Sementara itu, ketika Sisca bersama tunangan dan rekan kerjanya mulai berangkat kembali ke Tokyo, Dewi bersama Shinnosuke mulai merencanakan lamaran tersebut dengan berbagai cara.
Shinno kun bilang padanya, "bagaimana kalau aku lamar kamu saja?"
Tapi Dewi berkata, "kalo aku dilamar kau harus pacaran denganku dulu."
Shinno kun berkata lagi, "baiklah kalau begitu aku akan pacaran dengamu sekarang juga!"
Mengetahui ketika Dewi akan dilamar oleh Shinno kun, Sisca yang sudah bertunangan dengan Ken'ichirou pun langsung senang ketika mereka akan berpacaran dan langsung bertunangan.
Sesampainya di Tokyo, Sisca mulai merasakan kebelet pipis ketika terlalu banyak minum saat perjalanan Shinkansen dari Hakata dan dinginnya ac kereta tersebut.
"Aku mau ke toilet dulu ya, nanti balik lagi!"
"Oke sayangku!"
Saat hendak pergi ke toilet tersebut, Sisca yang sedang mengantri toilet wanita itupun mulai mencari cara ketika toiletnya masih ditempati perempuan lain. Ketika toilet tersebut kosong, Sisca mulai menempati toilet tersebut dan menutup pintu dan menguncinya agar tidak terlihat orang lain, lalu meletakkan tas tangan beserta jaketnya yang panjang itu di gantungan, kemudian mulai mengangkat rok panjang itu sampai bagian depan, lalu melepas celana dalamnya sampai lutut, lalu duduk di atas dudukan toilet yang sudah dialasi semprotan toilet. Saat sedang pipis itupun, ketika terdengar "serr!", Sisca yang sedang mengambil tisu toilet pun kewalahan karena tisu toilet yang tersedia mulai menipis dan menggantinya dengan mengambil tisu toilet yang ada di tas tangan miliknya, kemudian menggunakan tisu toilet tersebut untuk membersihkan kemaluannya lalu membuang tisu tersebut ke tempat sampah, kemudian celana dalamnya dipakai kembali, lalu menrunkan roknya yang panjang itu untuk menutup celana dalamnya, kemudian menyiram toiletnya setelah pipis dan mulai memakai kembali jaket panjangnya, lalu tas tangan itu dibawa kembali dari gantungan dan mulai membuka pintu toilet tersebut dengan membuka kuncinya setelah menggunakan toilet.
Selesai menggunakan toilet tersebut, Sisca mulai mencuci tangannya dengan sabun, lalu mengeringkan tangan tersebut dengan hand dryer.
Keluar dari toilet tersebut, Sisca kemudian diajak pulang oleh kekasihnya ke apartemennya di Tokyo.
"Kita udah lelah banget!"
"Aku mau tidur juga nih!"
Malam harinya, sebelum pulang ke apartemen Aizawa, Sisca yang ada di restoran bersama kekasihnya itupun mulai kelelahan.
Pagi harinya, di apartemen, Sisca mulai mengganti pakaiannya dengan model yang barunya.
Ketika berangkat pun, Sisca menunjukkan model pakaian barunya.
"Penampilanku udah cocok belum seperti seorang detektif?"
"Cocok kok!"
Penampilan barunya itupun membuatnya sempurna banget sebagai seorang detektif. Terutama mengenakan trench coat panjang yang dipadupadankan dengan jaket hoodie, rok panjang maxi dan sepatu pantofel casualnya.
Dewi yang sudah lama berteman dengan Shinno kun itu langsung memintanya untuk menjadi pacar terlebih dahulu.
Shinno kun bilang padanya, "Dewi, maukah kau menjadi pacarku?!"
Tapi Dewi pun membalasnya, "ya, aku mau."
Mengetahui balasan Shinnosuke terhadap Dewi mulai diterima sebagai seorang pacar, mereka berdua pun mulai senang karena sudah berpacaran dan juga akan melangsungkan pertunangan. Dewi pun chat dengan Sisca ketika dirinya sudah berpacaran dengan Shinnosuke.
Sisca : Dewi, akhirnya kamu udah pacaran juga!
Dewi : Iya! Kalau kamu?
Sisca : Aku sudah tunangan, nanti aku akan melangsungkan pernikahan dengan Aizawa. Kalau kau?
Dewi : Moga-moga aja aku juga akan menikah dengan Shinno kun, kalau jadi.
Ketika chat dengan Sisca tersebut selesai, Dewi pun langsung bertemu dengan Sisca di markas TMPD untuk melakukan penyelidikan lagi mengenai persiapan untuk menghadapi serangan teroris saat acara wisuda berlangsung. Saat bertugas pun, Chief Hino menyambut kedatangan tamu yang merupakan seorang Interpol asal Jepang, mereka adalah Haruka Yanagihama dan Yosuke Kudo yang akan melakukan pelacakan terhadap keberadaan teroris Jimmy dan Darktoon News.
"Untuk briefing kita hari ini, kita akan kedatangan seorang tamu dari Interpol cabang Jepang namanya, Yanagihama Haruka dan Kudo Yosuke yang akan membantu kalian untuk mengatasi berbagai ancaman dari luar, terutama terorisme."
Selesai briefing pun, Chief Hino mulai berdiskusi dengan Interpol untuk membantu Sisca dan Dewi dalam melakukan penyelidikan kasus yang akan terjadi nantinya.
"Kasus yang terbesarnya akan ada saat wisuda nanti."
"Jadi, saat wisuda, kita harus butuh banyak pengamanan yang ketat untuk mencegah terjadinya serangan teroris dan transfer akun bank oleh pihak tidak dikenal ketika sabotase acara wisuda tersebut terjadi."
Sementara itu, Aizawa yang sedang diskusi bersama Shinnosuke itupun akan mengajak Sisca dan Dewi untuk double date saat penyelidikan tersebut usai.
"Mau double date tidak?!" sahut Aizawa ketika akan mengajak Sisca dan Dewi untuk double date.
"Ayo! Tapi aku ajak Shinno kun juga lho!" kata Dewi ketika diajak double date.
"Ayo!" sahut Sisca ketika diajak double date.
Saat diajak double date itupun, Sisca diajak Aizawa bersamaan dengan Dewi dan Shinnosuke untuk kencan bersama pada malam harinya menjelang musim semi di Tokyo Sky Tree.
******
TOKYO SKY TREE
Di Tokyo Sky Tree itupun, ketika sedang double date, mereka pun mencoba penganan manis yang tersedia untuk menikmati suasana romantis saat malam harinya dengan melihat kota Tokyo dari ketinggian.
"Enak juga crepenya!"
"Wah, Pemandangannya indah sekali!"
Saat melihat pemandangan tersebut, mereka yang sedang double date pun akhirnya merasa bahagia karena bisa bersama kembali ketika bisa bertemu lagi.
"Wah, kita senang banget bisa kencan lagi!"
Keesokan harinya, pada awal musim semi, Sisca mulai mengganti modelnya dengan memakai stocking panjangnya beserta kaos kaki tambahan untuk menutupi kaki ketika akan mengenakan rok maxi panjang yang terdapat belahan pada bagian depan. Ia juga mengenakan sepatu pantofel wanita yang haknya 3-5 cm.
Kalo aku jalan-jalan dengan penampilan seperti ini gimana ya?!
Tapi karena penampilan Sisca yang sangat feminin itupun membuat seorang lelaki itupun merasa tertarik dengannya. Ketika melihat penampilan tersebut, Ken'ichirou Aizawa yang datang menghampirinya pun menyapanya, "mau aku ajak ke tempat Bridal tidak, untuk mencoba baju pengantin untuk kita?"
Tapi Sisca pun menjawabnya, "aku mau tapi kalau kita menikahnya sekarang berarti kita masih belum ada yang selesai penyelidikannya."
"Kalau begitu kita ke tempat bridalnya dulu, baru tanyakan pernikahan pada orang tuamu."
Karena ajakan tersebut, Sisca pun diajak oleh Ken'ichirou pergi ke tempat Bridal untuk mencoba baju pengantin yang cocok saat hari pernikahan nanti.
*****
Di tempat Bridal itupun, Ken'ichirou dan Sisca mulai mencoba setelan jas dan gaun pengantinnya untuk ukuran tubuhnya yang pas.
"Gaunnya mau yang model apa?"
"Saya mau yang model strapless seperti pengantin wanita di Jepang pada umumnya. Tapi lengkap dengan satin gloves, wedding veilnya."
"Kalau begitu untuk model baju pengantinnya sudah sesuai dengan pesanan anda tadi."
Saat mencoba busana pengantin tersebut, Sisca yang akan mencoba gaun pengantinnya itupun merasa pas banget sesuai badannya.
"Gaunnya udah pas belum?"
"Pas banget kok!"
Selesai mencoba baju pengantin tersebut, Sisca mulai membayarkan biaya untuk pemesanan gaun pengantin miliknya.
"Untuk gaun pengantinnya berapa biayanya?"
"Biayanya sekitar 60.000 Yen."
"Kalau begitu bisa pakai cek tidak?"
"Cek sih bisa juga."
"Makasih."
Karena biaya untuk gaun pengantin Sisca sekitar 60.000 Yen tersebut, iapun memberikan cek tersebut pada pemilik bridal untuk pemesanan gaun pengantin yang anggun saat pernikahan nanti.
"Ini ceknya."
#####
Usai dari bridal store tersebut, Sisca bersama Aizawa segera ke kantor polisi untuk melaksanakan shift ketika shift tersebut berakhir setelah 24 jam lamanya. Saat berada di markas pusat TMPD, Sisca terkejut ketika Luvita berpindah tugas dari penelitian laboratorium pemerintah ke bagian forensik untuk melakukan analisis mengenai korban pembunuhan dan senjata yang digunakan oleh pembunuh tersebut.
"Luvita, kok jadi pindah tugas kenapa?" tanyanya ketika menghampiri Luvita.
"Karena aku awalnya kerja pada laboratorium pemerintah untuk melakukan penelitian mengenai substansi berbahaya tersebut, tapi karena rekan kerjaku yang mengalami kecelakaan karena serangan dari teroris ke laboratorium tersebut dengan mencuri substansi berbahaya tersebut untuk dijadikan eksperimen berbahaya sampai senjata tersebut diperjualbelikan oleh Korea Utara untuk menyebarkan penularan substansi tersebut ke Amerika Latin dan Afrika hingga Amerika Serikat dan Uni Eropa," katanya ketika bercerita pada Sisca.
Luvita yang berpindah pekerjaannya itupun masih mengenakan jas labnya seperti biasa, tapi juga mengenakan rok panjangnya sama seperti Sisca.
"Kita harus selidiki laboratorium tempatmu bekerja yang dulu!" seru Sisca ketika akan melakukan penyelidikan bersama Luvita.
Saat melakukan penyelidikan tersebut, Sisca minta ijin bersama Luvita untuk meminjam mobil polisinya hanya untuk penyelidikan mengenai serangan teroris di laboratorium tersebut.
"Matsuoka Keishi, bolehkah saya pakai mobil polisinya untuk melakukan penyelidikan bersama Luvita?" tanyanya pada Matsuoka Keishi ketika akan menggunakan mobil polisinya.
"Boleh!" Sahut Matsuoka.
Ketika diberikan ijin untuk meminjamkan mobil polisinya, Sisca pun melakukan penyelidikan bersama Luvita ke laboratorium terdahulu ketika ia belum pindah menjadi forensik.
Sisca bertanya padanya, "jadi siapa yang mau bawa mobilnya?"
Luvita bilang, "aku aja deh yang bawa."
Luvita yang diketahui sudah bisa berkendara dan memiliki ijin mengemudi itupun mengendarai mobil polisinya dan Sisca pun memasangkan lampu sirene merah tersebut pada atap mobil tersebut. Mobil polisi yang digunakannya jenis MPV Toyota Estima unmarked.
Ketika mobil tersebut akan berangkat, lampu sirene tersebut dinyalakan dan berbunyi NGUUUUNG!
Dalam perjalanan menuju lokasi TKP yang ada di laboratorium, Luvita yang berada di bangku kemudi tersebut menggunakan walkie talkie yang ada di mobil tersebut untuk melakukan backup ketika terjadi serangan teroris tersebut.
Kerahkan Counter Terrorism Unit segera!
Baik! Panggilan kepada Counter Terrorism Unit segera menuju lokasi!
Ketika panggilan dari komando pusat tersebut terjawab, Luvita bersama Sisca pun langsung segera ke lokasi TKP yang ada di laboratorium tersebut.
Di lokasi TKP tersebut, Sisca menemukan serpihan kaca pada laboratorium kimia dan beberapa mayat yang menjadi korban terorisme untuk dicuri virus HIV jenis baru tersebut yang akan digunakan sebagai senjata pemusnah massal saat perayaan tersebut.
"Kita sudah temukan petunjuk dibalik penggunaan virus HIV jenis baru yang digunakan sebagai senjata pemusnah massal."
Usai melakukan olah TKP di laboratorium tersebut, Sisca bersama Luvita pergi mencari keberadaan terorisme tersebut yang bersembunyi di apartemennya.
Di apartemen yang lokasinya di distrik Machida, pelaku yang mencuri virus HIV dan memasang bom di laboratorium tersebut mulai mencoba virus terlarang tersebut untuk menularkan orang lain yang berada di dekatnya.
Luvita yang datang bersama Sisca itupun mendatangi apartemen tersebut dan mengetuk pintunya, "hei! Buka pintunya!"
Tapi pelaku tersebut kabur dengan membawa virus HIV tersebut dengan menggunakan truk miliknya.
Tersangka kabur! Diulangi, ada tersangka kabur!
Mengetahui bahwa tersangka tersebut kabur, Sisca bersama Luvita mulai mengejar truk tersebut sampai seluruh unit melakukan blokade jalan.
BRAKKK!!!!
Truk tersebut hilang kendali dan Sisca bersama Luvita mengeluarkan pistol tersebut dan menodongkan pada sopir itu, "jangan bergerak! ANGKAT TANGAN! SERAHKAN BARANG BUKTINYA!"
Pelaku tersebut diidentifikasikan dengan inisial AB (19) yang merupakan mahasiswa Humas yang berniat mencuri virus tersebut ketika menerima amplop hitam yang berisi virus HIV jenis baru untuk digunakan sebagai senjata terlarang untuk kehancuran dunia.
Ariobimo, anda kami tetapkan sebagai tersangka atas penyalahgunaan agen biologi untuk rencana kejahatan!
Ariobimo pun akhirnya berhasil ditahan dengan tangannya diborgol ke belakang dan dikirim ke ruang isolasi dan virus HIV jenis baru tersebut berhasil dijadikan barang sitaan.
BERSAMBUNG