“Hei!” teriak Kim Seok Jin dengan raut wajahnya yang sudah memerah padam. Azel tersentak kaget hingga wajahnya tampak menegang.
Tak hanya Azel, semua member pun tersentak kaget karena teriakan itu dari Kim Seok Jin.
Dengan bibir yang mengerut kesal, Kim Seok Jin menarik napasnya dalam-dalam seraya memejamkan matanya sejenak. Perlahan matanya membuka bersamaan dengan hembusan napasnya.
Azel pun beranjak tegak dari jatuhnya seraya mengibaskan roknya dari debu. Matanya tampak tak berhenti membulat lebar. Jantungnya berdegup kencang. Bahkan lebih kencang dari biasanya. Hal itu karena melihat seorang idol world wide handsome yang begitu marah besar karena kelakuannya.
“Aish! Jinja! Hei! Apa kamu tahu, berapa waktu aku berpikir untuk menyusun semua tugas-tugas mu itu?” sergah Kim Seok Jin dengan wajahnya yang tampak sudah merah padam. Urat-urat di lehernya pun tampak mulai menegang. Tampaknya Azel benar-benar telah membuat Kim Seok Jin marah besar.
Mendapati tatapan dan bentakan yang demikian tak membuat Azel merasa bersalah dan segera meminta maaf. Azel justru hanya diam seolah kesalahan yang dibuat tak seberapa besarnya.
“Jin Hyung, kendalikan amarahmu,” ucap Park Jimin lagi-lagi melakukan pembelaan kepada Azel.
Mendengar itu, Kim Seok Jin mendesis kesal dengan wajah tengilnya.
“Jadi aku harus bagaimana, Jimina? Harus sabar dengan sikapnya yang seperti ini?” protes Kim Seok Jin seraya memperagakan tangannya menunjukkan kertas-kertas yang berserakan itu kepada Park Jimin akibat ulah Azel.
“Ye, Hyungnim. Aku setuju. Lihat saja dia, sama sekali tak merasa bersalah. Bahkan dia juga tidak meminta maaf atas kesalahannya,” sahut Min Yoongi ikut kesal dengan Azel.
Mendapat serangan itu dari para member, Azel semakin menampakkan wajahnya malas. Apalagi melihat tatapan para member yang begitu tajam bak elang yang ingin memangsa musuhnya. Hanya tatapan Park Jimin yang begitu soft dan teduh. Bahkan terpancar dari sorotan matanya begitu khawatir akan Azel yang diserang dengan para member.
“Sepertinya dia memang tidak pernah di ajarkan bagaimana untuk bersikap sopan santun,” timpal J-Hope ikut memberikan tatapan julid.
“Apa tugas kita mengajari dia untuk bersikap sopan santun akan masuk di daftar list? Karena dia benar-benar terlihat memprihatinkan,” tandas Jeon Jungkook tak kalah pedasnya memberikan komentar pedas kepada Azel.
Azel yang semula masih bertahan dengan diamnya, sontak tak terima usai mendengar ucapan itu dari Jeon Jungkook.
“Hei!” teriak Azel membuat para member seketika langsung tersentak diam dengan wajah terkejutnya. Bahkan wanita paruh baya dan beberapa pelayan di gedung asrama itu tampak terkejut dengan teriakan Azel yang berani membentak member BTS.
“Cuma masalah begini aja kalian sampai membesar-besarkan dan kalian hubungkan dengan perilaku seseorang? Tceh! Apa kalian pernah berpikir bagaimana sikap jahat kalian yang membiarkan seorang wanita kecil seperti ku ini menerima tumpukan kertas sebanyak ini?!” protes Azel tak mau kalah untuk mengomel.
Semua member termasuk Kim Seok Jin terdiam seraya menatap Azel dan kertas yang sudah berhamburan di atas lantai itu secara bergantian.
“Aaaaa, sepertinya kalian yang tidak diajarkan bagaimana caranya untuk belajar sopan santun dengan seorang tamu. Apa kalian lupa, kalau aku adalah tamu di sini? Begini cara kalian menjamu seorang tamu?” sontak Azel tak berhenti mengambil kesempatan untuk membalikkan kesalahannya kepada para member.
Park Jimin tampak menahan tawanya karena mendengar ucapan Azel yang jika dipikir-pikir ada benarnya juga.
Para pelayan pun tampak mulai saling berbisik-bisik seperti sedang menanggapi ucapan Azel.
Melihat sedikit keriuhan para pelayan itu, sontak membuat Kim Seok Jin merasa gelisah dan khawatir jika sampai Azel berhasil mengambil alih dari kesalahannya itu.
“Oh, jadi kamu ingin disambut dengan baik? Ingin dihargai? Maka hargai dulu tugas-tugas mu yang sudah aku kasih itu,” tukas Kim Seok Jin membuat Azel mengerutkan keningnya samar.
“Maksudnya?” tanya Azel tak paham.
“Beresin semua kertas tugas yang sudah kamu buang berserakan ini. Kamu tidak perlu khawatir, begitu kamu berhasil menyelesaikan setiap tugas yang diberikan, kami pasti akan memberikan reward khusus untukmu,” ujar Kim Seok Jin merayu Azel agar mau untuk membereskan kertas yang berserakan di atas lantai sebanyak 1000 lembar, sesuai dengan jumlah halaman yang dibuat oleh Kim Seok Jin.
Azel menatap kertas-kertas itu yang berserakan di atas lantai dengan wajah terkejutnya.
“Tapi kan, ini banyak banget!” desah Azel sudah menyerah duluan.
“Ya, itu risiko. Bisa saja itu menjadi tugas pertamamu. Segeralah bersihkan, supaya mendapat hadiahnya,” tutur Kim Seok Jin yang perlahan beranjak keluar dari gedung asrama itu yang diikuti oleh para member.
“Hei, tunggu! Kita belum selesai bicara! Masa iya aku harus merapikan kertas-kertas sebanyak ini?” desis Azel mengeluh.
“Percuma kamu berteriak. Kalau para tuan muda sudah memutuskan keputusannya, mereka tidak akan mengubah keputusan itu,” ujar wanita paruh baya itu sembari membantu Azel untuk membereskan surat-surat yang kasih berhamburan di atas lantai.
Melihat perempuan paruh baya itu mulai membungkukkan tubuhnya untuk mengambili kertas-kertas yang berserakan, Azel pun sontak ikut membantunya untuk memunguti kertas-kertas yang berserakan itu.
Sementara, di sebuah ruangan para Bangtan tampak memantau Azel dari rekaman cctv.
Perlahan mereka tampak menggelengkan kepalanya tak percaya bahwa mereka harus kedatangan seorang perempuan seperti Azel yang sangat susah ditebak karakternya itu.
“Ini benar-benar aneh, Hyung. Kalau memang dia bukan army, untuk apa dia mendaftar agar masuk di sekolahan Bangtan?” ucap Min Yoongi membuka obrolan.
“Terus apa tujuannya datang ke sini, kalau dia begitu susah di atur?” sahut Kim Taehyung ikut menanggapi.
“Permainan baru saja dimulai. Kita lihat saja, siapa sebenarnya dia, ARMY kah? Atau orang kaya yang kebetulan berhasil masuk ke sini?”
Seru! Lnjut thor
Comment on chapter Kekhawatiran Azel