan dan berhenti untuk memastikan kondisinya.

"Baby,.. mari kita periksa keadaanmu, ya? Daddy tak bisa membiarkanmu melukai dirimu sendiri dan juga orang lain... bisa pahami kekhawatiran Daddy??" Ucapnya hati-hati agar tak melukai perasaan Rosetta.

"... Jika sesuatu ada yang salah denganku, bisakah Daddy berjanji masih ingin tinggal bersamaku?" Rosetta tahu bahwa dirinya memiliki masalah dengan mentalnya, tapi yang paling ia cemaskan adalah bahwa ayahnya tak ingin bersamanya lagi hanya karena ia menjadi tak normal.

Ayahnya mencium keningnya dengan lembut, "Mengapa kau mempertanyakan hal yang sudah pasti? Tak peduli apa yang terjadi padamu, kau akan selamanya menjadi putri Daddy.." Menatap putrinya dalam-dalam, "Mari kita masuk, oke?" Ajaknya menuntun Rosetta untuk masuk ke dalam ruangan.

=====
Ia sampai ke sekolah untuk upacara kelulusannya dengan tepat waktu. Ia baru saja selesai membuat sambutan dan pidato di depan para orang tua sebagai perwakilan untuk seluruh siswa. Ia memiliki rekam jejak kehidupan sekolah yang bersih dan secara alami menjadi contoh dan panutan untuk model siswa sempurna.

Ayahnya dengan setia menemani dirinya dari awal hingga akhir, kecuali saat ini. Sesi waktu singkat untuk berbincang-bincang dengan para teman sekelasnya. Bagi teman-temannya, momen ini adalah momen berharga dimana mereka akan jarang bertemu dan akan memiliki kehidupan yang berbeda.

Dengan acara kelulusan ini, tentunya beberapa orang akan memiliki pilihan di kepala mereka. Baik antara melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, langsung bekerja, atau hanya meneruskan pekerjaan orangtuanya, dan bahkan segera menikah dengan kekasihnya.

Mereka saling mencoba menghabiskan waktu sebanyak mungkin bersama. Anak kelasnya berkumpul di kelas, tak terkecuali dirinya, yang sedang termenung diam di kursinya.

Ia merasa dirinya ada di antara mereka, tetapi di sisi lain tidak ada.

Mungkin bagi teman-temannya, momen ini menjadi awal mula langkah kehidupan mereka ke dunia para orang dewasa. Namun, baginya memori ini adalah langkah dimana ia harus menentukan keputusannya dalam bagaimana caranya ia memilih untuk akhir hidupnya.

Kehidupannya yang ini adalah semua tentang balas dendam. Pembalasannya bukan diperuntukkan orang-orang yang normal, tetapi orang-orang berpengaruh di dunia bawah. Tentunya, jika ia salah mempertimbangkan satu langkah sedikitpun, hanya ada kematian mengenaskan untuknya.

Kematian mengenaskan adalah kemungkinan paling baik dari yang terburuk.

Lalu yang terburuk dari yang terburuk? Tentunya ketika ia merasakan kehidupan bagaikan di neraka seperti kehidupan masa lalunya.

"Rose..?? Apa yang kamu lakukan duduk menyendiri disini? Tidak mau berbincang dengan yang lain.? karena tidak ada yang tahu kita akan bisa bertemu lagi atau tidak setelah ini." Seru salah satu teman dekatnya saat SMA, Sally Namanya, yang kini mendekatinya karena hanya menyendiri.

Rosetta mendengus pelan. Di kehidupan lalunya, ia dikenal dengan pribadi yang ramah dan sangat terbuka. Ia yang dulunya merupakan tipe orang yang akan melakukan inisiatif duluan atau yang membuka pembicaraan terlebih dahulu. Tak aneh jika temannya akan merasa ada yang berbeda darinya.

Ia berdiri dari kursinya dan memasang senyum tipis, "Kau tahu.. aku hanya tiba-tiba menjadi melodramatis karena tau bahwa aku akan jarang ke sini lagi.." Ia menepuk bahu Sally perlahan sebelum ikut berbincang dengan yang lainnya.

Kerumunan menjadi ramai ketika model murid teladan ikut bergabung dalam pembicaraan mereka.

"Rosetta, bagaimana kabarmu? Aku tak biasa melihatmu datang dekat-dekat waktu pada acara penting seperti ini.."

"Ah, tadi aku harus pergi ke rumah sakit sebentar.."

"Rosetta,.. bagaimana bisa kau melukai tanganmu? Itu terlihat sangat menyakitkan.."

"Aku ceroboh dan menyentuh barang pecah belah. Sekarang baik-baik saja, ini hanya luka kecil. Terimakasih pada kalian yang telah mengkhawatirkanku, haha.."

"Ahh, tapi Rosetta kita tetap cantik seperti biasanya!!"

"Bagaimana kau bisa mengatakan itu ketika Rose bahkan sulit untuk menulis!!"

"Hei, aku hanya memujinya!!"

"Dan aku mengkhawatirkannya!!"

"... sudah, sudah, jangan mulai bertengkar dan mencari keributan aku tak bisa menengahi kalian dengan tangan yang terluka, kan?"

Mereka sibuk berbincang kembali sebelum seseorang menyentuh pundaknya dari belakang.

"Ya, ada apa?" Tanya Rosetta memberikan respon.

"Maaf, ada seseorang dari kelas sebelah minta tolong untuk memberikan ini padamu." Ucapnya menyerahkan sepucuk surat ke tangan Rosetta.

Sontak keramaian menjadi ribut.

"Surat cinta! Itu surat cinta!!"

"Pengakuan cinta di hari terakhir sekolah?!! Drama apa ini!!"

"Nyalinya pasti besar sekali untuk menyatakan cinta sekarang, kyaa~!!"

"Tenanglah para gadis. Tidak perlu membuat keributan" Pusing Rosetta karena kerumunan mulai meributkan surat cinta yang ia pegang. "... aku akan menyelesaikan urusanku dulu. Kalian bersenang-senanglah.." Pamitnya undur diri dan segera menuju ke tempat tujuan yang surat itu tujukan, tak mempedulikan sorakan riuh dari para kawanannya.

=====
"Aku sudah lama memiliki perasaan padamu semenjak pertama kali melihatmu di upacara penerimaan murid baru. Jadi, aku tau ini tiba-tiba tapi tolong terima perasaanku!..." 

"Oke, kalau begitu." 

"..." Pemuda itu terdiam.

"..." Rosetta juga tak berniat berkata-kata.

"..." Kerumunan yang memutuskan untuk mengintip diam-diam untuk menonton pertunjukan juga menjadi terdiam.

Betapa indah cinta dan semangat muda.

Ia secara alami tertarik pada laki-laki yang memiliki kepercayaan diri untuk menyatakan perasannya secara langsung.

Ia menjadi bingung ketika jawaban yang ia inginkan didapatkan secara mudah, "... Anu,.. Rose.. kau tidak perlu menerima jika sebenarnya tak enak untuk menyakiti perasaanku"

"Aku cukup tertarik pada pria yang berani menyatakan perasaaannya secara langsung. Aku tidak masalah jika kita bisa mengenal lebih lanjut." Ungkapnya jujur.

Di kehidupannya yang lalu, ia naif ketika datang di kehidupan percintaan. Dan itu membuatnya menjadi tak masuk akal karena masih mencintai seseorang yang jelas-jelas menghancurkan hidupnya, kemudian masih bisa berpikir bahwa dirinya bisa merubah sifat seseorang itu.

Untuk balas dendam, suatu saat, cepat atau lambat, ia akan bertemu dengan Saint kembali. Tentunya, ia butuh pengalaman yang lebih dalam hal seperti ini agar ia tak jatuh pada perangkap yang sama dan menjalani akhir hidup yang sama.

Pemuda yang mendengar kejujurannya itu menjadi tersipu malu, masih tak percaya jika seseorang terkenal dan tak tersentuh seperti dirinya dengan mudah menerima perasaannya. Ia dengan malu berkata, "Ah.. kalau begitu, mari kita mulai kenal lebih jauh.."

Rosetta tak bisa tak tertawa kecil pada sikap pemuda dihadapannya, ".. Jadi, ini hari pertama kita...hmm?" Ia tak segera mendapatkan respon dari pemuda dihadapannya, jadi ia berkata, "Bagaimana dengan itu,... Rey? Bisakah aku memanggilmu dengan nama itu?"

Rey tak segera merespon karena terpana dengan ekspresi yang baru saja dibuat oleh Rosetta. Jadi, ia tersentak sedikit ketika Rosetta memanggil namanya dan dengan cepat membalas, "Ah?...!! A-aku akan membahagiakanmu!" Dengan polosnya mengatakan isi hatinya dan pada detik berikutnya, wajahnya menjadi sangat merah karena sangat malu.

"... Kau lucu sekali, Rey...haha.." Rosetta tak bisa menahan rasa gemasnya karena melihat pemuda dihadapannya kelewat polos dimana semua perasaannya terlukiskan jelas di wajahnya.

"Rose... bisakah kita bertukar nomor telepon kau tahu untuk kita terus berhubungan.." Malunya.

"Tentu, tentu saja."

=====
Pemuda itu pulang dengan perasaan bahagia. Siapapun yang melihat wajahnya bisa merasakan bahwa pemuda itu sangat bahagia. Bahkan saat berada dalam perjalanan, ia tak henti-hentinya bersenandung bahagia, hingga supir pribadinya tak bisa tak bertanya.

"Tuan muda, anda terlihat sangat bahagia. Apakah ada kejadian baik yang membuat anda sangat bahagia?" Tanyanya tak bisa ikut senyum.

Ia dengan bahagia menjelaskan, "Ah, tentu saja kejadian yang sangat baik~ Orang yang kucintai ternyata menerima perasaanku~ ahhh aku sangat bahagia hari ini~" Sembari menatap foto dimana dirinya dan Rosetta ambil untuk tanda hari pertama mereka di layar ponselnya.

"Oh? Apakah perempuan yang sering anda ceritakan itu, tuan muda?"

"Ya, benar! Siapa sangka ia mau menerima perasaanku terlepas kami sebelumnya tak bahkan tak pernah memiliki kesempatan melakukan pembicaraan dengan benar! Rose benar-benar perempuan dengan hati yang besar, jika tidak aku tak akan pernah memiliki kesempatan.."

Orang yang duduk disampingnya yang sedaritadi diam, akhirnya tak tahan untuk membuka mulut karena Rey yang terlalu berisik dan heboh, "... Aku menyempatkan waktu untuk menjadi walimu untuk menghadiri upacara kelulusanmu dan kau malah sibuk mengejar perempuan, huh!" Judes orang yang memiliki penampilan serupa dengan Rey, ia adalah kakak laki-lakinya.

Dua bersaudara itu terlihat seperti dua kutub yang berbeda. Rey yang terlihat memiliki kepribadian seterang matahari dan ceroboh, dengan kakak laki-lakinya yang terlihat suram apalagi dengan pakaian serba hitamnya.

Tak peduli dengan nada ejekan dan sarkasme dari kakaknya, "Hmph! Kakak hanya tidak tahu apapun dalam cinta! Rose adalah perempuan yang sangat sangat sempurna dalam aspek apapun! Mungkin di kehidupan laluku aku pernah menyelamatkan dunia, jadi di kehidupan ini aku dapat memiliki keberuntungan mendapatkan malaikat seperti Rose..." 

"..." Ia tak bisa berkata-kata apalagi saat melihat adiknya menjelaskan semuanya dengan mata yang sangat berbinar. Pada akhirnya ia hanya mendengus kesal, "Jangan menangis padaku jika wanitamu tiba-tiba membuangmu."

"... Bagaimana bisa kakak berkata kejam seperti itu padaku?!!"

"Perempuan mana yang tahan jika berhubungan dengan pria manja dan ribut sepertimu?" 

"Lalu, pria seperti apa yang disukai para perempuan? Sepertimu? Lalu mengapa aku tak pernah melihatmu bertahan dengan satu wanita, hmph!"

"Makhluk ini minta dihajar!" Emosinya tak tahan ingin menutup mulut adik laki-lakinya yang tambah rewel.

Supir yang melihat bahwa keadaan semakin membesar menjadi panik ketika mencoba melerai, "Ah, Mohon maaf, Tuan Klen! Tuan muda Rey hanya berada di fase remaja, jadi anda bisa membiarkannya menikmati masa muda.."

"Tch." 

Itu baru hari pertama Rosetta kembali ke masa lalu, tapi ia tak sengaja mendekati orang terdekat dari salah satu last boss dunia bawah. 

Benjamin Klen, salah satu penguasa dari 3 penguasa dunia bawah, menduduki peringkat kedua, tepatnya lebih berkuasa dari Saint. Ia merupakan penguasa yang terkenal dengan kekayaannya.

====== 
"Bagaimana dengan harimu?" Tanya ayahnya membuka pembicaraan ringan dalam perjalanan pulang.

Rosetta menjawab dengan ringkas, "Hmm.. banyak yang terjadi, Daddy..."

Tersenyum tipis, "Lelah?.."

"Sedikit well, aku hanya perlu beristirahat ketika sampai di rumah." 

"Benar, My Baby harus banyak-banyak istirahat dan segera pulih.." Setuju ayahnya masih dengan senyum tipisnya.

Berawal dari insiden tangan Rosetta yang terluka hingga selesainya upacara kelulusan, semuanya terjadi dalam waktu yang singkat.

'Ding' Notif pesan masuk ke ponsel Rosetta.

Itu adalah pesan dari Rey yang memberitahukan bahwa ia sudah sampai dan juga mengirimkan foto selfie wajahnya yang tersenyum lebar dengan mata yang berbinar.

Ayahnya tak sengaja melihat pesan dan foto yang dikirim dari Rey dan tak bisa membahas, "Ah, apakah itu kekasihmu? Di ingat-ingat, Daddy sangat terkejut ketika sebelumnya kau mengenalkan kekasihmu pada ayah di sekolah tadi.."

Menatap pada foto di layar ponselnya, "... Bukankah ia adalah pria yang lucu?..." Tak lupa memberi emoji hati pada foto Rey dan sebagai gantinya memberikan foto pemandangan jalanan sebagai balasan.

Senang melihat senyum terpampang pada wajah putrinya, ia dengan setuju berkata, "Hmm, benar... pria yang terlihat sangat baik. Daddy senang jika ia bisa membahagiakanmu My Princess benar-benar menikmati masa mudanya dengan sebaik mungkin, haha... upacara kelulusan baru berakhir dan kau sudah mendapatkan pasangan.."

"Daddy mengatakan seperti seseorang yang bukan seperti itu juga di masa mudanya." Respon Rosetta menggoda balik ayahnya.

"Hmmm?? Daddy hanya mencintai ibumu seorang, tidak ada yang lain."
=====

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Memento Merapi
3944      1616     1     
Mystery
Siapa bilang kawanan remaja alim itu nggak seru? Jangan salah, Pandu dan gengnya pecinta jejepangan punya agenda asyik buat liburan pasca Ujian Nasional 2013: uji nyali di lereng Merapi, salah satu gunung terangker se-Jawa Tengah! Misteri akan dikuak ala detektif oleh geng remaja alim-rajin-kuper-koplak, AGRIPA: Angga, Gita, Reni, dan Pandu, yang tanpa sadar mengulik sejarah kelam Indonesia denga...
LUKA TANPA ASA
4786      1583     11     
Romance
Hana Asuka mengalami kekerasan dan pembulian yang dilakukan oleh ayah serta teman-temannya di sekolah. Memiliki kehidupan baru di Indonesia membuatnya memiliki mimpi yang baru juga disana. Apalagi kini ia memiliki ayah baru dan kakak tiri yang membuatnya semakin bahagia. Namun kehadirannya tidak dianggap oleh Haru Einstein, saudara tirinya. Untuk mewujudkan mimpinya, Hana berusaha beradaptasi di ...
Love Al Nerd || hiatus
85      62     0     
Short Story
Yang aku rasakan ke kamu itu sayang + cinta
Dieb der Demokratie
16906      1974     16     
Action
"Keadilan dan kebebasan, merupakan panji-panji dari para rakyat dalam menuntut keadilan. Kaum Monarki elit yang semakin berkuasa kian menginjak-injak rakyat, membuat rakyat melawan kaum monarki dengan berbagai cara, mulai dari pergerakkan massa, hingga pembangunan partai oposisi. Kisah ini, dimulai dari suara tuntutan hati rakyat, yang dibalas dengan tangan dingin dari monarki. Aku tak tahu...
God's Blessings : Jaws
1547      710     9     
Fantasy
"Gue mau tinggal di rumah lu!". Ia memang tampan, seumuran juga dengan si gadis kecil di hadapannya, sama-sama 16 tahun. Namun beberapa saat yang lalu ia adalah seekor lembu putih dengan sembilan mata dan enam tanduk!! Gila!!!
After Feeling
3526      1401     1     
Romance
Kanaya stres berat. Kehidupannya kacau gara-gara utang mantan ayah tirinya dan pinjaman online. Suatu malam, dia memutuskan untuk bunuh diri. Uang yang baru saja ia pinjam malah lenyap karena sebuah aplikasi penipuan. Saat dia sibuk berkutat dengan pikirannya, seorang pemuda misterius, Vincent Agnito tiba-tiba muncul, terlebih dia menggenggam sebilah pisau di tangannya lalu berkata ingin membunuh...
A Day With Sergio
963      451     2     
Romance
Lazy Boy
3671      977     0     
Romance
Kinan merutuki nasibnya akibat dieliminasi oleh sekolah dari perwakilan olimpiade sains. Ini semua akibat kesalahan yang dilakukannya di tahun lalu. Ah, Kinan jadi gagal mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri! Padahal kalau dia berhasil membawa pulang medali emas, dia bisa meraih impiannya kuliah gratis di luar negeri melalui program Russelia GTC (Goes to Campus). Namun di saat keputusasaa...
The Black Envelope
2375      834     2     
Mystery
Berawal dari kecelakaan sepuluh tahun silam. Menyeret sembilan orang yang saling berkaitan untuk membayarkan apa yang mereka perbuatan. Nyawa, dendam, air mata, pengorbanan dan kekecewaan harus mereka bayar lunas.
Ibu Mengajariku Tersenyum
156      91     0     
Mystery
Jaya Amanah Putra adalah seorang psikolog berbakat yang bekerja di RSIA Purnama. Dia direkomendasikan oleh Bayu, dokter spesialis genetika medis sekaligus sahabatnya sejak SMA. Lingkungan kerjanya pun sangat ramah, termasuk Pak Atma sang petugas lab yang begitu perhatian. Sesungguhnya, Jaya mempelajari psikologi untuk mendapatkan kembali suara ibunya, Puspa, yang senantiasa diam sejak hamil Jay...