Read More >>"> Story Of Chayra (Lima belas) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Story Of Chayra
MENU
About Us  

Suara peluit mengawali pertandingan basket. Keriuhan penonton mulai terdengar. Chayra duduk pada tribun penonton dan sesekali memotret untuk laporan dokumentasi.

Alditya baru saja sampai di stadion—tempat pertandingan basket berlangsung. Ia mencari tempat duduk yang masih tersisa yang khusus disediakan untuk anggota Lingkar Pena. Terdapat dua tempat yang tidak diduduki. Yang pertama di sebelah Andrian dan yang kedua tepat di belakang Chayra. Pilihan Alditya jatuh pada tempat duduk yang berada di belakang Chayra.

Alditya pun segera duduk tepat di belakang Chayra. Setelah itu, ia menepuk pundak Chayra yang membuat Chayra terkejut bukan main.

"Lo ngapain di sini?" tanya Alditya pada Chayra.

"Lagi fotoin kak."

"Fotoin apaan?"

"Buat dokumentasi kak."

"Duh! Fotonya tuh di sana. Di bawah dekat lapangan atuh neng!" Alditya menepuk keningnya.

"Tapi kak?"

"Tapi kenapa? Cepetan! Kerja harus profesional!" tutur Alditya. Chayra mencebik malas.

"Kenapa? Kenapa ngeliatin gua?" ucap Alditya, sambil menatap manik mata Chayra. "Suka lo sama gua?" 

Chayra terperangah mendengar ucapan Alditya. Dengan cepat ia pun membuang pandangannya ke arah lain. Alditya terkekeh.

"Udah cepat sana!"

Perasaan kesal bercokol dihati Chayra. Ia pun segera berdiri dari tempat duduk atas permintaan Alditya. Alditya tersenyum simpul melihat Chayra.

"Gua duluan ya Sya!" ucap Chayra pada Ranasya. Ia pun berjalan menuruni tangga dan menuju sisi lapangan.

Lucu banget sih!

Alditya merasakan sesuatu yang berbeda pada gadis bernama Chayra itu. Membuat hari Chayra terkesan buruk adalah hal yang menyenangkan bagi Alditya. Rasanya sangat menyenangkan sekaligus lucu jika melihat gadis itu kesal. Alditya menarik napasnya, kemudian menghembuskannya. Pandangan mata Alditya tidak henti-hentinya memandang Chayra yang sekarang sedang berada dipinggir lapangan.

"Dor!"

"Eh kodok ... Kodok..." ucap Alditya begitu saja.

Tiara tertawa lepas ketika mendengar Alditya. Alditya merapal kesal. Bibirnya mengerucut. Untung saja ia tidak memiliki riwayat penyakit jantung. Sangat konyol jika diberitakan seorang mahasiswa masuk rumah sakit akibat dikejutkan oleh temannya. Tiara terkekeh. Tangannya dengan sigap mencubit bibir Alditya yang mengerucut seperti bebek.

"A—aduh! Sakit woy!" dengus Alditya. Tiara pun melepaskan tangan dari mulut Alditya.

"Lo liatin siapa sih?" ucap Tiara, menolehkan kepalanya ke kanan dan kiri mencari seseorang.

Alditya mengedikkan bahu. "Bukan siapa-siapa. Udah ya, gua mau bertugas dulu. Bye!" sahut Alditya. Ia pun berdiri dari tempat duduk dan berjalan menuju Chayra. Seulas senyum tipis terbentuk diwajah Tiara.

"Dasar Alditya."

Alditya menatap punggung Chayra sembari menarik sudut bibirnya. Membentuk senyum yang sulit diartikan. Sejurus kemudian, ia berjalan menuju Chayra dan menepuk pundaknya. Dan lagi-lagi membuat Chayra terkejut.

"Ke—kenapa lagi kak?" tanya Chayra terbata dengan sebelah alis terangkat.

"Lo kok berdirinya di sini sih? Di sana tuh, yang lebih dekat. Jadi dokumentasi itu harus sigap."

Chayra memutar bola matanya, berusaha menahan emosi. Bagaimana tidak, sepertinya segala hal yang dilakukannya tampak selalu salah di mata cowok bernama Alditya itu.

"Terus saya harus di mana, kak?"

"Di sana. Di dekat ring basket, kalau ada yang mencetak skor bisa terlihat dengan jelas," jawab Alditya.

"Ta—"

"Tapi terus. Sudah sana," potong Alditya. Chayra  dengan langkah malas menuruti perintah Alditya.

***

 

Jam menunjukkan pukul lima sore dan pertandingan semakin terasa seru saat salah satu regu mencetak skor. Ketika salah satu grup mencetak skor, Chayra tidak ketinggalan untuk mengambil moment berharga tersebut. Tidak salah memang Alditya memerintahkan dirinya untuk berdiri di dekat ring basket.

Tangan Chayra masih tampak asik memainkan beberapa tombol yang berada di kamera DSLR yang ia gunakan. Ia sibuk mengatur ISO pada kamera agar tampak bagus jika dipotret. Namun, nasib sial harus Chayra alami. Ketika suara teriakan terdengar dari beberapa pemain serta panitia yang berada tidak jauh dari lapangan.

"AWAS!"

Belum sempat Chayra mencari tahu apa dan mengapa tiba-tiba beberapa orang berteriak awas. Kepala Chayra sudah terkena bola basket yang melayang tepat di kepalanya.

BUG!

Bola basket tersebut sukses mengenai kepala Chayra. Ia terhuyung dan tubuhnya terjatuh. Seketika Chayra tidak sadarkan diri  akibat terkena bola basket. Suasana menjadi riuh, beberapa panitia langsung menghampiri Chayra dan pertandingan basket terhenti.

Tanpa menunggu-nunggu waktu lagi, Alditya berlari menghampiri Chayra. Dengan langkah gusar, ia mengangkat tubuh Chayra menuju tribun. Sebelum itu, Alditya memberikan kamera yang berada di leher Chayra pada Kaevan.

Beberapa pasang mata masih tampak mencari tahu bagaimana keadaan Chayra. Setelah Chayra diamankan. Pertandingan yang sempat terhenti ketika, bola basket mengenai kepala Chayra dan membuatnya tidak sadarkan diri pertandingan kembali normal.

Kepala Chayra ditidurkan di atas pangkuan Alditya sebagai penyangga. Kepanikan melanda batin Alditya, pasalnya ia yang menjadi sebab Chayra seperti ini.

"Nih olesin dipelipis dan hidung dia," ucap Tiara. Ia memberikan sebuah minyak angin kepada Alditya.

Beberapa panitia yang berada di lokasi juga ikut membantu. Ada yang sibuk mengipasi Chayra agar ia cepat sadarkan diri. Ada yang memijat pergelangan kaki Chayra dan sisanya hanya sekedar ingin tahu bagaimana keadaan Chayra.

Alditya mengoleskan cukup banyak minyak angin di hidung Chayra. Ia tidak tahu harus sebanyak apa agar Chayra kembali sadarkan diri. Jadi, Alditya berkali-kali mengoleskan minyak angin tersebut di hidung serta pelipis Chayra.

Tidak lama kemudian, mata Chayra terbuka perlahan. Berusaha menerima cahaya yang masuk ke dalam matanya. Ia memegang kepala rasa pusing melanda kepalanya sebagai efek yang ditimbulkan akibat terkena lemparan bola basket.

Dan ketika Chayra mulai tersadar dari pingsan. Raut wajah Alditya berubah menjadi senang. Chayra melihat wajah Alditya tepat dihadapanya. Seketika Chayra pun langsung merubah posisinya bangun dari tidur dan duduk.

"Di minum dulu nih," ujar Tiara.

Chayra menerima minuman yang diberikan Tiara kepadanya. Ia meminum air tersebut dengan sekali tegukkan. Efek samping dari pingsan mungkin.

"Yan, mendingan lo bawa dia ke base camp deh. Lumayan biar dia bisa tidur di sana," saran Tiara. Alditya mengangguk setuju.

Chayra menahan napasnya saat Alditya berusaha membantunya berdiri. Ada debar-debar aneh melanda jantungnya. Dengan sigap Alditya memapah tubuh Chayra menuju basecamp. Tidak ada pembicaraan sedikitpun mereka saling diam.

Tidak butuh waktu lama untuk sampai di basecamp Lingkar Pena. Karena letak basecamp dengan stadion sangat dekat yaitu base camp berada di samping stadion. Selepas berjalan menaiki tangga mereka pun sampai di depan basecamp. Alditya merogoh saku celananya, mencari kunci basecamp berada.

Alditya dan Chayra melangkahkan kaki masuk ke dalam basecamp. Ia pun membantu Chayra untuk merebahkan tubuhnya di atas sofa yang tersedia di basecamp.

"Lo istirahat dulu ya. Gua pergi sebentar," kata Alditya. Chayra tidak memedulikan Alditya, ia pun kembali memejamkan mata. Kesempatan untuk tidur tidak ingin ia sia-siakan.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
WALK AMONG THE DARK
733      392     8     
Short Story
Lidya mungkin terlihat seperti gadis remaja biasa. Berangkat ke sekolah dan pulang ketika senja adalah kegiatannya sehari-hari. Namun ternyata, sebuah pekerjaan kelam menantinya ketika malam tiba. Ialah salah satu pelaku dari kasus menghilangnya para anak yatim di kota X. Sembari menahan rasa sakit dan perasaan berdosa, ia mulai tenggelam ke dalam kegelapan, menunggu sebuah cahaya datang untuk me...
My Teaser Devil Prince
5415      1315     2     
Romance
Leonel Stevano._CEO tampan pemilik perusahaan Ternama. seorang yang nyaris sempurna. terlahir dan di besarkan dengan kemewahan sebagai pewaris di perusahaan Stevano corp, membuatnya menjadi pribadi yang dingin, angkuh dan arogan. Sorot matanya yang mengintimidasi membuatnya menjadi sosok yang di segani di kalangan masyarakat. Namun siapa sangka. Sosok nyaris sempurna sepertinya tidak pernah me...
The Past or The Future
392      310     1     
Romance
Semuanya karena takdir. Begitu juga dengan Tia. Takdirnya untuk bertemu seorang laki-laki yang akan merubah semua kehidupannya. Dan siapa tahu kalau ternyata takdir benang merahnya bukan hanya sampai di situ. Ia harus dipertemukan oleh seseorang yang membuatnya bimbang. Yang manakah takdir yang telah Tuhan tuliskan untuknya?
LINN
11308      1685     2     
Romance
“Mungkin benar adanya kita disatukan oleh emosi, senjata dan darah. Tapi karena itulah aku sadar jika aku benar-benar mencintaimu? Aku tidak menyesakarena kita harus dipertemukan tapi aku menyesal kenapa kita pernah besama. Meski begitu, kenangan itu menjadi senjata ampuh untuk banggkit” Sara menyakinkan hatinya. Sara merasa terpuruk karena Adrin harus memilih Tahtanya. Padahal ia rela unt...
Premium
RESTART [21+]
4456      2137     22     
Romance
Pahit dan getir yang kurasa selama proses merelakan telah membentuk diriku yang sekarang. Jangan pernah lagi mengusik apa yang ada di dalam sini. Jika memang harus memperhatikan, berdirilah dari kejauhan. Terima kasih atas semua kenangan. Kini biarkan aku maju ke depan.
PALETTE
483      251     3     
Fantasy
Sinting, gila, gesrek adalah definisi yang tepat untuk kelas 11 IPA A. Rasa-rasanya mereka emang cuma punya satu brain-cell yang dipake bareng-bareng. Gak masalah, toh Moana juga cuek dan ga pedulian orangnya. Lantas bagaimana kalau sebenarnya mereka adalah sekumpulan penyihir yang hobinya ikutan misi bunuh diri? Gak masalah, toh Moana ga akan terlibat dalam setiap misi bodoh itu. Iya...
Bukan kepribadian ganda
8442      1605     5     
Romance
Saat seseorang berada di titik terendah dalam hidupnya, mengasingkan bukan cara yang tepat untuk bertindak. Maka, duduklah disampingnya, tepuklah pelan bahunya, usaplah dengan lembut pugunggungnya saat dalam pelukan, meski hanya sekejap saja. Kau akan terkenang dalam hidupnya. (70 % TRUE STORY, 30 % FIKSI)
Mari Collab tanpa Jatuh Hati
2437      1239     2     
Romance
Saat seluruh kegiatan terbatas karena adanya virus yang menyebar bernama Covid-19, dari situlah ide-ide kreatif muncul ke permukaan. Ini sebenarnya kisah dua kubu pertemanan yang menjalin hubungan bisnis, namun terjebak dalam sebuah rasa yang dimunculkan oleh hati. Lalu, mampukah mereka tetap mempertahankan ikatan kolaborasi mereka? Ataukah justru lebih mementingkan percintaan?
Camelia
539      291     6     
Romance
Pertama kali bertemu denganmu, getaran cinta itu sudah ada. Aku ingin selalu bersamamu. Sampai maut memisahkan kita. ~Aulya Pradiga Aku suka dia. Tingkah lakunya, cerewetannya, dan senyumannya. Aku jatuh cinta padanya. Tapi aku tak ingin menyakitinya. ~Camelia Putri
Marry Me
414      287     1     
Short Story
Sembilan tahun Cecil mencintai Prasta dalam diam. Bagaikan mimpi, hari ini Prasta berlutut di hadapannya untuk melamar ….