Read More >>"> Navia and Magical Planet (01) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Navia and Magical Planet
MENU
About Us  

Jantung Navia serasa berdetak lebih cepat hingga sedikit merasa nyeri, napasnya tersenggal sambil menatap laki-laki seusianya di hadapannya, juga burung beo dengan warna langka berterbangan ke kanan-kiri, seolah penasaran dengan Navia.

"Ini..." Mata Navia berkeliling dari kanan memutar hingga ke kiri untuk membaca situasi, lalu menatap laki-laki itu lagi. "...Ini dimana? Pasukan jubah tadi tidak mengikutiku lagi, kan?" Mata Navia kembali mengawasi sekitar kalau saja tiba-tiba ia disergap.

Laki-laki didepannya menangkup kedua bahu Navia, sontak membuat gadis itu terkejut dan mengunci tatapan dengannya. "Kau bisa tenang, kini kau berada dalam pesawat invisible milikku jadi kau sangatlah aman," jelasnya dengan pelan. "Siapa namamu? Aku Wilton, salah satu penjaga Planet Biru."

"Navia, namaku Navia."

Wilton tersenyum penuh arti padanya seperti; inilah benda yang kami cari. Kemudian dia mengulurkan satu tangan untuk membantu Navia berdiri, membiarkan Navia duduk nyaman disofa panjang yang terpasang di dinding pesawat. Burung beo yang mengikutinya sejak tadi kini bertengger pada jendela disamping Navia.

"Jadi kau pendekar pilihan Eclips?"

Navia hampir terjatuh lagi dari sofa melihat burung itu dapat bicara, kedua tangannya menutup mulutnya tidak percaya. Dengan logika apapun Navia tidak bisa mencerna penglihatan serta pendengarannya barusan. Di bumi memang benar burung beo menjadi salah satu burung yang cerewet, tetapi itu karena mereka diajarkan oleh pemiliknya, juga hanya itu-itu saja yang mereka bisa tirukan. Apakah Wilton yang mengajarinya?

"Jangan menatapku seperti itu wahai manusia asing!"

"Kenapa dengan tatapanku?" 

"Kau seperti ketakutan aku akan menerkam dirimu, dan juga curiga aku merampok zirah berlianmu itu," sahutnya dengan nada sebal. Lalu dia terbang mengitari tubuh Navia dari atas ke bawah kemudian dari bawah ke atas. "Aku tidak yakin kau pilihan Eclips, tapi Wilton sangat yakin akan hal itu." Sekarang dia terbang sangat dekat dengan wajah Navia. Menatap tajam mata Navia.

"Berhenti menakutinya, Jojo. Kau tidak bisa meragukan ramalan Eclips. Navia adalah pilihan Eclips untuk membantu kita mendapatkan kembali kemakmuran Planet Biru." Wilton kembali dengan dua cangkir berisi coklat hangat, memberikan salah satunya pada Navia. Sementara Jojo kembali bertengger dekat jendela setelah Wilton mengisi mangkuk dengan biji-bijian. "Maaf, Jojo agak agresif ketika ia lapar," ujar Wilton kikuk.

"Tidak apa-apa. Terimakasih."

"Baiklah. Pertama, kita harus pergi menemui para Eclips. Setelah itu, kita akan beristirahat." Wilton tersenyum. "Aku tahu ini bukan sesuatu yang mudah untuk kau terima, tapi cobalah menerimanya. Kami akan membantumu."

Navia tersenyum dan mengangguk sekali. Ia menatap suasana bebatuan runcing di bawah pesawat sambil termenung. Navia tidak tahu apa yang terjadi di bumi selama dia berada di Planet Biru. Seingatnya, dia sedang berlatih piano di ruang musik sendirian lalu tertidur karena Navia tidur dini hari. Navia mengernyit, bagaimana bisa dia tiba-tiba berada di Planet Biru seperti ini. Dia bahkan tidak tahu kendaraan apa yang digunakannya untuk bisa kembali.

Navia menghela napas panjang, menyesap sedikit demi sedikit coklat hangat dalam cangkir. Memperhatikan Jojo yang sangat lahap mengupas biji-bijian untuk dimakan, lalu memperhatikan Wilton yang sibuk dengan ruang kendali pesawatnya.

"Berapa lama kita akan sampai?" Navia melirik Jojo hati-hati. Takut burung beo itu mengomelinya.

"Sebentar lagi, kini kita sudah berada di atas Ceras. Kau bisa lihat bebatuan yang terdapat di daerah ini sangat jauh berbeda dengan ladang Pelangi tempatmu tiba di Planet Biru."

Navia meninggalkan sofa, mendekat ruang kendali dan berdiri di samping kiri Wilton. Dari ruang kendali pemandangan lebih luas dibanding jendela samping. Navia meringis ketika melihat bebatuan runcing menjulang ke atas, pikirannya membayangkan hal-hal mengerikan. "Mengapa tempat ini begitu menyeramkan? Batu runcing dan kabut tebal, suasananya begitu suram."

"Dasar manusia asing, inilah tempat Pangeran Zydan berada. Pangeran kegelapan yang akan kau hadapi nanti," sambar Jojo. "Dia mengubah tempat kristal putih suci ini menjadi tempat suram penuh bebatuan hanya dengan jentikan jari," lanjutnya.

"Sebegitu hebatkah dia?"

"Menurutmu?"

Wilton menyentuh punggung tangan Navia yang mengenggam cangkir dengan ujung jari, membuat Navia balas melihatnya yang mengulas senyum untuk menenangkannya. Ucapan Jojo memang ketus, tapi Navia tidak tersinggung sebab yang dikatakan Jojo ada benarnya. Kalau Pangeran Zydan bisa membuat tempat indah menjadi suram hanya dengan jentikan jari, lalu bagaimana Navia bisa melawannya. Belum melangkah, Navia bisa menjadi batu juga.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
CATATAN DR JAMES BONUCINNI
2603      816     2     
Mystery
"aku ingin menawarkan kerja sama denganmu." Saat itu Aku tidak mengerti sama sekali kemana arah pembicaraannya. "apa maksudmu?" "kau adalah pakar racun. Hampir semua racun di dunia ini kau ketahui." "lalu?" "apa kau mempunyai racun yang bisa membunuh dalam kurun waktu kurang dari 3 jam?" kemudian nada suaranya menjadi pelan tapi san...
BELVANYA
299      200     1     
Romance
Vanya belum pernah merasakan jatuh cinta, semenjak ada Belva kehidupan Vanya berubah. Vanya sayang Belva, Belva sayang Vanya karna bisa membuatnya move on. Tapi terjadi suatu hal yang membuat Belva mengurungkan niatnya untuk menembak Vanya.
CREED AND PREJUDICE
2669      769     0     
Mystery
Banyak para siswa yang resah karena pencurian beruntun yang terjadi di kelas VII-A. Amar, sebagai salah satu siswa di kelas itu, merasa tertantang untuk menemukan pelaku dibalik pencurian itu. Berbagai praduga kian muncul. Pada akhirnya salah satu praduga muncul dan tanpa sadar Amar menjadikannya sebagai seorang tersangka.
Susahnya Jadi Badboy Tanggung
3907      1498     1     
Inspirational
Katanya anak bungsu itu selalu menemukan surga di rumahnya. Menjadi kesayangan, bisa bertingkah manja pada seluruh keluarga. Semua bisa berkata begitu karena kebanyakan anak bungsu adalah yang tersayang. Namun, tidak begitu dengan Darma Satya Renanda si bungsu dari tiga bersaudara ini harus berupaya lebih keras. Ia bahkan bertingkah semaunya untuk mendapat perhatian yang diinginkannya. Ap...
Unsuitable
1136      516     6     
Romance
Bagi Arin tak pernah terpikirkan sekalipun bersekolah dalam jerat kasus tak benar yang menganggapnya sebagai pelacur. Sedangkan bagi Bima, rasanya tak mungkin menemukan seseorang yang mau membantunya keluar dari jerat tuduhan yang telah lama menimpanya. Disaat seluruh orang memilih pergi menjauh dari Bima dan Arin, tapi dua manusia itu justru sebaliknya. Arin dan Bima dipertemukan karena...
Man in a Green Hoodie
4321      1022     7     
Romance
Kirana, seorang gadis SMA yang supel dan ceria, telah memiliki jalan hidup yang terencana dengan matang, bahkan dari sejak ia baru dilahirkan ke dunia. Siapa yang menyangka, pertemuan singkat dan tak terduga dirinya dengan Dirga di taman sebuah rumah sakit, membuat dirinya berani untuk melangkah dan memilih jalan yang baru. Sanggupkah Kirana bertahan dengan pilihannya? Atau menyerah dan kem...
Kumpulan Cerpen Mini (Yang Mengganggu)
1274      802     11     
Humor
Cerita ringkas yang akan kamu baca karena penasaran. Lalu kamu mulai bertanya-tanya setelah cerita berakhir. Selamat membaca. Semoga pikiran dan perasaanmu tidak benar-benar terganggu.
Story Of Chayra
8931      2629     9     
Romance
Tentang Chayra si cewek cuek dan jutek. Sekaligus si wajah datar tanpa ekspresi. Yang hatinya berubah seperti permen nano-nano. Ketika ia bertemu dengan sosok cowok yang tidak pernah diduga. Tentang Tafila, si manusia hamble yang selalu berharap dipertemukan kembali oleh cinta masa kecilnya. Dan tentang Alditya, yang masih mengharapkan cinta Cerelia. Gadis pengidap Anstraphobia atau phobia...
Akselerasi, Katanya
560      298     4     
Short Story
Kelas akselerasi, katanya. Tapi kelakuannya—duh, ampun!
Contract Lover
11147      2177     56     
Romance
Antoni Tetsuya, pemuda mahasiswa kedokteran tanpa pengalaman romansa berusia 20 tahun yang sekaligus merangkap menjadi seorang penulis megabestseller fantasy komedi. Kehidupannya berubah seketika ketika ia diminta oleh editor serta fansnya untuk menambahkan kisah percintaan di dalam novelnya tersebut sehingga ia harus setengah memaksa Saika Amanda, seorang model terkenal yang namanya sudah tak as...