Hamufield
Jun Su membuka matanya dan cahaya matahari masuk menerangi kamarnya dari jendela besar berbentuk lingkaran itu. Untuk sesaat, Jun Su hanya bisa mematung.
Ia berada di… Hamufield...?
Tidak... seharunya ia berada di Seoul!
Jun Su merasakan dadanya sesak. Sekujur tubuhnya terasa kaku, membuatnya mematung untuk beberapa saat. Untuk pertamakali dalam hidupnya, ia gagal untuk membuat dirinya bangun di Seoul.
Ji Hyo yang selalu gemar tidur baik di Seoul mau pun Hamufield itu sudah meninggalkan kebiasaannya untuk bangun siang akhir-akhir ini. Ia justru rajin menjadi pelanggan pertama Nyonya Han.
Ji Hyo sudah duduk di halaman depan dengan dua cangkir teh panas di meja, berhadapan dengan Jun Su yang hanya menatap kosong pada apa pun di hadapannya.
“Tidak hanya keluargaku, tapi keluargamu juga.” Ji Hyo melanjutkan percakapannya. “Keluargamu benar-benar terlihat cemas. Kau tidak menemui mereka?” gadis berambut sebahu itu menatap Jun Su lekat-lekat.
Merasakan tatapan itu, Jun Su hanya bisa terdiam. Tidak berani membalas mata yang menuntut penjelasan itu, Jun Su menghembuskan nafas panjangnya, “Aku... tidak bisa kembali...”
Ji Hyo membutuhkan waktu cukup lama untuk mencerna kata-kata Jun Su. Mata coklat tua gadis itu membulat sangat besar, “Apa maksudmu? Apa yang terjadi padamu?”
“Entahlah,” Jun Su memijit pelipisnya. “Aku benar-benar mencoba untuk bangun dan kembali ke Seoul, tapi saat aku bangun, aku masih berada di sini.”
Ji Hyo merasakan mulutnya yang sudah ternganga, “Terakhir kali kau tidak bisa bangun, bukankah itu saat kau coma? Apa terjadi sesuatu padamu di Seoul?”
Jun Su menggeleng dan suaranya hanya terdengar seperti bisikan pelan, “Aku tidak tahu...”
Ji Hyo menatap tajam laki-laki di hadapannya. “Jun Su, katakan padaku di mana kau menyembunyikan dirimu di Seoul.” nada tegas yang memerintah itu membuat siapa pun yang mendengarnya bergidik.