Tokyo
‘Dia datang lagi.’ Tanpa sadar, Jun Su sudah tersenyum melihat anak tinggi itu memasuki perpustakaan. Sudah belakangan ini ia tidak pernah tidak melihat Chang Min berada di sana. Yang Jun Su tidak tahu adalah; Chang Min sengaja untuk datang ke perpustakaan saat giliran shiftnya.
Chang Min tersenyum lebar pada Jun Su. Ia segera meletakkan buku yang dipinjamnya di atas meja dan menyodorkan kartu pelajarnya, “Aku ingin mengembalikan ini.”
Jun Su meraih kartu itu dan segera mengetikkan sesuatu pada keyboard, namun tanggal lahir Chang Min membuat matanya melebar. Ia segera mendongak dan menatap Chang Min dengan tatapan kagetnya, “Apa ini tidak salah? Kau dua tahun lebih muda dariku?”
Chang Min tersenyum bangga dan mengangguk, “Aku mengikuti program akselerasi saat SMP dan SMA.”
“Wah,” Jun Su tidak menahan ekspresi kagumnya pada Chang Min. Anak itu ternyata benar-benar jenius dan pekerja keras.
Chang Min hanya tertawa kecil melihat Jun Su yang sedikit ternganga. Ia beruntung kulit kecoklatan Chang Min menyamarkan semburat merah di pipinya.
“Oh ya, akan ada pesta besar hari minggu besok. Kami ingin merayakan ulang tahun James. Ikutlah kalau mau.” Chang Min berusaha berbicara sesantai mungkin, tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama.
Hamufield
Tidak terasa sudah sebulan sejak Jun Su kembali bernyanyi dengan anggota paduan suara yang lain. Jun Su tidak bisa menahan senyumnya melihat orang-orang yang ramai di balai kota. Berbagai macam stand sudah sibuk meramaikan festival tahunan itu.
“Kau di sini ternyata.” Yoo Chun menghela nafasnya. “Ayo sebentar lagi kita tampil.” Yoo Chun segera menyeret Jun Su ke belakang panggung.
Tokyo
Chang Min mengubah posisi tidurnya ke kanan dan ke kiri, namun ia tetap tidak bisa membuat dirinya terlelap.
Chang Min melirik jam di mejanya dan menghela nafas. Apa yang dilakukan Jun Su malam-malam begini? Chang Min menyambar ponsel di meja itu dan mencari-cari nama Jun Su di sana.
Tidak ada. Chang Min baru menyadari bahwa ia tidak memiliki kontak Jun Su. Chang Min menggaruk kepalanya dengan kesal dan mengerang.
Ia tidak mengerti apa yang membuatnya begitu ingin menghubungi Jun Su. Mungkin itu karena rasa penasaranya dengan Jun Su... entahlah...
Hamufield
Suara tepuk tangan yang meriah segera terdengar setelah paduan suara itu berhenti bernyanyi. Melihat orang-orang yang bertepuk tangan dan bersorak senang, Jun Su tersenyum puas. Sudah lama sekali ia tidak merasakan itu.
Jun Su segera mengikuti Yoo Chun dan yang lainnya untuk kembali turun panggung. Maya sudah terlihat sangat senang dan tidak henti-hentinya memuji penampilan mereka.
“Jun Su!” Maya melambaikan tangannya pada Jun Su, menyuruhnya untuk datang mendekat.
“Ada yang ingin kubicarakan padamu.” Maya tersenyum lebar sambil membawanya ke arah Teddy. “Aku dan Teddy sudah lama membuat grup musikal dan kami memiliki cukup personil untuk proyek pertama kami.” Maya memulai dengan semangat. “Hanya ada satu hal yang kurang, yaitu pemeran utama laki-laki. Kami sudah berdiskusi banyak, dan kami pikir kau sangat cocok untuk menjadi pemeran utama.”
Jun Su membulatkan matanya, “Aku? Aku belum pernah ikut musikal sebelumnya.”
“Itu tidak masalah. Sebagian besar dari tim belum pernah ikut musikal sebelumnya.” kali ini Teddy angkat bicara. “Lagi pula, latihan akan dimulai dari nol.”