Loading...
Logo TinLit
Read Story - Reaksi Kimia (update)
MENU
About Us  

Sudah satu minggu ini aku dan Azza pulang bersama, aku belajar agama pada ayah nya Azza. Meskipun tak ada kemajuan apapun dalam hubungan kami, tapi setidaknya Azza sudah sering berbicara padaku. Dan dapat kutarik kesimpulan bahwa Azza bukan seorang pendiam seperti yang sering guru-guru katakan, bahkan dikelas kami pun mengira bahwa dia pendiam. Nyatanya, dia sangat cerewet dan humoris.

Semakin mengenalnya, semakin aku penasaran dengannya yang membuat aku semakin menyukainya. Dia seperti sebuah mistery box yang tuhan berikan padaku.

Tertutup, namun memiliki banyak kejutan didalamnya.

Kemarin aku sempat menyatakan perasaanku padanya, meminta dia menjadi kekasihku. Namun, tanpa fikir panjang dia menolakku dengan alasan kami memiliki sifat yang berbeda. Aku terima keputusannya, tapi aku tak yakin dengan perasaannya.

Aku pasti akan lebih berusaha mendapatkannya setelah aku pulang dari Perancis.

Ya, besok aku harus pergi ke Perancis untuk merawat mamiku yang sedang sakit. Aku izin tidak sekolah selama 1 minggu, sesungguhnya ini kesannya seperti aku tidak terima dengan penolakkan Azza. Tapi mau bagaimana lagi, mamiku sakit disaat yang tepat. Sekalian liburan dari rasa patah hatiku.

Selama membereskan pakaian serta keperluan untuk aku bawa ke Perancis, fikiranku melayang pada kejadian kemarin. Saat aku meminta Azza menjadi kekasihku di depan teman sekelas kami serta guru bahasa Indonesia.

#Throwback#

Saat itu kami tengah presentasi tugas bahasa Indonesia, yang mengharuskan kami menceritakan kisah cinta tentang Sayyidina Ali bin Abi Thalib dengan Fatimah Az Zahra.

Kami memulai dengan mengucapkan salam, setelah itu menceritakan kisah mereka secara bergantian. Kami saling bertatapan selama menceritakan, agar chemistry kami terlihat bagus di  mata guru bahasa Indonesia kami.

Kami bercerita dari awal bagaimana Sayiddina Ali bin Abi Thalib yang menyukai Fatimah dan berniat meminangnya namun terkendala finansial, kemudian saat para sahabat yang melamar Fatimah namun ditolak, sampai akhirnya Fatimah dan Sayyidina Ali menikah.

Semua siswa dan siswi kelasku mendengarkan kami dengan khusyu, semua terdiam. Hanya suara kami yang terdengar mengisi ruangan kelas kami. Bahkan mereka pun menitihkan air mata mendengar bagaimana perjuangan Sayiddina Ali untuk meminang putri Nabi Muhammad SAW itu.

"Bagus, tapi ibu pengen kalian cobain dialog yang terkenal dari kisah cinta dalam diam Fatimah kepada Ali, dong" Ucap guru bahasa Indonesia yang banyak keinginan nya itu.

Azza menarik nafas dia mengangguk dan menatap kearahku. Di tatapnya mataku dalam-dalam, seolah dia mendalami perannya.

“Suamiku...Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu, aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta kepada seorang pemuda dan aku ingin menikah dengannya” ucap Azza, membuat getaran aneh pada jantungku. Aku hanyut dalam perkataan nya meskipun ku tahu itu hanya sebuah dialog.

"Fokus Alvaro" Guru bahasa Indonesia itu memberikan peringatan, yang langsung membawaku kembali kedunia nyata.

Kutatap lagi mata Azza, ku tampilkan ekspresi murungku. Seolah itu adalah kisahku "Lalu mengapa kau tidak mau menikah dengan nya?... apakah kau menyesal menikah denganku?"

Sambil tersenyum manis, Azza menjawab “Pemuda itu adalah dirimu.”

Deg!!

Kuremas jantungku yang berpacu 2 kali lebih cepat, rasanya sedikit sakit namun terasa geli diperutku.

"Kamu kenapa Al?"

Aku yang menyadari hal berlebihan yang telah kulakukan, langsung melepaskan tanganku dari dadaku.

"Ngga kenapa-napa bu, cuma dapet serangan jantung ringan aja tadi" Ucapku sembari tersenyum kikuk.

"Aneh-aneh aja kamu itu, yasudah sekarang apa kesimpulan yang bisa kamu ambil Al?"

"Saya bu?" Tanyaku memastikan, yang dijawab deheman oleh guru itu.

Apa semua guru begitu tidak menyukaiku, sampai harus menjadikanku korban kejahilan mereka.

Aku seperti orang linglung karena secara tiba-tiba ditanya seperti itu, aku kehilangan arah. Aku tersesat pada fikiranku yang tiba-tiba kosong, tak ada informasi apapun yang ada di otakku. Sampai suatu suara mengembalikanku.

"Varo?" Cicit Azza, guratan kekhawatiran tercetak jelas pada wajahnya.

Kutatap matanya semakin dalam, mulutku mulai terbuka. Kubiarkan setiap kata keluar dari mulutku. Mengalir tanpa bisa ku cegah.

"Jodoh tidak akan tertukar. Apa yang tercipta untukmu, tak akan berpaling darimu. Tak perduli seberapa gigih kau mengejarnya... jika itu bukan jodohmu, dia akan semakin menjauh darimu. Tak perduli sekeras apa kau menolaknya, jika itu adalah jodohmu, maka akan sampai padamu". Ucapku yang disambut tepuk tangan serta sorak sorai teman sekelas beserta guru bahasa Indonesia itu.

Kulihat kepuasan pada mata Azza, dia tersenyum bahagia.

"I love you, will you be my one and only girlfriend?" Semua hening mendengar perkataanku.

Kata-kata itu muncul begitu saja dari mulutku. Mungkin aku tidak bisa menahan nya lagi, setelah mengaggumi selama 2 tahun lebih. Meski aku baru menyadari bahwa aku mengaggumi nya setelah aku kelas 3.

Setidaknya perasaan gelenyar aneh yang ada di hatiku saat dia perhatian padaku dikelas 1 dan 2, sudah cukup membuktikan bahwa sudah selama itu aku memiliki perasaan padanya.

Percayalah, perhatian kecil yang diberikan oleh lawan jenis sering membuat kita merasa bahagia tak perduli siapapun dia dan jabatan apa yang ia miliki dihati kita. Semua itu pasti akan menjadi kenangan yang berbekas.

Aku melihat sekelilingku, mereka semua seperti orang linglung. Mereka menatapku dengan tatapan terkejut, mungkin banyak pertanyaan yang muncul dalam fikiran mereka.

Kudengar suara tawa Dika yang hambar "Haha..Masih dialognya kan yah?" Tanya Dika sedikit berteriak.

Aku mengernyit bingung, mana ada dialog islami seperti itu.

Kuabaikan Dika yang sedari tadi terus memberiku kode agar mengatakan 'iya', aku tahu dia berniat membantuku agar tidak merasa malu. Tapi aku tidak bisa melewatkan kesempatan ini.

Aku mengalihkan pandanganku dari Dika menuju ke Azza "Gue serius Za".

Azza terkejut bukan main, dia pandai dengan bahasa Inggris. Kuyakin dia mengerti dengan ucapanku.

"Talk about it later, Var" Ucap Azza yang kemudian kembali ketempat duduknya, meninggalkan aku yang masih kebingungan sendiri.

Dika maju ke depan, karena melihatku masih terdiam. Dia menarikku agar kembali ke tempat duduk, dengan semua mata masih memandangku.

 

***

Setelah pulang sekolah, sesuai kesepakatan kami membicarakan hal yang kuucapkan saat itu. Kami bicarakan itu didalam mobil, sembari mengantar Azza pulang.

"Jadi gimana Za?" Tanyaku to the point.

Azza menoleh kearahku yang sedang fokus menyetir, aku melihatnya dari ekor mataku.

"Maaf Var, saya ngga bisa terima kamu" Ucapnya dengan sangat pelan, tapi masih bisa kudengar.

"Kenapa?"

"Karena kita beda Var, kepribadian kamu sama saya itu berbanding terbalik. kita ngga akan pernah satu, kamu cuma salah mengartikan perasaan kamu"

Aku meliriknya sekilas, lalu kembali fokusku pada jalanan di depanku.
"Dua orang bersama itu seperti reaksi kimia. Jika kamu menggabungkan dua hal yang identik, tidak ada reaksi kimia yang di lihat. Lain halnya dengan dua hal yang berbeda disatukan, pasti dapat menghasilkan percikan yang tidak terduga". Ucapku yang entah darimana kata-kata itu, sudah jelas kami jurusan komputer. Tapi dengan beraninya aku mengatakan pelajaran Kimia.

"Diam nya lo, gue anggap lo setuju dengan apa yang gue ucapkan barusan... Jadi gimana?" Tanyaku lagi, kuharap dia bisa mengubah keputusannya, setelah mendengar kata-kata puitis dariku.

"Tetep ngga mau, saya takut sama fans kamu" Alibi dia lagi, aku menyerah.

"Ya sudahlah...terlalu banyak alasan yang lo kasih. Tapi intinya satu, lo nolak gue. Saat ini gue minta lo harus jaga diri, selagi gue memantaskan diri" Pinta gue. Setelah itu, tidak ada lagi percakapan diantara kami. kita selesai, bahkan sebelum memulai.

Setelah sampai dirumah Azza, aku menghentikan mobilku, membiarkan Azza turun. Aku masih setia di dalam mobilku, aku bahkan tak menoleh kearah Azza. "Salam ke ayah, maaf gue ngga bisa mampir dan belajar agama lagi" Ucapku langsung menancapkan gasku dengan kecepatan tinggi.

Aku terlalu kecewa padanya, Haruskah aku ke bar?.

Baru saja berfikir untuk mendekati perbuatan dosa dengan pergi ke bar dan meminum minuman beralkohol itu. Tapi tiba ponselku berdering, nama mamiku tertera di layar ponselku yang memakai foto candid Azza sebagai layar kuncinya.

"Halo, ada apa mi?" Mamiku bisa berbicara bahasa Indonesia, dia juga terkadang berlibur ke Indonesia. Namun karena masalah perpindahan negara nya belum selesai, jadilah dia harus menetap disana sampai dokumen nya lengkap.

"Besok kamu ke Perancis, ambil penerbangan paling pagi. Mami lagi sakit Al, mami butuh kamu. Untuk surat izin udah mami kirim lewat email sekolah" Ucap mami disebrang sana.

"Iya, Assalamu'alaikum" Ucapku yang tak mendapat jawaban apapun dari mamiku.

Aku melempar ponselku ke kursi penumpang di sampingku, setelah memastikan sambungan telfon kami telah terputus.

"Baguslah, setidaknya bisa buat tenangin hati gue...Kayaknya takdir pun ngga mau gue berbuat maksiat. Tepat banget" Gumamku yang diselingi tawa geli di kalimat terakhirku.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (4)
  • landon123

    Untuk judul tiap bab ini lebih tertata dan gue emang suka cara menulis lo yang semi baku, klo bisa di cerita baru lo tiap bab judul'y kayak gini aja

    Comment on chapter First Atom ♡
  • Tarikhasabis

    Wah, cerita kakak ternyata seru seru. Love it banget

    Comment on chapter First Atom ♡
  • sylviayenny

    idenya keren sih menurutku

    Comment on chapter First Atom ♡
  • GeorgeSimon123

    Sejauh ini mazih nyaman sih untuk dibaca, bagus lah bisa menarik perhatian pembaca untuk Next ke chapter selanjutnya. Klo update kabarin gue yap!!

    Comment on chapter Reduksi
Similar Tags
Gray Paper
542      309     2     
Short Story
Cinta pertama, cinta manis yang tak terlupakan. Tapi apa yang akan kamu lakukan jika cinta itu berlabuh pada orang yang tidak seharusnya? Akankah cinta itu kau simpan hingga ke liang lahat?
Tembak, Jangan?
253      212     0     
Romance
"Kalau kamu suka sama dia, sudah tembak aja. Aku rela kok asal kamu yang membahagiakan dia." A'an terdiam seribu bahasa. Kalimat yang dia dengar sendiri dari sahabatnya justru terdengar amat menyakitkan baginya. Bagaimana mungkin, dia bisa bahagia di atas leburnya hati orang lain.
SUN DARK
398      252     1     
Short Story
Baca aja, tarik kesimpulan kalian sendiri, biar lebih asik hehe
Invisible Girl
1183      620     1     
Fan Fiction
Cerita ini terbagi menjadi 3 part yang saling berkaitan. Selamat Membaca :)
SILENT
5406      1626     3     
Romance
Tidak semua kata di dunia perlu diucapkan. Pun tidak semua makna di dalamnya perlu tersampaikan. Maka, aku memilih diam dalam semua keramaian ini. Bagiku, diamku, menyelamatkan hatiku, menyelamatkan jiwaku, menyelamatkan persahabatanku dan menyelamatkan aku dari semua hal yang tidak mungkin bisa aku hadapi sendirian, tanpa mereka. Namun satu hal, aku tidak bisa menyelamatkan rasa ini... M...
One-Week Lover
1769      915     0     
Romance
Walter Hoffman, mahasiswa yang kebosanan saat liburan kuliahnya, mendapati dirinya mengasuh seorang gadis yang entah dari mana saja muncul dan menduduki dirinya. Yang ia tak tahu, adalah fakta bahwa gadis itu bukan manusia, melainkan iblis yang terlempar dari dunia lain setelah bertarung sengit melawan pahlawan dunia lain. Morrigan, gadis bertinggi badan anak SD dengan gigi taring yang lucu, meng...
Kau dan Aku Tahu Itu
1753      907     5     
Short Story
Sungguh kau tidak akan pernah mengerti sampai kamu membaca cerita ini lengkap. Saya tidak bermaksud menyinggung agama mana pun, saya hanya membagi kisah ini atas nama persahabatan. Dan dari narasumber yang bersedia membagikan kisahnya.
Iskanje
5400      1476     2     
Action
Dera adalah seorang mahasiswa pindahan dari Jakarta. Entah takdir atau kebetulan, ia beberapa kali bertemu dengan Arif, seorang Komandan Resimen Mahasiswa Kutara Manawa. Dera yang begitu mengagumi sosok lelaki yang berwibawa pada akhirnya jatuh cinta pada Arif. Ia pun menjadi anggota Resimen Mahasiswa. Pada mulanya, ia masuk menwa untuk mencari sesuatu. Pencariannya menemui jalan buntu, tetapi ia...
Manuskrip Tanda Tanya
5250      1661     1     
Romance
Setelah berhasil menerbitkan karya terbaru dari Bara Adiguna yang melejit di pasaran, Katya merasa dirinya berada di atas angin; kebanggaan tersendiri yang mampu membawa kesuksesan seorang pengarang melalui karya yang diasuh sedemikian rupa agar menjadi sempurna. Sayangnya, rasa gembira itu mendadak berubah menjadi serba salah ketika Bu Maya menugaskan Katya untuk mengurus tulisan pengarang t...
Anak-Anak Musim
795      479     59     
True Story
Hai! Kenalkan aku Autumn, (sok) cool cool gitu anaknya. Dan ini kisah tentang Autumn serta ketiga musim lainnya.