Read More >>"> ARMY or ENEMY? (Hari Pertama Sekolah!) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - ARMY or ENEMY?
MENU
About Us  

“Sstt! Jangan kondisi kan suara mu!” pinta Kim Seok Jin lantaran membuat Azel melepas paksa tangan Kim Seok Jin yang membungkam mulutnya itu.

Yakk! Ngapain kamu masuk kamarku, hah?” sontak Azel seraya mendelikkan matanya kesal.

Kim Seok Jin terdiam dan perlahan menatap dua koper besar milik Azel yang belum di susun itu. Padahal Kim Seok Jin sudah tak sabar untuk melihat apa saja isi dua koper besar itu?

Anniy, aku hanya memastikan apakah kamu benar-benar sudah bangun atau berbohong. Jangan kau pikir, aku langsung percaya begitu saja atas apa yang sudah kau lakukan semalam.”

Azel menatap sinis wajah Kim Seok Jin yang berdiri berjarak satu meter dengannya itu.

“Terus sekarang apa yang kau tunggu?” tampik Azel membuat Kim Seok Jin mengangkat alis satunya tampak bingung.

Ye?” 

“Kau hanya memastikan kan? Terus apa lagi? Apa lagi yang kau tunggu?” tanya Azel seperti sedang menginterogasi.

Kim Seok Jin yang semula berniat untuk menjebak Azel, lantaran menjadi kikuk karena pertanyaan itu.

“Aku hanya,”

Azel membuka pintu kamarnya dan meminta Kim Seok Jin untuk keluar.

Naga!” tukasnya membuat Kim Seok Jin memutarkan bola matanya malas.

Ye, arrasso! Aku akan keluar dari sini!” ucap Kim Seok Jin yang bergegas keluar dari sana.

Azel yang sudah siap untuk menutup pintunya, tiba-tiba Kim Seok Jin harus menghentikan langkahnya dan berdiri tegak di tengah-tengah pintu.

“Ada apa lagi?” tandas Azel begitu Kim Seok Jin menoleh ke arahnya.

“Kelas sebentar lagi akan dimulai. Kau tidak akan mendapat jatah sarapan kalau jam 9 pagi kau masih di sini. Kelas dimulai jam 9.30. Pastikan kau tidak telat, karena akan ada Papa Bear yang membuka kelas pertama mu,” ujar Kim Seok Jin mengingatkan.

Azel melihat benda yang melingkar di tangannya, tampak terkejut karena melihat jam sudah menunjukkan pukul 8 lewat.

Yakk! Bagaimana bisa aku bersiap-siap dalam waktu kurang dari 1 jam?” protes Azel tak terima.

Kim Seok Jin hanya memiringkan senyumnya tampak menyepelekan.

“Itu bukan urusanku. Salah siapa jam segini baru bangun? Ingat ya, setelah kelas berakhir, kau masih ada tugas yang harus kau selesaikan!” tegas Kim Seok Jin tampak mendekatkan wajahnya  dan tak berlangsung lama, langsung enyah dari hadapannya Azel.

Azel menghembuskan napasnya panjang seraya menutup pintu kamarnya itu. Azel mengibaskan tangannya ke wajahnya agar mendapatkan angin yang dapat meredamkan wajahnya saat ini yang terasa panas akibat sikap dan ucapan Kim Seok Jin tadi.

Aish! Jinja! Aku harus pakai baju apa?” desah Azel mulai membuka resleting koper pakaiannya.

Tiba-tiba, terdengar suara seseorang mengetuk pintu kamarnya dari luar.

Nugu?” teriak Azel dari dalam.

“Bu Yeong,” jawab seseorang yang mengetuk pintu kamarnya yang ternyata adalah Bu Yeong.

Azel beranjak membukanya dan tampak wajah perempuan paru baya membawa setumpuk kain berwarna ungu.

“Ini adalah seragam yang harus Nona pakai untuk hadir di kelas hari ini,” ucap Bu Yeong seraya menyodorkan setumpuk pakaian berwarna ungu itu kepada Azel.

Azel menerimanya sembari mengucapkan terima kasih kepada Bu Yeong.

Ye, cheonmaneyo!” jawab Bu Yeong ramah.

Azel tampak menatapi seragam barunya yang saat ini sudah berada di tangannya. Melihat itu, Bu Yeong mengulas senyumannya, lalu perlahan mulai beranjak hendak pergi dari sana.

Tetapi, Azel dengan cepat menahan Bu Yeong yang hendak pergi itu.

Jamkkanman-yo!

Ye?”

“Ee, Bu Yeonga, apa aku bisa meminta tolong?” tanya Azel sudah memasang wajah genitnya hendak merayu Bu Yeong.

“Tolong apa?” tanya Bu Yeong dengan keningnya yang berkerut samar.

“Tolong bawakan sarapan dan minuman untukku pagi ini! Soalnya aku harus tiba di kelas lebih awal. Jadi, otomatis aku tidak akan sempat pergi ke ruangan makan karena kelas akan dimulai jam 9.30. Sedangkan aku belum mandi sama sekali,” papar Azel seraya memasang wajah memelas.

Melihat reaksi Azel yang demikian, lagi-lagi Bu Yeong hanya mengulas senyuman.

Mianhae, Nona. Untuk perihal makan dan minum tidak bisa di antar ke kamar kecuali kalau Nona sedang sakit. Soalnya itu sudah peraturan di sini,” terang Bu Yeong membuat Azel mengerutkan wajahnya masam.

Tak lama kemudian, Azel mencoba berakting seolah kepalanya sedang sakit.

“Aduh! Kok tiba-tiba kepalaku pusing ya?” gumam Azel pura-pura yang ada membuat Bu Yeong menggelengkan kepalanya heran.

“Sebaiknya Nona berhenti bersandiwara dan pergilah mandi. Supaya Nona bisa segera menuju ke ruangan makan. Permisi,” Bu Yeong beranjak pergi dari hadapan Azel tanpa menunggu lama.

“Yah, yah, kok pergi? Bu Yeonga! Bu Yeonga!” teriak Azel tapi tak membuat Bu Yeong kembali.

“Ck! Aish!” decak Azel tampak kesal dengan wajahnya yang sudah cemberut.

Azel meletakkan seragamnya itu ke atas kasur, dan ia bergegas pergi untuk mandi.

Kurang lebih hampir setengah jam Azel menghabiskan waktunya hanya untuk mandi. Kemudian, ia mencoba memakai seragam barunya yang berwarna ungu itu.

Azel mulai berdiri di depan kaca seraya menatap dirinya yang terlihat sangat cantik mengenakan seragam itu. 

Siapa sangka, karena tahu Azel adalah wanita muslimah yang mengenakan pakaian tertutup dan hijab, pihak agensi perusahaan Bangtan menyiapkan pakaian dengan baju lengan panjang, rok panjang dan juga jilbab yang senada dengan roknya.

Perlahan Azel mulai memoleskan make up ke wajahnya sebelum ia memakai hijabnya. Mulai dari cream pagi dan sunscreen untuk pelindung dari sinar UV, Azel juga memakai blash on sedikit untuk memberi efek di pipinya agar tidak terlalu putih. Tak lupa Azel oleskan lipstik di dua bibirnya yang kecil dan mungil itu.

Setelah semua make up natural mate selesai menempel sempurna di wajah Azel, Azel mulai meraih jilbabnya dan dikenakan di kepalanya untuk menutupi rambut.

Azel yang dikenal sebagai sosok perempuan yang fashionable, tak membuat dirinya terlihat jelek meski mengenakan hijab dengan mode yang syar'i.

Wajah imut Azel justru semakin terlihat jelas begitu Azel mengenakan hijab itu.

Mengingat waktu yang terus berjalan, Azel segera menyemprotkan parfum favoritnya ke bagian tubuh yang diperlukan. Setelah itu, Azel bergegas pergi sesudah meraih handbag dibatas meja.

Azel memakai sepatu hitam dan bergegas pergi menuju ke kelasnya yang berlokasi cukup jauh dari kamar tidurnya Azel.

Kurang lebih sekitar 5-7 menit Azel berjalan agar bisa sampai di kelasnya. 

Perut Azel yang mulai keroncongan, dan tenggorakannya yang mulai kering karena haus, membuat Azel menghentikan langkahnya sejenak.

“Huft! Aduh! Perutku lapar sekali! Mana tenggorokan ku terasa haus juga!” desah Azel kesal seraya melihat benda yang melingkar di tangannya. Azel membuatkan matanya kaget melihat jam sudah menunjukkan pukul 9.25,  sementara Azel harus segera tiba sebelum jam 9.30. 

Azel mulai melanjutkan langkahnya dan berlari kecil agar cepat tiba di sekolah.

Begitu Azel sampai, Azel memastikan jam berapa dirinya itu tiba di sana?

“Sisa dua menit lagi,” titah Azel yang beranjak masuk ke sebuah ruangan dimana ruangan itu adalah kelas untuk Azel belajar hari ini.

Saat Azel membuka pintu, Azel tampak terkejut mendapati para member BTS sudah ada di sana dan menatap ke arahnya. Tak hanya para member, papa Bear yang berdiri di depan kelas itu tampak menatap ke arahnya.

Azel tampak berdiri diam seperti patung begitu mendapati tatapan itu dan menyadari hanya dirinya yang ada di sana.

‘Apa ini? Kenapa hanya aku perempuan di sini? Dan, katanya akan banyak teman sekolah? Tapi, mana? Kenapa hanya ada para member?’

Tags: twm23

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (16)
  • fiat76

    Seru! Lnjut thor

    Comment on chapter Kekhawatiran Azel
  • dea00

    Waduh!!

    Comment on chapter Dipulangkan?
  • sgdhi

    Sabar ya jin ๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚

    Comment on chapter Azel Semakin Berulah?
  • dila33

    Seruuuu.... Lanjut thor

    Comment on chapter Azel Semakin Berulah?
  • jeni7

    Lanjut thor mereka lucu ๐Ÿ˜

    Comment on chapter Tanggung Jawab!
  • nisa22

    Jin ngamuk mulu wkwk

    Comment on chapter Park Jimin Peduli?
  • istritae1

    Azel yg gitu, aku yg ketat ketir๐Ÿ˜ฌ

    Comment on chapter Kekesalan Member BTS
  • dwi90

    Jiminnn๐Ÿ˜๐Ÿ˜

    Comment on chapter Park Jimin Peduli?
  • dini12

    Lanjut thor

    Comment on chapter Tanggung Jawab!
  • hari19

    Baru kali ini baca novel tapi tokoh utama nya dibenci๐Ÿ˜‚ bisa ya, azel gk tremor dan malah cool gitu. Kalau aku didepan bangtan palingan udh pingsan! ๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜

    Comment on chapter Tiba di Sekolah Bangtan
Similar Tags
Pacarku Arwah Gentayangan
3868      1327     0     
Mystery
Aras terlonjak dari tidur ketika melihat seorang gadis duduk di kursi meja belajar sambil tersenyum menatapnya. Bagaimana bisa orang yang telah meninggal kini duduk manis dan menyapa? Aras bahkan sudah mengucek mata berkali-kali, bisa jadi dia hanya berhalusinasi sebab merindukan pacarnya yang sudah tiada. Namun, makhluk itu nyata. Senja, pacarnya kembali. Gadis itu bahkan berdiri di depannya,...
Gray November
2390      922     16     
Romance
Dorothea dan Marjorie tidak pernah menyangka status 'teman sekadar kenal' saat mereka berada di SMA berubah seratus delapan puluh derajat di masa sekarang. Keduanya kini menjadi pelatih tari di suatu sanggar yang sama. Marjorie, perempuan yang menolak pengakuan sahabatnya di SMA, Joshua, sedangkan Dorothea adalah perempuan yang langsung menerima Joshua sebagai kekasih saat acara kelulusan berlang...
Seutas Benang Merah Pada Rajut Putih
934      484     1     
Mystery
Kakak beradik Anna dan Andi akhirnya hidup bebas setelah lepas dari harapan semu pada Ayah mereka Namun kehidupan yang damai itu tidak berlangsung lama Seseorang dari masa lalu datang menculik Anna dan berniat memisahkan mereka Siapa dalang dibalik penculikan Anna Dapatkah Anna membebaskan diri dan kembali menjalani kehidupannya yang semula dengan adiknya Dalam usahanya Anna akan menghadap...
Hello, Kapten!
927      482     1     
Romance
Desa Yambe adalah desa terpencil di lereng Gunung Yambe yang merupakan zona merah di daerah perbatasan negara. Di Desa Yambe, Edel pada akhirnya bertemu dengan pria yang sejak lama ia incar, yang tidak lain adalah Komandan Pos Yambe, Kapten Adit. Perjuangan Edel dalam penugasan ini tidak hanya soal melindungi masyarakat dari kelompok separatis bersenjata, tetapi juga menarik hati Kapten Adit yan...
Under a Falling Star
657      399     7     
Romance
William dan Marianne. Dua sahabat baik yang selalu bersama setiap waktu. Anne mengenal William sejak ia menduduki bangku sekolah dasar. William satu tahun lebih tua dari Anne. Bagi Anne, William sudah ia anggap seperti kakak kandung nya sendiri, begitupun sebaliknya. Dimana ada Anne, pasti akan ada William yang selalu berdiri di sampingnya. William selalu ada untuk Anne. Baik senang maupun duka, ...
Aku Istri Rahasia Suamiku
7422      1829     1     
Romance
Syifa seorang gadis yang ceria dan baik hati, kini harus kehilangan masa mudanya karena kesalahan yang dia lakukan bersama Rudi. Hanya karena perasaan cinta dia rela melakukan hubungan terlarang dengan Rudi, yang membuat dirinya hamil di luar nikah. Hanya karena ingin menutupi kehamilannya, Syifa mulai menutup diri dari keluarga dan lingkungannya. Setiap wanita yang telah menikah pasti akan ...
Luka Dan Perkara Cinta Diam-Diam
4927      2033     22     
Romance
Kenangan pahit yang menimpanya sewaktu kecil membuat Daniel haus akan kasih sayang. Ia tumbuh rapuh dan terus mendambakan cinta dari orang-orang sekitar. Maka, ketika Maraโ€”sahabat perempuannyaโ€”menyatakan perasaan cinta, tanpa pikir panjang Daniel pun menerima. Sampai suatu saat, perasaan yang "salah" hadir di antara Daniel dan Mentari, adik dari sahabatnya sendiri. Keduanya pun menjalani h...
Luka atau bahagia?
2935      958     4     
Romance
trauma itu sangatlah melekat di diriku, ku pikir setelah rumah pertama itu hancur dia akan menjadi rumah keduaku untuk kembali merangkai serpihan kaca yang sejak kecil sudah bertaburan,nyatanya semua hanyalah haluan mimpi yang di mana aku akan terbangun,dan mendapati tidak ada kesembuhan sama sekali. dia bukan kehancuran pertama ku,tapi dia adalah kelanjutan dari kisah kehancuran dan trauma yang...
Jelita's Brownies
2678      1171     11     
Romance
Dulu, Ayahku bilang brownies ketan hitam adalah resep pertama Almarhum Nenek. Aku sangat hapal resep ini diluar kepala. Tetapi Ibuku sangat tidak suka jika aku membuat brownies. Aku pernah punya daun yang aku keringkan. Daun itu berisi tulisan resep kue-kue Nenek. Aku sadar menulis resep di atas daun kering terlihat aneh, tetapi itu menjadi sebuah pengingat antara Aku dan Nenek. Hanya saja Ib...
KEPINGAN KATA
331      215     0     
Inspirational
Ternyata jenjang SMA tuh nggak seseram apa yang dibayangkan Hanum. Dia pasti bisa melalui masa-masa SMA. Apalagi, katanya, masa-masa SMA adalah masa yang indah. Jadi, Hanum pasti bisa melaluinya. Iya, kan? Siapapun, tolong yakinkan Hanum!