"Hai sepupunya Sora. Lo udah tau kan kalo untuk hari ini Sora nitipin lo ke gue? Jadi selama Sora gak ada, lo bakal sama gue. Daripada lo gabut di apartemen terus, mending gue ajak jalan aja, gimana?"
Mata Seungwoo sejak tadi terus terfokus pada Yohan dan sedetik kemudian ia mengangguk perlahan, karena Sora sudah memberitahunya jika Yoham akan menemaninya selama Sora pulang ke rumahnya. Ia sadar ia butuh teman selama tidak ada Sora, dan kedatangan Yohan yang sangat bersahabat membuatnya senang, tidak seperti kakak Sora yang memang terlihat tidak menyukai keberadaannya.
"Wih, lo paham sama omongan gue? Eh bentar, umur lo berapa sih? Kalo diliat dari wajah kayaknya lo lebih tua dari gue, tapi tingkah laku loㅡah lo kan spesial. Kalo gitu gue panggil bang Woo aja ya? Biar keliatan sopan gitu."
Seungwoo tersenyum sambil memperlihatkan kedua matanya yang tinggal segaris, membuat Yohan ikut tersenyum karena senyuman manis lelaki polos di hadapannya ini menular kepadanya. Awalnya ia merasa enggan ketika Sora menyuruhnya menjaga Seungwoo selama temannya itu menghadap papanya, namun setelah Seungwoo tersenyum seperti itu kepadanya, Yohan menjadi luluh begitu saja.
"Oh iya, kita belum kenalan. Nama gue Yohan. Kim Yohan. Bang Woo bisa ngucapin nama gue gak? Yoㅡhan. Coba tiruin bang, entar kalo berhasil gue beliin es krim."
Yohan penasaran karena ingin tahu apakah Seungwoo ini benar-benar tidak bisa berbicara seperti tempo hari atau tidak. Jadi ia memancing Seungwoo untuk mengucapkan namanya sambil ia beri penekanan agar lelaki di hadapannya ini paham.
"Ooooo... aaaa..."
Seungwoo membuka mulutnya dan mengeluarkan suara sambil membentuk mulutnya seperti ingin mengatakan huruf o, lalu kemudian ia membentuk mulutnya seperti ingin mengatakan huruf a sambil membukanya lebar-lebar. Yohan hanya bisa bengong, ternyata Seungwoo memang tidak bisa berbicara.
'Kayaknya gue bakal dibuat pusing sama dia seharian nanti.'
"Ah bodo amat. Yaudah mending kita pergi jalan aja sekarang. Kalo bang Woo pengen makan sesuatu, bilang gue aja ya? Gak usah sungkan.
'Untung aja gue berhasil nyolong black card-nya bang Uyon. Maafkan mahasiswa sekaligus sepupu laknatmu ini bang.'
💦
"Kita jalan-jalan keliling kota, habis itu istirahat di taman sambil makan es krim. Gimana?"
"Uhmmmm..."
Seungwoo hanya mengangguk dengan cepat ke arah Yohan. Suasana hati Seungwoo sedang bagus karena ia bisa mengetahui dunia luar, bahkan ia merasa seperti melihat pemandangan surga karena dunia manusia menurutnya sangat indah dan modern.
Seungwoo ingin mengetahui banyak hal, tetapi ia tidak tahu bagaimana cara mengungkapkan keinginanya pada Sora. Kebetulan sekali hari ini ia berjalan-jalan dengan Yohan, dan kesempatan ini akan ia gunakan dengan sebaik-baiknya agar ia bisa beradaptasi di dunia manusia.
Yohan hanya tersenyum lalu menggandeng Seungwoo, untuk mengajak lelaki itu berjalan-jalan mengelilingi kota dengan bus. Lalu setelah itu mereka akan turun di taman kota untuk bersantai sekaligus membelikan Seungwoo es krim seperti janjinya tadi.
Seungwoo membuka mulutnya lebar-lebar sambil kedua tangan dan wajahnya menempel pada kaca bus tempat ia duduk, seakan terhipnotis dengan pemandangan kota yang tertangkap oleh indera penglihatannya.
Suara khas bayinya tak luput keluar dari bibirnya, membuat Yohan yang duduk di sampingnya hanya bisa menutup wajahnya dengan topi yang dibawanya, malu dengan para penumpang yang menoleh ke arah mereka. Keduanya duduk pada bangku kedua dari belakang, sehingga saat ini ada banyak pasang mata yang sedang menatap aneh ke arah mereka berdua.
"Bang Woo, jangan bikin gue malu. Bisa diem kagak sih? Gue malu anjir!"
Yohan berusaha menarik Seungwoo agar berhenti memandangi pemandangan kota dari kaca bus, namun Seungwoo sama sekali tak mengindahkan perkataan Yohan.
"Ooo aaa, uuuu... aaaa... uuuaaaa!!!"
Yohan pasrah. Ia terus menundukkan wajahnya juga topinya dan memutuskan untuk segera turun dari bus di pemberhentian selanjutnya. Ia putuskan untuk berjalan kaki saja, baru pulangnya nanti ia akan memanggil taksi. Ia benar-benar malu dan bingung karena ini adalah pengalaman pertamanya menghadapi seseorang seperti Seungwoo.
Yohan segera menarik dan menggandeng tangan Seungwoo begitu bus berhenti di pemberhentian selanjutnya. Seungwoo terlihat bingung karena tangannya tiba-tiba ditarik, namun ia hanya bisa mengikuti Yohan dan tersenyum manis kepada para penumpang yang sejak tadi memerhatikan mereka.
Yohan menghela napas kasar begitu mereka sudah turun dari bus. Seungwoo mengedipkan matanya beberapa kali, lalu setelah itu ia memegang pundak Yohan seakan ingin bertanya 'ada apa' pada Yohan yang terlihat kesal.
"Please bang, jangan bikin gue malu. Oke, gue emang gak ngerti gimana cara ngehadapin bang Woo yang spesial ini, tapi..."
Yohan sedikit menengadahkan kepalanya ke atas, guna untuk melihat raut wajah sedih Seungwoo yang saat ini tengah mengusap-usap punggungnya. Yohan bingung, lalu ia menyadari jika sebenarnya Seungwoo sama saja seperti orang normal lainnya, hanya sedikit spesial dengan segala kelebihannya itu. Begitu kira-kira isi pikiran Yohan setelah Seungwoo mengusap punggungnya dengan lembut.
"Maafin gue bang. Kita jalan ke taman aja ya? Nanti gue beliin es krim."
"Uhmmmm..."
Seungwoo tersenyum lalu tangannya menunjuk ke arah jalan, seakan ingin memberitahu Yohan untuk segera mengajaknya berjalan-jalan lagi. Yohan hanya mengangguk dan menggandeng Seungwoo untuk berjalan menuju taman.
Selama berjalan kaki menuju taman, Seungwoo tetap tak henti-hentinya mengeluarkan suara-suara anehnya sambil matanya menatap ke arah kiri dan kanan, membuat Yohan pusing karena beberapa kali Seungwoo hendak kabur karena terlihat penasaran dengan sesuatu.
Untuk membuat Seungwoo tetap tenang, pada akhirnya Yohan membelikan Seungwoo permen kapas di pinggir jalan. Dan benar saja, Seungwoo bahkan hanya menurut ketika digandeng oleh Yohan karena ia terlalu fokus memakan permen kapasnya itu untuk pertama kali dalam hidupnya.
Sampai ketika mereka berhenti di pinggir jalan karena menunggu lampu berubah menjadi merah agar mereka bisa menyeberang jalan, Seungwoo dengan polosnya malah menarik tangan Yohan agar segera menyeberang meskipun lampu masih berwarna hijau.
Disitulah emosi Yohan kembali naik karena hampir saja Seungwoo diserempet oleh mobil jika saja Yohan tidak segera menarik tangan Seungwoo ke belakang. Ia tidak menyangka jika Seungwoo sama sekali tidak paham dengan hal-hal kecil di sekitarnya.
"Bang! Gila lo?! Kalo lo tadi ketabrak gimana hah? Bisa dimutilasi sama Sora gue! Anjir lah! Lo udah dewasa bang! Lo bukan anak kecil lagi, masa hal kayak gini aja lo gak tau?! Dasar idiot!"
Yohan segera memukul bibirnya sendiri setelah ia meneriaki Seungwoo dan mengatakan jika Seungwoo adalah seorang idiot. Ada banyak pasang mata yang melihat mereka berdua saat ini, dan Yohan memilih untuk menarik Seungwoo dan segera membawanya ke taman, sekaligus untuk meminta maaf karena telah mengatakan hal yang tidak seharusnya pada Seungwoo.
Tak lupa ia menelepon Sora untuk menanyakan kapan temannya itu akan pulang, karena Yohan terlalu lelah untuk menghadapi Seungwoo saat ini. Tentunya ia tidak bilang jika Seungwoo hampir tertabrak, bisa-bisa Sora tidak jadi mentraktirnya.
"Ooo aaa?"
Hanya kata itu yang keluar dari bibir Seungwoo ketika mereka berdua sudah duduk di bangku taman. Yohan masih menunduk sambil meremas ujung bajunya, lalu setelah itu ia berlalu untuk membelikan es krim pada Seungwoo sebagai permintaan maaf.
Seungwoo berlari mengikuti Yohan, ia hanya takut jika ditinggal oleh Yohan karena kesalahannya tadi. Namun ternyata pikirannya salah, Yohan ternyata hanya pergi ke kedai es krim, dan hal itu membuat Seungwoo tersenyum.
Bruk!
Seungwoo terjatuh karena tidak sengaja ditabrak oleh pejalan kaki dari belakang, dan telapak tangannya terlihat berdarah karena mengenai sesuatu seperti pecahan kaca. Yohan yang memang menyadari keberadaan Seungwoo, segera meninggalkan es krim yang dipesannya dan bergegas menolong Seungwoo.
"Bang, telapak tangan lo kegores. Es krimnya nanti aja ya, kita ke apotek dulu buat ngobatin tangan lo."
Seungwoo menggeleng dan berusaha menahan Yohan agar tidak usah mengobati lukanya, namun Yohan tidak memedulikan Seungwoo dan segera menarik tangan lelaki itu untuk pergi ke apotek terdekat.
Betapa terkejutnya Yohan ketika ia hendak mengobati Seungwoo setelah membeli obat luka dan perban di apotek, karena ada keanehan yang terjadi pada lelaki spesial yang tengah menundukkan kepalanya ini. Belum sempat ia bertanya, tiba-tiba saja Seungwoo berteriak kesakitan sambil memegangi dadanya.
Yohan panik, dan hal pertama yang dilakukannya adalah menelepon Sora. Yohan berusaha menenangkan Seungwoo, namun lelaki itu terus berteriak kesakitan, hingga kembali mengundang atensi orang-orang yang lewat. Tanpa pikir panjang, Yohan menelepon Seungyoun, dan meminta bantuan untuk menjemput mereka karena ia takut menelepon rumah sakit setelah hal ganjil yang dilihatnya tadi.
💦
"Seungwoo?"
Seungwoo yang sedang tidur tengkurap di atas matras itu langsung terbangun dan terlihat kegirangan ketika melihat Sora yang sudah pulang. Segera lelaki itu berdiri dan memeluk Sora dengan erat, membuat jantung Sora kembali berdegub dengan kencang.
"Kamu gak apa-apa? Tadi Yohan bilang kalau dada kamu sakit. Sekarang masih sakit hmm?"
Seungwoo melepaskan pelukannya dan menggeleng dengan cepat seperti anak kecil. Tak lupa bibirnya juga mengerucut lucu, membuat Sora hampir kehilangan kewarasannya.
Karena tidak ingin terlihat salah tingkah, Sora menoleh ke arah Yohan yang sedang tidur di atas ranjang miliknya, lalu menarik paksa kaos yang dikenakan Yohan hingga membuat tubuh temannya itu limbung dan jatuh di atas matras yang digunakan Seungwoo tidur tadi.
"Goblog, sakit woy!"
Yohan berteriak kepada Sora sambil mengusap pantatnya. Seungwoo yang terkejut mendengar teriakan Yohan, dengan polosnya ikut mengusap-usap pantat Yohan, membuat Yohan hanya bisa meringis melihat tingkah polos Seungwoo. Dengan malas Yohan memilih untuk bangun dan duduk manis sambil memandang kesal kepada Sora yang telah mengganggu tidur nyenyaknya.
"Banguninnya gak usah bar-bar kayak gitu dong! Dikira badan gue karung beras apa?!"
"Enak ya lo tidur di ranjang gue! Lo pasti ngiler di ranjang gue ya? Ngaku lo?!"
"Apaan sih, orang gue cuma tidur biasa. Kagak bakal dah gue ngiler di ranjang mahal lo ini, Kanjeng Gusti Sora. Lagian lo lama banget gue tunggu dari tadi gak balik-balik. Ya udah gue ngebo dulu."
"Tadi kata lo dada Seungwoo sakit? Tapi sekarang gue liat dia baik-baik aja tuh."
"Ya kan tadi Bambang! Lo lama sih baliknya. Di jalan tadi dia tiba-tiba aja teriak kesakitan sambil megangin dadanya. Jelas gue panik dong, gue kira dia kena serangan jantungㅡ"
"Sembarangan lo kalo ngomong!"
Sora menampar bibir Yohan dengan menggunakan tas kecilnya, membuat Yohan hanya bisa pasrah karena selalu tertindas dan mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari teman sekaligus sahabatnya itu. Yohan mengusap bibirnya sekilas, lalu tersenyum paksa ke arah Seungwoo yang sedari tadi terus menatapnya dengan mata sayunya.
"Mau gue lanjutin kagak ceritanya? Tapi ogah kalo lo bar-bar kayak gini."
"Iya udah, terus habis itu gimana? Seungwoo pingsan?"
"Gak sih, gak sampe pingsan. Dia cuma teriak kesakitan kayak cuma beberapa detik doang, abis itu dia balik kayak semula, kayak gak ada apa-apa. Gue cuma bisa cengo liat sepupu lo ini. Aneh bener. Terus... oh iya ada satu lagiㅡ"
Perkataan Yohan tiba-tiba saja terpotong karena lelaki itu tampak berpikir sambil mengacungkan tangannya di udara, berusaha mengingat keanehan Seungwoo selama pergi bersamanya.
"Oh iya!!!"
"Bangsat!"
Sora tidak sengaja mengumpat karena terkejut setengah mati oleh teriakan Yohan yang tepat di telinganya itu. Sembari mengelus dadanya sendiri, ia berusaha menetralkan rasa kagetnya sambil menunggu Yohan untuk angkat bicara.
"Sorry, bang Woo sempet luput dari pengawasan waktu gue beliin dia es krim. Ada yang gak sengaja nabrak dia sampe jatuh. Tangannya berdarah sedikit karena kegores pecahan kaca yang gak tau darimana asalnya. Gue panik dan ngajak dia ke apotek terdekat buat ngobatin luka dia, tapi pas gue mau ngobatin luka dia..."
"Gak usah ngegantung cerita, Yohan!"
"Lukanya gak ada. Hilang. Bekas goresannya juga gak ada. Padahal tadi gue bisa liat dengan jelas ada luka goresan di telapak tangannya."
Sora membulatkan matanya dan menatap ke arah Seungwoo yang saat ini memilih asyik mengobrak-abrik barang milik Sora yang baru dibawanya dari rumah, seakan ingin menghindari tatapan Sora karena takut jika identitasnya terbongkar.
'Kok creepy?'
"Ahahahahahahaha. Cerita lo gak lucu sumpah. Udah ah, lupain aja, yang penting Seungwoo baik-baik aja. Oh iya, gue bakal traktir lo besok, mumpung Senin kita gak ada kelas."
💦