Langkah kaki Chayra baru saja berhenti tepat di depan Gedung yang bertuliskan aula teater. Aula tersebut sekarang digunakan untuk acara training Lingkar Pena. Dua orang mahasiswa cowok dan cewek yang terlihat dengan wajah sangar dan seperti ingin memakan manusia. Mereka berdiri tegak di depan pintu masuk aula.
Kedua mahasiswa yang mengenakan name tag bertuliskan panitia keamanan yang dikalungkan pada lehernya tersebut. Menatap nyalang pada Chayra yang berdiri tepat di depan pintu aula.
Jantung Chayra berdegup kencang pasalnya jam sudah menunjukkan pukul lima sore sementara itu, ia baru saja sampai. Sedangkan acara training dimulai pukul setengah lima sore.
"Jam berapa ini? Kenapa baru datang?" bentak Siska kepada Chayra. Nama yang Chayra lihat jelas pada name tag yang ia kenakan.
"Maaf kak, saya baru sele—" Siska memutar bola matanya malas. Ia malas mendengar alasan yang Chayra katakan. "Saya ga peduli apa alasan lo. Squat Jump sepuluh kali sekarang!"
"Tap—"
"Gak ada tapi-tapi!" Dengan terpaksa Chayra menjalani hukuman tersebut.
Saat Chayra sedang menjalani hukumannya. Dari kejauhan terlihat seorang cowok dengan rambut sebahu yang tampak tidak asing baginya.
"Heh Alditya, kenapa lo baru datang?"
Mata bulat Chayra menatap cowok tersebut. Alditya menaikkan sebelah alis dan menunjuk dirinya sendiri.
"Gua?" tanya Alditya.
"Ya lo, lah! Masa kucing!" ucap Siska.
"Oh, sorry ... Sorry ..." ucap Alditya yang menyugar rambut panjangnya. Dan masuk ke dalam aula dengan santai tanpa salah dan mendengarkan gerutuan Siska.
"Alditya! Lo tuh ya bukannya jadi contoh!" teriak Siska.
"Iya elah santuy."
"Alditya, Dit!" gerutu Siska sambil menghentakkan ke dua kakinya.
"Sabar ... Sabar Sis," ucap Bara, cowok yang menemani Siska bertugas.
"Sabar ... Sabar!" sergah Siska. Bara hanya bisa menatap dalam diam tidak berani menjawab.
Siska mendelik ke arah Chayra yang sejak tadi memperhatikannya. "lo, kenapa liat-liat. Udah Squat Jump-nya emang?" Siska menatap Chayra dengan tatapan nyalang.
"Sudah kak."
Siska menganggukkan kepalanya. "Ya udah sana cepat masuk, ngapain masih di sini?!"
"I—iya kak." Chayra segera melangkahkan kakinya masuk ke dalam aula.
Chayra mengeluh kesal pada suasana hari ini yang tidak begitu bersahabat dengan dirinya. Dimulai dari diadakannya kuis dadakan, sehingga ia hanya bisa pasrah dengan hasil nilai yang keluar nanti.
Kemudian, dosen mata kuliah Klimatologi yang memberikan tugas yang harus dikumpulkan hari ini juga yang membuat Chayra terlambat datang training. Dan sekarang ia baru saja berurusan dengan kakak kelas yang sangat galak seperti Singa.
Chayra berjalan ragu memasuki aula yang sudah ramai tersebut tiba-tiba seorang cowok mendekatinya. Dengan suara berat ia bertanya pada Chayra.
"Kelompok berapa Dek?"
Chayra menatap cowok tersebut. Senyum Chayra tidak bisa disembunyikan. Cowok dihadapanya itu membuat Chayra gila, pasalnya wajah cowok itu sangat ganteng dengan alis tebalnya. Namun, dengan cepat Chayra mengalihkan pandangannya dan menjawab pertanyaan cowok tersebut dengan terbata.
"A—anu, saya kelompok satu Kak."
"Oh, kelompok satu. Di sana ya di barisan kiri. Cepat duduk sana, sebelum ketahuan petugas yang lain. Kalau ketahuan kamu bisa kena hukum lagi!"
Chayra menganguk mengerti. Ia segera duduk pada barisan paling belakang. Sementara itu, cowok yang Chayra tidak ketahui namanya karena tidak ada tanda pengenal yang ia kenakan terkekeh melihat tingkah Chayra.
***
Suara sirine ambulan terdengar nyaring. Seluruh peserta training berdiri, mereka segera bersiap-siap melakukan yel-yel. Chayra yang baru saja datang pun juga mengikuti.
"Semangat sore ... Semangat Lingkar Pena!" Seluruh peserta meneriaki kalimat tersebut dengan kedua tangan mengepal ke udara.
Setelah melakukan yel-yel mereka kembali duduk. Saat ingin duduk Chayra ditegur oleh Siska, kakak panitia keamanan yang tadi memarahinya. Siska menyebut Chayra lelet tidak cepat berdiri ketika suara sirine berbunyi.
Belum sampai lima menit para peserta duduk, suara sirine kembali dibunyikan. Lalu, para peserta kembali meneriaki "Semangat sore ... Semangat Lingkar Pena!"
"Kurang keras!" ucap Bara si petugas keamanan.
"Semangat sore ... Semangat Lingkar Pena!"
"Kurang keras saya bilang. Begini saja sudah capek? Bagaimana kalau kalian nanti sudah resmi menjadi anggota Lingkar Pena? Ayo lebih keras dan semangat!"
"Ayo sekali lagi!" Bara kembali membunyikan suara sirine dari speaker yang ia bawa.
"Semangat sore ... Semangat Lingkar Pena!" Para peserta kali ini kembali menyahut dengan nada yang keras dan terkesan seperti nada marah dan kesal. Setelah itu, mereka dipersilahkan duduk.
Setelah semua para panitia puas dengan kelakuan iseng dari Bara. Andrian sang ketua Lingkar Pena berdiri di tengah-tengah panggung sederhana yang disediakan. Andrian memperkenalkan diri kepada peserta baru anggota Lingkar Pena.
"Selamat malam, selamat datang di traning Lingkar Pena. Saya Andrian Geogasi selaku ketua Lingkar Pena akan menyampaikan materi serta peraturan yang harus kalian taati."
Penyampaian materi serta peraturan yang harus dilakukan ketika training disampaikan oleh ketua Lingkar Pena bernama Andrian. Seluruh peserta mendengarkan dengan serius.
Setelah Andrian selesai menyampaikan materi dan peraturan. Andrian pun mengenalkan beberapa mentor yang akan mendampingi peserta. Dimulai dari kelompok satu hingga kelompok lima belas.
Mata Chayra terus menatap pada mentor kelompoknya yang baru saja duduk dan memperkenalkan diri. Tampaknya semesta hari ini memang sedang tidak bersahabat dengannya. Ia hari ini kembali harus dipertemukan oleh manusia aneh dan menyebalkan itu. Manusia yang tempo hari menuduhnya berpacaran di tempat umum. Kini, cowok dengan rambut panjang sebahu, mata sipit, hidung mancung, kulit sawo matang itu berada dihadapanya!
"Adam Alif." ucap Alditya yang sedang mengecek daftar hadir.
"Saya kak," tutur seorang cowok yang tepat pada barisan ke empat.
"Berlian Biru Muda?"
"Saya ... Saya kak!" ucap seorang cewek berrambut bergelombang tepat dihadapan Alditya.
"Benandita?"
"Saya kak!" Alditya menatap sekilas kemudian, memberikan tanda ceklis pada daftar nama yang ia bawa.
"Chayra Ainin Qulaibah?"
"Hadir kak." Chayra melambaikan tangannya dari belakang. Namun, tampaknya Alditya tidak mendengar serta melihatnya.
"Chayra Ainin?" Chayra kembali melambaikan tangannya.
"Chayra ada?"
Chayra pun berdiri dari tempat duduknya dan berkata, "Saya kak!"
Alditya menatap tajam pada Chayra, ia sedikit menarik napasnya.
"Lo udah suaranya kecil, badan kecil. Kenapa duduk di belakang? Cepat maju duduk di depan!" titah Alditya penuh penekanan.
Bibir Chayra mengerut setengah kesal. Beberapa teman sekelompoknya pun segera mundur dan memberikan tempat untuk Chayra duduk.
Setelah Chayra duduk tepat dihadapan Alditya. Ia menyipitkan matanya menatap cowok tersebut. Chayra merasa kesal mengapa harus dipertemukan dengan cowok menyebalkan ini kembali. Detik itu pun juga Chayra memutuskan memasukkan nama Alditya ke dalam daftar hitamnya. Daftar hitam orang-orang yang harus dihindari agar hari-hari Chayra yang indah tidak menjadi kacau.