Loading...
Logo TinLit
Read Story - Bee And Friends
MENU
About Us  

Bee seperti biasa melakukan aktivitasnya membantu ibu di rumah. Ia menyapu halaman. Asyik-asyik menyapu teras yang berlumut, sesekali mencabuti gulma-gulma, tidak sadar sesorang muncul di hadapannya dengan mengenakan ikat kepala batik bermotif Gatot Kaca di kepalanya, berkulit sawo matang-rupanya yang terlihat manis dan memiliki tinggi 165 cm, kalau bukan pemuda bernama Vitto.

Dia menunduk lalu berjongkok, ikut mencabut gulma-gulma.

"Hallo," sapanya.

Bee berhenti mencabuti rumput, menoleh. Kali ini ia memakai daster warna biru tua bergambar beruang cokelat di tengahnya, rambut dengan ciri khas dikuncir di belakang.

"Hai," balasnya kembali mencabuti gulma-gulma mungil menggunakan tangan, tanpa takut kotor."Ada apa?"

"Biasalah, mengunjungimu. Enggak boleh?" katanya,"Kalau enggak boleh aku pulang."

"Terima kasih sudah nengunjungiku." Ia tersenyum.

Sembari membantu, Vitto melanjutkan obrolannya. "Kamu setiap tiap hari gini?"

"Iyalah."

"Enggak bosan gitu?"

"Bosan sih bosan, tapi namanya seorang anak, harus membantu orang tuanya. Itu sudah menjadi kewajiban. Aku tiap hari ya kayak begini," kelakarnya.

"Kamu gadis rajin, ya?"

Bee tersenyum kembali.

"Daripada Keke Markete, yang ada tuh disuruh males. Tiap ke rumah, punya mainan enggak mau dibersihin," keluh Vitto."Eh, enggak deng dia sebenarnya rajin karena dia pernah membuat robot mini khusus bersih-bersih ke rumah. Jadi rumah bersih dan beres."

"Hahaha. Namanya juga anak kecil. Tapi kalau dilatih dari kecil, mungkin dia sudah terbiasanya mengerjakan pekerjaan rumah. Itu tergantung dari orang tuanya, Bee," terang Vitto.

Ketiga teman imajinasinya yang sebenarnya adalah karakter fiktif buatannya yang dibuat. Mereka tampak di depannya sangatlah dewasa dan mandiri. Biarpun sifat-sifat yang kadang tidak disukainya ada. Mereka selalu ada untuknya, tidak menjauhinya.

"Terus, adik-adikmu sudah datang ke sini?" Vitto melanjutkan. Tangannya sudah kotor, ada keringat turun di dahinya, di headband batiknya yang tembus.

"Mereka sudah datang, bulan dan jauh hari," katanya.

"Mereka sekolah di sini?"

"Hm."

"Yang sabar, ya." Wajah Vitto terpapar sinar matahari.

"Ya, terima kasih."

"Aku tahu, kamu cewek yang kuat, beda sama cewek-cewek lain."

"Aku tahu."

Vitto menatapnya lekat.

"Kamu baik-baik saja?" tanyanya, memastikan gadis di sebelahnya seperti halnya adiknya, Khalisya.

"Aku baik-baik saja."

"Betul, nih?"

"Iya."

Vitto menunduk, mencabuti gulma-gulma di sekitar pot-pot bunga di bawah bunga sakura ibunya Bee, yang sering kali hingga ulat bulu.

"Kalau kamu enggak baik-baik saja, kami merasa ikut enggak baik—sedih... Aku tahu, kamu masih kehilangan, masih dalam keadaan berduka, tapi kamu harus menerima seperti kami menerima kehidupan pahit dalam ceritamu..."

"Ya, aku baik dan mengerti apa yang kamu maksud."

Vitto membuang gulma-gulma di sampingnya, dikumpulkannya menjadi satu."Nah, begitu. Itu baru Bee kami! Nah, sudah kubantuin, nih. Kamu sapu, ya!" berdiri, menepuk-nepuk punggungnya."Aku pergi, ya. Kapan-kapan aku ke sini," pamitnya."Bye, Bee!"

Dia menghilang dengan cahaya kemilau di seluruh tubuhnya. Meninggalkannya yang masih mencabuti gulma-gulma lalu berdiri, meraih sapu, menyapu bekas gulma-gulma tadi serta gulma-gulma yang dicabuti oleh Vitto.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Words Unsaid
634      366     2     
Short Story
For four years, I haven’t once told you my feelings. There are words still unsaid that I have always wanted to tell you.
Waiting
1735      1285     4     
Short Story
Maukah kamu menungguku? -Tobi
Pertualangan Titin dan Opa
3638      1376     5     
Science Fiction
Titin, seorang gadis muda jenius yang dilarang omanya untuk mendekati hal-hal berbau sains. Larangan sang oma justru membuat rasa penasarannya memuncak. Suatu malam Titin menemukan hal tak terduga....
TRISQIAR
9071      1758     11     
Fantasy
Aku memiliki sesuatu yang berbeda. Ibuku bagaikan monster yang memelihara anak iblis. Teman hanyalah kata kiasan untuk mengutuk mereka Manusia bagiku hanyalah bayangan yang ingin aku musnahkan aku tidak pernah sama sekali memperdulikan hidupku karena aku tidak akan pernah bisa mati dan hal itu membuatku senang membunuh diriku sendiri. tapi karena kebiasaanku, sesuatu itu memberikanku kek...
Lalu, Bagaimana Caraku Percaya?
146      113     0     
Inspirational
Luluk, si paling alpha women mengalami syndrome trust issue semenjak kecil, kini harus di hadapkan pada kenyataan sistem kehidupaan. Usia dan celaan tentangga dan saudara makin memaksanya untuk segera percaya bahwa kehidupannya segera dimulai. "Lalu, bagaiamana caraku percaya masa depanku kepada manusia baru ini, andai saja jika pilihan untuk tak berkomitmen itu hal wajar?" kata luluk Masal...
UNTAIAN ANGAN-ANGAN
392      329     0     
Romance
“Mimpi ya lo, mau jadian sama cowok ganteng yang dipuja-puja seluruh sekolah gitu?!” Alvi memandangi lantai lapangan. Tangannya gemetaran. Dalam diamnya dia berpikir… “Iya ya… coba aja badan gue kurus kayak dia…” “Coba aja senyum gue manis kayak dia… pasti…” “Kalo muka gue cantik gue mungkin bisa…” Suara pantulan bola basket berbunyi keras di belakangnya. ...
Wabi Sabi
258      185     2     
Fantasy
Seorang Asisten Dewi, shinigami, siluman rubah, dan kucing luar biasa—mereka terjebak dalam wabi sabi; batas dunia orang hidup dan mati. Sebuah batas yang mengajarkan jika keindahan tidak butuh kesempurnaan untuk tumbuh.
The Triple A (Remake)
4374      1478     5     
Mystery
Tim SMART telah kembali. Dengan misteri dan kasus yang baru. Lebih menantang! Lebih menegangkan! Bersiaplah untuk misteri yang akan menggugah pikiranmu!
Zo'r : The Teenagers
14208      2826     58     
Science Fiction
Book One of Zo'r The Series Book Two = Zo'r : The Scientist 7 orang remaja di belahan dunia yang berbeda-beda. Bagaimana jadinya jika mereka ternyata adalah satu? Satu sebagai kelinci percobaan dan ... mesin penghancur dunia. Zo'r : The Teenagers FelitaS3 | 5 Juni - 2 September 2018
Gebetan Krisan
517      367     3     
Short Story
Jelas Krisan jadi termangu-mangu. Bagaimana bisa dia harus bersaing dengan sahabatnya sendiri? Bagaimana mungkin keduanya bisa menyukai cowok yang sama? Kebetulan macam apa ini? Argh—tanpa sadar, Krisan menusuk-nusuk bola baksonya dengan kalut.