Seoul
Chang Min mengenakan dasinya dan menata rambutnya di depan cermin. Ia sudah terlihat sangat rapi dan siap untuk berangkat ke kantor.
Jun Su hanya duduk diam di ujung ranjang. Kata-kata Cassie masih berputar di otaknya.
“Sebenarnya aku malu bertemu dengan orang tuaku. Dengan keadaanku yang kacau seperti ini...” Jun Su memejamkan matanya. Pikirannya benar-benar terasa kacau.
Cassie tersenyum lembut, “Setidaknya, temuilah orang tuamu. Kau tidak perlu malu. Kau membutuhkan mereka, dan mereka membutuhkanmu.”
“Jun Su?”
Lamunan Jun Su buyar saat wajah Chang Min berada tepat di hadapannya.
“Apa yang kau pikirkan?” Chang Min mengambil tempat di samping Jun Su. Laki-laki itu tidak pernah melamun saat bersamanya.
“Tidak ada yang penting.” Jun Su memaksakan senyumnya, “Ibuku ingin bertemu dengan keluargamu, tapi aku sudah bilang keluargamu sibuk, jadi-“
“Kenapa kau tidak bilang padaku?” Chang Min tersenyum dan mengelus lembut pipi Jun Su. Chang Min baru menyadari pemuda di hadapannya terlihat lebih kurus. “Aku akan bilang pada keluargaku.”
“Tidak perlu. Hanya kau dan aku, bisakah kita pergi ke rumah orang tuaku besok?” Jun Su memandang Chang Min yang tersenyum padanya.
“Tentu.” Chang Min mengecup pelan kening Jun Su. “Lain kali, katakan padaku apa pun yang mengganggu pikiranmu.” Chang Min berdiri dan menggandeng tangan Jun Su.
Jun Su hanya tersenyum dan membiarkan Chang Min menuntunnya untuk sarapan. Senyum di wajah Jun Su tidak tertahankan, akhirnya Jun Su merasa Chang Min yang ia kenal kembali padanya.
Keluarga Chang Min sudah berada di kursi mereka masing-masing. Walau pun setiap hari seperti ini, Jun Su masih merasa canggung untuk duduk di tengah-tengah mereka.
“Kita belum pernah menemui keluarga Jun Su, kita akan ke sana besok.” suara Chang Min membuat semua orang menatapnya. Termasuk Jun Su.
Jun Su berusaha memberi kode pada Chang Min untuk menarik kembali kata-katanya, dan ia yakin Chang Min menyadari itu, tetapi ia bukan Shim Chang Min untuk mau menurut begitu saja.
“Eomma ada janji dengan teman.” Nyonya Shim berdeham pelan.
“Kalau begitu batalkan. Bukankah besan lebih penting dari teman?” Chang Min berkata tegas.
Jun Su menarik lengan Chang Min dan menatap laki-laki itu dengan panik. Berharap Chang Min akan menghentikan ini semua.
“Tidak bisa.” Nyonya Shim segera bangkit dari kursinya dan berjalan pergi, sementara Tuan Shim hanya menghela nafas dan menyusul Nyonya Shim.
“Aku bisa.” Ji Hyo tersenyum memandang Jun Su dan Chang Min, merasa bersalah atas perlakuan kedua orang tuanya.
“Aku tidak.” Ji Hye segera bangun dari kursinya dan beranjak pergi.
Wajah marah Chang Min terlihat jelas, sementara Jun Su hanya diam tertunduk. Hidupnya di rumah ini akan semakin berat...