Seoul, 2013
Baru saja lulus dari program S2 yang diambilnya bersama Jun Su di Tokyo, Chang Min sudah mendapat panggilan dari Tuan Shim untuk kembali ke Seoul. Ia selalu siap dengan urusan pekerjaan di Seoul, tetapi kali ini, Tuan Shim memiliki alasan lain untuk memanggil Chang Min.
“Di umurmu yang sekarang, ini adalah waktu yang tepat untuk pertunangan!” Tuan Shim menaikkan suaranya.
“Aku akan mencari jodohku sendiri.” Chang Min tidak bisa menahan emosinya.
“Aku sudah memberimu cukup waktu untuk mencai jodohmu sendiri, tapi mana? Yang kau lakukan pasti hanya berhubungan dengan gadis-gadis liar!”
Berusaha menahan diri dari emosinya atas tuduhan yang tidak benar itu, Chang Min merasakan rahangnya terkatup rapat dan tangannya terkepal erat, sementara kedua matanya menatap tajam mata Tuan Shim.
Jun Su sangat ingin segera tidur dan berada di Hamufield, tapi tidak bisa. Melihat Chang Min yang terlihat depresi membuatnya cemas.
“Katakan padaku, apa yang membuatmu tiba-tiba datang dan memaksaku menginap di hotel malam ini?” Jun Su menatap Chang Min, masih dari posisi tidurnya.
Chang Min menghela nafas dan tersenyum menatapnya, “Aku ingin bersamamu malam ini.”
“Kau benar-benar tidak bisa sehari saja pisah ranjang denganku?” Jun Su menyeringai, menggoda pacarnya itu.
Chang Min tertawa kecil dan mengacak rambut Jun Su, “Tidurlah.”
Jun Su menghela nafasnya dan bangun. Ia membuat duduknya lebih nyaman dengan menata bantal di punggungnya.
Chang Min berdecak, “Kenapa malah bangun? Bukankah dari tadi kau yang mengeluh ingin tidur?”
“Ya, aku sangat ingin tidur. Jadi cepat katakan padaku apa yang terjadi.”
Chang Min tertawa kecil, lalu ikut duduk dan menyandarkan kepalanya pada pundak Jun Su.
“Ada seorang gadis yang ayahku jodohkan padaku.” Chang Min menunduk dan menatap tangan besarnya. Ia tidak berani melihat tatapan Jun Su.
“Lalu?” suara Jun Su masih terdengar biasa saja.
Chang Min segera memalingkan wajahnya dan menatap Jun Su dengan mata membulat. Jun Su terlihat santai.
“Aku tahu rasanya. Bukankah dulu ibuku selalu menjodohkanku?” Jun Su terkekeh pelan.
“Tidak, Jun Su. Kali ini, serius. Aku tidak tau apa lagi yang harus kukatakan pada ayahku.” Chang Min menatap Jun Su dalam-dalam. “Aku tidak bisa mengatakan soal hubungan kita.”
Jun Su merasakan ngilu di hatinya, tapi ia mencoba memaksakan senyumnya. ‘Ayolah Jun Su, kau tidak mau membuat Chang Min bermasalah dengan keluarganya.’
“Ya, tentu saja. Kita akan memiliki masalah besar kalau mereka tau.” Jun Su memalsukan senyumnya.
Chang Min menarik Jun Su dalam pelukannya. Jun Su hanya bisa diam dan menikmatinya. Berada di dalam pelukan Chang Min selalu membuatnya nyaman. Satu-satunya tempat selain Hamufield yang bisa membuatnya nyaman.
“Aku benar-benar minta maaf.” Chang Min berbisik pelan.
“Tidak apa, aku megerti.” Jun Su benar-benar bersyukur acting dalam bermain musikalnya di Hamufield dapat berguna di dunia ini. Ia bahkan terkejut bagaimana suaranya terdengar beanr-benar normal, menutupi rasa sesak di dadanya dengan sempurna.
“Keadaan di rumah benar-benar kacau hari ini.” Chang Min menggumam pelan.
Jun Su melepaskan pelukan Chang Min dan menatap laki-laki itu. “Jadi, apa rencanamu?”
Chang Min menggelang pelan, “Entahlah.”
“Satu-satunya jalan untuk membuat keadaan tenang adalah bertunangan dengan gadis itu, bukan?” Jun Su sudah cukup terbiasa untuk menutupi rasa sakitnya. Berhadapan dengan keluarga Chang Min, yang bisa mereka berdua lakukan hanyalah mengalah dan menurut.
Chang Min terdiam. Ia merasa sangat tidak adil untuk Jun Su. Sejak lama ia sudah disambut baik oleh keluarga Jun Su, tetapi balasannya justru seperti ini...
Hari masih sangat pagi saat alarm ponselnya berbunyi. Chang Min segera membuat ponsel itu diam dan mendudukkan dirinya di ranjang besar kamar hotel itu. Untuk sesaat, Chang Min tersenyum kecil menatap laki-laki yang masih tertidur pulas di sana, sebelum ia beranjak keluar dengan ponsel dalam genggamannya.
“Tapi aku tidak mau ada pesta atau perayaan apa pun untuk pertunanganku.”
Dari balik selimut tebalnya, Jun Su bisa mendengar suara Chang Min dengan jelas.
“Aku tidak mau ada media atau apa pun. Aku tidak mau siapa pun tahu tentang pertunangan ini. Tidak teman-temanku, tidak teman-teman ayah, siapa pun.”
Jun Su hanya diam di ranjangnya, mendengarkan suara tegas Chang Min di ruang tengah hotel itu. Chang Min masih terdengar marah dan kesal, tapi itu membuat Jun Su merasa sedikit lebih baik.
“Cukup keluarga inti. Kalau ada orang lain yang tahu, aku akan membatalkan pertunagnnya.”
Jun Su kembali memejamkan matanya. Sekarang, apa posisinya? Chang Min akan memiliki tungangan yang sah, lalu bagaimana kalau suatu hari mereka menikah? Oh tunggu, bukankah itu akan terjadi tidak lama lagi? Bagaimana dengannya?
Hamufield
Jun Su membuka matanya dan pemandangan kamarnya yang masih gelap itu segera terlihat lagi. Hari masih larut di Hamufield, tetapi ia lebih memilih untuk tinggal di sini lebih lama; tidak ingin mendengar apa pun lagi. Itu terlalu menyakitkan.