Sebuah jaket berwarna biru laut ditemukan oleh Langit di perpustakaan saat dia hendak belajar, dengan terpaksa karena penjaga perpustakaan yang entah hilang ke mana dan Langit takut jaket itu malah hilang, akhirnya dia mempostingnya di media sosialnya menanyakan siapa pemilik jaket itu.
Read More >>"> Photobox (Bioskop) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Photobox
MENU
About Us  

HAPPY READING!

Cowok dengan tinggi 180 centimeter mengusap wajahnya berulang kali masih tidak percaya dengan apa yang terjadi. Di sinilah dia berada di tempat yang belum pernah dia kunjungi.

"Udah lama?" Langit menggeleng sebagai jawaban. Cowok itu masih menatap tempat bercahaya remang.

"Bagus deh. Ayo beli tiketnya." Bulan berjalan masuk ke dalam sementara Langit mengikutinya.

Bulan berjalan dengan cepat seolah setiap hari dia ke sana. Berbicara dengan ramah dan menunjuk-nunjuk layar. Langit malah seperti anak hilang dan terlihat kampungannya.

"Kita emang mau ngapain?" tanya Langit saat  Bulan memberikan lembaran berwarna merah dan menerima dua lembar kertas dari petugas.

"Nonton lah. Namanya juga bioskop," cerca Bulan sambil menarik tangan Langit menuju ke bangku terdekat. Bulan memainkan ponselnya sementara Langit terlihat seperti orang yang baru melihat dunia.

"Tiketnya harganya tiga puluh lima ribu Lan? Lo gila refund aja." Langit menaikan suaranya, terkejut ketika mencari harga tiket bioskop di ponselnya. Untung saja bioskop sedang sepi jadi yang menatap mereka hanya petugas bioskop yang banyak jumlahnya itu.

Bulan kaget dengan Langit yang berteriak. Cewek itu langsung menutup mulut Langit membungkam agar mulut Langit yang tidak ada tata krama itu bungkam.

"Berisik banget Lang!" Bulan membulatkan matanya mengancam Langit untuk diam. Langit meminta untuk tangan Bulan menyingkir dari mulutnya. Dia meronta dan memukul tangan Bulan untuk melepaskan.

"Janji enggak teriak-teriak lagi?" Bulan bertanya dan Langit mengangguk perlahan sebagai jawabannya. Tangan Bulan perlahan menyingkir sementara Langit langsung menghirup udara bebas.

"Ayo kita makan nasi goreng depan asuransi jiwa itu aja. Cuma sekitar lima belas ribu Lan. Kenyang." Langit mulai mengomel lagi sementara Bulan menatap cowok itu segit mengancam kalau misal Langit berbicara dia akan mencincangnya.

Langit pasrah dan mengeluarkan uang tiga puluh lima ribu. Dia juga tidak ingin dibayari oleh Bulan walaupun dia miskin. Setidaknya akhir-akhir ini jumlah yang dibayar di rumah sakit tidak sebanyak biasanya. Langit berharap kalau Mamanya segera keluar darisana menjalani hidup yang baik.

"Enggak mau." Bulan menolak uang yang disodorkan Langit membuat Langit menatapnya kebingungan.

"Kalau orang pacaran biasanya cowoknya yang bayar semuanya. Nah, karena kemarin gue yang ngajakin lo buat komitmen gue yang bayar." Bulan memberi penjelasan sementara Langit kebingungan. Kok dia merasa memanfaatkan uang Bulan untuk kesenangan pribadinya. Lagi pula dia kan cowok kenapa perannya jadi tertukar seperti ini.

Langit melihat ke sekeliling. Menatap tempat yang mengeluarkan bau wangi. Berjalan ke sana meninggalkan Bulan sendirian. Berbicara agak lama dengan petugas di sana dan kembali dengan satu buah popcorn.

Menyodorkannya ke Bulan lalu pergi lagi ke sana mengambil pesanan yang tersisa. Langit ingat Bulan menyukai es macha jadinya Langit membeli segelas es macha dengan es yang tidak terlalu banyak.

"Buat lo." Langit menyodorkan gelas yang tadi dia ambil dan diterima Bulan dengan kebingungan.

"Lo suka minum es rumput kan? Itu gue beliin." Langit menunjuk gelas yang sudah dipegang oleh Bulan. Mendengar kata es rumput membuat Bulan kesal minuman favorite nya dibilang rumput memang Bulan kambing?

"Namanya Macha. Bukan rumput bedain dong." Bulan mencibir lalu menyedotnya butiran halus dan manis memasuki tenggorokan Bulan membuat mood Bulan meningkat.

"Lo belum pernah coba kan? Nih minum." Bulan menyodorkan minuman hijau dan mengelap terlebih dahulu sedotannya. Dirinya juga tidak menyukai bekas orang lain jadi setidaknya dia juga harus menghormati orang lain untuk tidak minum bekas bibirnya.

Langit mencoba seteguk lalu mengelap sedotan itu juga menggunakan tangan. Mengikuti tingkah Bulan.

"Rasa rumput." Bulan menatap Langit tidak percaya. Minuman seenak ini dibilang rasa rumput.

"Lo pernah minum rumput?" Langit mengangguk membuat Bulan tergelak tidak menyangka dengan jawaban Langit.

"Waktu gue kecil. Gue lihat kambing makan rumput. Gue ikut makan dan enggak enak sama sekali." Bulan menutup mulutnya tertawa terkikik.

Membayangkan Langit mengunyah rumput membuat Bulan sampai tertawa terpingkal-pingkal. Cewek itu sambil menutup wajahnya sendiri menggunakan punggung Langit. Entah selucu itu atau memang cewek ini terlalu receh.

"Ketawa mulu Lan. Ini filmnya kapan mulainya?" Langit pasrah membuat punggungnya jadi sasaran pukulan Bulan sedaritadi.

"Mulai jam tiga. Rumput." Bulan tertawa lagi membuat Langit mengehela napas panjang. Sudha dipastikan Bulan akan tertawa terus. Langit harus sabar.

Langit menunggu Bulan selesai tertawa sekitar setengah jam an. Untungnya mereka tidak tertinggal filmnya. Langit jadi merasa banyak hal yang dia tidak tau. Dia jadi merasa minder sendiri.

Bulan cemberut Langit adalah laki-laki yang sangat menyebalkan. Bukannya mengomentari bagaimana alur cerita Langit malah mengomentari tentang rasa popcorn yang tadi dia beli.

"Gila sih Lan. Lima puluh ribu cuma berasa makan angin. Enak sih tapi, lima puluh ribu mending ditabung terus dibuat beli obat di apotik." Langit mengoceh setelah mereka keluar dari bioskop sampai telinga Bulan panas.

"Berisik Lang. Gue hantam juga lo. Ayo, pulang aja." Mood Bulan sudah hancur lebur padahal tadi film yang ditonton sangat seru untuk dibahas. Kartun yang bahkan membuat Bulan tertawa kencang.

Langit tidak tau dia salah apa tapi sepanjang perjalanan menuju rumah sakit Bulan terus memukulnya. Saat ditanya apa alasan Bulan memukulnya cewek itu selalu bilang.

"Enggak apa-apa. Bacot banget kayuh itu sepedanya yang bener." Tapi, Bulan tetap memukuli punggung Langit sepanjang perjalanan.

***

Nenek Bulan melihat Bulan yang pulang agak malam menggelengkan kepalanya. "Bulan, nenek mau bicara."

Bulan berhenti melangkah dan duduk di kursi yang kosong menunggu neneknya bicara.

"Bintang bilang kamu pacaran sama anak yang naik sepeda? Cowok yang bahkan setiap hari kerja. Cowok miskin?" Neneknya mengomel sementara Bulan menatap neneknya sebal.

"Bulan enggak pacaran tapi kita memang dekat. Nenek cuma mandang harta ya? Percuma Nek kalau misal cowok cuma punya harta tapi enggak bisa ngehemat enggak bjsa ngatur. Lama-lama hartanya juga habis." Bulan mulai mengutarakan kekesalan yang selalu mengganjal di hatinya.

"Nenek suka sama Bintang karena orang tuanya kaya? Kalau misal mereka bangkrut Bintang juga enggak bisa punya uang lagi," cerca Bulan sambil mengambil napas dalam kemudian melanjutkan ucapannya sendiri.

"Sementara Langit, dia memang enggak kaya harta kayak Bintang tapi, cowok itu bisa kerja. Lagi pula, apa salahnya sih Nek? Bulan cuma pengen punya temen yang normal tanpa lihat harta yang bahkan itu bukan punya Bulan. Itu punya mama papa Bulan. Punya nenek." Bulan berdiri dan pergi dari sana membuat neneknya memegang kepalanya pusing.

Cucu satu-satunya tidak pernah tau dunia luar. Pernikahan ataupun pertemanan dengan kasta yang sebanding itu sangat menguntungkan.

Cucunya digelapkan oleh perasaan yang akan mengkhianatinya suatu saat. Neneknya berharap Bulan segera sadar. Kalau uang itu segalanya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
My Idol Party
1063      548     2     
Romance
Serayu ingin sekali jadi pemain gim profesional meskipun terhalang restu ibunya. Menurut ibunya, perempuan tidak akan menjadi apa-apa kalau hanya bisa main gim. Oleh karena itu, Serayu berusaha membuktikan kepada ibunya, bahwa cita-citanya bisa berati sesuatu. Dalam perjalanannya, cobaan selalu datang silih berganti, termasuk ujian soal perasaan kepada laki-laki misterius yang muncul di dalam...
The Boy
1635      610     3     
Romance
Fikri datang sebagai mahasiswa ke perguruan tinggi ternama. Mendapatkan beasiswa yang tiba-tiba saja dari pihak PTS tersebut. Merasa curiga tapi di lain sisi, PTS itu adalah tempat dimana ia bisa menemukan seseorang yang menghadirkan dirinya. Seorang ayah yang begitu jauh bagai bintang di langit.
Mistress
1980      1085     1     
Romance
Pernahkah kau terpikir untuk menjadi seorang istri diusiamu yang baru menginjak 18 tahun? Terkadang memang sulit untuk dicerna, dua orang remaja yang sama-sama masih berseragam abu-abu harus terikat dalam hubungan tak semestinya, karena perjodohan yang tak masuk akal. Inilah kisah perjalanan Keyra Egy Pillanatra dan Mohamed Atlas AlFateh yang terpaksa harus hidup satu rumah sebagai sepasang su...
Katanya Buku Baru, tapi kok???
435      289     0     
Short Story
Premium
Cinta si Kembar Ganteng
2680      841     0     
Romance
Teuku Rafky Kurniawan belum ingin menikah di usia 27 tahun. Ika Rizkya Keumala memaksa segera melamarnya karena teman-teman sudah menikah. Keumala pun punya sebuah nazar bersama teman-temannya untuk menikah di usia 27 tahun. Nazar itu terucap begitu saja saat awal masuk kuliah di Fakultas Ekonomi. Rafky belum terpikirkan menikah karena sedang mengejar karir sebagai pengusaha sukses, dan sudah men...
Seperti Cinta Zulaikha
1777      1151     3     
Short Story
Mencintaimu adalah seperti takdir yang terpisahkan. Tetapi tuhan kali ini membiarkan takdir itu mengalir membasah.
Tsurune: Kazemai Koukou Kyuudoubu - Masaki dan Misaki dan Luka Masa Lalu-
3036      954     1     
Fan Fiction
Klub Kyudo Kazemai kembali mengadakan camp pelatihan. Dan lagi-lagi anggota putra kembali menjadi 'Budak' dalam camp kali ini. Yang menjadi masalah adalah apa yang akan dilakukan kakak Masaki, Ren, yang ingin meliput mereka selama 3 hari kedepan. Setelah menjadi juara dalam kompetisi, tentu saja Klub Kyudo Kazemai banyak menjadi sorotan. Dan tanpa diketahui oleh Masaki, Ren ternyata mengundang...
When Magenta Write Their Destiny
3803      1196     0     
Romance
Magenta=Marina, Aini, Gabriella, Erika, dan Benita. 5 gadis cantik dengan kisah cintanya masing-masing. Mereka adalah lima sahabat yang memiliki kisah cinta tak biasa. Marina mencintai ayah angkatnya sendiri. Gabriella, anak sultan yang angkuh itu, nyatanya jatuh ke pelukan sopir bus yang juga kehilangan ketampanannya. Aini dengan sifat dingin dan tomboynya malah jatuh hati pada pria penyintas d...
Young Marriage Survivor
2616      901     2     
Romance
Di umurnya yang ke sembilan belas tahun, Galih memantapkan diri untuk menikahi kekasihnya. Setelah memikirkan berbagai pertimbangan, Galih merasa ia tidak bisa menjalani masa pacaran lebih lama lagi. Pilihannya hanya ada dua, halalkan atau lepaskan. Kia, kekasih Galih, lebih memilih untuk menikah dengan Galih daripada putus hubungan dari cowok itu. Meskipun itu berarti Kia akan menikah tepat s...
Renjana: Part of the Love Series
204      167     0     
Romance
Walau kamu tak seindah senja yang selalu kutunggu, dan tidak juga seindah matahari terbit yang selalu ku damba. Namun hangatnya percakapan singkat yang kamu buat begitu menyenangkan bila kuingat. Kini, tak perlu kamu mengetuk pintu untuk masuk dan menjadi bagian dari hidupku. Karena menit demi menit yang aku lewati ada kamu dalam kedua retinaku.