Read More >>"> Ponsel Pintar
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Ponsel Pintar
MENU
About Us  

Bersama Febri, gue pergi ke salah satu pusat perbelanjaan elektronik di Merdeka, Bandung. Kami berangkat menggunakan dua motor. Butuh waktu lima belas menit dari kampus, kami akhirnya sampai di tempat tujuan.

            Tempatnya cukup besar dengan barang-barang elektronik yang dijual relatif murah. Febri bilang kalau tempat ini cocok buat gue. Kemudian kami mulai menjelajah tempat ini dengan seksama. Sampai di salah satu toko, akhirnya gue menemukan ponsel yang gue inginkan. Ponsel tipe C6 dengan kualitas yang sesuai kebutuhan gue.

            “Tipe C6 satu buah. Silahkan Mas melakukan transaksi pembayaran di kasir depan. Saya akan mengatur ulang sebentar aplikasi untuk ponsel Mas. Terima kasih.” Penjaga toko menyerahkan struk pembelian kepada gue sambil tersenyum ramah.

            Gue menuju kasir bersama Febri untuk melakukan transaksi pembayaran. Setelah itu, mbak kasir menyerahkan bungkusan plastik berisi kotak ponsel pintar yang sudah gue beli. Gue senang akhirnya gue punya ponsel pintar juga. Kemudian, gue memutuskan untuk pulang.

            “Lu yakin mau langsung pulang?” tanya Febri saat kami sudah sampai di parkiran motor.

            Gue jawab dengan bersemangat, “Yakinlah! Ponselnya ‘kan sudah gue dapat.”

            “Mending kita balik ke kampus dulu. Lagian langit mendung, sebentar lagi turun hujan,” kata Febri. Gue mengernyitkan dahi. Dia menambahkan sambil sedikit tertawa, “Sudah, ayo kita balik ke kampus.”

            Gue bingung dengan yang dia katakan. Tapi gue nggak mau terlalu menghiraukan. Maka kami pun kembali lagi ke kampus. Banyak teman gue yang langsung berkerumun ketika kami sampai. Mereka penasaran sama ponsel pintar yang baru gue beli.

            Surya tiba-tiba merebut bungkusan ponsel pintar yang baru gue beli. Lantas dia buka kotaknya. “Yo, mana ponselnya? Kok nggak ada?”

            Gue kaget. Masa ponsel yang baru gue beli nggak ada di kotaknya? Gue coba lihat isi kotaknya dan memang ponselnya nggak ada.

            “Ah, lu lagi nge-prank, kan? Ponselnya ada di bagian bawah kotak mungkin,” ucap Surya. Dia pun membuka bagian bawah kotak itu. Teman-teman gue yang lain juga ikut melihat. Tapi, setelah dibuka semuanya tercengang ketika melihat isi kotak.

            “Yo, nggak ada ponselnya. Isinya cuma kabel charge, earphone, sampai garansi. Lu sembunyikan di mana ponselnya?”

            Tentu saja gue kaget bukan main. Ponsel pintar yang baru gue beli mendadak hilang. Gue coba pastikan berulang-ulang isi kotaknya dan memang nggak ada. Gue cek saku celana sama jaket juga nggak ada, yang ada cuma ponsel jadul sama dompet. Masa ‘sih ponsel pintar gue dicuri orang?

            Saat gue lagi syok berat, juga teman-teman gue yang keheranan, tiba-tiba Febri tertawa lebar. Semua mata langsung tertuju padanya. “Yo, ponsel lu nggak hilang, masih ada di toko. Waktu di kasir tadi lu harusnya balik lagi ke toko buat ngambil ponselnya. Gue coba meyakinkan lu, tapi lu terlampau senang. Gue jadi nggak tega, makanya gue ngajak lu balik lagi ke kampus dulu.”

            Gue mengumpat. Teman-teman gue yang mendengar itu langsung tertawa. Gue malu sekali rasanya. Akhirnya gue memutuskan balik lagi ke toko tersebut, mengambil ponsel pintar gue yang tertinggal, meski hujan sudah turun dengan deras. Gue mengumpat lagi dengan keras. SIAL!

How do you feel about this chapter?

2 1 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
Similar Tags
PALSU
943      582     7     
Short Story
Fake! Kira-kira kayak apa sih kepalsuan yang aku hadapi? Ehh, salah deng! Bukan aku yang menghadapi, tapi dia. Hehe... Seorang kekasih yang tak sadar akan hal itu.
Hari di Mana Temanku Memupuk Dendam pada Teknologi
409      264     4     
Short Story
Belum juga setengah jam mendekam dalam kelas, temanku telah dijamin gagal ujian. Dan meskipun aku secara tak langsung turut andil dalam kemalangan nasibnya tersebut, kuberi tahu padamu, itu bukan salahku.
Cerita Si Jomlo
411      266     5     
Short Story
Kelamaan jomlo, membuat aku punya banyak cerita menarik tentang statusku itu. Salah satunya saat menghadiri acara resepsi pernikahan. Ingin tahu seperti apa cerita si jomlo ini? Yuk, baca....
Sahabat Sejati
423      285     1     
Short Story
Sahabat itu layaknya tangan dan mata. Saat tangan terluka mata menangis, saat mata menangis tangan mengusap. Saling melengkapi tanpa merasa tersaingi. Ini adalah kisah dua sahabat yang kocak habis. Mereka lengket macam perangko. Kadang romantis tapi tak jarang juga sadis. Kehadiran mereka berdua kadang membawa malapetaka yang berujung bahagia. Adalah Alyd dan Keken, sahabat sejati yang saling men...
Kentut Pembawa Petaka
316      195     1     
Short Story
Kentut bocah ini sangat berbahaya, nampaknya.
Motor yang tertukar
353      224     1     
Humor
memalukan memang.
Ucapan Terimakasih dari Toko Souvenir
312      187     1     
Short Story
Cerita nyata momen memalukan saat di toko souvenir
Topan yang Sopan
420      265     1     
Short Story
Beruntung, ketikaĀ insiden ituĀ hendak terjadi, aku berada cukup jauh dari Topan. Sialnya, ketikaĀ insiden ituĀ barusan terjadi, mendadak aku malu sendiri, hanya dengan melihat Topan mempermalukan dirinya sendiri.
TEKA-TEKI SILANG
412      257     3     
Short Story
Teka-teki silang atau TTS merupakan sebuah teka-teki dengan kotak-kotak vertikal dan horizontal, dimana orang dapat menerka-nerka jawabannya.
2 Akar 3 Faktorial!
297      191     0     
Short Story
Buat yang hobi matematika, jangan serius serius amat!. ngakak bareng yukk. karena angka kadang sering ngajak bercanda