Loading...
Logo TinLit
Read Story - Kisah-Kisah Misteri Para Pemancing
MENU
About Us  

      Memancing adalah salah satu cara Taryo untuk melepas penat. Maklum saja, bagi pekerja buruh seperti Taryo, kesempatan libur hanya seminggu sekali. Hari itu, ia mancing di tempat yamg bisa dibilang rimbun dan singup. Tepat di pojokan penggokan Kali Bedog di wilayah Bantul. Tepat di bawah sebuah pohon duku yang menghadap ke arah kali.

      Dia menggunakan umpan cacing yang didapat dari tanah dekat kuburan yang lembab. Karena Taryo sudah biasa mengambil cacing dari situ, maka ia tak takut sama sekali. Detelah berjam-jam duduk di pinggir kali, ia tak kunjung dapat ikan.

 ‘‘Iki ikane nandi lha ya?’’ gumam Taryo dalam hati.

      Tiba-tiba jorannya melengkumg dan senar pancingnya juga mulai tegang. Ternyata ikan sudah mencantol dipancingnya. Dengan sekali sambaran, seekor ikan lele berukuran sedang berhasil ditangkap. Ia langsung memasukan ikannya ke dalam kepis.

      Beberapa saat kemudian, seekor ikan lele lagi-lagi menyangkut di pancingnya. Kali ini itu jenis lele putih. Berselang 10 menit lagi-lagi seekor ikan lele dumbo nyangkut lagi di pancing Taryo.

       ‘‘Walah, kok dari tadi ikannya lele semua yo? Tapi ya wislah’’

      Setelah mendapat 5 ikan lele, Taryo langsung pulang. Di rumah, ia meletakkan ikan di dalam ember. Ember itu diatasnya ditaruh sebuah tutup berbebankan batu bata.

      Tengah malam tiba. ‘‘Grrrubuukk’’, terdengar suara seperri ember pecah. Taryo langsung terbangun dan langsung menuju dapur. Gandriikkk!! Lele-lele yang tadi ditangkap tiba-tiba terbang dengan sendirinya. Wujudnyapun berubah mengerikan.T ak hanya itu, lele itu berubah menjadi tinggal kerangka saja. Tetapi patil lele itu terlihat seperti pisau. Taryo terdiam membatu. Dengan bersamaan, lele-lele itu langsung menyambar Taryo.

       ‘‘Arrrggghhh’’ erang Taryo tak berdaya.

      Taryo dipatil lele-lele itu. Taryo juga mendapat sengatan hebat. Bahkan sampai-sampai Taryo berdarah. Lele-lele itu terus menyerang Taryo. Patilnya yang bak pisau langsung menggores Taryo hingga ia tak sadarkan diri.

      Keesokannya, Pak Munir, tetangga Taryo menemukan Taryo dalam keadaan tak sadarkan diri. Tak hanya itu, sekujur tubuhnya juga dipenuhi luka sengatan san darah yang mengalir. Pak Munir lantas menghubungi ambulan. Namun sayangnya nyawa Taryo tak terselamatkan.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags