Loading...
Logo TinLit
Read Story - Si 'Pemain' Basket
MENU
About Us  

Dengan wajah yang lebam, Marvin tetap turun bersekolah walau sebenarnya dia ingin menjenguk Dira lagi. Sayangnya, dia memiliki ujian hari ini dan tidak bisa meninggalkannya.

Seharian penuh, Marvin mengunci mulutnya dan tidak menjawab semua pertanyaan yang teman-temannya lontarkan, terutama tentang luka yang memenuhi tubuhnya.

"Yaelah, kenapa lo jadi kaya robot gini sih!" tegur salah satu teman sekelas Marvin setelah diabaikan oleh pria itu.

Teman-temannya yang lain juga mengangguk pelan sebagai respon atas ucapan Darel.

"Iya, padahal kita pengen tau lo kenapa," sahut yang lain. Namun, tetap diabaikan oleh Marvin yang kini sibuk dengan ponselnya.

Bel masuk sekolah, membuat mereka yang mengumpul di meja Marvin bubar. Seorang guru kemudian masuk dan memulai pelajaran terakhir.

Saat pulang, Marvin bergegas pergi dan meninggalkan teman-temannya yang tengah berteriak memanggil namanya berulang kali. "Vin, Marvin!"

Alasan Marvin cepat-cepat pergi adalah untuk menemui Santi dan memberitahu perempuan itu mengenai keadaan Dira sekarang. Untungnya saat sampai di kelas 10-3, belum ada siswa yang keluar dan Marvin memutuskan untuk menunggu di depan kelas.

Sembari menyandarkan tubuh di dinding, Marvin sibuk memperhatikan beberapa siswa yang lewat dan menyapanya.

Tak lama kemudian, Santi keluar dan langsung ditahan oleh Marvin. "San, gue mau bicara sama lo," ucap pria itu sembari menarik tangan Santi sampai ke pinggir lapangan yang cukup sepi.

"Mau bicara apa, Kak?" tanya Santi setelah Marvin melepaskan cengkeraman tangannya.

"Gue cuman mau nyampein pesen Dira, dia bilang, lo nggak usah khawatir sama keadaan dia. Dia nggak pa-pa kok, cuman kecapekan, tapi ... ."

"Tapi apa, Kak?" potong Santi dengan penuh penasaran.

"Tapi dia masuk rumah sakit."

Bola mata Santi membulat sempurna saat mendengar ucapan Marvin, tidak mungkin Dira masuk rumah sakit hanya karena kelelahan. "Nggak mungkin banget kalau cuman kecapekan tapi masuk rumah sakit."

"Iya," jawab Marvin singkat, dia tidak mungkin mengatakan hal yang sebenarnya apalagi Santi sepertinya begitu menyayangi Dira sebagai teman. "Ya udah, gue balik dulu ya," pamit Marvin yang langsung membuat Santi mengangguk.

Marvin takut, jika terlalu lama di hadapan Santi yang kebingungan, dia akan menjelaskan semua hal yang perempuan itu tidak boleh tau.

Sesampai di parkiran, Marvin yang baru saja naik ke atas motor tak sengaja mendengar pembicaraan siswa lain. Awalnya dia tidak terlalu peduli pada ucapan mereka. Namun setelah mendengar nama Dira disebut, Marvin tidak tinggal diam.

"Lo tau nggak, itu Dira anak kelas 10-3 nyaris diperkosa sama Bagas."

"Hah, nyaris doang? Yakali, Bagas nggak sebego itu, kayanya si Dira udah habis deh sama dia."

Rahang Marvin mengeras saat mendengar tuduhan tersebut, dia tau betul apa yang terjadi dan sedikit bingung dengan cara berita itu beredar padahal sudah ditutup secara rapat.

Dengan langkah panjangnya, Marvin mendekati kedua pria yang tengah bergosip tentang Dira. Tanpa ragu, Marvin mencengkeram leher salah satu pria itu untuk meluapkan amarahnya. "Jaga ya omongan lo. Dira nggak diperkosa sama Bagas!"

Pria yang menjadi korban Marvin meringis kesakitan, cengkeraman pria itu semakin lama semakin keras. "Iya, Kak. Iya, maaf. Aku nggak maksud buat ngomong begitu."

"Iya, Kak. Maaf," timpal temannya.

Walau masih kesal, Marvin tetap melepaskan cengkeraman tangannya di leher pria yang kini tengah memperbaiki alunan napasnya. Ada bercak merah yang  tertinggal di sana sebagai bukti kerasnya cengkeraman Marvin.

"Kalau sampe gue denger lo jelekin Dira lagi, habis lo sama gue," ancam Marvin sebelum pergi meninggalkan kedua pria tersebut.

Tanpa menunggu waktu lama, Marvin langsung menyalakan mesin motornya dan bergegas pergi ke rumah sakit untuk menemui Dira kembali.

Sesampai di ruangan Dira, Marvin segera menaruh kresek berisi makanan yang dia beli di jalan ke atas meja. Setelahnya, berjalan menuju kasur Dira.

"Gimana keadaan lo?" tanya Marvin dengan cepat karena Dira ternyata tidak tidur dan sibuk dengan buku yang tengah dia baca.

Dira menutup bukunya dan menaruh di sisi ranjang, sebelum menjawab ucapan Marvin. "Udah enakan kok, Kak."

"Syukurlah," balas Marvin sembari mengusap pipi Dira dan sengaja menyibak rambut yang menutupi lehernya.

Bola mata gelap milik Marvin memperhatikan bekas cekikkan di leher Dira yang ternyata sudah mulai memudar sehingga membuat pria itu bernapas lega.

"Kak," panggil Dira yang membuat perhatian Marvin teralihkan.

"Iya, kenapa?"

"Kakak nggak perlu ke sini terus, aku tau kakak masih harus latihan. Aku udah nggak pa-pa kok."

Sebelum menjawab, Marvin menghela napas pelan. Dia tau Dira tidak bermaksud untuk mengusirnya, dia hanya tidak enak pada Marvin. Namun, pria itu tetap mau menjaganya.

"Jadinya, lo cepet sembuh dong, biar bisa temenin gue lagi. Biar gue nggak perlu khawatir lo."

"Iya, Kak."

Seakan tidak kehabisan tenaga, Marvin menjalani hidupnya dengan sedikit kesulitan. Dia harus membagi waktunya yang sempit, untuk sekolah, latihan juga menemui Dira yang ternyata harus tinggal beberapa minggu di rumah sakit guna mengobati luka dan traumanya.

Sedikit demi sedikit, kondisi Dira semakin membaik dan Marvin bersyukur akan hal itu. Untuk masalah Bagas, pria itu tetap memberikan aliran dana yang sebenarnya sudah dilarang oleh Marvin karena pria itulah yang mau membayar semua pengobatan Dira.

Masalah Marvin dan Bagas pun selesai begitu saja, mereka hanya mau saling melampiaskan amarah dan berakhir damai. Walau begitu, Marvin tetap memiliki dendam pada Bagas.

"Jadi, besok tes terakhir?" tanya Marvin kepada Dira yang tengah makan. Perempuan itu sudah bisa beraktifitas hanya saja terus dikontrol keadaannya.

Dengan makanan yang penuh di dalam mulut, Dira mengangguk pelan sebagai jawaban. Marvin yang duduk di sisinya kemudian ikut mengangguk.

"Mau gue temenin?" tanya Marvin lagi, karena besok dia besok luang dan ingin menemani Dira seharian.

Setelah mengunyah habis makanan di dalam mulut dan meminum setegak air, Dira pun menjawab, "nggak usah, Kak. Aku nggak mau ngerepotin."

"Walau lo nolak, gue tetep temenin," jawab Marvin santai yang membuat Dira menghela napas. Sikap perempuan itu berhasil membuat Marvin mengangkat salah satu alisnya. "Kenapa?" tanyanya seakan tidak tau apa yang terjadi.

Wajah Dira menoleh dan kembali dia letakkan sendok yang sebelumnya dia pegang. "Kalau kakak maksa, ngapain nanya dulu?"

"Ya, terserah gue."

Tidak ada hal yang perlu Dira sampaikan lagi, dia malas berdebat dengan Marvin karena pada akhirnya, dia tidak bisa menang dari pria tersebut. Lagian Dira perlu banyak tenaga agar bisa cepat keluar dari rumah sakit, bukannya malah membuang-buang tenaga untuk bertengkar dengan pria tersebut.

"Kakak kenapa nggak pulang?" tanya Dira setelah selesai makan. Perempuan itu sibuk membereskan perlengkapan makannya dan menaruh di atas meja.

"Lo ngusir gue lagi?" tanya balik Marvin dengan wajah jailnya yang membuat Dira menutup mata guna menurunkan emosi yang mungkin siap untuk meledak.

"Nggak ngusir, Kak. Kan aku cuman nanya."

Marvin tertawa pelan sebelum menjawab karena tau jika Dira tengah berusaha mengontrol emosinya. "Gue nginep di sini, kan besok minggu. Lagian nyokap lo udah titipin lo sama gue, dia besok ada acara soalnya."

"Loh, kok ibu nggak cerita ke aku?" tanya Dira dengan wajah terkejut.

Marvin mengangkat kedua bahunya sebagai jawaban. Sebenarnya alasan Fani tidak mengatakan hal tersebut karena putrinya saat dia pergi tengah tidur dan hanya ada Marvin saat itu, sehingga Fani mengatakannya kepada Marvin guna disampaikan ke Dira.

***

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • aiana

    seru ni, menatikan playboy kena karma. wkakakka

    ada yang tulisannya Dio dan Deo,
    mau berteman dan saling support denganku?

    Comment on chapter Chapter 1
Similar Tags
Rasa Cinta dan Sakit
507      274     1     
Short Story
Shely Arian Xanzani adalah siswa SMA yang sering menjadi sasaran bully. Meski dia bisa melawan, Shely memilih untuk diam saja karena tak mau menciptakan masalah baru. Suatu hari ketika Shely di bully dan ditinggalkan begitu saja di halaman belakan sekolah, tanpa di duga ada seorang lelaki yang datang tiba-tiba menemani Shely yang sedang berisitirahat. Sang gadis sangat terkejut dan merasa aneh...
The War Galaxy
13179      2668     4     
Fan Fiction
Kisah sebuah Planet yang dikuasai oleh kerajaan Mozarky dengan penguasa yang bernama Czar Hedeon Karoleky. Penguasa kerajaan ini sungguh kejam, bahkan ia akan merencanakan untuk menguasai seluruh Galaxy tak terkecuali Bumi. Hanya para keturunan raja Lev dan klan Ksatrialah yang mampu menghentikannya, dari 12 Ksatria 3 diantaranya berkhianat dan 9 Ksatria telah mati bersama raja Lev. Siapakah y...
Tuan Landak dan Nona Kura-Kura
2889      979     1     
Romance
Frans Putra Mandala, terancam menjadi single seumur hidupnya! Menjadi pria tampan dan mapan tidak menjamin kisah percintaan yang sukses! Frans contohnya, pria itu harus rela ditinggal kabur oleh pengantinnya di hari pernikahannya! Lalu, tiba-tiba muncul seorang bocah polos yang mengatakan bahwa Frans terkena kutukan! Bagaimana Frans yang tidak percaya hal mistis akan mematahkan kutukan it...
Luka Adia
828      503     0     
Romance
Cewek mungil manis yang polos, belum mengetahui apa itu cinta. Apa itu luka. Yang ia rasakan hanyalah rasa sakit yang begitu menyayat hati dan raganya. Bermula dari kenal dengan laki-laki yang terlihat lugu dan manis, ternyata lebih bangsat didalam. Luka yang ia dapat bertahun-tahun hingga ia mencoba menghapusnya. Namun tak bisa. Ia terlalu bodoh dalam percintaan. Hingga akhirnya, ia terperosok ...
Can You Hear My Heart?
541      325     11     
Romance
Pertemuan Kara dengan gadis remaja bernama Cinta di rumah sakit, berhasil mengulik masa lalu Kara sewaktu SMA. Jordan mungkin yang datang pertama membawa selaksa rasa yang entah pantas disebut cinta atau tidak? Tapi Trein membuatnya mengenal lebih dalam makna cinta dan persahabatan. Lebih baik mencintai atau dicintai? Kehidupan Kara yang masih belia menjadi bergejolak saat mengenal ras...
Cinta tanpa kepercayaan
516      387     0     
Short Story
ketika sebuah kepercayaan tak lagi ada dalam hubungan antara dua orang saling yang mencintai
My Doctor My Soulmate
120      107     1     
Romance
Fazillah Humaira seorang perawat yang bekerja disalah satu rumah sakit di kawasan Jakarta Selatan. Fazillah atau akrab disapa Zilla merupakan seorang anak dari Kyai di Pondok Pesantren yang ada di Purwakarta. Zilla bertugas diruang operasi dan mengharuskan dirinya bertemu oleh salah satu dokter tampan yang ia kagumi. Sayangnya dokter tersebut sudah memiliki calon. Berhasilkan Fazillah menaklukkan...
Dunia Tiga Musim
3498      1358     1     
Inspirational
Sebuah acara talkshow mempertemukan tiga manusia yang dulunya pernah bertetangga dan menjalin pertemanan tanpa rencana. Nda, seorang perempun seabstrak namanya, gadis ambivert yang berusaha mencari arti pencapaian hidup setelah mimpinya menjadi diplomat kandas. Bram, lelaki ekstrovert yang bersikeras bahwa pencapaian hidup bisa ia dapatkan dengan cara-cara mainstream: mengejar titel dan pre...
Dream of Being a Villainess
1422      809     2     
Fantasy
Bintang adalah siswa SMA yang tertekan dengan masa depannya. Orang tua Bintang menutut pertanggungjawaban atas cita-citanya semasa kecil, ingin menjadi Dokter. Namun semakin dewasa, Bintang semakin sadar jika minat dan kemampuannya tidak memenuhi syarat untuk kuliah Kedokteran. DI samping itu, Bintang sangat suka menulis dan membaca novel sebagai hobinya. Sampai suatu ketika Bintang mendapatkan ...
Segitiga Bermuda
6784      1831     1     
Romance
Orang-orang bilang tahta tertinggi sakit hati dalam sebuah hubungan adalah cinta yang bertepuk sebelah tangan. Jika mengalaminya dengan teman sendiri maka dikenal dengan istilah Friendzone. Namun, Kinan tidak relate dengan hal itu. Karena yang dia alami saat ini adalah hubungan Kakak-Adik Zone. Kinan mencintai Sultan, Kakak angkatnya sendiri. Parah sekali bukan? Awalnya semua berjalan norm...