Reduksi menjelaskan penambahan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion. Seperti hatiku, sepertinya dia menambahkan kandidat baru untuk dijadikan pemiliknya.
~
"Al" Panggil seseorang yang membuatku menghentikan langkahku, dia seseorang yang sangat kurindukan. Seseorang yang hilang sejak 3 tahun yang lalu, aku hafal betul dengan suaranya.
Aku menoleh dan menatap ke arah sumber suara. Aku terkejut, namun pada detik selanjutnya aku berlari menghampiri dia dan memeluknya dengan erat seolah tak ingin kehilangan dia untuk kedua kalinya. Aku meneteskan air mataku pada pundak gadis itu, kuhirup aroma tubuh yang sangat kurindukan itu dalam-dalam.
"Bella why are you here?" Ucapku tanpa melepas pelukan kami.
"Bahasa Indonesia aja, aku bisa kok. Aku sempat masuk sekolah bahasa bareng Gracia"
Kami hening sesaat, karena otakku yang masih mengelola informasi dari Bella.
"Kenapa lo nemuin gue setelah jadi istri orang? Lo tahu kan gue ngga sekuat itu." Ucapku pada akhirnya, dengan daguku yang masih menempel di bahu Bella.
"Aku rindu sama kamu Al, aku ngga jadi nikah sama dokter George. Dia ninggalin aku dihari pernikahan kami, jadi aku kesini untuk kembali bersama kamu"
Aku tersenyum miris, ternyata aku hanya dijadikan pelampiasannya. Tapi tak apa, aku tak akan menyia-nyiakan kesempatan kedua ini. Aku akan membuat dia bahagia, supaya dia menjadikanku satu-satunya sandaran untuknya.
"Yaudah kita ke rumah gue yah, lo pasti capek baru sampai kan?" Ucapku yang dijawab anggukan oleh Bella.
Kugenggam tangannya, menuntunnya ke mobilku.
Dan saat kami hampir sampai ke mobilku, ada seseorang yang menahan lenganku yang terbebas dari Bella.
"Varo, kamu mau kemana?" Tanya seseorang yang akhir-akhir ini mewarnai hariku.
Aku menoleh kearahnya. "Za?"
Kulepas genggaman tanganku dan Bella. Aku bimbang sekarang. Bella atau Azza?. Apakah aku adalah seorang laki-laki brengsek, karena ingin membahagiakan 2 gadis ini disaat yang bersamaan?.
"Kamu ada urusan yah? Yaudah aku duluan kalau gitu. Assalamualaikum" Ucap Azza dengan senyuman manisnya yang justru membuat hatiku tertohok.
Dia berjalan mendahuluiku, namun aku tahan tangannya yang membuat dia menoleh.
"Ada apa Var?" Azza menatap bingung ke arahku.
Rasa bersalah menggerogoti hatiku, harusnya aku mengantarkan Azza pulang. Bahkan kami berniat merayakan anniversary kami yang ke tiga bulan di sebuah restaurant.
"Maaf yah Za, aku ngga bisa anterin kamu pulang. Salam sama ayah, dan hati-hati dijalan. Kita rayain nya nanti yah" Ucapku sembari menyematkan jaket yang kupakai ke tubuhnya.
Kuusap kepalanya yang tertutup oleh kerudung putihnya "Maaf aku ngga bisa hubungin kamu dulu untuk malam ini yah".
Azza hanya tersenyum tanpa mengatakan apapun, dia berlalu setelah melepas genggaman tanganku dari lengannya.
Aku merasa bersalah, namun kuputuskan untuk kembali mengajak Bella menuju mobilku. Lalu saat kami sampai di gerbang depan sekolah, kudapati Azza tengah di bonceng Alka. Hatiku sempat memanas, namun aku pun tak bisa menyalahkannya, karena aku lebih bersalah dibanding dia.
"Dia siapa Al?" Tanya Bella.
"Teman cewek gue."
"Tapi udah jadi pacar gue" Lanjutku dalam hati. Aku belum berani berkata yang sejujurnya pada Bella, aku takut menyakiti hatinya.
~
Sesampainya dirumahku, kami mengenang masa lalu kami. Kami tertawa bersama mengingat masa sebelum hubungan kami berakhir. Karena dia lebih memilih untuk menikah dengan George yang tidak lain adalah dokter yang merawat Bella. Kondisi Bella memang selemah itu, makanya aku tak ingin membebani fikirannya dengan kabar mengejutkan dariku, yaitu fakta bahwa aku sudah memiliki kekasih. Aku memang jahat. karena takut membuat gadis lain terluka, aku justru mengorbankan gadisku.
Setelah malam menjelang, aku memutuskan untuk pergi ke kamarku dan memutuskan untuk tidur. Sedangkan Bella kupersilahkan untuk tidur di ruang tamu rumahku. Sebelum tidur aku sempatkan untuk membuka ponselku, dan ternyata tidak ada notifikasi pesan dan panggilan masuk dari gadisku, kecuali dari akun instagramnya.
Dia sepatuh itu terhadap permintaanku, dia benar-benar tak menghubungiku.
Aku memutuskan untuk membuka aplikasi instagram dan mencari akun Azza berniat untuk memeriksa postingan foto terbaru Azza.
Kulihat foto itu berisi Azza, tante Kia, ayah dan Alka. Aku sudah mulai kesal, ditambah lagi saat aku membaca caption yang Azza bubuhkan pada postinganya 'Di suruh ketos rese posting @Alkahfi'
Kulihat banyak sekali komentar dari para netizen cablak.
'Foto keluarga yah para kakak favoritku' @bpk_khonguan
'Kalian memang cocok, yang baik seharusnya dapat yang baik pula jangan dapat yang buruk dong' @noonajk
'Berasa liat seseorang baru bertemu dengan tulang rusuknya' @aisyah
'Kak @AlvaroMarcello mau di kemanain kak Azza?' @cika
"Nah bagus!! gitu dong, dukung gue. Eh tapi apa mereka tahu kalo gue pacaran sama Azza?" Ucapku sembari melihat komentar lainnya, dan kudapati komentar orang yang tadi sempat menanyakan tentangku.
'Aku cuma nanya loh. Aku kira awalnya kalian pacaran, tapi setelah lihat kak @AlvaroMarcello perhatian sama cewek lain aku jadi ragu kalau kalian pacaran. Tapi kalau kalian pacaran yah dihempaskan juga ngga papa sih, aku lebih setuju kak Azza sama kak Alka' @Cika
"Ini orang kurang ajar banget dah, baru aja ngangkat gue. Sekarang malah dibanting guenya." Gerutuku.
Tak berapa lama kulihat Azza mulai membalas komentar itu secara sekaligus tanpa menyebut nama akun mereka.
'Assalamu'alaikum semuanya, saya bersyukur kalian semua memperhatikan saya. Alka cuma nganterin saya pulang doang kok, terus mampir karena ayah yang minta. Dan yang minta foto bareng juga ayah, mungkin dia yang kagum sama Ketos kita hehe'
Aku menggeram kesal, bisa-bisanya si Alka itu mendapatkan kesempatan yang sama sepertiku di depan ayah dan tante Kia.
Jariku mengetik dengan lincahnya di kolom komentar 'Kok foto aku ngga diposting sih sayanggggg?'
Setelah itu Boom!!! , banyak komentar bermunculan.
'Astaga kalian beneran pacaran? Kok aku ngga percaya yah?' @randompeople
Aku membalas lagi 'check postingan gue'.
'Pasti akun peninggi badan' @randompeople
Dengan segera aku memilih foto kami berdua yang sedang makan di restaurant, yang difoto oleh supirku. Difoto itu kami berdua saling melempar senyum. Aku berikan caption 'Ketika kekagumanku menjelma menjadi sebuah hubungan @AzzaleaTiffany té amo!! #Official'
Setelah itu aku memutuskan untuk mematikan komentar. Ngomong-ngomong, setelah kami jadian di malam itu, saat itulah aku tidak memblokir akun Azza lagi.
Untuk judul tiap bab ini lebih tertata dan gue emang suka cara menulis lo yang semi baku, klo bisa di cerita baru lo tiap bab judul'y kayak gini aja
Comment on chapter First Atom ♡