Loading...
Logo TinLit
Read Story - Moira
MENU
About Us  

Hai...

Aku mau kasih tau kalau Moira bakal istirahat sebentar mulai minggu depan, gak akan terlalu lama kok! Aku cuma mau mempersiapkan chapter baru. Jadi ditunggu ya.

Oh iya, terima kasih juga udah baca Moira sampai chapter ini. Udah lebih dari 500 kali di baca, rasanya kayak mimpi deh hahaha...

Selamat membaca, salam hangat, sampai ketemu nanti ya *hug*

.

.

.

Pada akhirnya

.

.

.

Kalau ditanya apa yang terjadi setelah latihan dansa untuk pertama kalinya itu? Tentu saja aku memukulnya dan mengomelinya panjang lebar. Dia tidak bergeming dan beralasan bahwa yang dilakukannya itu adalah balas dendam karena aku menginjak kakinya terus. Aku melawan, menurutku itu pelecehan seksual, walaupun kami ini sepasang suami istri, tapi menci… melakukan itu padaku tanpa izin sebelumnya kan tetap masuk ke dalam pelecehan seksual. Aku harus membuat aturan itu di sini nanti.

Tapi aku selalu melupakannya, lebih tepatnya mengabaikan pelecehan seksual yang dilakukan Lucas. Aku tidak mau ambil pusing karena terus-terusan mengingatnya membuatku sedikit merasa aneh dan canggung. Anggaplah hal itu tidak pernah terjadi.

Seharian ini banyak pelayan perempuan yang masuk keluar dari kamarku. Sudah berapa kali aku menguap karena para pelayan itu merawatku seperti seorang ratu sungguhan. Memang Diana itu pada dasarnya seorang ratu sih. Mereka memijitku, mencuci rambutku, dan segala macam yang mungkin dirasakan ketika seseorang pergi ke salon untuk merawat diri. Aku bahkan dilarang makan cemilan oleh Nara, katanya takut pakaianku tidak muat. Memang berat badan Diana bisa langsung naik jika makan satu dua biji kue.

Kukira hari ini aku akan direpotkan dengan gaun yang bagian bawahnya menggelembung. Ternyata tidak. Aku baru melihat gaun yang kupakai sekarang, Nara dan para pelayan yang memilihkannya. Jujur aku tidak tahu harus seheboh apa datang ke acara besar di istana, tapi pilihan Nara dan para pelayan sesuai dengan keinginanku.

Gaun yang kupakai tidak memiliki bagian yang menggelembung di bagian bawahnya, mirip seperti pakaian Sari dari India itu, tapi bagian bahuku sedikit terbukan. Di bagian lehernya melingkar ornamen mutiara dan juga berlian, di ujung gaunnya ada beberapa helai bulu burung merak. Warna gaun ini juga seperti burung merak, bagian atasnya berwarna biru seperti permata safir, dan bergradasi hijau rumput di bagian bawahnya. Ada sedikit ‘ekor’ di bagian belakang gaun ini. Rambutku yang panjang juga sengaja diurai dengan mahkota kerajaan yang baru pertama aku pakai. Intinya, Diana sejak awal sudah cantik, dipoles supaya lebih cantik lagi, aku seperti merasuki seorang peri dalam cerita dongeng.

“Yang Mulia cantik sekali!” Begitulah kira-kira para pelayan memuji Diana. Aku jadi salah tingkah.

“S-sudahlah. Aku jadi malu. Aku harus pergi ke aula sekarang.”

Begitu aku membuka pintu kamarku, di sana aku melihat Lucas dalam busana yang berbeda. Ia memakai jubah berwarna biru safir yang tersampai di pundaknya yang lebar dengan beberapa ornamen dan enamel kerajaan, juga seragam militer biru-putihnya yang entah kenapa senada dengan pakaianku. Aku akui Lucas memang tampan, cuma brengsek saja.

“Kenapa kau di sini?” tanyaku sewot.

“Aku curiga kau akan kabur,” jawabnya.

“Memangnya aku kucing penakut?”

“Aku kira kau bisa menjadi kucing penakut.” Orang ini, di situasi seperti ini bukannya mencairkan suasana atau apa kek! Malah menggangguku.

“Kalau kau menghampiriku hanya untuk membuat tekanan darahku naik, pergi sana!”

Tiba-tiba saja Lucas meminta ksatria yang selalu berjaga di depan kamarku untuk pergi, juga para pelayan yang membantuku.

“Sekarang apalagi?”

“Kemarikan tanganmu.”

Dengan rasa penuh curiga, aku menjulurkan kedua tanganku seperti meminta sesuatu. Lucas mengambil tangan kananku, membaliknya, lalu melingkarkan cincin ke jari manisku. Cincin dengan batu safir sebagai hiasannya.

“Selamat ulang tahun Diana.”

Sekarang aku kebingungan dengan ucapan Lucas itu, “Seingatku ini bukan hari ulang tahunku deh.” Aku juga tidak tahu kapan Diana ulang tahun.

“Aku tahu ulang tahunmu besok.”

“Oh. Terus?”

“Aku ingin menjadi orang pertama yang mengucapkannya.” Kok tiba-tiba begini.

“Kenapa?”

Lucas lama terdiam. “Aku juga tidak tahu kenapa.”

“Jawaban macam apa itu?!”

“Ayo!” Lucas justru mengulurkan tangannya.

“Kalau aku menolak?”

“Aku akan menciummu.”

“Hei!!!”

Lucas menarik tanganku lalu mengapit diantara lengannya.

 

**

 

“Awas saja jika kau terjatuh karena pakaianmu.”

Sepanjang perjalanan menuju ruang pesta, Lucas terus saja mengomeliku.

“Kau memintaku untuk benar-benar terjatuh? Akan kulakukan.”

“Aku tidak akan menolongmu.”

“Aku juga tidak butuh pertolonganmu.”

“Kau cantik hari ini.”

“Kau kenapa sih hari ini? Salah makan ya?!”

Lucas itu definisi paling membingungkan dari sesosok manusia. Bahkan sampai di depan pintu ruang pesta, aku masih tidak habis pikir dengan sikap Lucas malam ini.

“Memangnya ada apa denganku?” katanya.

“Kau aneh,” jawabku sarkas.

“Kau berlebihan.”

“Kau yang berlebihan.”

“Mari kita sambut Raja Lucas Jours Houston dan Ratu Diana Jours Houston.”

Aku dan Lucas terkesiap dan diam seketika. Perlahan pintu kayu besar itu terbuka, dan aku bisa melihat dengan jelas cahaya lampu kristal yang menggantung di tengah-tengah ruangan. Besar dan megah. Itulah kata yang tepat bagi ruangan pesta ini. Seperti yang terlihat di film-film kerajaan, bedanya, aku berada di dalamnya. Orang-orang dengan pakaian paling bagus yang mereka miliki melihat ke arah kami dan memberikan salam. Aku menggenggam lengan Lucas lebih erat, aku tidak nyaman diperlakukan seperti ini.

Lucas melepaskan tanganku yang menggenggam lengannya, aku hampir kembali protes tapi lagi-lagi dia membuatku bungkam. Dia menggenggam tanganku dan membawaku ke sisi ruangan yang lain.

Kemudian pesta itupun dimulai. Diawali dengan upacara penyambutan oleh para ksatria. Ada Alpha yang memimpin namun tak lama ia berdiri di sampingku, begitu juga beberapa ksatria istana yang berdiri tak jauh dari kami. Kejadian di dalam novel, dan di dalam mimpiku mirip seperti yang sedang terjadi sekarang. Hampir semua para ksatria dan komandan pasukan mengenakan seragam hijau yang paling aku takutkan selama ini.

Iya, hampir semua kecuali Tuan Daniel yang ada di sebrangku. Sejak tadi aku memperhatikan Tuan Daniel, Nyonya Olivia, dan juga Cecilia. Sesekali Cecilia mencuri pandang ke arahku dan menatapku tidak suka. Aku tidak bisa menyangkalnya, toh seharusnya dia yang ada di posisiku sekarang kan? Tapi bukan itu yang harus kupikirkan, kenapa Tuan Daniel tidak memakai seragam hijaunya? Dia kan yang akan membunuh Lucas sebentar lagi.

Pikiranku dipenuhi kekhawatiran yang luar biasa, ditambah aku harus tetap tenang agar orang-orang tidak curiga. Aku memperhatikan para ksatria yang sedang berbaris sambil mengacungkan pedangnya, apa mungkin diantara mereka, tapi yang mana? Siapa yang akan menyerang Lucas? Aku tidak bisa menebaknya.

“Diana.” Lucas memanggilku.

“Ap—“ Tiba-tiba saja dia memelukku dan disusul dengan suara gesekan yang nyaring antar benda tajam, kemudian suara jeritan menggema di ruangan ini tanpa bisa aku lihat.

“Lucas ada apa ini?” Aku memaksa memundurkan tubuhku, tapi Lucas mendekapku erat sekali.

“Turunkan pedangmu atau kepalamu yang putus!”

DEG!

Tubuhku bereaksi mendengar suara Lucas yang berbeda dari biasanya. Suaranya lebih dingin, lebih mengancam dibanding dari yang biasa aku dengar darinya. Apa yang terjadi sebenarnya?!

Setelah itu terdengar seperti suara pedang yang jatuh ke lantai. Lucas pun mengendurkan dekapannya, aku bisa melihat pemandangan yang luar biasa berbeda dari beberapa detik yang lalu. Suasana ruangan ini kacau, para ksatria saling menodongkan pedangnya ke arah satu sama lain. Para tamu yang datang pun hanya bisa meringkuk di sisi ruangan. Sementara Tuan Daniel, ia sudah tidak ada. Kemana dia?!

Yang lebih mengejutkan, Paman Franz, pria yang pernah aku pukul waktu itu mengangkat tangannya tak jauh dari tempatku berdiri. Lucas dan Alpha menodongkan pedang mereka tepat ke arah perpotongan leher Paman Franz.

“A-apa-apaan ini?!” Aku cuma bisa melongo melihat semua ini. Keadaan yang sama sekali tidak terpikirkan olehku.

“Siapapun yang ingin mencelakai Sang Ratu, akan kupotong lehernya!” ucap Lucas dengan ekspresi wajah yang tidak pernah kulihat sebelumnya. Ini dia, Raja Kerajaan Xavier yang paling disegani dan paling sadis sepanjang sejarah. Buku-buku yang menceritakan kekejaman Lucas di perpustakaan waktu itu, bukan cuma bualan semata.

“Mencelakaiku bagaimana? Sebenarnya apa yang terjadi di sini?” tanyaku menuntut.

“Pergilah. Kekacauan ini tidak seharusnya kau lihat.”

“Tu-tunggu dulu! Ada apa ini Lucas?”

“Akan kujelaskan nanti. Alpha, bawa Sang Ratu ke kamarku.”

“Tidak…” Aku kehabiskan kata-kata. Bukan. Bukan seperti ini yang kubayangkan. Bukan aku yang seharusnya diserang, tapi Lucas. Bukan Paman ini yang akan membunuhku tapi Tuan Daniel… Kemana orang itu?

“Diana, tolong kembalilah, tidak semestinya kau melihat kekacauan seperti ini. Akan kupastikan semuanya baik-baik saja.”

Bukan dirimu yang harusnya bicara begitu, Lucas. Bukan kau yang harus melindungiku, tapi…

“Lucas! Awas!!!”

SLEB!!!

Aku bisa dengan jelas mendengar suara kulit yang sobek, juga benda asing menancap ke tubuhku. Aku juga bisa dengan jelas melihat Tuan Daniel yang terkejut karena kemunculanku, aku juga bisa dengan jelas merasakan cairan yang tidak asing keluar dari perut dan memuntahkannya dari mulutku, rasanya asin bercampur zat besi yang baunya menyengat sekali.

“Diana!!!”

“Yang Mulia!!!”

Aku bisa merasakan pelukan Lucas yang menangkap tubuhku yang sudah kehilangan kekuatannya. Aku juga masih bisa mendengar suara Alpha, dan sepertinya tadi aku mendengar suara Ibunya Diana. Ahh… Kali ini cerita di dalam novel itu tepat sasaran.

“Diana! Diana! Diana!” Lucas memanggil namaku berulang kali. Aku bisa melihat dengan jelas wajahnya yang panik. Sepertinya ia menggerak-gerakkan tubuhku, tapi aku sudah tidak merasakan apapun. Mataku juga sudah tidak bisa melihatnya dengan jelas.

Sedikit tenaga di bagian tanganku, aku mengelus wajahnya yang penuh keringat, atau itu air mata ya? Aku memaksakan diri untuk tersenyum. Laki-laki ini baik-baik saja, aku bisa merasakan sedikit kebahagiaan karena setidaknya aku sudah menyelamatkan laki-laki ini.

“Aku tidak apa-apa, Lucas.”

Aku tidak kehilanganmu. Ketakutan terbesarku hanyalah kehilanganmu, aku berhasil tidak merasakan kehilangan itu. Aku berhasil menyelamatkanmu.

Tenagaku benar-benar habis, jantungku sudah berdetak pelan sedikit demi sedikit. Tubuhku tidak lagi merasakan sakit di bagian perutnya. Aku mengantuk, tubuhku mulai merasakan kedinginan. Aku ingin istirahat, aku sudah tidak bisa menahan kelopak mataku untuk tetap terbuka. Kemudian yang kurasakan hanya sebuah suara yang memanggil-manggil nama Diana. Iya, tubuh ini milik Diana. Aku akan mengembalikan Dianamu, Lucas.

Segera.

 

 

Salam Hangat,

SR

ig: @cintikus

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
Similar Tags
The Sunset is Beautiful Isn't It?
2289      708     11     
Romance
Anindya: Jangan menyukai bunga yang sudah layu. Dia tidak akan tumbuh saat kamu rawat dan bawa pulang. Angkasa: Sayangnya saya suka bunga layu, meski bunga itu kering saya akan menjaganya. —//— Tau google maps? Dia menunjukkan banyak jalan alternatif untuk sampai ke tujuan. Kadang kita diarahkan pada jalan kecil tak ramai penduduk karena itu lebih cepat...
Alzaki
2201      905     0     
Romance
Erza Alzaki, pemuda tampan yang harus menerima kenyataan karena telah kejadian yang terduga. Di mana keluarganya yang hari itu dirinya menghadiri acara ulang tahun di kampus. Keluarganya meninggal dan di hari itu pula dirinya diusir oleh tantenya sendiri karena hak sebenarnya ia punya diambil secara paksa dan harus menanggung beban hidup seorang diri. Memutuskan untuk minggat. Di balik itu semua,...
Kita
704      462     1     
Romance
Tentang aku dan kau yang tak akan pernah menjadi 'kita.' Tentang aku dan kau yang tak ingin aku 'kita-kan.' Dan tentang aku dan kau yang kucoba untuk aku 'kita-kan.'
Love 90 Days
4635      1862     2     
Romance
Hidup Ara baikbaik saja Dia memiliki dua orangtua dua kakak dan dua sahabat yang selalu ada untuknya Hingga suatu hari seorang peramal mengatakan bila ada harga yang harus dibayar atas semua yang telah dia terima yaitu kematian Untuk membelokkan takdir Ara diharuskan untuk jatuh cinta pada orang yang kekurangan cinta Dalam pencariannya Ara malah direcoki oleh Iago yang tibatiba meminta Ara untu...
DEWDROP
1061      550     4     
Short Story
Aku memang tak mengerti semua tentang dirimu. Sekuat apapun aku mencoba membuatmu melihatku. Aku tahu ini egois ketika aku terus memaksamu berada di sisiku. Aku mungkin tidak bisa terus bertahan jika kau terus membuatku terjatuh dalam kebimbangan. Ketika terkadang kau memberiku harapan setinggi angkasa, saat itu juga kau dapat menghempaskanku hingga ke dasar bumi. Lalu haruskah aku tetap bertahan...
(L)OVERTONE
2421      854     1     
Romance
Sang Dewa Gitar--Arga--tidak mau lagi memainkan ritme indah serta alunan melodi gitarnya yang terkenal membuat setiap pendengarnya melayang-layang. Ia menganggap alunan melodinya sebagai nada kutukan yang telah menyebabkan orang yang dicintainya meregang nyawa. Sampai suatu ketika, Melani hadir untuk mengembalikan feel pada permainan gitar Arga. Dapatkah Melani meluluhkan hati Arga sampai lela...
Good Art of Playing Feeling
409      303     1     
Short Story
Perkenalan York, seorang ahli farmasi Universitas Johns Hopskins, dengan Darren, seorang calon pewaris perusahaan internasional berbasis di Hongkong, membuka sebuah kisah cinta baru. Tanpa sepengetahuan Darren, York mempunyai sebuah ikrar setia yang diucapkan di depan mendiang ayahnya ketika masih hidup, yang akan menyeret Darren ke dalam nasib buruk. Bagaimana seharusnya mereka menjalin cinta...
Dira dan Aga
547      376     3     
Short Story
cerita ini mengisahkan tentang perjalanan cinta Dira
Magelang, Je t`aime!
675      507     0     
Short Story
Magelang kota yang jauh itu adalah kota tua yang dingin dan tinggal orang-orang lebut. Kecuali orang-orang yang datang untuk jadi tentara. Jika kalian keluar rumah pada sore hari dan naik bus kota untuk berkeliling melihat senja dan siluet. Kalian akan sepakat denganku. bahwa Magelang adalah atlantis yang hilang. Ngomong-ngomong itu bukanlah omong kosong. Pernyatanku tadi dibuktikan dengan data-d...
From Ace Heart Soul
590      357     4     
Short Story
Ace sudah memperkirakan hal apa yang akan dikatakan oleh Gilang, sahabat masa kecilnya. Bahkan, ia sampai rela memesan ojek online untuk memenuhi panggilan cowok itu. Namun, ketika Ace semakin tinggi di puncak harapan, kalimat akhir dari Gilang sukses membuatnya terkejut bukan main.