Read More >>"> Mendadak Halal (3. Tasbih) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Mendadak Halal
MENU
About Us  

Setelah wudhu, gue langsung menempatkan diri disebelah lilis. Kebetulan kami dapet tempat di shaf pertama. Gak tau kenapa nih masjid sepi dan gak terlalu rame, Seperti masjid lainnya. Heran gue, masjid sebagus gini tapi jamaahnya sedikit!."kok sepi banget sih?"bisik gue ke lilis. Bayangin aja disini jamaah perempuanya cuma ada lima dan itu termasuk gue.

"Memang dari dulu seperti ini, mbak" ujar lilis berbisik. Gue mengangguk, bertepatan dengan suara iqomat. Gue pun langsung berdiri merapatkan shaf.

Saat takbir pertama terucap, sebisa mungkin gue khusyu dalam sholat. Tapi,... Saat sebuah lantunan ayat suci al-quran terdengar merdu mengema dimana-mana. Membuat hati gue berdesir, merasakan sesuatu yang aneh menjalar dihati gue. Membuat gue sedikit tidak khusyu, karena sangking menikmati keindahan suara itu. Cepat-cepat gue beristiqfar dan berusaha buat khusyu lagi, sampai selesai.

"Ya Allah,,, hamba memohon kepadamu ya rabb, bantu hamba untuk selalu menjaga hati ini, agar selalu mencintaimu ya rabb. Hamba tak mau merasakan sakit lagi karena menduakanmu dengan ciptaanmu itu. Hamba tau sesungguhnya kau maha pencemburu pada hambanya. Dan buatlah hati ini agar selalu dekat denganmu ya Allah, Aamiin,,, aamiin ya robbal alamin" doa gue setelah sholat, didalam hati.

Setelah sholat gue sama lilis memutuskan untuk murothalan qur'an sambil menunggu waktu isya.
.
.
.
"Mbak, aku tunggu diluar ya" pamit lilis, yang terlihat sudah selesai melipat mukenahnya. Gue mengangguk mengiyakan, Setelah itu gue melepas mukenah lalu gue lipet dengan rapi. Kemudian gue menghampiri lilis yang tengah menunggu diluar masjid.

Saat dipertengahan jalan, gue merasa ada yang kelupaan. Tapi, apa yaaa?, gue teliti mukenah yang berada ditangan gue, masih lengkap!. Gue inget-inget lagi apa yang kelupaan, ouh iya tasbih! tasbih gue mana ya?. Gue rogoh saku celana gue. Tapi, disana gak ada. Gue mulai cemas, pasalnya itu tasbih titipan dari eyang kakung gue. Beliau berpesan ke gue supaya menjaga tasbih itu baik-baik sampai pemiliknya datang buat mengambilnya kembali.

Aduh gimana ini?, kenapa bisa ilang coba!.

Lilis yang mengetahui gelagat gue seperti cacing kepanasan ia pun mulai bersuara."kenapa mbak?"

"Aduh,,gimana nih lis?, tasbih gue ilang. Gak tau jatuh dimana?."

"Apa mungkin jatuh dimasjid mba?" tak menjawab ucapan lilis, gue langsung balik arah kembali kemasjid buat cari tasbih gue. Diperjalanan gue selalu menatap kebawah, barang kali ada tasbih gue dibawah.

Lilis pun sama halnya dengan gue. Menatap kebawah sambil mencari sepanjang jalan dengan mata jelinya."mbak, emang tasbihnya seperti apa sih?"

"Ee,,bentuknya itu kecil, terbuat dari batu-batuan gitu. Terus... terlihat seperti bukan tasbih. Tapi, sebenernya itu tasbih." terang gue kelilis. Gue lihat dia, sedang berpikir sesuatu.

"Maksudnya itu gimana mbak? tasbih, tapi kayak bukan tasbih?." dia menatap gue dengan wajah polos dan lugunya sambil mengaruk kepalanya yang tak gatal.

Astagfirullah...., gue menepuk jidad sendiri. Sebenarnya yang salah siapa sih?!. Gue, yang ngomongnya kurang jelas atau lilis yang kelewat polosnya sampe gak ngerti apa yang gue omongin barusan!.

Sabar killa, ini ujian!.

"Itu loh, yang sering gue pake ditangan" lilis mengangguk.

"Ouh,, itu toh, kirain lilis itu gelang mbak. Eh ternyata tasbih" lilis pake banyak ngomong lagi. Terus kapan nyarinya coba!.

"Yuk mbak kita cari" ujar lilis jalan duluan didepan gue. Busett dah, kenapa gue ditingal sih lis!. Kurang ajar banget ningalin majikannya.

Sampai di masjid gue sama lilis bagi tugas, dia mencari didalam masjid sedangkan gue dibagian luar. Mata gue fokus kebawah mencari kesan kemari.

"Duh... Kemana coba ilangnya tuh tasbih!, kalau gak ketemu bisa gawat nih!"gerutu gue sepanjang mencari keberadaan tasbih itu.

tiba-tiba saja ada sepasang kaki berdiri tepat dihadapan gue."Mbak, cari ini?" tanyanya sambil menyodorkan benda yang gue cari sedari tadi.

"Iya, mas nemu dimaaa..." gue mengantungkan ucapan gue saat menatap orang yang berdiri didepan gue.

"Lo!" dia sedikit tersenyum tapi masih dalam keadaan menundukan pandangannya.

Dia?, bukanya laki-laki yang sering gue sebut peramal hati? kenapa coba, gue mesti ketemu lagi sama tuh orang sih!. Bosen gue ketemu sama orang itu terus!. kemarin, dimimpi, dan sekarang juga gue ketemu sama dia.

"Lain kali, jaga amanat baik-baik" ujarnya memberikan tasbih itu ketangan gue. Seketika gue mematung, memikirkan omongan dia barusan. Amanat?, maksud dia tasbih ini?. Gue menatap tasbih yang ada ditangan gue. Kok dia bisa tau yaa?. Kalau tasbih ini titipan orang.

"Saya, permisi dulu mbak. Assalammualaikum" ujarnya pergi ningalin gue yang masih mencerna ucapannya tadi.

"Waalaikum salam" ucap gue saat sadar dari lamunan.

Ouh iya gue lupa, belum sempet ucapin terimakasih sama dia.

"Makasih mas!" teriak gue, saat orang itu sudah agak jauh.

"Udah ketemu mbak?" tanya lilis yang menghampiri gue. Gue mengangguk mengiyakan.

"Pulang yuk" lilis mengangguk. Setelah itu kami langsung pulang kerumah.

How do you feel about this chapter?

0 0 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags