Ana uhibbuka fillah
"Aku mencintai karena Allah"
Malam harinya....
20:30
Killa termenung dalam kamarnya. Memikirkan gejolak-gejolak aneh yang muncul melanda hatinya beberapa hari ini.
"Kenapa jadi seperti ini. Bukanya hati gue menjadi tenang, malah sekarang terombang-ambing dengan rasa aneh itu." pikirnya.
"Aku binggung ya Allah,apakah aku mencintainya? Ataukah ini hanya rasa sementara?. Lalu,... kenapa hati ini selalu berkhiyanat. Kenapa hati ini selalu berdegup kencang jikalau berdekatan dengannya?. Walaupun saat itu aku tau kalau aku sudah menjadi milik orang lain yaitu suamiku sendiri, hiks..."
Air mata killa kini tak bisa dibendung lagi. Dia menangis sejadi-jadinya meratapi nasip yang telah digariskan oleh tangan Tuhan.
"Hiks...hiks...." killa meremas bajunya tepat dibagian dadanya. Saat Merasakan sakit.
"Maafkan aku suamiku...hiks..."
"Maafkan aku yang telah menduakan cintamu"
Kini killa tak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya bisa menerima semua ini dengan ikhlas dan lapang dada. ia juga akan berusaha untuk mencintai suaminya sepenuh hati walaupun ia tak mengenal siapa suaminya itu.
Merasa lelah karena terlalu lama menangis killa memutuskan untuk beristirahan. Mengumpulkan tenaga buat besok pagi.
***
Sebuah ruangan persegi empat dengan dominan warna putih itu terlihat rapih dan simpel dengan pernak-perniknya. Seorang wanita tertidur dengan nyenyak-nya di pangkuan seorang laki-laki.
Wanita itu terlihat mengeliat didalam tidurnya saat sebuah tangan megelus pucuk kepalanya.
"emm...."
perlahan mata wanita itu terbuka. Terlihat sosok laki-laki tampan berada didekatnya. Walaupun saat itu nyawanya belum sepenuhnya terkumpul dan juga matanya belum sempurna untuk menangkap jelas objek didekatnya itu. Tapi, wanita itu yakin kalau laki-laki didekatnya itu sangat tampan.
"Sayang bangun" bukanya bangun killa malah memejamkan matanya lagi. Menikmati usapan lembut dikepalanya.
"Biarkan seperti ini. Ini sangat nyaman, seperti usapan mereka(orang tuanya)"ujar killa masih memejamkan matanya. Laki-laki iti terkekeh mendengar jawaban dari mulut killa.
Ya wanita itu adalah killa, mungkin killa kini tengah merinduhkan sosok abi dan uminya. Sudah 2 bulan lebih ia meninggalkan rumah. Jadi wajar saja kalau dirinya sekarang merindukan sebuah kehangatan dari keluargannya terlebih orang tuanya sediri.
"Sayang bangun,gak baik melewatkan waktu sarapan. Kamu gak kasihan sama sosok janin yang ada diperutmu?" seketika killa langsung membuka matanya. Ia Mengucek matanya supaya terlihat jelas saat menatap sosok laki-laki itu.
"Ma-s A-zzam?" ujar killa terkejut, lalu ia langsung bangun dari tidunya dan beringsut mundur menjauhi Azzam
"Ke-napa mas A-zzam disini?" tanya killa terbata-bata dikarenakan rasa gugup menguasai tubuhnya.
"Kenapa gue ada dikamar bersama mas Azzam?. Terus kenapa dia panggil gue sayang?" batin killaAzzaku,suamimu killa. Masa kau lupa sih?" Azzam menarik tangan killa. Killa yang tak siap dengan tarikan azzam langsung tercengah saat tubuhnya jatuh keatas pangkuan Azzam. Diposisi killa saat ini, ia merasa tak nyaman dengan jarak mereka yang terlalu dekat. Apalagi saat ini killa bisa merasakan hembusan nafas hangat Azzam yang beraroma mint.
Azzam menangkupkan wajah killa dengan kedua tangannya. Menatap mata killa dan menelisik lebih jauh kedalamnya."kamu tadi bercandakan?."killa tak merespon. Tubuhnya seakan kaku dan mulutnya terasa keluh. Saat Azzam menatapnya intens.
Cup!.
Merasa tak mendapat respon dari killa. Tiba-tiba Azzam mendaratkan sebuah kecupan dibibir manis killa. Ingat hanya kecupan!.
Killa seketika menegang saat Azzam menciumnya, jantungnya berdetak lebih kencang dari biasannya"gue dicium?"gumamnya dalam hati.
Setelah itu Azzam memeluk killa erat,tak lama killa mulai membalas pelukannya. Karena sayang kalau killa gak mau bales pelukan orang cakep wkwkwk...
"Ana uhibbuki fillah,Awkilla" bisik Azzam tepat ditelinga killa. Tak ada respon sama sekali dari killa. Karena ia masih menikmati pelukan hangat itu.
Azzam pun langsung melepaskan pelukannya dan ditatapnya wajah cantik istrinya itu. Azzam mengerutkan alisnya saat sang istri tak merespon sama sekali apa yang dikatakannya.
"Kamu gak mau balas ucapan aku tadi?" kini killa terlihat gugup.
"A-na uhibuka fillah" Azzam terlihat bahagia saat mendengarnya, saat dilihat dari pancaran matanya. Setelah itu Azzam langsung mencium kening killa. Menyalurkan rasa bahagianya.
"Hah-hah..." killa terbangun dari tidurnya, dengan keringat yang membanjiri jidadnya.
"Astagfirullah..., cuma mimpi" diliriknya jam yang terletak didinding tengah menunjukan waktu pukul 02:30. Waktu yang pas untuk melaksanakan ibadah sholat Tahajud. Killa pun memutuskan untuk melaksanakan sholat Tahajud.