Loading...
Logo TinLit
Read Story - Buku Harian Ayyana
MENU
About Us  

Dan segalanya berlalu begitu cepat! Sudah hampir sebulan penuh lamanya. Aku dan dia sudah tak lagi saling menghubungi. Aku dan dia sudah sama-sama membangun dinding kokoh untuk saling membatasi. Aku dan dia sudah enggan untuk saling mengabari. Aku dan dia bahkan sudah tak mau saling bertemu lagi. Ralat, mungkin lebih tepatnya aku yang menolak untuk kita saling bertemu. Aku rasa tak ada lagi yang harus kita bicarakan. Semuanya sudah jelas, aku dan dia sudah berakhir!

 Sampai suatu ketika, Kaishar datang ke rumahku dengan seorang wanita paruh baya yang masih sangat jelas sekali wajahnya aku kenali, walau kami baru satu kali bertemu. Itu adalah Tante Dea, Mamanya Reyhan!

 “Tante Dea?” aku terkesiap, kaget, melihat kedatangannya. Ibu yang melihat aku tak kunjung mempersilahkan mereka masuk ke dalam rumah langsung menyerbu ke arah Tante Dea untuk menuntun ke ruang tamu rumah kami yang sederhana.

 “Mau saya ambilkan minum apa, bu? Teh Atau-“

 “Tidak usah, bu, terimakasih. Saya di sini hanya sebentar.” Ucap Tante Dea menolak dengan halus, lengkap dengan senyumannya yang sangat cantik. Tante Dea meraih tanganku yang kebetulan duduk di kursi yang dekat dengannya. “Saya di sini ingin meminta maaf untuk segalanya pada keluarga kalian, saya merasakan kesedihan-“

 “Tante,” aku menyanggah ucapan dari Tante Dea, lalu melepaskan genggaman tangannya. “Maaf dan penyesalan itu, gak akan bisa mengembalikan Papa saya!”

 “Sayang...” Ibu langsung mengelus lembut rambutku dengan kasih sayang. “Menyimpan dendam berkepanjangan itu tidak baik. Ini adalah garis kehidupan yang harus kita terima dengan lapang dada. Ini bukan kesalahan siapa-siapa.”

 “Tapi, Bu, kalau bukan karena Pak Aiman, Papa mungkin masih ada sama kita sekarang!”

 “Ayyana, sudahlah. Kita harus ikhlas! Biar Papa juga bisa tenang di surga sana.”

 “Tante benar-benar menyesal. Tante minta maaf.” Ucapannya mulai terdengar bergetar. Memang, aku bisa merasakan sekali nada penyesalannya itu. Dan hal itu jadi membuatku semakin serba salah! Di sisi lain, aku kesal sekali, tapi di lain sisi, aku yakin Papa juga tak suka dengan sikapku ini.

 Kerongkonganku terasa sangat tercekat! Aku seperti merasakan sesak berkepanjangan dalam dadaku. Seluruh oksigen itu rasanya menjauhi ragaku. Aku benar-benar kesakitan dengan luka tak kasat mata! Aku tak bisa mengobati di mana letak lukaku. Payah! Harusnya aku bisa kuat dan tangguh di depan Ibu. Tapi.. aku tak bisa berpura-pura. Aku terlalu rapuh!

 “Maaf tante, maafin saya.” kali ini aku memeluk Tante Dea. Membenamkan segala air mata dan kesakitan itu dalam dekapannya. Aku rindu Reyhan, Tante! Tentu saja, aku hanya bisa membisikkan kata itu dalam hatiku sendirian.  

***

Aku hanya bisa mematung tanpa kata, sepulangnya Tante Dea dari rumahku. Pandanganku menatap dengan nanar, memperhatikan sebuah benda yang sengaja di desain indah dan rapi yang di berikan oleh Tante Dea tadi. Sebuah benda sakral yang ku anggap sebagai sebuah bukti, bahwa hubunganku dengan dia sudah benar-benar berakhir! Kisah kami sudah berada di ujung cinta yang menyesakkan! Parah!

“Jadi... dia akan menikah?” ucapku dengan suara parau. Memandang sebuah nama yang tercetak jelas di kartu undangan berwarna abu-abu dan gold itu. Sepasang nama yang aku tahu, sama sekali tak mengharapkan itu akan terjadi dalam hidup mereka. Daalex Reyhan Megantara dan Syakira Alamsyah Wijaya.

“Saya rasa kamu tahu betul, Ayyana, mereka sama sekali tidak saling mencintai.” Ucap Kaishar yang memang masih memilih menetap di sebrang tempat dudukku. Entah apa yang membuatnya begitu betah melihat semua keterpurukanku belakangan ini.

“Ya, aku tahu. Tapi...” Lagi-lagi aku tak bisa berpura-pura untuk tetap baik-baik saja. Aku mencoba mendamaikan hatiku dengan menarik napas panjang beberapa kali. Namun, Kaishar langsung beralih duduk di sampingku dan membiarkan aku bersandar di bahunya untuk melepaskan segala kesakitan yang teramat perih di rasakan.

“Menangislah, Ayy, kalau kamu merasa ini terlalu berat. Jangan terlalu di tahan. Kesedihan harus diungkapkan tapi kamu jangan sampai lupa, bagaimana caranya untuk mengikhlaskan.”

 

 

 

Tags: twm23

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (12)
  • _hildnov

    seruuuuu, alur cerita di awal bikin penasaran. dengan gaya bahasa yang mengikuti jaman jadi asikk bangettt bacanya.

    Comment on chapter Bab 1 : Bagian 2
  • nararuma

    Hallo jangan lupa komen nya yaaa dan like juga . Terimakasih

    Comment on chapter Bab 1 : Bagian 1
Similar Tags
KILLOVE
4530      1403     0     
Action
Karena hutang yang menumpuk dari mendiang ayahnya dan demi kehidupan ibu dan adik perempuannya, ia rela menjadi mainan dari seorang mafia gila. 2 tahun yang telah ia lewati bagai neraka baginya, satu-satunya harapan ia untuk terus hidup adalah keluarganya. Berpikir bahwa ibu dan adiknya selamat dan menjalani hidup dengan baik dan bahagia, hanya menemukan bahwa selama ini semua penderitaannya l...
A Day With Sergio
1786      798     2     
Romance
Dream of Being a Villainess
1391      796     2     
Fantasy
Bintang adalah siswa SMA yang tertekan dengan masa depannya. Orang tua Bintang menutut pertanggungjawaban atas cita-citanya semasa kecil, ingin menjadi Dokter. Namun semakin dewasa, Bintang semakin sadar jika minat dan kemampuannya tidak memenuhi syarat untuk kuliah Kedokteran. DI samping itu, Bintang sangat suka menulis dan membaca novel sebagai hobinya. Sampai suatu ketika Bintang mendapatkan ...
Call Me if U Dare
5465      1634     2     
Mystery
Delta Rawindra: 1. Gue dituduh mencuri ponsel. 2. Gue gak bisa mengatakan alibi saat kejadian berlangsung karena itu bisa membuat kehidupan SMA gue hancur. 3. Gue harus menemukan pelaku sebenarnya. Anulika Kusumaputri: 1. Gue kehilangan ponsel. 2. Gue tahu siapa si pelaku tapi tidak bisa mengungkapkannya karena kehidupan SMA gue bisa hancur. 3. Gue harus menuduh orang lain. D...
KataKu Dalam Hati Season 1
5796      1529     0     
Romance
Terkadang dalam hidup memang tidak dapat di prediksi, bahkan perasaan yang begitu nyata. Bagaikan permainan yang hanya dilakukan untuk kesenangan sesaat dan berakhir dengan tidak bisa melupakan semua itu pada satu pihak. Namun entah mengapa dalam hal permainan ini aku merasa benar-benar kalah telak dengan keadaan, bahkan aku menyimpannya secara diam-diam dan berakhir dengan aku sendirian, berjuan...
Bus dan Bekal
3192      1476     6     
Romance
Posisi Satria sebagai seorang siswa sudah berkali-kali berada di ambang batas. Cowok itu sudah hampir dikeluarkan beberapa kali karena sering bolos kelas dan lain-lain. Mentari selalu mencegah hal itu terjadi. Berusaha untuk membuat Satria tetap berada di kelas, mendorongnya untuk tetap belajar, dan melakukan hal lain yang sudah sepatutnya seorang siswa lakukan. Namun, Mentari lebih sering ga...
Aku Benci Hujan
7204      1887     1     
Romance
“Sebuah novel tentang scleroderma, salah satu penyakit autoimun yang menyerang lebih banyak perempuan ketimbang laki-laki.” Penyakit yang dialami Kanaya bukan hanya mengubah fisiknya, tetapi juga hati dan pikirannya, serta pandangan orang-orang di sekitarnya. Dia dijauhi teman-temannya karena merasa jijik dan takut tertular. Dia kehilangan cinta pertamanya karena tak cantik lagi. Dia harus...
Sweet Equivalent [18+]
4783      1229     0     
Romance
When a 19 years old girl adopts a 10 years old boy Its was hard in beginning but no matter how Veronica insist that boy must be in her side cause she thought he deserve a chance for a better live Time flies and the boy turn into a man Fact about his truly indentitiy bring another confilct New path of their life change before they realize it Reading Guide This novel does not follow the rule o...
Lily
1925      874     4     
Romance
Apa kita harus percaya pada kesetiaan? Gumam Lily saat memandang papan nama bunga yang ada didepannya. Tertulis disana Bunga Lily biru melambangkan kesetiaan, kepercayaan, dan kepatuhan. Lily hanya mematung memandang dalam bunga biru yang ada didepannya tersebut.
AKSARA
6400      2180     3     
Romance
"Aksa, hidupmu masih panjang. Jangan terpaku pada duka yang menyakitkan. Tetaplah melangkah meski itu sulit. Tetaplah menjadi Aksa yang begitu aku cintai. Meski tempat kita nanti berbeda, aku tetap mencintai dan berdoa untukmu. Jangan bersedih, Aksa, ingatlah cintaku di atas sana tak akan pernah habis untukmu. Sebab, kamu adalah seseorang yang pertama dan terakhir yang menduduki singgasana hatiku...