Read More >>"> Kisah Kita (Peristiwa) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Kisah Kita
MENU
About Us  

Tiba-tiba Yoga memarkirkan motornya dipinggar jalan.

“Kenapa berhenti, Ga?” Tanya Rini.

----

“Rin, tolong beliin minuman di warung itu dong. Tiba-tiba aku jadi haus nih” Pinta Yoga setelah menghentikan motornya dipinggir jalan.

“Mau air mineral aja atau mau yang lain?” Tanya Rini seraya turun dari motor.

“Terserah aja, Rin.” Sahut Yoga.

 

Baru Rini berjalan beberapa langkah, terdengar suara motor yang menyala. Rini pun menoleh kearah suara dan mendapati Yoga yang siap melajukan motornya.

 

“Maaf, Rin. Aku tinggal yah.” Teriak Yoga dan meninggalkan Rini dipinggir jalan.

“Yoga…” Teriak Rini.

 

Rini terdiam bingung dengan apa yang baru saja Yoga lakukan, bisa-bisanya dia meninggalkan Rini dipinggar jalan seperti ini. Dan sekarang Yoga membodohi Rini dengan alasan membeli minuman untuknya supaya ia bisa kabur. Dasar Yoga awas aja besok kalau ketemu, gak bakal aku kasih ampun. Rini pun melihat disekitarnya apakah ada tempat untuk bersantai dan Rini melihat tak jauh dari tempatnya tampak sebuah kafe. Akhirnya Rini memutuskan untuk masuk ke kafe itu.

 

Sehabis memesan kopi serta kue coklat Rini memilih meja yang ada diujung dan duduk menghadap dinding. Dengan makan kue coklat, Rini berharap bisa mengatasi suasana hatinya yang kesal karena ulah Yoga. Saat ingin memakan kue coklatnya, handphone Rini bergetar dan tampak dilayar nama Sella yang menelponnya.

“Hmm…” Jawab Rini tenang.

“Rin, kamu sama Yoga di mana? Ini kita berdua nungguin kalian di rest area.”

“Kalian pergi aja, aku tiba-tiba jadi malas.”

“Mana mungkin kita ninggalin kamu, kan kita mau ke pantai bareng. Gak seru ah… kalau kamu gak ikut nanti kita gak foto bareng dong.”

“Biasanya juga kita jarang foto bareng deh… yang ada juga kalian biasanya foto tanpa aku.”

“Jangan gitu dong, Rin. Makanya ini momen kita buat foto bareng.”

“Aku beneran malas, Sel.”

“Yoga mana sih, Rin? Coba sini aku yang bicara sama dia?”

“Yoga? Siapa itu Yoga?”

 

Setelah mendengar nama Yoga rasanya kejadian tadi akan selalu teringat di kepala Rini. Tampaknya Rini menyimpan amarah atas perlakuan Yoga, Rini akan memaafkan Yoga dengan alasan yang harus masuk akal.

 

“Rin, kirim lokasi kamu sekarang. Biar aku sama Dina kesana, awas jangan kemana-mana.”

“Kalian ini dasar… ya sudah nanti aku kirim. Kalian hati-hati di jalan. Jangan ngebut Sel, kasian Dina duduk dibelakang ketakutan tuh nanti.”

“Iya, gak bakal ngebut bu ketua.”

 

20 Menit

Akhirnya Sella dan Dina sampai juga di lokasi yang Rini kirim, tanpa di suruh Sella langsung saja mengambil minuman yang ada dihadapannya dan meneguknya dengan cepat.

“Ya ampun, Rin. Kenapa ini enak banget sih?”

“Pelan-pelan minumnya, Sel. Din, minum juga nanti gak dingin lagi minumannya.”

 

“Jadi gimana nih? Mau kemana kita?” Tanya Sella.

“Kita balik ke rumah masing-masing aja, Sel.” Sahut Dina.

“Jangan dong, Din. Ini mumpung diluar, sekalian kita jalan-jalan sampai malam. Kamu tau sendirikan aku tuh susah banget dapat izin kalau sudah di rumah.”

“Ya, terus mau kemana? Mau diam di sini aja?

“Gimana kalau kita cari Yoga yang hilang ninggalin Rini? Gara-gara Yoga, kita gak jadi ke pantai.”

“Mau cari di mana, Sel?”

 

Rini yang dari tadi memperhatikan Sella dan Rini hanya bisa membuang napasnya. Si Dina maunya pulang ke rumah, sedangkan si Sella maunya jalan-jalan kemana pun selain pulang ke rumah. Ini mereka sadar gak sih kalau ada Rini di hadapan mereka, seolah si Rini gak ada wujud kayaknya.

“Hei hei… kalian ini, kebiasaan kalau diskusi aku nggak diajak.”

“Maaf ya, Rin. Hehehe.” Sahut Sella dengan wajah yang cengar-cengir.

“Rini, maunya ke mana sehabis ini? Gimana kalau kita belajar bareng aja, Rin?” Tanya Dina.

“Dina, kamu tau kan alasan kita pulang lebih awal?” Sahut Sella dengan wajah serius.

“Yaaa… belajar di rumah masing-masinglah. Kan ada pelajaran yang gak masuk jadi kita disuruh belajar mandiri, Sel.”

“Aduuh, Dina. Di otak kamu itu cuma ada yang namanya belajar?”

“Belajar itu asyik tau, Sel. Iyakan, Rin? Jawab Dina memberi tatapan pada Rini untuk menyetujui ucapannya.

“Sebaiknya kita putuskan masing-masing maunya kemana, karna pilihan kita bertiga sepertinya berbeda.” Jawab Rini menengahi Sella dan Dina.

“Betul sekali, Rin.”

“Kalian berdua gak asyik.”

“Gini ya, Sel. Masalahnya yang mau jalan-jalan itu cuma kamu, sementara aku sama Dina maunya di rumah aja. Kamu tau sendirikan kita ini kaum rebahan jadi walau di rumah aja kita udah senang. Aku harap kamu bisa ngerti kalau kita beda pendapat.”

 

Setelah Rini mengatakan yang ada dipikirannya, Sella pun diam tak menyahut perkataan Rini. Dari wajah Dina terlihat bingung mungkin ia merasa tak enak dengan Sella. Tapi mau bagaimana pun Sella juga harus tahu, bahwa Rini dan Dina tidak terlalu berminat untuk jalan-jalan.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • maurinta

    Nggak upacara jadi kesenangan tersendiri buat anak2 sekolah. Salam kenal ya, aku Maurin. Aku pengguna baru di sini.

    Comment on chapter Pagi Senin
Similar Tags
fall
4074      1212     3     
Romance
Renata bertemu dua saudara kembar yang mampu memporak-porandakan hidupnya. yang satu hangat dengan segala sikap manis yang amat dirindukan Renata dalam hidupnya. satu lagi, dingin dengan segudang perhatian yang tidak pernah Renata ketahui. dan dia Juga yang selalu bisa menangkap renata ketika jatuh. apakah ia akan selamanya mendekap Renata kapanpun ia akan jatuh?
Kenangan Masa Muda
6015      1681     3     
Romance
Semua berawal dari keluh kesal Romi si guru kesenian tentang perilaku anak jaman sekarang kepada kedua rekan sejawatnya. Curhatan itu berakhir candaan membuat mereka terbahak, mengundang perhatian Yuni, guru senior di SMA mereka mengajar yang juga guru mereka saat masih SMA dulu. Yuni mengeluarkan buku kenangan berisi foto muda mereka, memaksa mengenang masa muda mereka untuk membandingkan ti...
Apartemen No 22
442      297     5     
Short Story
Takdir. Tak ada yang tahu kemana takdir akan menuntun kita. Kita sebagai manusia, hanya bisa berjalan mengikuti arus takdir yang sudah ditentukan.
Aku Sakit
5043      1292     30     
Romance
Siapa sangka, Bella Natalia, cewek remaja introvert dan tidak memiliki banyak teman di sekolah mendadak populer setelah mengikuti audisi menyanyi di sekolahnya. Bahkah, seorang Dani Christian, cowok terpopuler di Bernadette tertarik pada Bella. Namun, bagaimana dengan Vanessa, sahabat terbaik Bella yang lebih dulu naksir cowok itu? Bella tidak ingin kehilangan sahabat terbaik, tapi dia sendiri...
DUA PULUH MENIT TERAKHIR
382      269     0     
Short Story
Setiap waktu sangat berarti. Selagi ada, jangan terlambat untuk mengatakan yang sesungguhnya. Karena kita tak tahu kapan waktu akan merenggutnya.
PUBER
1821      756     1     
Romance
Putri, murid pindahan yang masih duduk di kelas 2 SMP. Kisah cinta dan kehidupan remaja yang baru memasuki jiwa gadis polos itu. Pertemanan, Perasaan yang bercampur aduk dalam hal cinta, serba - serbi kehidupan dan pilihan hatinya yang baru dituliskan dalam pengalaman barunya. Pengalaman yang akan membekas dan menjadikan pelajaran berharga untuknya. "Sejak lahir kita semua sudah punya ras...
Ethereal
1152      552     6     
Romance
Ada cowok ganteng, imut, tingginya 173 sentimeter. Setiap pagi, dia bakalan datang di depan rumahmu sambil bawa motor matic, yang akan goncenging kamu sampai ke sekolah. Dia enggak minta imbalan. Dia cuma pengen lihat kamu bahagia. Lalu, ada cowok nggak kalah ganteng dari sebelumnya, super tinggi, cool, nyebelin. Saat dideket kamu dia sangat lucu, asik diajak ngobrol, have fun bareng. Ta...
Perjalanan Move On Tata
440      291     0     
Short Story
Cinta, apasih yang bisa kita katakan tentang cinta. Cinta selalu menimbulkan rasa sakit, dan bisa juga bahagia. Kebanyakan penyakit remaja sekarang yaitu cinta, walaupun sudah pernah merasakan sakit karena cinta, para remaja tidak akan menghilangkan bahkan berhenti untuk bermain cinta. Itulan cinta yang bisa membuat gila remaja.
Snow
2699      901     3     
Romance
Kenangan itu tidak akan pernah terlupakan
The One
272      176     1     
Romance
Kata Dani, Kiandra Ariani itu alergi lihat orang pacaran. Kata Theo, gadis kurus berkulit putih itu alergi cinta. Namun, faktanya, Kiandra hanya orang waras. Orang waras, ialah mereka yang menganggap cinta sebagai alergen yang sudah semestinya dijauhi. Itu prinsip hidup Kiandra Ariani.