Loading...
Logo TinLit
Read Story - Story Of Chayra
MENU
About Us  

Alditya memijat pelipis kepala yang terasa pening akibat mendengar celotehan Cerelia. Sejak satu jam yang lalu Cerelia selalu mendominasi pembicaraan. Padahal saat ini bukan hanya ada Cerelia dihadapan Alditya, tetapi ada tiga teman Cerelia juga.
Bibir Cerelia terus-menerus bergosip menceritakan Adit yang bersekandal dengan Serafina—teman sekelas mereka.

 

Berkali-kali Alditya menarik napas berusaha sabar. Tetapi, telinganya kini sudah tidak sanggup lagi mendengar suara Cerelia. Tidak dapat dipungkiri, setiap kalimat yang keluar dari mulut Cerelia membuat otak terasa ingin pecah.

 

Alditya pun meraih tas yang ia letakkan di atas meja. Ia berdiri dari kursi. Dan memasukkan ponsel ke dalam saku jaket hoodie-nya.

 

"Kamu mau ke mana?" tanya Cerelia yang melihat Alditya hendak pergi. Alditya lama tak menjawab pertanyaan Cerelia.

 

"Yang?" tukas Cerelia meraih tangan Alditya.

 

"Aku mau ke basecamp LPM dulu ya? Ada urusan mendadak soalnya."

 

Cerelia menelisik manik mata Alditya, memastikan keseriusan ucapan Alditya.

 

"Beneran kok, aku ga bohong," bela Alditya.

 

Desahan napas kasar terdengar dari Cerelia. "Oke, aku percaya."

 

Alditya mengangguk. "Aku sebentar doang kok, kalau butuh tinggal chat aja, ya?" Alditya mengusap kepala Cerelia perlahan, sebelum ia pergi menuju base camp Lingkar Pena.

 

Alditya merasa senang bisa terbebas dari Cerelia dan teman-temannya. Kini langkah kakinya menuju basecamp Lingkar Pena. Tempat pelarian terbaik Alditya selagi ada masalah.

 

Saat Alditya melangkah menuju basecamp. Ia berpapasan dengan Chayra. Sosok yang pernah mengisi hatinya. Dan kala itu Alditya menjadi merasa menyesal akan keputusan yang pernah ia ambil kala itu.

 

Alditya membuang muka saat dirinya tanpa sengaja bertemu dengan Chayra. Sebisa mungkin Chayra mengontrol segala bentuk emosi yang berkecamuk di dalam batinnya, ia hanya bisa terdiam. Dengan napas naik turun.

 

Sudah hampir tiga bulan sejak kejadian di mana Alditya berbuat seenaknya pada Chayra. Memutuskan secara sepihak dan mempunyai kekasih baru tanpa rasa bersalah sedikit pun. Dan sejak saat itu juga Alditya menjadi sosok yang tidak pernah Chayra ingin kenal.

 

Entah terbuat dari apa hati Alditya, mengapa bisa sekejam itu. Bahkan ketika cowok itu berpapasan dengan Chayra. Alditya tidak sedikit pun menoleh pada Chayra dan cenderung membuang wajah jika berpapasan. Chayra masih terdiam, menatap Alditya yang berajak pergi menaiki anak tangga menuju basecamp.

 

***

 

"Ra, cepetan nanti kita ga dapat tempat duduk!" kelakar Nindya.

 

Nindya berlari semakin cepat menuju lantai tujuh. Setelah penanggung jawab kelas atau ketua kelas mengatakan ujian di pindah di lantai tujuh. Semua anak kelas pun dengan cepat mengemasi barang-barang mereka dan segera berlari. Mencari tempat duduk yang berada di belakang. Supaya bisa dengan tenang mengerjakan UAS. Atau mungkin bisa mendapat contekan.

 

Chayra melambatkan langkah, bukannya tidak ingin mendapat tempat duduk di paling belakang. Tetapi, Chayra lebih sadar jika ia tidak mungkin bisa mendapatkannya. Mengingat teman-temannya sudah lebih dahulu berlari. Chayra kalah cepat.

 

"Kok ga lari, Ra?" cakap Tafila yang sudah berada di sampingnya.

 

"Engga. Sadar diri aja. Lo sendiri kenapa ga lari?"

 

"Males."

 

"Males?"

 

"Iya. Buat apa lari-lari kalau kenyataannya sampai sana hanya ada tempat duduk di dekat dosen."

 

Mendengar itu, Chayra tersenyum. Pikirannya sama dengan Tafila.

 

"Lo, kenapa senyum-senyum sendiri? Udah gila ya?"

 

Chayra melotot menatap Tafila. Ia mencebik. Sedangkan Tafila terkekeh, lalu tertawa kencang.

 

***

 

"Gua tuh sebenernya ga cinta sama Alditya. Kalian 'kan tau kalau gua udah berkali-kali nolak Alditya." ucap Cerelia berapi-api.

 

Sesekali ia menyeruput minuman yang ia pesan. Kedua teman Cerelia hanya menyimak ucapan Cerelia.

 

"Gua nerima dia tuh karena, pengen bales dendam sama orang yang udah merusak hubungan gua sama Tafila. Biar cewek itu tau gimana rasanya, cowoknya direbut!"

 

"Emang nama cewek itu siapa, Cer?" tanya Sarah yang kepo, siapa cewek yang dimaksud Cerelia.

 

"Namanya Chayra, anak Saintek."

 

"Parah lo, Cer. Berarti selama ini lo sama Alditya?"

 

"Gua, cuma main-main sama dia."

 

Kedua teman Cerelia mendadak bungkam usai Cerelia berujar seperti itu. Saraht—teman Cerelia berkali-kali melirik mengisyaratkan bahwa ada Alditya di belakang Cerelia.

 

Cerelia tersenyum simpul. "Yap! Gua cuma menjadi 'kan Alditya sebagai alat. Supaya cewek kegatelan itu juga merasain patah hati kaya gua!"

 

"Jadi, selama ini lo cuma pura-pura suka sama gua, Cer?" tanya Alditya tegas.

 

Cerelia mendadak bungkam seribu bahasa, ia meneguk saliva-nya. Menyenggol kaki sarah yang duduk tepat di depannya. Raut wajah Cerelia kesal bukan main. Dalam batinnya, ia bersungut.

 

'Kenapa kalian gak bilang, kalau ada Alditya?'

 

Tangan Alditya terkepal kencang. Kalau saja Ceritaku bukan seorang perempuan, sudah ia hajar habis-habisan. Tidak ada ampun.

 

"Jadi, selama ini lo cuma pura-pura suka sama gua, Cer?!" tanya Alditya dengan nada penuh penekanan.

 

"Jawab Cer!"

 

Cerelia berdiri. Ia meraih lengan Alditya. Matanya sudah berkaca-kaca. Kepalan tangan Alditya semakin kuat. Hati Alditya terasa sakit mendengar semua kalimat yang terlontar dari Cerelia.

 

"Bukan gitu, Yan. Kamu salah denger." lirih Cerelia. "Aku bisa—"

 

"Gak perlu. Semua sudah jelas!"

 

Cerelia menghentikan perkataannya saat Alditya menyelaknya. Tidak ingin berurusan dengan Cerelia. Alditya, kemudian membalik tubuh dan  pergi. Namun, Cerelia mencengram erat tangan Alditya. Alditya pun menepis tangan Cerelia dengan kasar. Cowok itu pergi meninggalkan Cerelia dengan langkah berat dan hati yang meradang. Ketika sudah seperti ini, ia baru merasa bersalah pada Chayra.

 

Apa ini karma buat gua?

 

Sekarang Alditya telah sampai tepat di depan sebuah kedai kopi. Kedai kopi dekat kampus yang sudah langanannya. Alditya melengang masuk ke dalam kedai kopi, ia pun memesan satu buah kopi ekspresso. Kopi yang cocok seperti perasaan Alditya saat ini. Usai memesan Alditya memilih duduk di ruangan khusus perokok.  Ia duduk di pojok kedai.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Rembulan
1232      694     2     
Romance
Orang-orang acap kali berkata, "orang yang gagal dalam keluarga, dia akan berhasil dalam percintaan." Hal itu tidak berlaku bagi Luna. Gadis mungil dengan paras seindah peri namun memiliki kehidupan seperti sihir. Luna selalu percaya akan cahaya rembulan yang setiap malam menyinari, tetapi sebenarnya dia ditipu oleh alam semesta. Bagaimana rasanya memiliki keluarga namun tak bisa dianggap ...
Langit Jingga
2799      992     4     
Romance
"Aku benci senja. Ia menyadarkanku akan kebohongan yang mengakar dalam yakin, rusak semua. Kini bagiku, cinta hanyalah bualan semata." - Nurlyra Annisa -
Selfless Love
4679      1317     2     
Romance
Ajeng menyukai Aland secara diam-diam, meski dia terkenal sebagai sekretaris galak tapi nyatanya bibirnya kaku ketika bicara dengan Aland.
Anak Magang
122      114     1     
Fan Fiction
Bercerita sekelompok mahasiswa yang berusaha menyelesaikan tugas akhirnya yaitu magang. Mereka adalah Reski, Iqbal, Rival, Akbar. Sebelum nya, mereka belum mengenal satu sama lain. Dan mereka juga bukan teman dekat atau sahabat pada umumnya. Mereka hanya di tugaskan untuk menyelesaikan tugas nya dari kampus. Sampai suatu ketika. Salah satu di antara mereka berkhianat. Akan kah kebersamaan mereka ...
Praha
309      190     1     
Short Story
Praha lahir di antara badai dan di sepertiga malam. Malam itu saat dingin menelusup ke tengkuk orang-orang di jalan-jalan sepi, termasuk bapak dan terutama ibunya yang mengejan, Praha lahir di rumah sakit kecil tengah hutan, supranatural, dan misteri.
STORY ABOUT THREE BOYS AND A MAN
14988      2980     34     
Romance
Kehidupan Perkasa Bagus Hartawan, atau biasa disapa Bagus, kadang tidak sesuai dengan namanya. Cintanya dikhianati oleh gadis yang dikejar sampai ke Osaka, Jepang. Belum lagi, dia punya orang tua yang super konyol. Papinya. Dia adalah manusia paling happy sedunia, sekaligus paling tidak masuk akal. Bagus adalah anak pertama, tentu saja dia menjadi panutan bagi kedua adiknya- Anggun dan Faiz. Pan...
Elevator to Astral World
2842      1448     2     
Horror
Penasaran akan misteri menghilangnya Mamanya pada kantornya lebih dari sedekade lalu, West Edgeward memutuskan mengikuti rasa keingintahuannya dan berakhir mencoba permainan elevator yang dikirimkan temannya Daniel. Dunia yang dicapai elevator itu aneh, tapi tak berbahaya, hingga West memutuskan menceritakannya kepada saudara sepupunya Riselia Edgeward, seorang detektif supernatural yang meny...
Something about Destiny
167      143     1     
Romance
Devan Julio Widarta yang selalu dikenal Sherin sebagai suami yang dingin dan kurang berperasaan itu tiba-tiba berubah menjadi begitu perhatian dan bahkan mempersiapkan kencan untuk mereka berdua. Sherin Adinta Dikara, seorang wanita muda yang melepas status lajangnya pada umur 25 tahun itu pun merasa sangat heran. Tapi disisi lain, begitu senang. Dia merasa mungkin akhirnya tiba saat dia bisa mer...
Qodrat Merancang Tuhan Karyawala
1357      893     0     
Inspirational
"Doa kami ingin terus bahagia" *** Kasih sayang dari Ibu, Ayah, Saudara, Sahabat dan Pacar adalah sesuatu yang kita inginkan, tapi bagaimana kalau 5 orang ini tidak mendapatkan kasih sayang dari mereka berlima, ditambah hidup mereka yang harus terus berjuang mencapai mimpi. Mereka juga harus berjuang mendapatkan cinta dan kasih sayang dari orang yang mereka sayangi. Apakah Zayn akan men...
Crystal Dimension
326      226     1     
Short Story
Aku pertama bertemu dengannya saat salju datang. Aku berpisah dengannya sebelum salju pergi. Wajahnya samar saat aku mencoba mengingatnya. Namun tatapannya berbeda dengan manusia biasa pada umumnya. Mungkinkah ia malaikat surga? Atau mungkin sebaliknya? Alam semesta, pertemukan lagi aku dengannya. Maka akan aku berikan hal yang paling berharga untuk menahannya disini.