Tokyo
Chang Min mengerjakan tugas-tugasnya dengan cepat meskipun konsentrasinya sedang terbelah. Berulang kali, matanya menjelajahi seluruh isi perpustakaan yang terlihat cukup ramai itu, mencoba mencari sosok Jun Su.
Anak berkacamata yang berjalan menunduk sembari mendorong troli buku itu berjalan ke arah rak buku di belakang. Ia bahkan tidak menyadari Chang Min yang sedang menatapnya tanpa bisa menyembunyikan senyum lebarnya. Matanya berkilat senang. Dengan cepat, Chang Min membereskan tugas-tugasnya yang belum selesai itu.
Chang Min meninggalkan tas mahalnya di meja dan segera meninggalkan tempatnya untuk mencari Jun Su di antara barisan rak-rak buku raksasa yang membuat bagian belakang perpustakaan itu menjadi barisan lorong panjang.
Senyum lebar Chang Min kembali muncul saat ia berhasil menemukan sosok Jun Su yang terlihat fokus membaca label buku yang dibawanya. Dari tempatnya berdiri, Chang Min bisa memandang pipi chubby Jun Su di balik kacamata tebalnya yang membuat anak itu terlihat seperti anak kecil yang polos. Chang Min memutuskan untuk diam di tempatnya, menikmati wajah manis itu sembari menyenderkan sebelah lengannya pada rak buku.
Bahkan setelah cukup lama berada di situ, Jun Su tidak menyadari keberadaan Chang Min sama sekali. Chang Min tertawa kecil melihat Jun Su yang kesusahan meletakkan buku di rak tinggi itu. Postur tubuh si tukang tidur yang terlihat mini itu membuat Chang Min menggigit ujung ibu jarinya dengan gemas.
Jun Su berdesis kesal dengan dahi yang berkerut. Ia sudah berdiri dengan jari-jari kakinya, sementara lengannya terus berusaha meraih rak buku di hadapannya. Ia benar-benar berharap Kenichi segera kembali bekerja, atau setidaknya tangga untuk menaiki rak buku itu segera ketemu.
Tidak juga berhasil meraih rak buku itu, Jun Su berusaha melompat kecil sembari mencoba keberuntungan untuk menyisipkan buku di tangannya ke sana.
“Kalau kau terus ceroboh seperti ini kau akan benar-benar kejatuhan buku.”
Jun Su mendongak kaget pada suara datar yang dikenalnya, sementara laki-laki tinggi di hadapannya sudah mengambil buku di tangannya dan memasukkannya ke rak dengan mudah.
Murid populer itu kembali menatapnya, kali ini dengan senyum yang membuatnya tercengang.
Jun Su terus memandangi Chang Min yang membantunya meletakkan buku-buku itu di rak yang gagal dijangkaunya. Chang Min mengingatkannya pada Kenichi.
“Aku sering berada di sini untuk mengerjakan tugas. Kau bisa memanggilku untuk membantumu dengan ini lain kali.” Chang Min meletakkan buku terakhir di troli.
Jun Su tersenyum dan bersuara pelan, “Terimakasih.”
Chang Min berdeham, berusaha menahan senyumnya hanya karena suara kecil itu. “Ada lagi yang bisa kubantu?”
Jun Su menatap Chang Min yang fokus dengan bukunya, membuatnya terlihat seperti jenius, sesuai dengan kenyataannya. Untuk beberapa saat, Jun Su hanya berdiri di depan meja Chang Min, merasa tidak enak untuk mengganggu konsentrasi teman sekelasnya itu.
“Chang Min,” Jun Su menggumam kecil, dan seketika, konsentrasi Chang Min pada bacaannya buyar. Pandangan mereka segera bertemu. “Aku hanya ingin pamit.”
“Oh,” dengan cepat, Chang Min bangkit dari tempat duduknya dan mulai membereskan kembali barang-barangnya, “tunggu, aku juga.”
Beberapa menit kemudian, mereka sudah berada di basement.
“Mau kuantar pulang? Di mana rumahmu?” Chang Min menawarkan, kali ini dengan nada tulus yang menyenangkan.
Jun Su tersenyum dan menggeleng, “Tidak perlu, terimakasih. Terimakasih juga sudah membantuku hari ini.”
Chang Min harus menahan rasa senang yang membuatnya ingin melompat. Ia hanya menangguk kecil dan tersenyum tanpa berani menatap wajah lawan bicaranya.
“Sampai jumpa besok.” Jun Su berpamitan melihat mobil Chang Min terparkir tidak jauh dari mereka.
“Jun Su,” Chang Min berkata cepat saat sesuatu terlintas di kepalanya, “kapan saja shiftmu di perpustakaan?”