"Ketidaktahuan itu yang menjadikanku buta akan siapa kamu"
☀️☀️☀️
Reyfan hanya menatap kosong hamparan langit malam. Berulang kali terngiang didalam fikirannya kalimat terakhir yang diucapkan Khalisya. Membuatnya semakin merasa bersalah. Bukan merasa bersalah telah membuat musuh bebuyutannya itu sekarat. Melainkan ia merasa bersalah karena telah membuat air mata Khalisya luruh dengan bebas dihdapannya.
Khalisya. Gadis yang sudah mengisi ruang kosong dalam hati seorang Reyfansyah Samudra. Pemuda yang merupakan putra kedua dari pengusaha kaya raya bernamana Frans Samudra yang merupakan seorang pengusaha ternama.
"Arrghh... KENAPA GUE NGGAK PERNAH SADAR SIH?" Teriak Reyfan frustasi sambil mengacak-acak rambutnya.
"Kenapa lo pada nggak ada yang ngasih tau gue sih? Hah?!" bentak Reyfan pada kedua sahabatnya itu.
"Tenang dong Rey kita juga nggak tau kalo ternyata Al itu punya adek. Dan adeknya itu cewek yang lo suka." Sahut Valdo mengungkapkan ketidaktahuannya.
"Iya Rey, kalau kita tau kita pasti udah kasih tau lo." Tambah Alvaro. Walaupun sebenarnya ia sedang berbohong. Justru cowok itu jauh lebih tau tentang segalanya yang menyangkut kehidupan Khalisya.
"Elo itu butuh istirahat Rey. Mending kita balik dulu ya." Ucap Valdo menengahi.
Tanpa menunggu persetujuan dari Reyfan akhirnya mereka berdua lebih memilih melangkahkan kaki keluar dari kamar Reyfan dan membiarkan Reyfan menenangkan dirinya. Walaupun Reyfan telah membentak-bentak mereka namun mereka sudah faham dengan sifat dan mereka sudah memakluminya.
"Tanpa sadar gue udah jatuh cinta sama elo, sejak pandangan pertama. Sejak itu tanpa sadar tumbuh harapan gue buat bisa milikin elo. Dan kenyataan ini udah pupusin semua harapan itu. Harapan yang belum sampai tumbuh, kini udah harus mati."Batin Reyfan sebelum benar-benar terlelap.
☀️☀️☀️
Ditempat yang berbeda Khalisya menemani sang kakak yang harus dirawat di rumah sait karena lukanya cukup parah
"Kak Al bikin Khalisya khawatir tau nggak." Ucap Khalisya dengan suara serak khas orang setelah menangis.
"Kakak kan udah nggak kenapa-napa dek. Jadi nggak usah khawatir lagi ya." Ucap Al dengan nada yang lembut. "Kamu tau kan, kakak nggak suka liat kamu nangis." Ucap Al lagi sambil mengusap lembut kedua pipi adiknya itu untuk menghapus air mata Khalisya.
"Khalisya sayang sama kakak." Ucap Khalisya sambil meraih tangan Al dan ia usap dengan lembut punggung tangan itu dengan ibu jarinya.
"Kakak juga sayang sama Khalisya." Sedetik kemudian Al mencium kening Khalisya dengan lembut sebagai ungkapan sayangnya Al kepada adiknya itu.
Keharuan yang diciptakan oleh sepasang kakak beradik itu sukses membuat siapapun pasti iri jika melihatnya.
"Raf, tolong anterin Khalisya pulang dulu ya." Pinta Al pada Raffa sang sahabat agar mengantarkan Khalisya pulang.
"Oke siap bos." Sahut Raffa cepat.
Baru saja Khalisya hendak menolak tetapi Al sudah lebih dulu kembali berucap.
"Nggak ada penolakan. Kamu harus istirahat." Tegas Al.
Mau tidak mau Khalisya hanya menurut untuk diantar pulang oleh Raffa. Sementara ada Affan yang menemani kakaknya disana.
Setelah menempuk jarak sekitar 30 menit, akhirnya mereka sampai didepan kediaman Khalisya. Rumah mewah berlantai tiga itu, sepertinya tidak layak jika disebut rumah,Karena tidak hanya luarnya saja yang terlihat megah, namun didalamnya benar-benar menyerupai istana.
"Kak Raffa kog bengong." Ujar Khalisya sembari melambaikan tangannya didepan wajah Raffa.
"Mau mampir?" Tawar Khalisya ketika kesadaran Raffa sudah kembali.
"Ah enggak. Itu kayaknya orang tua kalian dirumah deh."
Khalisya ikut menengok, memang benar yang dikatakan Raffa mobil kedua orang tuanya berada dihalaman.
"Iya, Yaudah kak. Khalisya langsung masuk ya." Rafa hanya bisa mengangguk hingga Khalisya benar-benar menghilang dari pandangannya. Memasuki rumah megah, yang selalu menbuat Rafa terkesima saat memasukinya.
☀️☀️☀️