Seoul
Chang Min menahan nafasnya. Ini terlalu cepat!
“Masuklah.” Jun Ho tersenyum lebar. Wajahnya terlihat begitu ceria dan tenang, hal itu cukup membuat Chang Min merasa lebih baik.
Chang Min segera membungkuk sopan dan memberi salam ketika ia melihat Nyonya Kim di ruang tengah. Wanita itu tersenyum padanya dengan tatapan lembut. Seketika, Chang Min merasa lega.
Jun Su hanya menurut ketika Jun Ho mengajaknya keluar. Ia menatap jalanan di hadapnnya dengan cemas.
“Kau yakin membiarkan mereka berdua di rumah?” Jun Su menatap Jun Ho yang terlihat mengemudikan mobilnya dengan santai.
Jun Ho menggumam mengiyakan.
“Hyung, apa yang kau katakan pada Eomma?”
Jun Ho cukup terkejut mendengar pertanyaan itu. “Apa?”
“Bagaimana Eomma menyetujui hubunganku dengan Chang Min?”
Jun Ho menghirup nafasnya dalam-dalam, lalu menghembuskannya perlahan. Matanya masih menatap lurus jalanan di hadapannya. “Apa kau berhubungan dengan Chang Min karena kau marah pada Eomma dan semua perjodohan-perjodohan yang lalu?” suara bijak Jun Ho terdengar serius.
“Tentu saja tidak!” Jun Su menatap Jun Ho yang tidak membalas tatapannya. “Aku menyembunyikan hubungan kami selama ini karena aku merasa bersalah pada Eomma.” suara Jun Su yang kecil terdengar seperti bisikan.
“Kau bahagia dengan Chang Min?” Jun Ho masih menatap lurus ke depan.
Jun Su tersenyum kecil, “Ya.”
“Selama kau bahagia, Eomma tidak akan keberatan dengan keputusanmu.”
Nyonya Kim menunjukkan foto seorang bayi mungil dan tersenyum menatapnya.
Chang Min menatap foto itu lekat-lekat. Bayi itu tidak mirip seperti Jun Ho mau pun Jun Su.
“Ini adalah anak pertamaku. Namanya Kim Jae Joong.” Nyonya Kim mengelus foto bayi cantik di tangannya. “Dia terlahir dengan sangat cantik walau pun sebenarnya dia laki-laki. Pertama kali melihatnya, aku berpikir aku memiliki seorang putri dan aku benar-benar merasa bahagia.”
Chang Min menatap Nyonya Kim dalam diam. Wanita itu tersenyum lebar, namun air mata mulai berkumpul di pelupuk matanya.
“Jae Joong meninggal tepat tiga bulan setelah ia lahir. Tapi hingga saat ini, aku tidak bisa merelakannya.”
Chang Min hanya bisa diam, ia bisa measakan kepedihan Nyonya Kim, namun tidak ada yang bisa ia lakukan.
“Aku memberanikan diri untuk memiliki anak lagi, dan menjaganya lebih baik. Lalu Jun Ho lahir, membuatku benar-benar senang, tapi aku tetap tidak bisa melupakan Jae Joong.” mata Nyonya Kim terlihat menerawang. “Aku tetap berpikir bahwa Jae Joong akan kembali padaku. Jae Joong sangat cantik, mungkin ia pergi karena ingin terlahir kembali sebagai putri kecilku. Pikiran itu membuatku kembali bersemangat, dan setidaknya itu membuatku bisa sedikit merelakan Jae Joong.” Nyonya Kim menghela nafasnya. “Lalu, Jun Su lahir dengan tubuh kecil dan wajah yang manis. Berbeda dengan Jun Ho yang terlahir dengan wajah tampan dan tubuh yang besar, aku langsung merasa memiliki anak laki-laki.” Nyonya Kim terdiam sejenak, lalu ia menolehkan wajahnya dan menatap Chang Min dengan raut wajah bersalah.
Chang Min menelan ludah. Matanya terfokus pada Nyonya Kim.
“Kehilangan Jae Joong membuatku merasa seperti kehilangan anak perempuan, dan aku tidak sabar untuk mendapatkannya kembali. Aku benar-benar merindukannya! Aku tidak tahu kapan dan bagaimana, tapi aku menjadi terobsesi untuk memiliki seorang putri, dan Jun Su adalah pelampiasanku.” air mata mulai menuruni pipi Nyonya Kim.
Tidak tega dengan pemandangan di hadapannya, Chang Min mengalihkan pandangannya pada lantai di sekitarnya.
“Jun Su adalah anak terakhir yang bisa kumiliki.” Nyonya Kim sedikit terisak.
Chang Min menahan nafasnya. Ia tidak menyangka Nyonya Kim memiliki kenangan buruk yang membuat Jun Su dan dirinya sendiri menderita selama ini. Jun Su tidak pernah mengatakan apa pun soal ini.
“Jika Jun Su menyukaimu, aku tidak berhak untuk melarangnya.” Nyonya Kim sudah terlihat jauh lebih tenang. Ia menghapus air matanya dan menatap Chang Min dengan senyum, “Tolong buat anakku bahagia.”
Untuk sesaat, permintaan Jun Ho yang sama itu kembali terngiang, membuatnya tersenyum tipis, setidaknya ia tahu betapa keluarga ini menyayangi kekasihnya itu.
Chang Min menatap mata Nyonya Kim dengan tulus, “Aku pasti akan membuatnya bahagia. Aku janji.”