Pagi ini berbeda dengan pagi sebelumnya, mentari yang tersenyum pada Rusdi, mengajaknya untuk melihat benkel yang habis ia renovasi. Benkel yang sangat luas dan bagus, ia bangun demi kepuasan pelanggannya. Berbeda dengan bengkel lainnya, dibengkel Rusdi terdapat layanan gratis. Tapi dengan syarat, dalam waktu 1 jam pelanggan harus membaca surat ar Rohman sebanyak 7 kali. Dengan kejujuran dan keterampilannya, banyak sekali orang yang ingin mencoba layan tersebut. Tak jarang ia harus menyuruh pegawainya untuk tambah jam kerja.
Seperti hari-hari biasa, Rusdi selalu menyempatkan pergi kebengkel disela kesibukannya. Mengecheck mesin serta bercengkraman dengan para pelanggannya adalah tugas utamanya. Siang itu, ada Muslimah berkaca mata hitam yang datang kebengkelnya. Muslimah itu mendatanginya dan minta untuk memperbaiki mesin mobilnya. Saat ia menawarkan suatu layanan gratisnya, muslimah itu membuka kacamatanya dan melontarkan jawaban," oh, jadi disini itu ada layanan seperti ini. Baguslah kalau begitu". Dengan senyum yang manis, muslimah itu menanyakan tentang layanan geratis itu. " ya, saya membuat layanan ini supaya memotivasi seseorang untuk selalu membaca Al-qur'an. Dari hal yang terkecil, insyaAllah akan bermanfaat buat orang", cerita rusdi. Muslimah itu,juga menceritakan bahwa ia sangat cinta pada surat Ar Rahman. Muslimah itu mengenal dan menghapal ketika waktu SMA, karena, setiap pagi sekolahan mengadakam progam mengaji surat Ar Rohman dan lainnya. Rusdipun heran dengan cerita tersebut, ketika di SMAnya dulu, ada juga program mengaji setiap pagi. Lantas ia bertanya pada muslimah itu," oh ya mbak, emangnya mbak sekolah dimana?"." saya sekolah di SMA Islam Al Huda",jawab muslimah itu."mbak mobilnya sudah beres", panggil montir dibenkel itu. Takterasah, mobil muslimah itu sudah selesai diperbaiki. Muslimah itu langsung membayar pada kasir, akan tetapi Rusdi membebaskan biayanya. "lho, jangan gitu. Aku tadikan nggak ikutin layanan gratismu", tolak muslimah itu. Akhirnya muslimah itu pulang dan berterimakasih sebanyak-banyaknya padanya.
Kepulangan muslimah itu membuatnya penasaran. Rusdi yang juga seorang Alumnus SMA Islam Al-Huda sepertinya mengenal sosok yang barusan ia lihat. Setiap hari ia menunggunya. Hampir 1 bulan lebih muslimah itu, nggak datang kebengkelnya. Hingga suatu hari, ia berpesan pada pegawainya," mas, kalau ada muslimah berkacamata, pakai mobil sedan hitam. Kabarin saya ya?". Pegawai lantas tersenyum padanya dan berkata, "naksir ya pak?". "ya, nggak. Aku tuh..."dengan muka kesal, iapun pergi ninggalin pegawainya itu. Sontak pegawai itu bekata "cie, pak bos pipinya merah". Sebenarnya apa yang dibilang pegawai itu salah, hatinya masih terisih penuh oleh keluarganya dan bengkelnya. Karena ia tidak ingin kelurganya terpecah lagi.
Saat hari yang Rusdi harapkan tiba, muslimah itu datang laki- laki tanpan. Dengan jiwa yang santai, ia menanyakan nama muslimah itu. Tak disangka, muslimah itu adalah 'Aisyah (teman sekelasnya waktu SMA). 'Aisyah juga nggak tahu kalau pemilik bengkel ini Rusdi yang tak lain temannya sendiri. 'Aisyah sudah tak melihatnya sejak duduk dikelas 12. Memang saat itu, ia sudah tidak sekolah lagi, bukan karena dikeluarkan atau tidak naik kelas. Ia mengakui dirinya adalah laki-laki yang tidak bertanggung jawab, bandel, suka bolos hingga sering kali ia beli minum-minuman keras. Semua yang ia lakukan itu, tanpa ia pikirkan. Menghabiskan uang untuk bersenang senang, ia turuti demi nafsunya samata. Tanpa ia rasa, waktu pelajaran ia tertidur. Waktu sholat ia gunakan main bareng teman sehingga pintu hatinya belum terketuk cahaya ilahi. Setiap hari, ia membuatasalah diaekolah. Sehingga guru BK bersenang hati memanggil orang tuanya. Namun, hal tersebut tidak membuatnya menjadi jera. Gurunyapun juga senantiasa menasehati dan semua temannya mendo'akan supaya ia mendapatkan hidayah.
Tak seperti remaja yang lain. Rusdi selalu rajin berangkat kesokolah. Namun, diperjalanan sering kali ia tergiur dengan dunia kesenangan. Ia berbohong pada mamanya. Ia malah, nongkrong diwarung bersama gengnya. Tak disangka, selepas dari warung, sepedah motornya tertabak oleh sepedah motor lain. Ia terjatuh dan kakinyapun patah. Ia langsung dibawah kerumah sakit daerah. Disana ia mendapatkan perawatan khusus. Karena, saraf pada kakinya ada yang terpus. Selama 1 bulan dirumah sakit, ia mendapatkan kasih sayang yang sudah lama tidak ia rasakan. Setiap kali makan ia disuapin sama mama dan papanya. Semua yang ia minta selalu diberi oleh orang tuanya. Namun, setelah pulang dari penyembuhan, ia hidup seperti biasanya. Kembali nakal dan bandel sampai dipenggujung kelas 11.
Dipenggujung kelas 11, Rusdi melambaikan tangan pada dunia pendidikan. Ia sudah capek menyakiti mamanya. Entah apa yang membuat mata hatinya terbuka. Yang jelas, hatinya terketuk ketika ibunya sakit parah. Ia hanya merawat seorang saja tanpa ditemani seorang papa. Mamanya hanya meminta agar ia jadi anak yang baik. " ma, maafkan aku. Selama ini, aku sangat mengecewakanmu",permohonan Rusdi dengan berderai air mata. " kamu.nggak usah khawatir, mama selalu memafkanmu",dengan nada yang lemah. Rusdi sangat khawatir dengan perkembangan mamanya yang semakin hari semakin memburuk. Dokterpun, sudah mengvonis usia mamanya. Namun, ia nggak percaya, ia yakin sekali Allah akan menyembuhkan penyakit mamanya yang sangat parah. Setiap waktu sholat, ia usahakan sholat disamping mamanya yang terbaring. Ia do'akan mamanya dengan bercucuran air mata. Tanpa disangka, air mata mamanya mengalir pada pipinya. Rasa bahagia seorang mama yang mengetahui anaknya hijrah kejalan yang benar.
Hampir dua bulan mama Rusdi dirawat dirumah sakit. Vonis dokter kalah dengan kekuatan do'a seorang anak. Dokter membolehkan pulang karena, sudah sembuh total. Dirumah yang sederhana, mereka pulang dan disambut seorang nenek yang sangat sayang padanya. Mereka hidup tentram tanpa rasa marah-marah lagi. Dari sini, ia memutuskan untuk berhenti sekolah. Ia ingin bekerja demi membantu mamanya. Sebenarnya mamanya sangat tidak setuju dengan keputusannya. Dengan ketulusan hatinya, ia meminta ridho sang mama.
Mencari pekerjaan memang susah, apalagi kalau mengandalkan ijazah SMP. Rusdi sempat bingung saat mencari lowongan pekerjaan. Ia menawarkan diri ditempat foto kopi. Namun, pemilik foto copy tersebut menolaknya. Ditolak sini, ia menawarkan lagi sebagi tukang cuci piring disebuah restorant. Iapun diterima sebagai jasa tukang piring. Hanya berjalan 1 minggu, ia sudah dipecat gara-gara mecahin piring. Rasa pantang menyerah membuatnya bertemu dengan seorang pejabat yang mobilnya mogok dipinggir jalan. Ia menawarkan bantuannya pada pejabat itu. Pejabat itu langsung menerima tawarannya. Berbekal keahlian mengotak ngatik mobil papanya. Iapun, memperbaiki mobil pejabat itu yang mogok. Pejabat itu, berterimakasih banyak padanya dengan memberikan uang 500 ribu dan menawarkannya sebagai jasa montir pribadinya. Dari gaji yang ia sisihkan, ia bisa mengembangkan jasanya dengan membuat bengkel yang sederhana.
"Bengkel sebesar ini dan sebagus ini dibilang sederhana", saut 'Aisyah. "Dulu nggak sebesar ini, dulu tenaga kerjanya cuma aku sendiri", kata Rusdi. Memang bengkel Rusdi sekarang sangat besar dan tenaganya sudah banyak. Namun, semakin banyak rezeki yang ia terima, ia butuh banyak orang yang jago mengotak atik mobil. Perjalanan membuat benkel mobil yang sebesar ini, juga membutuhkan nyali dan tekad yang sangat kuat.
" 'Aisyah ayo, mobilnya sudah siap!", panggil laki laki tanpan itu. 'Aisyah segera bergegas pamit pada Rusdi. Rusdi sangat senang bertemu dengan teman lamanya. Karena, 'Aisyah sangat mengingatkannya waktu dilaboratorium fisika. Ia pernah dimarahi 'Aisyah karena kelambatannya dalam bekerja. 'Aiayah pernah berpesan padanya," kalu sekolah itu yang rajin, giat. Biar orang tuamu nggak kecewa". Kepulangan 'Aisyah membuatnya tersenyum sendiri. Mana ada cewek seperhatian itu.
Rusdi tidak menyadari, ketika zamannya sekolah dulu, 'Aisyah suka padanya. Namun, ia tidak menyukai 'Aisyah karena, ia beranggapan 'Aisyah tidak cocok untuk lelaki sepertinya. Ia tak menyangka sekarang 'Aisyah tambah cantik dan tentunya 'Aisyah sudah tak sendiri lagi. Dia didampingi pangeran yang baik dan tanpan.
Rusdi tidak kecewa tentang asmaranya. Karena, ia didampingi bengkel mobil yang membuka mata hatinya. Bengkel sebesar ini, ia jadikan ladang mencari pahala. Sehingga, ia bisa menyatukan mama dan papanya yang terpecah belah. Akhirnya, ia yang semula broken home kini menjadi pangeran kaya yang bahagia.