Kala takdir menyapa
Layaknya bui-bui adegan kisah drama
Kini, kita kembali bersama dalam narasi yang sama
---
Mata Chayra tampak fokus menatap layar ponselnya. Senyuman tidak henti-hentinya terlihat dari sudut bibir tipisnya. Sementara itu, tangan Chayra pun berhenti memperbesar sebuah foto yang terdapat nilai UAS Geografi Regional Indonesia.
Ya...
Kegembiraan Chayra tersebut dihasilkan dari sebuah nilai A. Nilai mata kuliah Geografi Regional Indonesia yang berhasil Chayra dapat. Chayra, mahasiswa satu-satunya yang mendapatkan nilai A di mata kuliah Geografi Regional Indonesia yang terbilang cukup sulit sekaligus menegangkan. Jika diingat saat pembelajaran berlangsung.
Chayra kemudian menatap stick note-nya. Melihat beberapa mimpi yang sempat ia tuliskan pada stick note tersebut. Ia membubuhlan tanda ceklis pada tulisan 'Geografi Regional Indonesia dapat nilai A'.
Salah satu dari beberapa mimpi serta harapan yang Chayra tulis. Beberapa waktu kemudian, ponsel Chayra bergetar. Grup Kelas Geografi 3B dibuat gempar. Tepat setelah Tafila memberikan ucapan selamat kepada Chayra yang mendapat nilai A.
Geografi 3B
Congrats Chayra nilak tertinggi Geografi Regional Indonesia
Whoa... Chayra selamat!
Selamat Chayra!
Wah Chayra, selamat. Padahal gua duduk samping lo. Tapi, ga ketularan
Usai Chayra mengetikkan sebuah pesan singkat di grup kelas. Chayra letakkan ponsel di atas meja belajar. Berjalan melihat ke luar jendela, menatap langit bertabur beberapa bintang. Meskipun, bintang yang terlihat hanya sedikit karena polusi. Tidak mengurangi rasa ketertarikan Chayra menatap bintang di langit.
Chayra lagi-lagi mengulum senyuman. Masih tak percaya dengan pencapaian yang baru saja ia dapat. Kini, pandangan Chayra beralih menatap stick note-nya. Mengambil sebuah pulpen dan menandai tanda ceklis. Untuk mimpi yang sudah berhasil ia capai. Walaupun beberapa hal yang ia capai harus melewati banyak rintangan. Tetapi, semua akan terbayar dengan sendirinya.
***
Sudah hampir lima belas menit Chayra terduduk di kafe Mentari. Ia belum memesan makanan satu pun. Ia masih terduduk tidak melakukan hal apa pun selain memandang ke arah luar kaca jendela kafe. Usai Tafila pergi berpamitan entah ke mana.
Dia bilang ingin pergi sebentar, namun nyatanya sampai sekarang Chayra tidak melihat batang hidung Tafila.
Panggung kafe yang memang sengaja disediakan untuk tampil performen band kafe. Yang awal kosong tidak ada seorang pun tiba-tiba dua orang menaiki panggung dengan membawa gitar dan satunya lagi berada di posisi keyboard. Suara petikan gitar mengawali alunan musik.
Mata Chayra otomatis menyipit kala melihat sosok yang tidak asing baginya. Chayra melihat Tafila di panggung itu dan cowok itu sedang menatapnya terang-terangan. Tafila langsung bernyanyi saat nada tempo sudah mulai.
Kau begitu sempurna
Dimataku kau begitu indah
Kau membuat diriku akan selalu memujamu
Disetiap langkahku
Kukan selalu memikirkan dirimu
Tak bisa kubayangkan hidupku tanpa cintamu
Janganlah kau tinggalkan diriku
Takkan mampu menghadapi semuaa
Hanya bersamamu ku akan bisa
Kau adalah darahku
Kau adalah jantungku
Kau adalah hidupku
Lengkapi diriku
Oh sayangku, kau begitu
Sempurna, Sempurna...
Kau genggam tanganku
Saat diriku lemah dan terjatuh
Kau bisikkan kata dan hapus semua sesalku
Janganlah kau tinggalkan diriku
Takkan mampu menghadapi semua
Hanya bersamamu ku akan bisa
Kau adalah darahku
Kau adalah jantungku
Kau adalah hidupku
Lengkapi diriku
Oh sayangku, kau begitu
Sempurna, Sempurna...
Tepat setelah mendengar dengan jelas Tafila menyanyi. Cowok itu lantas turun dari panggung dan menghampiri Chayra. Beberapa pengunjung pun dengan refleks mengikuti arah langkah Tafila.
Chayra mendongakkan wajah. Memperhatikan Tafila yang saat itu telah berdiri di hadapannya.
"Chayra ?" panggil Tafila parau, seraya menatap Chayra.
Tatapan Tafila begitu teduh. Hampir Tiga bulan mereka dekat. Ternyata kedekatan mereka pun menimbulkan gejolak perasaan-perasaan aneh yang terkadang menimbulkan debar di dada. Dan menimbulkan perasaan lebih dari teman.
"Ra, sejak kita dipertemukan kembali. Gua merasa ada perasaan yang timbul kembali setelah sekian lama."
"Ra, gua sayang sama sama lo. Dan gua pengen kita lebih dari teman. Jadi, gua pengen bilang. Lo mau gak jadi pacar gua?"
Chayra sedikit tertegun dan lidahnya terasa kelu untuk menjawab. Dan tanpa Chayra sadari matanya berair karena saking terharu dengan perlakuan Tafila terhadap dirinya. Chayra langsung menyeka air mata yang turun dengan punggung tangan.
Tafila yang menyadari Chayra menangis lantas mengusap pipi Chayra lembut. Ia masih menatap Chayra penuh harap-harap cemas. Chayra pun mengangguk singkat menjawab pernyataan cinta dari Tafila.
"Gila! Akhirnya gua punya pacar lagi!"
Tafila berteriak lantang menunjukkan rasa senangnya, karena pernyataan cintanya akhirnya diterima oleh Chayra. Setelah tiga belas tahun lamanya.
Chayra yang masih dalam keadaan sendu. Otomatis mencubit kecil lengan Tafila karena merasa dibuat malu oleh kelakuannya. Meskipun begitu, Tafila mampu menciptakan rona bahagia seketika di wajah Chayra. Tafila pun tersenyum kikuk dan mengaruk tengkuk.