Loading...
Logo TinLit
Read Story - Kisah-Kisah Misteri Para Pemancing
MENU
About Us  

      Bagi Jono, memancing adalah salah satu hal yang wajib dilakukan setelah 6 hari kerja. Sebagai pegawai di sebuah rumah makan di Kota Yogyakarta, Jono memang hanya mendapat jatah libur satu hari. Apabila hari raya atau hari-hari tertentu, terkadang dia diberi waktu libur lebih panjang.

      Biasanya Jono sering pergi memancing bersama temannya, Bogel. Mereka sering memancing di sungai-sungai dengan spot ikan yang cukup menjanjikan. Ketika mereka berdua memancing ‘waderan’ di Sungai Progo, terberisit ide dari Bogel untuk mengajak Jono memancing di muara sungai. Terlebih Bogel mendengar desas desus kalau malam hari, ikan-ikan besar di muara sungai akan sering makan umpan.

      ‘‘Eh jon, ayo besok kita mancing di muara. Katanya ikannya gede-gede. Apalagi kalau malam hari, lebih sering makan umpan. ’’ ajak Bogel.

      ‘‘Lah mosok sih? Kata siapa iku?’’ tanya Jono

      “Lho, kemarin aku ketemu Lik Dawud yang dapat ikan gede-gede. Pas tak tanya katanya di muara sungai banyak. Apalagi kalu menjelang tengah malam ikannya lebih gede katanya.” ujar Bogel

      Sejenak Jono berpikir. Akhirnya Jono setuju dengan ajakan Bogel. Mereka berencana ke untuk mencoba spot ikan di muara sungai. Karena Jono baru saja libur, maka mereka sepakat untuk memancing disana minggu depan. Setelah hari demi hari bekerja, akhirnya mereka benar-benar memancing di muara sungai. Mereka berangkat berboncengan pada jam 22.30. 

      Awalnya mereka mulai sering dapat ikan. Ikan-ikan yang umumnya hidup di air payau juga didapat. Menjelang tengah malam, ikan yang didapat semakin besar. Sampai ketika jam sudah menunjuk 00.00 tepat tengah malam, kail Jono disambar ikan. Namun sangat berat untuk diangkat ke atas. Jono gembira karena mengira mendapat ikan besar. Namun perlahan ikan diangkat itu justru menyala. Nyalanya semakin terang seperti api. 

      Tiba-tiba, ‘Gandriikk!!’ ikan itu berubah menjadi banaspati yang mengerikan. Banaspati itu menyala dan menunduk seolah siap menyambar mereka berdua. Lidahnya menjulur ke atas dan nampak selerti taring panjang di wajah banaspati itu. Tanpa basa-basi, Jono dan Bogel langsung lari tunggang lunggang. Pancing dan ikannya pun ditinggal. Mereka langsung naik motor dan pergi. 

      Sesekali Bogel menoleh kebelakang, banaspati itu masih mengejar mereka. Kali ini makhluk itu menyeringai dibalik nyala terang. Laju banaspati itu bahkan hampir mencapai motor mereka berdua. Mereka berdua yang ketakutan terus memacu gas motor sampai di perkampungan warga. Setelah melewati perkampungan, nampak banaspati itu tidak mengejar lagi.

      Setelah kejadian itu, mereka kapok untuk mancing malam lagi. Mereka juga kapok mancing di muara. Walaupun banyak ikan yang didapat, tetapi banaspati juga yang datang.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags