Menjelang musim semi, pada akhir dari musim dingin itupun, mereka masih mengenakan pakaian hangatnya sampai musim semi tersebut tiba. Tapi Sisca mulai merasakan percintaannya dengan Ken'ichirou ketika pertama kali bertemu dengannya di sebuah kafe yang ada di Jakarta.
Di sebuah kafe pun Sisca kemudian menceritakan autobiografinya ke dalam sebuah blog ketika dirinya masih duduk di bangku SMA hingga masa perkuliahannya dengan menggunakan laptop miliknya dan mengetiknya hingga mencapai ribuan kata lebih sampai lembur untuk menyelesaikan autobiografinya sampai membuat vlog tentang lookbooknya.
"Aku mulai merasa nyaman ketika aku pertama kali bertemu dengan seorang lelaki yang bekerja sebagai seorang polisi di sebuah kafe, aku merasakan cinta pertamaku dengan seseorang yang berbeda kewarganegaraan denganku dan aku sekarang ini mulai bertunangan ketika Aizawa mulai melamarku dengan sebuah kotak yang berisi cincin berlian."
Sisca yang bermimpi tentang pernikahan impiannya itupun mulai didatangi oleh Ryota ketika sedang tertidur di kafe saat membuat rangkaian autobiografinya.
Ryota pun menyapanya, "Sisca, ngapain tidur di sini?"
Tapi Sisca menjawabnya, "aku kelelahan habis membuat rangkaian cerita autobiografiku sebagai seorang detektif perempuan pertama. Jadi, aku tertidur bermimpi tentang percintaanku dengan Aizawa."
"Maksudnya, Aizawa ya?", kata Ryota dalam hati.
"Iya," kata Sisca.
Mengetahui bahwa Sisca sudah bertunangan dengan kekasihnya, Aizawa, Ryota pun memberikan ucapan selamat atas pertunangannya.
"Selamat atas pertunangannya dengan Aizawa!"
"Makasih, Ryota kun!"
"Sama-sama!"
Usai menyelesaikan autobiografinya itu, Sisca mulai mengganti pistolnya jenis M1911A1 dengan pistol jenis baru yang dinilai ampuh dari pendahulunya ke kantor polisi.
"Boleh ganti pistolnya tidak dengan model yang baru?"
"Boleh kok, silahkan dilihat dulu pistolnya."
Ketika di tempat penyimpanan senjata yang ada di kantor polisi itupun, Sisca mulai mengganti pistol M1911A1 miliknya dengan pistol jenis Glock 36 dan 17 tersebut.
"Aku pilih yang ini aja deh biar kuat!"
Usai memilih pistol tersebut, Sisca mulai menitipkan senjata api tersebut pada polisi yang berjaga di situ agar tidak digunakan sembarangan ketika terjadi apa-apa.
"Tolong titipkan senjata api milikku dan Aizawa di kantornya dong, kalau tidak dipakai!"
"Baik!"
Ketika menitipkan senjata api miliknya tersebut, Sisca mulai menyetel lagu tersebut ketika keluar dari kantor polisi. Lagu yang diputarnya berjudul REAL x EYEZ yang dinyanyikan oleh J x Takanori Nishikawa.
Ketika sedang mendengarkan lagu tersebut, Sisca mulai dihampiri oleh temannya, "hei, boleh coba dengerin lagunya tidak?"
Tapi Sisca membalasnya, "boleh!"
Saat mendengarkan lagu tersebut, Sisca teringat akan masa depan dan masa lalu yang suram saat menghadapi kenyataannya.
REAL x EYEZ by J x Takanori Nishikawa
ZERO ONE (x20)
Kōdaina ākaibu akusesu shite
Kensaku shitatte I don't think it's right
Dēta wa kako wādo wa sain
Kotae wa 404 not found...
ZERO ONE (x8)
REAL×EYEZ hajimari no aizu
Atarashī jidai wo
We gotta SUN×RISE Burning like the fires
Kiri hirake unmei wo
You wanna REAL×EYEZ egaita miraizu
Buchi nuite Ikeru no wa
You're the only ONE!
ZERO ONE (x12)
Nōnai no sutorēji appudēto shite
Kaiseki shitatte I don't feel it's right
Kanjō-teki "INFLUENCER" mayoeba 408 time out...
ZERO ONE (x8)
REAL×EYEZ genkai o resized
Tokihanate tamashī o
We need the DAY×LITE jōshiki no device
Ke chirashite tsukamu no ga
It's your only one
Kimi no koe ga (kimi no koe ga)
Kimi no yume ga (kimi no yume ga)
ZERO ONE (x24)
Ashita o koete (ashita o koete)
Todoku made don't stop don't hesitate
Nothing gonna change real world
REAL×EYEZ hajimari no aizu
Atarashī jidai o
We gotta SUN×RISE Burning like the fires
Kirihirake unmei o
You wanna REAL×EYEZ egaita miraizu
Buchi nuite ikeru no wa
We need the DAY×LITE jōshiki no device
Ke chirashite tsukamu no ga
You're the only ONE!
You're the only ONE! (×4)
Usai mendengarkan lagu tersebut, Sisca mulai bermimpi tentang calon kekasihnya yang diimpikannya akan menikah dengannya.
"Aku bermimpi tentang pacarku yang setia akan menikah denganku, namanya Ken'ichirou Aizawa. Dia seorang polisi yang bertugas untuk melindungi masyarakat. Tapi aku mulai bermimpi tentang pernikahan dengan seorang lelaki Jepang tersebut karena penampilanku yang cantik."
Mengetahui mimpinya Sisca yang besar mengenai rencana pernikahannya dengan Aizawa, ia pun senang karena merasakan mimpinya itu.
Aizawa pun menyahutnya, "Sisca, kau bermimpi tentang aku, ya?"
Tapi Sisca membalasnya, "iya, aku bermimpi tentangmu ketika aku menikah denganmu nanti."
Aizawa pun bertanya padanya, "Sisca, kita mau jalan-jalan kemana?"
Sisca pun bergumam, "kita jalan-jalan ke Osaka aja yuk!"
"Boleh aja!" sahut Aizawa.
Sisca yang sedang bermimpi tersebut akhirnya diajak Aizawa untuk pergi ke Osaka dengan menggunakan Shinkansen dari stasiun Tokyo.
STASIUN TOKYO
Ketika berada di Stasiun Tokyo, Sisca dan Ken'ichirou yang sedang berjalan bersama itupun sedang mengantri untuk membeli tiket Shinkansen Nozomi tujuan Shin Osaka.
"Kita mau tiket yang mana nih?!"
"Yang kelas 1 aja deh!"
"Apa tidak mahal?"
"Soalnya kita sudah digaji untuk menyelesaikan kasus-kasusnya. Kalau mahal kita beli tiket yang kelas 2 saja deh!"
Ketika membeli tiket tersebut, ternyata tiket yang kelas 1 sudah habis terjual dan harus membeli tiket kelas 2 yang merupakan tiket termurah Shinkansen tersebut.
"Gimana nih, tiketnya?"
"Tidak apa-apa kok yang kelas 2 saja kalau tiket yang kelas 1 sudah ludes terjual."
"Baiklah, kalau begitu kita pesan tiket yang kelas 2 saja!"
Sisca dan Ken'ichirou pun akhirnya membeli tiket Shinkansen non reserved yang merupakan tiket termurah tersebut karena tiket kelas 1 sudah habis terjual.
Usai membeli tiket kereta tersebut, Sisca bersama Ken'ichirou mulai membeli bekalnya untuk naik kereta nanti dengan minuman teh hijau dan bentonya yang berupa burger dan kentang goreng.
Selesai membeli bekal tersebut, Sisca dan Ken'ichirou mulai menuju Peron stasiun Tokyo untuk menunggu Shinkansen Nozomi tujuan Hakata melalui Nagoya dan Shin Osaka.
Sebentar lagi Shinkansen Nozomi tujuan stasiun Hakata akan segera berangkat dengan pemberhentian di Nagoya dan Shin Osaka!
Ketika kereta tersebut tiba, Sisca bersama kekasihnya mulai menaiki kereta itu sesuai yang tertera dengan tiket beserta nomor kursi dan gerbongnya.
Shinkansen mulai berangkat dan mereka pun mulai makan dan minum di dalam kereta, tapi di dalam kereta pun dilarang untuk mengangkat telepon karena mengganggu penumpang yang lain.
Dalam perjalanan kereta itupun, tepatnya ketika sampai di Shizuoka , ketika sedang tertidur, salah seorang prami kereta tersebut kaget ketika menemukan korban pembunuhan di toilet yang ada di gerbong tersebut dekat dengan gerbong yang lainnya.
"Ada pembunuhan! Tolong panggilkan polisi!"
Mengetahui adanya pembunuhan tersebut, Sisca kemudian menginspeksi toilet untuk memastikan penyebab korban pembunuhannya dengan mengambil gambar korban tersebut melalui kamera di smartphonenya.
"Korbannya bernama Renata Maria Devi, seorang warga negara Indonesia yang merupakan seorang penari dan korban ditemukan tewas dengan darah mengering pada bagian belakang leher, lalu korban disayat pada bagian payudaranya."
Saat pembunuhan terjadi, Officer Matsuoka dan Officer Kawakami ikut membangunkan beberapa penumpang tersebut mengenai pembunuhan Renata Maria Devi (28) dan mulai memasang tanda dilarang masuk pada toilet Shinkansen tersebut.
Saksi mata yang diperiksa tersebut, Rin Takaoka (高岡 臨) (25), Scientist, Kyosuke Ishikawa (石川 恭介) (24), aktor, Yumiko Hamao (浜尾 由美子) (23), penyanyi, Shin'ichirou Ohsawa (大沢 真一郎) (25), teman Renata, Todi Haryadi (27), mantan pacar Renata, Rui Takeda (武田 ルイ) (26), pacar Renata baru.
Ketika diperiksa, saksi mata pun ditanyakan mengenai pembunuhan seorang penari di toilet shinkansen tersebut.
"Kalian ada yang tahu tidak tentang kasus pembunuhan di Shinkansen namanya Renata Maria Devi?"
"Kita tidak sadar kalau ada seorang prami kereta tersebut membuka pintu tersebut dan menemukan korban pembunuhan di toilet kereta."
Saat penyelidikan mengenai pembunuhan di kereta tersebut, Sisca menemukan barang bukti milik korban berupa CV korban saat lamaran pekerjaan di Osaka.
"CV ini terlihat dalam keadaan masih utuh, tapi terdapat bekas darah pada bagian foto korban tersebut."
Ketika CV milik korban tersebut ditemukan, Sisca kemudian menjelaskan kronologi pembunuhan hingga CV berlumuran darah.
Sebelum pembunuhan terjadi, Renata yang sengaja mulai bergosip dengan Rin dan Yumiko mulai tidak sadar sampai dia muak dan mengurung di toilet tersebut. Ketika pembunuhan terjadi, Rin kemudian menyembunyikan CV itu dibalik tempat sampah yang ada di toilet tersebut. Kemudian Yumiko menyamarkan dirinya sebagai Renata dan duduk disebelah Ohsawa.
"Jadi kalian berdua yang membunuh Renata?"
"Aku tidak membunuhnya, tapi menyembunyikan CV milik korban tersebut di toilet."
"Kalau aku hanya menyamar sebagai korban saja."
Petunjuk kedua mengenai pembunuhan Renata pun akhirnya ditemukan ketika Sisca menemukan foto korban bersama pacar dan mantan pacarnya yang terlibat cinta segitiga.
Saat pembunuhan terjadi, Kyosuke dan Shin'ichirou mulai terganggu karena Renata yang mulai memicu keributan di Shinkansen. Tapi ketika itu, Renata yang ditemukan tewas pun Kyosuke sengaja mengambil foto dan isi dari tas korban tersebut yang berupa bedak, lipstik, dompet, ponsel dan semacamnya. Ohsawa pun mulai curiga ketika membuka pintu toilet tersebut ketika melihat korban pembunuhan tersebut ketika ingin buang air kecil.
"Jadi Kyosuke yang bunuh Renata ya?!"
"Saya tidak membunuhnya, tapi mengambil isi dari tas korban tersebut yang berupa bedak, lipstik, dompet, ponsel dan semacamnya."
"Kalau Ohsawa san ikut bunuh tidak, sama mengambil barang milik korban?"
"Saya tidak membunuhnya, tapi ikut melihat korban itu masih di dalam toilet."
Petunjuk ketiga mengenai pembunuhan Renata pun akhirnya ditemukan ketika Sisca menemukan serpihan foto korban yang satu lagi saat mengikuti pementasan tari saat perlombaan modern dance.
Saat pembunuhan terjadi, Todi melihat pembunuhan itu dan mulai merasakan kecurigaannya ketika dia mengambil serpihan foto korban tersebut ketika sedang pentas dalam perlombaan modern dance. Todi ikutan membaringkan mayat tersebut dalam keadaan duduk tidak sadar dan mulai meninggalkan toilet tersebut.
"Jadi, Todi yang bunuh Renata ya?!"
"Aku bukan pembunuhnya kok!" Katanya
Usai mengetahui ketiga petunjuk barang bukti korban pembunuhan tersebut, Officer Matsuoka dan Officer Kawakami mengadakan pemeriksaan berkala pada tas-tas penumpang yang dipanggil tersebut dan mulai menggeledah bukti dari senjata pembunuhnya.
"Tas-tas kalian kami periksa sebentar untuk mengetahui dimanakah senjata pembunuhnya!"
Ketika pemeriksaan tas penumpang yang dipanggil sebagai saksi mata tersebut selesai, Sisca kemudian menyebutkan salah satu orangnya yang memakai senjata tersebut sebagai pembunuh dan jenis senjata yang digunakan.
Sisca kemudian menyebutkan pelaku dibalik pembunuhan tersebut, "jadi pelaku sebenarnya adalah kau, Takeda Rui san!"
"Apa salahku terhadap dia?" rintih Takeda.
"Coba periksa kantong jaketmu!"
Sisca kemudian menemukan senjata pembunuhnya yang berupa pisau lipat milik Takeda yang disembunyikan dibalik jaketnya.
Jadi pisau lipat ini dijadikan sebagai barang bukti milik Rui yang terbukti membunuh Renata ketika sedang di dalam toilet, ketika selesai buang air kecil. Renata yang selesai buang air kecil pun mulai membuka pintunya dan Rui sengaja masuk dan mulai membungkam paksa sampai mengeluarkan pisau lipat tersebut untuk menusuk lehernya hingga dalam dan memegangi payudara tersebut untuk disayat pada bagian yang satunya hingga mengeluarkan darah pada CV dan senjata itu digunakan untuk merobek foto saat pentas hingga tercabik-cabik dan membuang serpihan foto tersebut ke tempat sampah beserta CV yang berlumuran darah tersebut. Usai keluar dari toilet tersebut, Rui sengaja menyamarkan orang lain sebagai Renata.
Ketika senjata pembunuhnya sudah ditemukan, Officer Matsuoka dan Officer Kawakami mulai menggeledah jaket Rui yang terdapat pisau lipat dibaliknya.
"Takeda san, tolong geledah jaketmu!"
*****
Sesampainya di Nagoya, Sisca mulai sadar kalau dirinya masih tertidur saat menyelesaikan kasus pembunuhan di Shinkansen tersebut dengan menjadikan Takeda sebagai pelakunya.
"Sisca, ada apa lagi?" gumamnya ketika sudah membantunya menyelesaikan kasus pembunuhan tersebut.
"Aku lagi kepikiran saja ketika aku menggeledah jaket pelakunya tanpa menyentuh alat vitalnya."
BERSAMBUNG