Loading...
Logo TinLit
Read Story - Hamufield
MENU
About Us  

 

Chang Min menatap heran si tukang tidur itu. Sekarang ia mulai menimbang-nimbang apakah ia akan memanggilnya si tukang tidur atau si tukang melamun. Tanpa sadar, ia sudah tersenyum tipis dengan pikirannya sendiri.

 

 

Jun Su menatap kosong pohon di luar kelas. Angin yang masuk dari jendela besar itu membuatnya nyaman. Pemandangan alam yang tenang selalu membuatnya senang. Itu seperti berada di Hamufield.

 

 

Hari sudah gelap saat Chang Min menyadari sesuatu: ia adalah satu-satunya murid yang masih membaca di perpustakaan itu. Chang Min menguap dan merenggangkan otot-ototnya.

Ini menyebalkan. Belum ada sebulan sejak dunianya sebagai mahasiswa dimulai, tetapi ia sudah terkurung dalam tembok buku. Itu salahnya, karena selama ini yang ia lakukan adalah berpesta dan hangout dengan teman-teman barunya. Tapi itu bukan sesuatu yang disesali Chang Min. Itu pilihannya. Selama ia bisa mengirimkan nilai-nilai bagus, ia bisa melanjutkan kehidupan bebasnya di Jepang.

Chang Min melirik catatan tugasnya, ia sudah mengerjakan hampir seluruhnya. Jauh lebih cepat dari prediksinya. Senyum lebar Chang Min segera mengembang, ini berarti ia bisa berpesta tanpa henti selama tiga hari setelah ia menyelesaikan semua tugasnya besok.

Chang Min segera meraih ponselnya dan jemari panjang itu bergerak lincah, ‘Perhatian semuanya! Pesta di apartment-ku; Jumat, Sabtu, Minggu non-stop! Bawa teman-teman kalian.’

Segera setelah undangannya ia kirim ke group chat teman-teman gilanya, pesan singkat balasan datang bertubi-tubi, membuatnya tertawa pelan.

 

 

Gedung universitasnya masih terang benderang meskipun hampir tidak ada orang di sana. Jun Su melirik jam di tangannya; waktu hampir menunjukkan pukul sepuluh malam. Jun Su menghela nafas tanpa suara. Hari-hari perkuliahan sangat melelahkan; ia harus rela mengurangi waktunya di Hamufield demi belajar dan mempertahankan beasiswanya, belum lagi tugas-tugas yang harus ia kerjakan disela-sela pekerjaan paruh waktunya.

Pemuda yang selalu berjalan dengan wajah tertunduk itu mempercepat langkahnya. Ia ingin segera sampai di apartment kecilnya dan tidur. Bukan karena mengantuk, tapi ia sudah merindukan Jae Joong dan teman-temannya di Hamufield. Dan pikiran itu datang lagi: ‘Apakah Hamufield benar-benar nyata? Apakah semua itu hanya mimpi?’

Jun Su segera mengangkat wajahnya dan menggeleng pelan, berusaha menghilangkan pikiran-pikiran itu. Ia tidak peduli. Ia senang berada di sana. ‘Ya. Itu sudah cukup.’ Jun Su kembali berusaha meyakinkan dirinya sendiri.

Jun Su baru akan kembali berjalan ketika matanya menangkap mobil audi silver yang terparkir rapi di basement itu. Rencananya untuk segera pulang sudah terlupakan; ia justru berdiri diam di sana, matanya sudah menjelajahi setiap detail bagian depan mobil mewah itu. Dari kecil Jun Su sudah menyukai mobil. Satu-satunya benda di dunia yang ia sukai.

Jun Su terlalu fokus pada mobil di hadapannya untuk dapat menyadari seringai seseorang di belakangnya.

 

 

Chang Min berhenti berjalan begitu melihat seseorang berdiri di depan mobilnya dan mematung di sana. Ia kembali mengeluarkan senyum yang membuatnya terlihat jahat. ‘Si tukang tidur?’

“Kau tertarik?” suara Chang Min terdengar keras di basement sepi itu. Tanpa berpikir dua kali, ia sudah berbicara dengan bahasa Korea, cukup yakin bahwa lawan bicaranya ini juga berkewarganegaraan Korea Selatan.

Jun Su tersentak dan menoleh ke arah Chang Min dengan mata polosnya. Melihat wajah datar yang menatap langsung ke matanya, senyum Chang Min perlahan pudar, seiring dengan tatapan tajamnya yang berubah menjadi tatapan lembut. Chang Min tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya, tetapi ia mengagumi tatapan polos itu. Berhadapan langsung dengan seeorang yang diam-diam selalu diamatinya dari bangku tempatnya duduk di kelas itu membuat Chang Min mematung, menikmati wajah polos itu seperti melihat savana.

Menyadari tingkah laku dan pikirannya yang aneh, Chang Min segera berdeham dan melipat kedua tangannya di dada. Ia kembali memandang lurus pada si tukang tidur itu, diam-diam mengumpat pada dirinya sendiri dan berusaha menutupi rasa malu yang tiba-tiba melandanya.

“Itu mobilku. Kau bisa melihat-lihat isinya kalau kau mau.” Chang Min berkata dengan nada yang membuatnya terdengar sombong. Sial. Chang Min tidak bermaksud sombong. Sungguh!

Jun Su tersenyum dengan menganggat sebelah sudut bibirnya. Ekspresi pertama yang dilihat Chang Min. Chang Min tidak tahu kenapa ia merasa begitu kesal dan kecewa dengan wajah itu.

Tanpa mengatakan apa pun, si tukang tidur itu berpaling dan mulai berjalan pergi.

“Aku bisa mengantarmu pulang kalau kau mau.” Chang Min bersumpah ia tidak tahu apa yang ada di pikirannya.

Jun Su tidak berbalik. Ia hanya memutar bola matanya dan berjalan menjauh.

Dengan kesal, Chang Min segera masuk ke mobilnya dan memukul setir mobilnya. ‘Shim Chang Min! Bodoh!’ Chang Min menggeram dan mengumpat pada dirinya sendiri.

 

 

Jun Su melangkahkan kakinya dengan cepat. Wajahnya terlihat cemberut tanpa ia sadari. Tidak di Seoul, tidak di Tokyo, ia tidak dapat memahami orang-orang di sekelilingnya. Jun Su menghembuskan nafasnya dan memandang langit malam tanpa bintang; ia merindukan Hamufield.

 

 

Chang Min melajukan mobilnya dengan cepat. Mata tajamnya menatap marah jalanan di hadapannya dengan kening yang berkerut.

‘Ada apa denganmu, Shim Chang Min?’ Chang Min berusaha mengatur emosinya. Ia tidak mengerti kenapa ia harus marah pada dirinya sendiri hanya karena si tukang tidur. Ia tidak mengerti apa yang terjadi pada dirinya sendiri akhir-akhir ini.

Mengingat ia selalu mengamati si tukang tidur di kelas membuatnya menggeleng pada dirinya sendiri, tetapi ia juga tidak bisa mencegah memorinya akan wajah yang selalu terpapar sinar matahari pagi itu untuk datang memeuhi kepalanya.

 

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Dibawah Langit Senja
1640      954     6     
Romance
Senja memang seenaknya pergi meninggalkan langit. Tapi kadang senja lupa, bahwa masih ada malam dengan bintang dan bulannya yang bisa memberi ketenangan dan keindahan pada langit. Begitu pula kau, yang seenaknya pergi seolah bisa merubah segalanya, padahal masih ada orang lain yang bisa melakukannya lebih darimu. Hari ini, kisahku akan dimulai.
A Man behind the Whistle
1506      670     2     
Action
Apa harga yang harus kau tukarkan untuk sebuah kebenaran? Bagi Hans, kepercayaan merupakan satu-satunya jalan untuk menemukannya. Broadway telah mendidiknya menjadi the great shadow executant, tentu dengan nyanyian merdu nan membisik dari para Whistles. Organisasi sekaligus keluarga yang harus Hans habisi. Ia akan menghentak masa lalu, ia akan menemukan jati dirinya!
Meteor Lyrid
556      388     1     
Romance
Hujan turun begitu derasnya malam itu. Dengan sisa debu angkasa malam, orang mungkin merasa takjub melihat indahnya meteor yang menari diatas sana. Terang namun samar karna jaraknya. Tapi bagiku, menemukanmu, seperti mencari meteor dalam konstelasi yang tak nyata.
The Boy
1892      739     3     
Romance
Fikri datang sebagai mahasiswa ke perguruan tinggi ternama. Mendapatkan beasiswa yang tiba-tiba saja dari pihak PTS tersebut. Merasa curiga tapi di lain sisi, PTS itu adalah tempat dimana ia bisa menemukan seseorang yang menghadirkan dirinya. Seorang ayah yang begitu jauh bagai bintang di langit.
Eagle Dust
403      291     0     
Action
Saat usiaku tujuh tahun, aku kehilangan penglihatan karena ulah dua pria yang memperkosa mom. Di usia sebelas tahun, aku kehilangan mom yang hingga sekarang tak kuketahui sebabnya mengapa. Sejak itu, seorang pria berwibawa yang kupanggil Tn. Van Yallen datang dan membantuku menemukan kekuatan yang membuat tiga panca inderaku menajam melebihi batas normal. Aku Eleanor Pohl atau yang sering mereka...
Aditya
1434      648     5     
Romance
Matahari yang tak ternilai. Begitulah Aditya Anarghya mengartikan namanya dan mengenalkannya pada Ayunda Wulandari, Rembulan yang Cantik. Saking tak ternilainya sampai Ayunda ingin sekali menghempaskan Aditya si kerdus itu. Tapi berbagai alasan menguatkan niat Aditya untuk berada di samping Ayunda. "Bulan memantulkan cahaya dari matahari, jadi kalau matahari ngga ada bulan ngga akan bersi...
Rain, Coffee, and You
543      382     3     
Short Story
“Kakak sih enak, sudah dewasa, bebas mau melakukan apa saja.” Benarkah? Alih-alih merasa bebas, Karina Juniar justru merasa dikenalkan pada tanggung jawab atas segala tindakannya. Ia juga mulai memikirkan masalah-masalah yang dulunya hanya diketahui para orangtua. Dan ketika semuanya terasa berat ia pikul sendiri, hal terkecil yang ia inginkan hanyalah seseorang yang hadir dan menanyaka...
Seseorang Bernama Bintang Itu
536      376     5     
Short Story
Ketika cinta tak melulu berbicara tentang sepasang manusia, akankah ada rasa yang disesalkan?
Jalan Tuhan
548      387     3     
Short Story
Percayalah kalau Tuhan selalu memberi jalan terbaik untuk kita jejaki. Aku Fiona Darmawan, biasa dipanggil fia, mahasiswi kedokteran di salah satu universitas terkemuka. Dan dia, lelaki tampan dengan tubuh tinggi dan atletis adalah Ray, pacar yang terkadang menjengkelkan, dia selalu menyuruhku untuk menonton dirinya bermain futsal padahal dia tahu, aku sangat tidak suka menonton sepak bola ata...
The Boy Between the Pages
1546      929     0     
Romance
Aruna Kanissa, mahasiswi pemalu jurusan pendidikan Bahasa Inggris, tak pernah benar-benar ingin menjadi guru. Mimpinya adalah menulis buku anak-anak. Dunia nyatanya membosankan, kecuali saat ia berada di perpustakaantempat di mana ia pertama kali jatuh cinta, lewat surat-surat rahasia yang ia temukan tersembunyi dalam buku Anne of Green Gables. Tapi sang penulis surat menghilang begitu saja, meni...