Read More >>"> Story Of Chayra (Empat puluh sembilan ) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Story Of Chayra
MENU
About Us  

Alditya memijat pelipis kepala yang terasa pening akibat mendengar celotehan Cerelia. Sejak satu jam yang lalu Cerelia selalu mendominasi pembicaraan. Padahal saat ini bukan hanya ada Cerelia dihadapan Alditya, tetapi ada tiga teman Cerelia juga.
Bibir Cerelia terus-menerus bergosip menceritakan Adit yang bersekandal dengan Serafina—teman sekelas mereka.

 

Berkali-kali Alditya menarik napas berusaha sabar. Tetapi, telinganya kini sudah tidak sanggup lagi mendengar suara Cerelia. Tidak dapat dipungkiri, setiap kalimat yang keluar dari mulut Cerelia membuat otak terasa ingin pecah.

 

Alditya pun meraih tas yang ia letakkan di atas meja. Ia berdiri dari kursi. Dan memasukkan ponsel ke dalam saku jaket hoodie-nya.

 

"Kamu mau ke mana?" tanya Cerelia yang melihat Alditya hendak pergi. Alditya lama tak menjawab pertanyaan Cerelia.

 

"Yang?" tukas Cerelia meraih tangan Alditya.

 

"Aku mau ke basecamp LPM dulu ya? Ada urusan mendadak soalnya."

 

Cerelia menelisik manik mata Alditya, memastikan keseriusan ucapan Alditya.

 

"Beneran kok, aku ga bohong," bela Alditya.

 

Desahan napas kasar terdengar dari Cerelia. "Oke, aku percaya."

 

Alditya mengangguk. "Aku sebentar doang kok, kalau butuh tinggal chat aja, ya?" Alditya mengusap kepala Cerelia perlahan, sebelum ia pergi menuju base camp Lingkar Pena.

 

Alditya merasa senang bisa terbebas dari Cerelia dan teman-temannya. Kini langkah kakinya menuju basecamp Lingkar Pena. Tempat pelarian terbaik Alditya selagi ada masalah.

 

Saat Alditya melangkah menuju basecamp. Ia berpapasan dengan Chayra. Sosok yang pernah mengisi hatinya. Dan kala itu Alditya menjadi merasa menyesal akan keputusan yang pernah ia ambil kala itu.

 

Alditya membuang muka saat dirinya tanpa sengaja bertemu dengan Chayra. Sebisa mungkin Chayra mengontrol segala bentuk emosi yang berkecamuk di dalam batinnya, ia hanya bisa terdiam. Dengan napas naik turun.

 

Sudah hampir tiga bulan sejak kejadian di mana Alditya berbuat seenaknya pada Chayra. Memutuskan secara sepihak dan mempunyai kekasih baru tanpa rasa bersalah sedikit pun. Dan sejak saat itu juga Alditya menjadi sosok yang tidak pernah Chayra ingin kenal.

 

Entah terbuat dari apa hati Alditya, mengapa bisa sekejam itu. Bahkan ketika cowok itu berpapasan dengan Chayra. Alditya tidak sedikit pun menoleh pada Chayra dan cenderung membuang wajah jika berpapasan. Chayra masih terdiam, menatap Alditya yang berajak pergi menaiki anak tangga menuju basecamp.

 

***

 

"Ra, cepetan nanti kita ga dapat tempat duduk!" kelakar Nindya.

 

Nindya berlari semakin cepat menuju lantai tujuh. Setelah penanggung jawab kelas atau ketua kelas mengatakan ujian di pindah di lantai tujuh. Semua anak kelas pun dengan cepat mengemasi barang-barang mereka dan segera berlari. Mencari tempat duduk yang berada di belakang. Supaya bisa dengan tenang mengerjakan UAS. Atau mungkin bisa mendapat contekan.

 

Chayra melambatkan langkah, bukannya tidak ingin mendapat tempat duduk di paling belakang. Tetapi, Chayra lebih sadar jika ia tidak mungkin bisa mendapatkannya. Mengingat teman-temannya sudah lebih dahulu berlari. Chayra kalah cepat.

 

"Kok ga lari, Ra?" cakap Tafila yang sudah berada di sampingnya.

 

"Engga. Sadar diri aja. Lo sendiri kenapa ga lari?"

 

"Males."

 

"Males?"

 

"Iya. Buat apa lari-lari kalau kenyataannya sampai sana hanya ada tempat duduk di dekat dosen."

 

Mendengar itu, Chayra tersenyum. Pikirannya sama dengan Tafila.

 

"Lo, kenapa senyum-senyum sendiri? Udah gila ya?"

 

Chayra melotot menatap Tafila. Ia mencebik. Sedangkan Tafila terkekeh, lalu tertawa kencang.

 

***

 

"Gua tuh sebenernya ga cinta sama Alditya. Kalian 'kan tau kalau gua udah berkali-kali nolak Alditya." ucap Cerelia berapi-api.

 

Sesekali ia menyeruput minuman yang ia pesan. Kedua teman Cerelia hanya menyimak ucapan Cerelia.

 

"Gua nerima dia tuh karena, pengen bales dendam sama orang yang udah merusak hubungan gua sama Tafila. Biar cewek itu tau gimana rasanya, cowoknya direbut!"

 

"Emang nama cewek itu siapa, Cer?" tanya Sarah yang kepo, siapa cewek yang dimaksud Cerelia.

 

"Namanya Chayra, anak Saintek."

 

"Parah lo, Cer. Berarti selama ini lo sama Alditya?"

 

"Gua, cuma main-main sama dia."

 

Kedua teman Cerelia mendadak bungkam usai Cerelia berujar seperti itu. Saraht—teman Cerelia berkali-kali melirik mengisyaratkan bahwa ada Alditya di belakang Cerelia.

 

Cerelia tersenyum simpul. "Yap! Gua cuma menjadi 'kan Alditya sebagai alat. Supaya cewek kegatelan itu juga merasain patah hati kaya gua!"

 

"Jadi, selama ini lo cuma pura-pura suka sama gua, Cer?" tanya Alditya tegas.

 

Cerelia mendadak bungkam seribu bahasa, ia meneguk saliva-nya. Menyenggol kaki sarah yang duduk tepat di depannya. Raut wajah Cerelia kesal bukan main. Dalam batinnya, ia bersungut.

 

'Kenapa kalian gak bilang, kalau ada Alditya?'

 

Tangan Alditya terkepal kencang. Kalau saja Ceritaku bukan seorang perempuan, sudah ia hajar habis-habisan. Tidak ada ampun.

 

"Jadi, selama ini lo cuma pura-pura suka sama gua, Cer?!" tanya Alditya dengan nada penuh penekanan.

 

"Jawab Cer!"

 

Cerelia berdiri. Ia meraih lengan Alditya. Matanya sudah berkaca-kaca. Kepalan tangan Alditya semakin kuat. Hati Alditya terasa sakit mendengar semua kalimat yang terlontar dari Cerelia.

 

"Bukan gitu, Yan. Kamu salah denger." lirih Cerelia. "Aku bisa—"

 

"Gak perlu. Semua sudah jelas!"

 

Cerelia menghentikan perkataannya saat Alditya menyelaknya. Tidak ingin berurusan dengan Cerelia. Alditya, kemudian membalik tubuh dan  pergi. Namun, Cerelia mencengram erat tangan Alditya. Alditya pun menepis tangan Cerelia dengan kasar. Cowok itu pergi meninggalkan Cerelia dengan langkah berat dan hati yang meradang. Ketika sudah seperti ini, ia baru merasa bersalah pada Chayra.

 

Apa ini karma buat gua?

 

Sekarang Alditya telah sampai tepat di depan sebuah kedai kopi. Kedai kopi dekat kampus yang sudah langanannya. Alditya melengang masuk ke dalam kedai kopi, ia pun memesan satu buah kopi ekspresso. Kopi yang cocok seperti perasaan Alditya saat ini. Usai memesan Alditya memilih duduk di ruangan khusus perokok.  Ia duduk di pojok kedai.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
NADA DAN NYAWA
13802      2634     2     
Inspirational
Inspirasi dari 4 pemuda. Mereka berjuang mengejar sebuah impian. Mereka adalah Nathan, Rahman, Vanno dan Rafael. Mereka yang berbeda karakter, umur dan asal. Impian mempertemukan mereka dalam ikatan sebuah persahabatan. Mereka berusaha menundukkan dunia, karena mereka tak ingin tunduk terhadap dunia. Rintangan demi rintangan mereka akan hadapi. Menurut mereka menyerah hanya untuk orang-orang yan...
Dinikahi Guru Ngaji
615      453     1     
Romance
Hobby balapan liar selama ini ternyata membuat Amara dipindahan ke Jakarta oleh Kedua orang tuanya, Rafka begitu kahwatir akan pergaulan bebas yang selama ini terjadi pada anak muda seperti putrinya. Namun, saat di Jakarta ternyata Amara semakin tidak terkendali, Rendra akhirnya akan menjodohkan cucunya dengan seorang duda anak satu. Shaka adalah guru Ngaji di TPA tidak jauh dari rumah ...
Sisi Lain Tentang Cinta
733      398     5     
Mystery
Jika, bagian terindah dari tidur adalah mimpi, maka bagian terindah dari hidup adalah mati.
Who are You?
1278      560     9     
Science Fiction
Menjadi mahasiswa di Fakultas Kesehatan? Terdengar keren, tapi bagaimana jadinya jika tiba-tiba tanpa proses, pengetahuan, dan pengalaman, orang awam menangani kasus-kasus medis?
The Second Lady?
423      303     6     
Short Story
Tentang seorang gadis bernama Melani yang sangat bingung memilih mempertahankan persahabatannya dengan Jillian, ataukah mempertahankan hubungan terlarangnya dengan Lucas, tunangan Jillian?
Perverter FRIGID [Girls Knight #3]
1251      548     1     
Romance
Perverter FIRGID Seri ke tiga Girls Knight Series #3 Keira Sashenka || Logan Hywell "Everything can changed. Everything can be change. I, you, us, even the impossible destiny." Keira Sashenka; Cantik, pintar dan multitalenta. Besar dengan keluarga yang memegang kontrol akan dirinya, Keira sulit melakukan hal yang dia suka sampai di titik dia mulai jenuh. Hidupnya baik-baik saj...
Ghea
431      279     1     
Action
Ini tentang Ghea, Ghea dengan segala kerapuhannya, Ghea dengan harapan hidupnya, dengan dendam yang masih berkobar di dalam dadanya. Ghea memantapkan niatnya untuk mencari tahu, siapa saja yang terlibat dalam pembunuhan ibunya. Penyamaran pun di lakukan, sikap dan nama palsu di gunakan, demi keamanan dia dan beserta rekan nya. Saat misi mereka hampir berhasil, siapa sangka musuh lamany...
Love is Possible
123      115     0     
Romance
Pancaroka Divyan Atmajaya, cowok angkuh, tak taat aturan, suka membangkang. Hobinya membuat Alisya kesal. Cukup untuk menggambarkan sosok yang satu ini. Rayleight Daryan Atmajaya, sosok tampan yang merupakan anak tengah yang paling penurut, pintar, dan sosok kakak yang baik untuk adik kembarnya. Ryansa Alisya Atmajaya, tuan putri satu ini hidupnya sangat sempurna melebihi hidup dua kakaknya. Su...
Menuntut Rasa
441      330     3     
Short Story
Ini ceritaku bersama teman hidupku, Nadia. Kukira aku paham semuanya. Kukira aku tahu segalanya. Tapi ternyata aku jauh dari itu.
IDENTITAS
668      451     3     
Short Story
Sosoknya sangat kuat, positif dan merupakan tipeku. Tapi, aku tak bisa membiarkannya masuk dan mengambilku. Aku masih tidak rela menjangkaunya dan membiarkan dirinya mengendalikanku.